Anda di halaman 1dari 93

1

ANALISIS DAMPAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH


(UMKM) TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(STUDI PADA SENTRA INDUSTRI KECIL ROTI DESA KALIMALANG
KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PONOROGO)

SKRIPSI

Oleh :
HANIFAH AFRO FITRIA
NIM. 210715030

Pembimbing :
Dr. AJI DAMANURI, M.E.I
NIP. 19750602200121003

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2019
2

ABSTRAK

Hanifah Afro Fitria, 2019. Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra Industri Kecil
Roti Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo). Skripsi.
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr. Aji Damanuri, M.E.I.

Kata Kunci: Dampak UMKM, Kesejahteraan Masyarakat


Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup agar menjadi sejahtera,
masyarakat yang mempunyai kemampuan dan jeli melihat potensi diri serta
mampu mengidentifikasi lingkungan, dapat menemukan peluang dan membuka
peluang usaha bagi masyarakat. Usaha yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup diantaranya dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Permasalahan dalam penelitian ini merupakan salah satu masalah ekonomi yang
sudah menjadi problematika dalam kehidupan masyarakat yaitu terkait
peningkatan kesejahteraan, maka di dalam penelitian ini akan dibahas mengenai
bagaimana dampak dari UMKM tersebut terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola UMKM sentra
industri kecil roti Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat, (2)
menganalisis dampak UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang terhadap
kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif analisis. Sedangkan untuk
teknik pengumpulan data ditekankan pada observasi, wawancara dan
dokumentasi. Yang menjadi subyek penelitian adalah informan atau pemilik dan
pekerja, sedangkan obyek penelitiannya adalah UMKM Sentra Industri Kecil Roti
Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sentra industri kecil
roti Kalimalang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
menggunakan pola kekerabatan, dengan menjadikan kerabat atau tetangga sekitar
sebagai pekerja sehingga memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan
kesejahteraan, yang dilihat dari terpenuhinya beberapa indikator kesejahteraan
masyarakat antara lain, mudahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan, tingkat
pendidikan meningkat, peningkatan pendapatan, perumahan atau lingkungan yang
layak huni dan mudahnya akses teknologi informasi dan komunikasi.
3
4
5
6
7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan daya dan

taraf hidup masyarakat, karena dengan semakin meningkatnya pertumbuhan

ekonomi maka kebutuhan masyarakat juga akan terpenuhi. Untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat maka dibutuhkan lapangan pekerjaan yang mampu

menyerap setiap angkatan yang ada. Indonesia sebagai negara yang penuh

dengan kekayaan alam, belum mampu untuk memaksimalkan potensi yang

ada. Masyarakat dituntut untuk lebih mengembangkan kemampuan atau

potensi yang ada pada diri sendiri maupun yang berada di wilayah masing-

masing sehingga kebutuhan mereka bisa terpenuhi.1

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup agar menjadi sejahtera,

masyarakat yang mempunyai kemampuan dan jeli melihat potensi diri serta

mampu mengidentifikasi lingkungan, dapat menemukan peluang dan

membuka peluang usaha bagi masyarakat. Dengan adanya peluang usaha

tersebut, diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat

sekitar menjadi lebih baik sehingga mampu mengurangi tingkat urbanisasi

yang tinggi. Selain itu, dengan adanya usaha yang menitikberatkan pada

1
Bachtiar Rifai, “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),”
Sosio Humaniora, 4 (2012), 11.
8

peluang yang ada di daerah sekitar, diharapkan mampu menjadi ikon atau ciri

khas dari daerah tersebut.2

Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya

dengan melakukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), UMKM

adalah bagian integral dari dunia usaha, merupakan kegiatan ekonomi rakyat

yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan

struktur perekonomian nasional yang berlandaskan demokrasi ekonomi.3

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi

nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak

sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional. UMKM di

Indonesia memiliki peran yang sangat penting terutama dalam hal penciptaan

kesempatan kerja. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah angkatan

kerja di Indonesia sangat melimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar

sehingga Usaha Besar (UB) tidak sanggup menyerap semua pencari kerja dan

ketidaksanggupan usaha besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang

besar disebabkan karena memang pada umumnya kelompok usaha tersebut

relatif padat modal, sedangkan UMKM relatif padat karya.4

Di Indonesia pengertian kesejahteraan sosial tidak dapat dilepaskan

dari apa yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang no 11 tahun 2009

tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi kesejahteraan

sosial ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial

2
Ade Muhamad Alimul Basar, “Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat,” Skripsi (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2015), 1.
3
Mukti Fajar, UMKM Di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), 239.
4
Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 1.
9

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.5 Menurut BPS kesejahteraan

di indikatorkan dengan delapan pendekatan yaitu pendapatan, konsumsi atau

pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,

kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan,

kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan

mendapatkan fasilitas transportasi.6 Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai

suatu kondisi ketika seluruh kebutuhan manusia terpenuhi. Terpenuhinya

kebutuhan manusia dari kebutuhan yang bersifat paling dasar seperti makan,

minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui dalam kehidupan

masyarakat yang mampu membuat manusia merasakan kesejahteraan.7

Masyarakat menyadari realitas kehidupan yang ada belum sesuai

dengan kondisi ideal. Berdasarkan kesadaran itu masyarakat mempunyai

dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan guna mewujudkan kondisi yang

diidealkan tersebut. Tindakan tersebut pada dasarnya adalah proses perubahan

menuju kondisi yang semakin sejahtera yang disebut sebagai proses

pembangunan masyarakat. Dengan demikian tidak berlebihan apabila

dikatakan bahwa pembangunan masyarakat merupakan misi yang dijalankan

oleh masyarakat untuk mewujudkan visinya. Berkaitan dengan kesejahteraan

sebagai visi masyarakat, maka pembangunan masyarakat merupakan upaya

untuk mewujudkan kondisi sejahtera tersebut.8

5
Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 23.
6
Syamsuri, Ekonomi Pembangunan Islam (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2018), 92
7
Soetomo, Keswadayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 41.
8
Ibid., 52.
10

