SOSIOLOGI PETERNAKAN
OLEH :
NAMA : MUSDALIPA
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : SELVIANA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN
Latar Belakang
mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan ini. Pengertian peternakan tidak
peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti
sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil
Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging, sehingga sering disebut sebagai sapi pedaging. Sapi potong di
Indonesia merupakan salah satu jenis ternak yang menjadi sumber utama
pemenuhan kebutuhan daging setelah ayam. Hal tersebut bisa dilihat dari
konsumsi daging ayam 64%, daging sapi 19%, daging babi 8%, daging lainnya
sosiologi pedesaan (rural sociology). Tapi ini hanya berlaku jika penduduk desa
terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan manusia di desa
membedakan objek sosiologi pertanian dan sosiologi pedesaan (Sitti, dkk., 2017).
timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia
yang lain, baik secara individu maupun dengan kelompok (Asrul, 2013).
Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Usaha Peternakan Sapi Potong adalah
untuk mengetahui proses sosial dan interaksi sosial dalam usaha peternakan sapi
potong
Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Usaha Peternakan Sapi Potong adalah
agar mahasiswa mengetahui proses sosial dan interaksi sosial dalam usaha
lapang mengenai Proses Sosial dan Interaksi Sosial dalam Usaha Peternakan Sapi
Potong
TINJAUAN PUSTAKA
Sementara itu, pasokan sapi potong dari dalam negeri belum dapat memenuhi
semua permintaan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari program swasembada sapi
potong yang seharusnya dicapai pada tahun 2010, dimundurkan menjadi tahun
2014. Mundurnya target ini jelas bermakna jumlah populasi sapi potong dalam
bakalan sapi potong. Pasalnya, usaha pembibitan sapi di dalam negeri belum
dari proses praproduksi, produksi hingga pemasaran yang dilandasi oleh azas
sapi potong dengan pola seperti ini diharapkan pula dapat meningkatkan produksi
daging sapi nasional yang hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan
Indonesia cukup baik, didukung oleh faktor ketersediaan sumber daya alam dan
sumberd aya manusia yang cukup sehingga dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
sebagai pakan ternak sapi potong, limbah hasil perkebunan, pertanian atau dari
ternak sapi potong, input yang utama adalah pakan dan ternak itu sendiri
menghadapi beberapa kendala yaitu (1) skala usaha ternak yang diusahakan masih
kecil yaitu dengan kepemilikan 1-3 ekor, (2) ketersediaan bibit unggul terbatas,
(3) terbatasnya akses teknologi, (4) pertambahan bobot badan sapi yang belum
badan sapi berpotensi di atas 800 g/hari, serta (4) manajemen pemeliharaan ternak
relatif masih rendah. Selain kendala diatas peternak juga masih dihadapkan pada
melakukan usaha dengan sistem bagi hasil. Keterbatasan modal juga menjadi
penyebab peternak harus membeli bakalan yang berumur lebih muda, sehingga
peternak harus melakukan pemeliharaan sapi dalam waktu yang relatif lebih lama
hingga sapi tersebut dapat dijual. Semua permasalahan tersebut dapat menjadi
Proses Sosial
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
Bentuk proses sosial yang timbul akibat interaksi adalah secara umum
akan melahirkan dua kemungkinan bentuk interaksi yang berbeda, yang pertama
adalah bentuk interaksi asosiatif yang terdiri dari kerja sama, akomodasi dan
asimilasi dan yang kedua adalah bentuk interaksi disosiatif yang terdiri dari
persaingan, kontraversi dan konflik. Oleh karena belum diketahui secara pasti dan
jelas, bagaimanakah keadaan dan bentuk interaksi apa yang dijalankan oleh kedua
maupun simetris tergantung pada pencapaian tujuan bersama dan transitor karena
masyarakat. Yang menjadi persoalan krusial dari itu semua adalah bagaimana
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang ada pada suatu masa tertentu
menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik Atau dengan
adanya ketidakpastian mengenai diri sendiri atau suatu rencana dan perasaan tidak
tingkat keluarga, maka perubahan karakter seseorang ditentukan pada tingkat ini.
Akan tetapi, banyak anggota keluarga seperti ayah dan ibu kurang menyadari
bahwa tutur kata dan sikapnya dapat dengan mudah diduplikasi oleh anak atau
sebaliknya rutinitas bertani dari pagi sampai sore akan sangat mengorbankan
kasih sayang dan penanaman moral kepada anak. Pada akhirnya, kontrol terhadap
materi dan keterbatasan waktu, sarana prasarana yang kurang kondusif dalam
proses sosial. Suatu hal dalam mata proses sosial yang menuntut adanya kerja
Interaksi Sosial
dengan manusia lain manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Hubungan timbal
balik di antara manusia disebut juga sebagai interaksi sosial Interaksi sosial adalah
(Yetti, dkk.,2017).
Bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu (1) kerja sama yang berarti suatu
uasaha bersama antara perorangan ataukelompok untuk mencapai suatu tujuan, (2)
ketegangan, (3) persaingan, diartikan sebagai suatu proses di mana individu atau
kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan dengan cara
suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuan
dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan (Virgia dan
Choirul, 2014).
dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku seseorang menuju
aspek interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi sosial yaitu kontak
sosial dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah mencakup unsur-unsur
dalam interaksi sosial serta dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain
(Khoirul, 2016).
melalui pengembangan konsep diri positif akan memiliki persepsi positif terhadap
diri, penampilan diri, sikap terhadap diri, keyakinan dan hubungan dengan lain
jenis berinteraksi dengan orang lain dimana siswa berada. Siswa yang memiliki
gambaran diri yang positif akan menerima diri sendiri seperti apa adanya,
keputusan prilaku diri sendiri, merasa memiliki kemampuan untuk melakukan dan
meraih apa yang diinginkan, mampu unjuk diri dengan penampilan yang
menggam- barkan kekuatan diri, dan menjalin hubungan dengan orang-orang atau
Sosial yang dapat Memicu Konflik Sosial. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari
budaya lokal maupun dengan budaya yang datang dari luar. Di abad ke-21 ini,
yang dikenal dengan era trasnparansi atau era lintasbatas (globalisasi) yang
ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada
berinteraksi kini menjadi lenyap dan menjadi sebuah keniscayaan yang dihadapi.
Saputri, Yetti Rahmi, and Zakaria A. Jalil. "Interaksi Sosial Keluarga Militer
dengan Masyarakat Sipil: Studi kasus di asrama rindam iskandar muda
mata ie." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu
Politik 2.2 (2017): 672-696.
Fatnar, Virgia Ningrum, and Choirul Anam. "Kemampuan interaksi sosial antara
remaja yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal bersama
keluarga." Empathy 2.2 (2014): 71-75.
Zakiah, Z., Saleh, A., & Matindas, K. (2017). Gaya Kepemimpinan dan Perilaku
Komunikasi GPPT dengan Kapasitas Kelembagaan Sekolah Peternakan
Rakyat di Kabupaten Muara Enim. Jurnal Penyuluhan, 13(2), 133-142.