Keberadaan UMKM hendaknya diharapkan dapat memberi

konstribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya

dalam upaya penanggulangan masalah-masalah yang sering dihadapi seperti

tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran,

ketimpangan distribusi pendapatan dan segala aspek yang tidak baik.

Peranan UMKM di Indonesia yang dikaitkan oleh pemerintah hendaknya

harus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang semakin bertambah

dari tiap tahun, menanggulangi kemiskinan dengan membantu masyarakat

yang kurang mampu dan pemerataan pendapatan yang dapat memperbaiki

kehidupan masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam keuangan

khususnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo

mengenai registrasi jumlah penduduk menurut mata pencaharian utama di

Kecamatan Sukorejo tahun 2017 di Desa Kalimalang yang bermata

pencaharian sebagai petani sejumlah 309 orang, untuk mata pencaharian

pertambangan dan penggalian sejumlah 4 orang dan mata pencaharaian

industri pengolahan sejumlah 57 orang sedangkan untuk mata pencaharian

konstruksi sejumlah 37 orang.9 Artinya sebagian besar masyarakat di Desa

Kalimalang masih berprofesi sebagai petani yang mana pendapatannya hanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang bersifat material seperti

sandang dan pangan sedangkan untuk kebutuhan spiritual dan sosialnya belum

terpenuhi.

9
BPS Kabupaten Ponorogo, “Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018,” dalam
https://ponorogokab.bps.go.id/publication.html/, (diakses pada tanggal 18 Februari 2019, jam
11.03).
11

Kegiatan industri merupakan salah satu sektor yang menjadi penggerak

pertumbuhan ekonomi masyarakat di era sekarang ini. Kegiatan industri

merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Salah satu Kabupaten yang memiliki

keanekaragaman sektor industri adalah Kabupaten Ponorogo. Ponorogo

merupakan daerah yang potensial untuk mengembangkan UMKM. Mulai dari

kerajinan reog, alat musik tradisional, kerajinan alat dapur, berbagai pernak

pernik cinderamata, meubel, bahan bangunan seperti batu bata dan genteng,

hingga makanan khas Ponorogo. Masyarakat mengembangkan industri

layaknya sebuah komunitas, dimana dalam satu daerah masyarakat

memproduksi jenis produk yang sama. Sehingga setiap daerah menjadi sentra

UKM (Usaha Kecil Menengah) penghasil jenis produk tertentu. Hampir setiap

Kecamatan di Kabupaten Ponorogo memiliki sentra UKM, bahkan ada

beberapa Kecamatan memiliki lebih dari satu sentra UKM. Misalnya

Kecamatan Jetis menjadi sentra industri jenang mirah dan makanan khas

Ponorogo, di Kecamatan Ponorogo ada Desa Paju yang menjadi sentra

industri seng dan gamelan, selanjutnya di Kecamatan Sukorejo yaitu di Desa

Golan menjadi sentra industri gethuk nggolan dan sentra industri tahu, Desa

Kalimalang menjadi sentra industri roti, Kecamatan Jenangan menjadi sentra

industri konveksi serta di Kecamatan Siman terdapat sentra industri emas.

Selain sentra-sentra industri tersebut masih banyak industri kecil berupa

industri rumah tangga yang tersebar di wilayah Ponorogo, antara lain industri
12

kerajinan tikar, anyaman bambu, industri tempe mentah dan kripik serta

industri krupuk.

Salah satu sentra industri yang menjadi objek penelitian penulis adalah

sentra industri kecil roti yaitu di Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Ponorogo. Sentra industri kecil roti Desa Kalimalang merupakan

salah satu daerah yang menjadikan UMKM sebagai sentra kegiatan

perekonomiannya. Desa Kalimalang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

Sukorejo Kabupaten Ponorogo, yang mempunyai luas wilayah 1,32 Km².

Jarak Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo dengan Kecamatan Sukorejo

kurang lebih 8 Km dengan waktu tempuh 20 menit, sedang dengan pusat

pemerintah Kabupaten Ponorogo 4 km ke arah timur dengan waktu tempuh 10

menit. Sentra industri roti di Desa Kalimalang berjumlah 22, di mana mereka

mempunyai komunitas atau kelompok yang bernama Kelompok Kartini yang

diketuai oleh ibu Sulasmi, sentra industri ini pertama kali berdiri pada tahun

1995 yang mana industri ini memproduksi beraneka macam jenis roti (kukus,

goreng dan oven), antara lain roti pisang, kacang hijau, coklat, abon dan

brownies. Dalam proses produksi di sentra tersebut sebagian besar masih

menggunakan teknologi yang sederhana sehingga hanya menghasilkan roti

yang sedikit jika dibandingkan dengan teknologi modern yang mampu

meningkatkan produktivitas karyawan dalam memproduksi roti. Produksi

yang mampu menghasilkan produktivitas tinggi antara lain dengan

menggunakan tekonlogi modern, bahan baku yang terpenuhi dan kualitas

karyawan dalam bekerja. Akan tetapi sebagian dari kelompok tersebut juga
13

sudah ada yang menggunakan teknologi modern dalam proses produksinya.

Sentra industri roti ini sering mendapatkan pelatihan antara lain dari Indakop

Ponorogo, perusahaan tepung dan Perguruan Tinggi. Pelatihan yang diperoleh

antara lain mengenai cara pembuatan roti, aneka kripik, aneka jajanan pasar,

kue kering, manajemen keuangan seperti pembukuan, manajemen pemasaran

bahkan sampai penyuluhan mengenai alur perijinan usaha. Dengan adanya

industri kecil roti ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan

mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.10

Hambatan yang dihadapi UMKM sekarang bukan saja menyangkut

faktor internal tetapi juga tantangan eksternal. Berbagai hambatan itu antara

lain menyangkut masalah permodalan, pemasaran, sumber daya manusia

(SDM) dan teknologi yang berakibat pada rendahnya mutu produk dan tidak

adanya kontinuitas dalam berproduksi, inovasi dan pemanfaatan teknologi

informasi, pemakaian bahan baku, kesiapan menghadapi tantangan lingkungan

eksternal, rencana pengembangan usaha serta penyerapan dan pemberdayaan

tenaga kerja.11 Pembukaan lapangan kerja di sektor informal seperti UMKM

dipandang mampu untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat termasuk di

dalamnya menurunkan angka kemiskinan keluarga. Dengan demikian,

kerberadaan UMKM sentra industri kecil roti di Desa Kalimalang telah

banyak memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

terutama pemilik UMKM dan para karyawan. Permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini merupakan salah satu masalah ekonomi yang sudah

10
“Hestin, Wawancara, 19 Februari 2019”
11
Ibid.
14

menjadi problematika dalam kehidupan masyarakat yaitu mengenai persoalan-

persoalan terkait dengan peningkatan kesejahteraan, oleh sebab itu penulis

ingin mengetahui dampak dari adanya UMKM di Desa tersebut. Berdasarkan

pemaparan diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada Sentra Industri Kecil

Roti Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo)” yaitu

untuk mengetahui bagaimana pola dan dampak UMKM terhadap

kesejahteraan masyarakat di Sentra Industri Kecil Roti, Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana analisis pola UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo?

2. Bagaimana analisis dampak UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo?
15

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pola UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

2. Untuk menganalisis dampak UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis sebagai sumber bacaan atau

dijadikan referensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris

pada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

permasalahan ini, serta dapat menambah sumber pustaka yang telah ada.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi UMKM dapat digunakan sebagai informasi mengenai dampak

UMKM terhadap kesejahteraan masyarakat.

b. Bagi akademisi dan pembaca dapat menambah pengetahuan dan

sebagai acuan penelitian selanjutnya.


16

c. Bagi pemerintah khususnya Kabupaten Ponorogo dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan yang dapat dijadikan

sebagai kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan UMKM.

d. Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai informasi yang berkaitan

dengan kendala dan strategi pengembangan industri kecil, maupun

dampak UMKM terhadap kesejahteraan masyarakat yang diberikan

dan sebagai motivasi pada siswa maupun mahasiswa sehingga minat

berwirausaha akan semakin meningkat.

E. Studi Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu terkait dengan usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat antara

lain sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Elzamaulida Merdekawati (2018) dengan judul

“Potensi Dan Kontribusi UMKM Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif

analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM di Jalan Damai

RT 03 LK II Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian memiliki

potensi untuk berkembang. Kontribusi yang sangat penting bagi

kesejahteraan masyarakat dan menambah pendapatan masyarakat sekitar

sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Usaha tahu ini telah

memenuhi proses produksi dan pemenuhan pendapatan sesuai yang


17

ditetapkan dalam islam sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat.12 Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis susun

adalah jika dalam skripsi ini membahas mengenai potensi dan kontribusi

UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan dilihat dari sudut pandang

islam maka di skripsi penulis hanya membahas mengenai dampak dari

UMKM terhadap kesejahteraan masyarakat secara umum.

2. Skripsi yang disusun oleh Siti Susana (2012) dengan judul “Peranan

Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut

Perspektif Ekonomi Islam”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deduktif, induktif, dan deskriptif analitik. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha

home industry di Desa Mengkirau dalam melakukan pengolahan masih

sangat sederhana atau masih menggunakan sistem manual, dari segi

permodalan masih minim sehingga sulit bagi mereka untuk

mengembangkan usahanya, sementara dari pengadaan bahan baku juga

masih terbatas. Di samping itu jangkauan pemasaran masih sempit,

sehingga sulit untuk memasarkan produk yang mereka hasilkan. Adapun

peran home industri ini adalah membantu perekonomian keluarga,

mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Berdasarkan tinjauan ekonomi islam bahwa usaha yang

dilakukan oleh pengusaha home industry di Desa Mengkirau dilakukan

dengan baik dan sejalan dengan syariat islam, baik pada bahan baku,

12
Elzamaulida Merdekawati, “Potensi Dan Kontribusi UMKM Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan, 2018), 3.
18

modal, proses produksi dan pemasaran, hanya saja masih sederhana dalam

berbagai hal, sehingga belum maksimal dalam meningkatkan

kesejahteraan. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi proses produksi dan

pemasaran tersebut, tetapi tetap sesuai dengan aturan ekonomi islam.13

Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis susun adalah jika dalam skripsi

ini kesejahteraan masyarakatnya diukur menggunakan perspektif ekonomi

islam maka di skripsi penulis kesejahteraan masyarakat secara umum.

3. Skripsi yang disusun oleh Tsania Riza Zahroh (2017) dengan judul “Peran

UMKM Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi

Perempuan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa keberadaan UMKM konveksi hijab di Desa Pasir

dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi perempuan. Hal ini dapat

dilihat dari adanya peningkatan tahapan keluarga sejahtera berdasarkan

standar dari BKKBN. Faktor-faktor yang menghambat UMKM konveksi

hijab di Desa Pasir dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi

perempuan, di antaranya adalah pemasaran produk, pergantian tren yang

cepat, kurangnya sumber daya manusia terlebih saat musim panen bawang

merah tiba serta kendala permodalan. Sedangkan faktor pendukungnya

adalah telah memiliki relasi bisnis yang solid, pemilik konveksi

mempunyai kreativitas yang tinggi dan terus berusaha menciptakan

produk-produk inovatif, memiliki strategi bisnis yang baik, cermat

13
Siti Susana, “Peranan Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2012), 2.
19

menentukan segmen pasar serta dukungan dari pemerintah.14 Perbedaan

skripsi ini dengan yang penulis susun adalah dalam fokus pengukuran

kesejahteraan, jika di skripsi ini hanya fokus meneliti UMKM dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi perempuan saja, maka di skripsi

penulis adalah kesejahteraan masyarakat secara umum, yaitu pemilik dan

para pekerja.

4. Skripsi yang disusun oleh M. Taufik Berutu (2017) dengan judul

“Kesejahteraan Ekonomi Petani Tradisional Bawang Merah Di

Haranggaol”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa petani tradisional bawang merah di Kelurahan

Haranggoal sebagian sudah memiliki kehidupan yang sejahtera. Dan dari

hasil wawancara yang diperoleh dari 6 orang petani tradisional bawang

merah dapat dikeahui bahwa modal yang digunakan untuk melakukan

usaha tani bawang merah adalah kebanyakan melakukan pinjaman terlebih

dahulu.15 Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis susun adalah skripsi

ini hanya fokus kepada kesejahteraan ekonomi masyrakatnya saja, tidak

membahas mengenai UMKM.

5. Skripsi yang disusun oleh Multazam Nasruddin (2016) dengan judul

“Analisis Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) Terhadap Peningkatan

Ekonomi Keluarga Karyawan”. Metode yang digunakan dalam penelitian

14
Tsania Riza Zahroh, “Peran UMKM Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Ekonomi Perempuan,” Skripsi (Semarang: UIN Walisongo, 2017), 9.
15
M. Taufik Berutu,“Kesejahteraan Ekonomi Petani Tradisional Bawang Merah Di
Haranggaol,” Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), 5.
20

ini adalah metode kualitatif dengan metode penelitian lapangan dengan

pendekatan deskritif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di UKM Citra Sari

tentang peran UKM terhadap peningkatan ekonomi keluarga karyawan.

Maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa UKM CV. Citra Sari

berperan penting bagi peningkatan ekonomi karyawan karena mereka

sudah mampu mencukupi kebutuhan hidupnya seperti terpenuhinya

kebutuhan pokok, mampu membiayai sekolah adik-adiknya anak-anaknya

dan terbebas dari pengangguran serta mengurangi beban orang tua

meskipun pendapatan yang diperoleh belum terlalu banyak seperti

karyawan di perusahaan pada umumnya akan tetapi hal tersebut

merupakan suatu peningkatan ekonomi keluarga karyawan jika di tinjau

dari sisi mikro ekonomi.16 Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis

susun adalah skripsi ini fokus terhadap peran UMKM dan skripsi penulis

fokus terhadap dampak UMKM.

Sedangkan yang akan penulis bahas terkait dengan penelitian ini

adalah bagaimana pola dan dampak usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM) terhadap kesejahteraan masyarakat di Sentra Industri Kecil Roti

Desa Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

16
Multazam Nasruddin, “Analisis Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) Terhadap
Peningkatan Ekonomi Keluarga Karyawan,” Skripsi (Makassar: UIN Makassar, 2016), 11.
21

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan

realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat.17

Objek dalam penelitian ini adalah dampak Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) terhadap kesejahteraan masyarakat di Sentra Industri Kecil Roti,

Desa Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu cara kerja penelitian yang menekankan pada aspek

pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari suatu hasil penelitian.

Dengan kata lain, pendekatan kualitatif (qualitative approach) adalah

suatu mekanisme kerja penelitian yang mengandalkan uraian deskriptif

kata, atau kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis mulai dari

menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan hasil penelitian.18

Dalam penelitian ini penulis mencari data, meneliti, mengkaji dan

melakukan observasi langsung ke beberapa UMKM sentra industri kecil

roti dan para karyawan di Desa Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Sentra Industri Kecil Roti yang

berlokasi di Desa Kalimalang, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

Di lokasi tersebut terdapat 22 jumlah UMKM yang mana mereka semua

17
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN PO PRESS,
2010), 6.
18
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), 52.
22

pengusaha roti. Tetapi penulis hanya akan mengambil 5 UMKM saja,

karena 5 UMKM tersebut adalah UMKM yang tertua dan sebagai pioner

munculnya UMKM lain. Oleh sebab itu menurut penulis lokasi ini

menarik untuk diteliti bagaimana pola dan dampak UMKM tersebut

terhadap kesejahteraan masyarakat, khusunya kesejahteraan UMKM dan

pekerja/karyawan.

3. Data dan Sumber Data

Data didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh

dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan
19
dapat pula merupakan lambang atau sifat. Data yang diambil untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data tentang pola UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo. Yaitu data tentang pola kekerabatan dalam upaya

peningkatan kesejahteraan melalui perekrutan anggota keluarga atau

orang-orang terdekat untuk di jadikan pekerja di usaha tersebut.

b. Data tentang dampak UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang

terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

19
Syafizal Helmi Situmorang, Analisis Data Untuk Riset dan Bisnis (Medan: USU Press,
2010), 1.
23

Sumber data adalah subjek penelitian tempat data menempel.

Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat, dan sebagainya.20

Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut:

a. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).21

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara dengan

pemilik dan para karyawan UMKM sentra industri kecil roti

Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

b. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan,

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)

yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan.22

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis.23 Dalam penelitian ini observasi

dilakukan di sentra industri kecil roti Desa Kalimalang, Sukorejo,

20
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, 59.
21
Ibid., 59.
22
Ibid.
23
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2016), 143.
24

Ponorogo dengan cara pengamatan untuk mengetahui gambaran umum

mengenai pola dan dampak UMKM sentra industri kecil roti terhadap

kesejahteraan masyarakat Desa Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada

suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.24 Wawancara dilakukan

dengan pemilik UMKM dan karyawan di sentra industri kecil roti Desa

Kalimalang, Sukorejo, Ponorogo.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas

jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran,

atau arkeologis.25 Dalam penelitian ini dokumentasi diperoleh dari foto

hasil wawancara dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.

5. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang

diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan

bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-

kategori/struktur klasifikasi.26

24
Ibid., 160.
25
Ibid., 175.
26
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 339.
25

Metode analisa data yang digunakan adalah metode yang sesuai

dengan penelitian ini yaitu bersifat deskriptif. Maka analisa data yang

penulis gunakan adalah data deskriptif kualitatif. Di mana setelah data

terkumpul kemudian dilakukan penganalisaan secara kualitatif lalu

digambarkan dalam bentuk uraian. Setelah data yang terkumpul dianalisa,

maka penulis mendeskripsikan data tersebut dengan menggunakan metode

sebagai berikut:27

a. Metode Deduktif, yaitu penulis mengemukakan kaidah-kaidah atau

pendapat-pendapat yang bersifat umum kemudian dibahas dan diambil

kesimpulan secara khusus.

b. Metode Induktif, yaitu dengan mengemukakan faktor-faktor atau

gejala-gejala yang bersifat khusus lalu dianalisa, kemudian diambil

kesimpulan secara umum.

c. Metode Deskriptif Analitik, yaitu dengan jalan mengemukakan data-

data yang diperlukan apa adanya, lalu dianalisis sehingga dapat

disusun menurut kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian ini.

Jadi, data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif analitik,

yaitu cara penulisan dengan mengutamakan pengamatan terhadap gejala,

peristiwa dan kondisi actual yang terjadi sesuai fakta di lapangan. Setelah

itu di rangkum, memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan pada hal-

hal yang penting. Langkah berikutnya data dianalisis dan ditarik

kesimpulan mengenai bagaimana pola dan dampak UMKM sentra industri

27
Siti Susana, “Peranan Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2012), 11.
26

kecil roti terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

6. Pengecekan Keabsahan Temuan

Agar peneliti dapat memperoleh temuan dan interpretasi yang

absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-

teknik yaitu:

a. Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, yaitu dimana

keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan

keikutsertaan peneliti akan memungkinkan meningkatkan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal tersebut penting artinya

karena penelitian kualitatif berorientasi pada situasi, sehingga dengan

perpanjangan keikutsertaaan dapat memastikan apakah kontek itu

dipahami dan dihayati. Disamping itu membangun kepercayaan antara

subjek dan peneliti memerlukan waktu yang cukup lama.28

b. Observasi yang mendalam, yaitu ketekunan pengamatan dimaksudkan

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.29

c. Triangulasi, yaitu teknik dengan memperoleh data yang valid, agar

peneliti dapat memperoleh kebenaran dan informasi yang diperoleh

oleh peneliti di berbagai sudut pandang yang berbeda .Triangulasi

28
Hijriah Julianda, “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Pada PT. Maruki
Internasional Indonesia,” Skripsi (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013), 42.
29
Ibid., 43.
27

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.30

d. Pembahasan sejawat, teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos

hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi

analitik dengan rekan-rekan sejawat.31

e. Pengecekan anggota, pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam

proses penggumpulan data sangat penting dalam memeriksa derajat

kepercayaaan, yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data,

kategorianalitis, penafsiran dan kesimpulan tujuannya tentu untuk

pemeriksaan derajat kepercayaan.32

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan hasil penelitian, penulis akan membagi dalam lima

bab yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Menguraikan tentang judul penelitian, latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

studi penelitian terdahulu, metode penelitian (pendekatan dan jenis penelitian,

lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis

data, pengecekan keabsahan temuan), dan sistematika pembahasan.

Bab II UMKM dan Kesejahteraan Masyarakat, Menguraikan teori

tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesejahteraan

Masyarakat.

30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
28

Bab III UMKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo, Menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, gambaran

umum UMKM, data tentang pola dan dampak UMKM sentra industri kecil

roti Kalimalang terhadap kesejahteraan Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

Bab IV Analisis Dampak UMKM Sentra Industri Kecil Roti

Kalimalang Terhadap Kesejahteraan Masyarakat, Menguraikan tentang

analisis data mengenai pola dan dampak UMKM sentra industri kecil roti

Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Kalimalang, Sukorejo,

Ponorogo.

Bab V Penutup, Menguraikan tentang kesimpulan dan saran sesuai

dengan rumusan masalah, dengan tujuan untuk memudahkan pembaca

memahami intisari penelitian.


29

BAB II

UMKM DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

1. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Yang dimaksud dengan usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada

prinsipnya, pembedaan antara usaha mikro (UMI), usaha kecil (UK),

usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB) pada umumnya didasarkan

pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata

per tahun, atau jumlah pekerja tetap.33

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam Bab 1

(Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa UMI

adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU

tersebut. UK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UM atau

UB yang memenuhi kriteria UK sebagaimana dimaksud dalam UU

33
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2017),
1.
30

tersebut. Sedangkan UM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari UMI, UK atau UB yang memenuhi kriteria UM

sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.34

Biro Pusat Statistik Indonesia mendefinisikan usaha kecil dengan

ukuran tenaga kerja, yaitu lima sampai dengan sembilan belas orang yang

terdiri atas (termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan

pekerja keluarga. Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja kurang

dari lima orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.35

Menurut Pett dan Wolff mendefinisikan usaha kecil dan mikro

sebagai usaha yang memiliki orientasi kewirausahaan yang terbatas,

orientasi belajar yang harus besar untuk dapat bersaing, namun lebih

cenderung ke bentuk pengadaptasian dari usaha menengah atau besar,

serta kompetensi pengelolaan teknologi informasi yang masih sangat

terbatas.36 Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008, tentang UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dijelaskan bahwa pemerintah sangat

mendorong terciptanya usaha-usaha tersebut. Pemerintah melakukan

pemberdayaan terhadap usaha-usaha ini dengan upaya penciptaan iklim

usaha yang kondusif, dukungan, perlindungan hukum, bantuan, sehingga

34
Ibid., 3-4.
35
Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba Empat,
2014), 232.
36
Wawan Dhewanto, dkk, Manajemen Inovasi Untuk Usaha Kecil & Mikro (Bandung:
Alfabeta, 2015), 29.
31

dapat menyokong usaha-usaha ini dalam kontribusinya untuk memajukan

perekonomian bangsa. Usaha mikro kecil, dan menengah ini mampu

mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, meningkatkan

pendapatan rakyat, membuka peluang lapangan pekerjaan, dan

mengupayakan pengentasan kemiskinan.37

2. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UU UMKM) definisi UMKM adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/badan

usaha perorangan yang memenuhi Kriteria usaha mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini, (UU UMKM Nomor 20 Tahun

2008). Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-

(tiga ratus juta rupiah).38

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak

langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria

37
Ibid., 21.
38
Mukti Fajar, UMKM Di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2016) 112.
32

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, (UU

UMKM Nomor 20 Tahun 2008). Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai

berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah).39

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, (UU UMKM

Nomor 20 Tahun 2008). Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua

miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah).40

39
Ibid., 113.
40
Ibid.
33

Sejumlah lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian

dan Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini juga menggunakan jumlah

pekerja sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha antara UMI, UK,

UM dan UB. Misalnya, menurut BPS, UMI (atau disektor manufaktur

umum disebut industri rumah tangga) adalah unit usaha dengan jumlah

pekerja tetap hingga 4 orang. UK antara 5 hingga 19 pekerja dan UM dari

20 sampai dengan 99 orang. Perusahaan-perusahaan dengan jumlah

pekerja diatas 99 orang masuk dalam kategori UB.41

3. Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Pengertian Peranan

Pengertian peranan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,

peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan

terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Menurut Soerjono

Soekanto peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.42 Menurut Soerjono

Soekanto peranan mencakup dalam tiga hal yaitu:43

1) Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

41
Tambunan, Usaha Mikro, 4.
42
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 23.
43
Ibid., 174.
34

2) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat. Perilaku individu adalah

aktivitas seorang atasan dalam perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pemotivasian dan pengendalian untuk mengambil

keputusan tentang kecocokan antar individu, tugas pekerjaan dan

efektivitas.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan

adalah suatu komplek penghargaan seseorang terhadap cara

menentukan sikap dan perbuatan dalam situasi tertentu berdasarkan

atas kedudukan sosial tertentu.

b. Peran UMKM

Diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

memainkan peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang (NSB),

tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di NM, UMKM sangat

penting, tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling

banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di

NSB, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau

pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan

kontribusi dari UB. Di NSB khususnya di Asia, Afrika dan Amerika

Latin, UMKM juga berperan sangat penting, khususnya dari perspektif


35

kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin,

distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, serta

pembangunan ekonomi pedesaan.44 Usaha kecil merupakan sektor

usaha yang banyak mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Hal

ini layak diterima usaha kecil karena perannya yang sangat dominan

dalam pembangunan nasional. Beberapa peranan usaha kecil dalam

pembangunan nasional Indonesia antara lain:45

1) Menyerap Tenaga Kerja

Jutaan orang Indonesia bekerja pada sektor usaha kecil. Pada

saat kesempatan kerja yang dirasakan semakin terbatas dibuktikan

dengan tingginya angka pengangguran, usaha kecil telah mampu

berperan aktif dalam menekan angka pengangguran tersebut.

2) Penyedia Barang dan Jasa Bagi Masyarakat

Sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan masyarakat,

dipenuhi dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil.

Seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, perabot

dapur, berbagai jasa, dan lain-lain.

3) Mengurangi Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Banyak orang yang pindah ke kota tanpa dibekali pengetahuan dan

atau keterampilan yang memadai. Maka dengan banyaknya usaha

44
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia (Bogor: Ghalia
Indonesia. 2009), 1.
45
Suparyanto, Kewirausahaan Konsep Dan Realita Pada Usaha Kecil (Bandung:
Alfabeta, 2016), 31-38.
36

skala kecil yang didirikan sampai ke pelosok desa, akan

mengurangi kecenderungan untuk pindah ke kota. Sehubungan

dengan itu para pengusaha kecil yang membuka usaha di desa,

merupakan pahlawan bagi saudara dan tetangganya sehingga

terhindar dari kerasnya kehidupan di kota besar.

4) Mendayagunakan Sumber Ekonomi Daerah

Kesadaran yang muncul terutama dari para pemuda penerus

bangsa telah mengubah segalanya. Kekayaan daerah mampu

dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil pemuda setempat.

Mereka mengubah hasil bumi Indonesia menjadi barang-barang

yang memiliki nilai tambah, sehingga dapat dijual ke daerah lain

bahkan diekspor ke luar negeri. Sudah selayaknya pemerintah

memberikan penghargaan kepada mereka yang sangat berjasa

memanfaatkan potensi daerah guna meningkatkan kesejahteraan

daerah dan kesejahteraan nasional Indonesia.

5) Menunjukkan Citra Diri Bangsa Indonesia

Usaha kerajinan rakyat khas daerah-daerah di Indonesia yang

memperlihatkan citra diri bangsa Indonesia ke berbagai negara di

dunia adalah wujud nyata peran usaha kecil. Makanan khas daerah,

pakaian adat, kesenian daerah menjadi perlambang bagi tingginya

nilai budaya Indonesia. Para pengusaha kecil telah berperan dalam

menunjukkan jati dirinya sebagai pengusung nilai luhur budaya

Indonesia sampai ke berbagai penjuru dunia.


37

Ada suatu hal penting yang belum menjadi perhatian secara

khusus dalam persoalan UMKM yaitu perihal peranan dari perempuan

dalam keluarga. Peranan perempuan dan pembangunan beranjak dari

satu asumsi dasar bahwa peran atau sumbangan perempuan Indonesia

dalam pembangunan negara Indonesia masih belum memadai. Dari

konsepsi ini muncullah konsepsi peranan ganda dari perempuan

Indonesia, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan anggota masyarakat

yang harus mampu dan mau menyumbangkan tenaga dan pikirannya

masing-masing. Dengan memaksimalkan keterlibatan ibu rumah

tangga di dalam home industry diharapkan akan meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan dalam keluarga tersebut. Pemberdayaan

wanita dan ibu rumah tangga dapat dilakukan dengan pemberian

penyuluhan, pelatihan, program pendampingan dan bantuan

pemasaran. Apabila peranan wanita ini diberdayakan untuk

meningkatkan pendapatan melalui usaha rumah tangga, tentu

penciptaan kesejahteraan bangsa akan lebih cepat tercapai.46

B. Kesejahteraan Masyarakat

1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan berasal dari kata “Sejahtera”. Sejahtera ini

mengandung pengertian dari bahasa Sansekreta “Catera” yang berarti

Payung. Dalam konteks ini, kesejahteraan yang terkandung dalam arti

46
Mukti, UMKM Di Indonesia, 254-255.
38

“Catera” (Payung) adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam

hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan atau kekhawatiran

sehingga hidupnya aman tenteram, baik lahir maupun batin.47

Kesejahteraan merupakan titik ukur bagi suatu masyarakat telah berada

pada kondisi sejahtera. Seseorang akan merasa hidupnya sejahtera apabila

ia merasa senang, tidak kurang suatu apapun dalam batas yang mungkin

dicapainya, ia terlepas dari kemiskinan serta bahaya yang mengancam. 48

Kata masyarakat dalam bahasa Inggris disebut Society dan dalam

bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan istilah

masyarakat dalam bahasa Arab yaitu Syakara yang artinya turut serta.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi secara

tetap dan memiliki kepentingan yang sama. Literatur lain memberikan

pengertian tentang masyarakat sebagai sistem sosial, yaitu sebagai

organisme yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung karena

memiliki fungsinya masing-masing dalam keseluruhan. Sehingga

masyarakat merupakan sebuah sistem sosial yang didalamnya terkandung

unsur-unsur yang saling berhubungan.49 Masyarakat adalah satuan

kehidupan yang terdiri dari individu-individu. Sekolompok individu yang

melakukan interaksi yang kontinu melahirkan pola kehidupan bersama.

Pola tersebut antara lain berwujud dalam proses kehidupan tentang

bagaimana antar individu berhubungan secara timbal balik (reciprocal),

47
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2012), 8.
48
Mita Noveria, Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan (Jakarta: LIPI Perss, 2011),
22.
49
Bagya Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk SMA/MA
Kelas X (Bandung: PT. Setia Purna Inves, 2007), 6.
39

bagaimana terjadi hubungan yang menggambarkan adanya pertukaran

(exchange) dan hubungan saling bekerja sama satu dengan yang lain.50

Kesejahteraan masyarakat terdiri dari dua kata yaitu kesejahteraan

dan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian

sejahtera adalah aman, sentosa, dan makmur, selamat (terlepas dari segala

macam gangguan). Sedangkan menyejahterakan adalah membuat

sejahtera, menyelamatkan (mengamankan dan memakmurkan). Kemudian

yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera,

keamanan, keselamatan, ketenteraman. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia pengertian masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup

bersama pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu.51

Menurut UU No 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial yang

berbunyi, kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan sosial dalam

arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia

untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf hidup yang lebih baik

ini bukan hanya diukur dengan ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut

memperhatikan aspek sosial, mental dan segi kehidupan spiritual.52 Dari

Undang-Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat

50
Soetomo, Keswadayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 21.
51
Lena Epriliana, “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Pada Multi Mart Batanghari,” Skripsi (Metro: IAIN Metro, 2017), 21.
52
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial (Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2002), 40.
40

kesejahteraan dapat dilihat dari kemampuan seorang individu atau

kelompok dalam usahanya memenuhi kebutuhan material dan spiritualnya.

Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti

akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan.

Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan,

keamanan dan ketentraman hidup.53

Batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-kegiatan

terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat

guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan

kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu institusi dan bidang kegiatan menunjuk

pada kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang diselenggarakan baik oleh

lembaga-lembaga pemerintah atau swasta yang bertujuan untuk mencegah,

mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial

dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat merupakan suatu tata kehidupan dan

penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi rasa

keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang

53
Muhammad Anshar, “Analisis Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Warga Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan,”
Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), 44.
41

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak-hak atau kewajiban manusia.54

Sehingga dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kesejahteraan

masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah memiliki tatanan hidup

dimana dalam kehidupannya telah terpenuhi segala bentuk kebutuhan

hidup khususnya makan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan. Menurut

Aminus Sodiq diantara diselenggarakannya kesejahteraan sosial dalam

Undang-Undang Republik Indonesia adalah karena enam hal yaitu55 :

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan

menangani masalah kesejahteraan sosial.

d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial

dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara

melembaga dan berkelanjutan.

e. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan

berkelanjutan.

f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan

sosial.

54
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial (Bandung: Alfabeta, 2010), 34
55
Syamsuri, Ekonomi Pembangunan Islam (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2018), 92.
42

Pendapat Aminus Sodiq ini kelihatannya hampir serupa dengan

pendekatan yang dipakai oleh World Health Organization bahwa

kesejahteraan adalah persepsi individu terhadap kehidupannya di

masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait

dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian terhadap kehidupan

yang dipengaruhi oleh kondisi fisik individu, psikologis, tingkat

kemandirian, dan hubungan sosial individu dengan lingkungannya.56

2. Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Banyak teori untuk menilai kesejahteraan rakyat, konsep

kesejahteraan dapat dirumuskan sebagai panduan makna dari konsep

martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator, yaitu: 57

a. Rasa aman (security)

b. Kesejahteraan (welfare)

c. Kebebasan (freedom)

d. Jati diri (identity)

Untuk memantau tingkat kesejahteraan masyarakat dalam satu

periode tertentu, Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas). Susenas mengambil informasi keadaan

ekonomi masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh indikator

56
Ibid., 92.
57
Nasikun, Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), 44.
43

kesejahteraan. Adapaun indikator kesejahteraan rakyat menurut Badan

Pusat Statistik adalah sebagai berikut:58

a. Kesehatan

Tingkat kesehatan merupakan indikator penting untuk

menggambarkan mutu pembangunan manusia suatu wilayah. Semakin

sehat kondisi suatu masyarakat, maka akan semakin mendukung proses

dan dinamika pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah semakin

baik, khususnya dalam meningkatkan tingkat produktivitas. Indikator

yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi tingkat

kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:

1) Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan

Pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses, sarana

pelayanan serta tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan

jumlah maupun kualitasnya. Terjadinya pergeseran dan perubahan

penduduk yang berobat dari tenga kesehatan yang kurang/tidak

terlatih/tradisional menuju ke tenaga kesehatan yang terlatih secara

medis, memperlihatkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat secara keseluruhan akan pentingnya kesehatan, juga

merupakan indikator meningkatnya kondisi sosial ekonomi suatu

wilayah bahkan negara.

58
Wahyu Tri Mulatsih, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ponorogo 2018
(Ponorogo: CV. Azka Putra Pratama, 2018), 13-65.
44

b. Pendidikan

Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tidak bisa hanya

dipandang dari aspek ekonomi saja, tetapi juga dari aspek sosial

lainnya, salah satunya adalah aspek pendidikan. Pendidikan merupakan

cikal bakal dari terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang

handal. Dengan pendidikan yang baik akan melahirkan generasi

penerus bangsa yang cerdas dan kompeten. Oleh karena itu,

pendidikan juga merupakan salah satu faktor penting kewibawaan

sebuah negara di mata dunia internasional. Indikator yang dapat

digunakan untuk menggambarkan kondisi pendidikan dalam suatu

masyarakat, diantaranya adalah:

1) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingginya rata-rata

tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan

bangsa menghadapi tantangan global di masa depan. Tingkat

pendidikan di masyarakat setempat antara lain tidak tamat SD, SD

sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat, Diploma, Sarjana keatas.

c. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi

oleh pemerintah untuk menerapkan strategi dan langkah tepat untuk

mendukung kebijakan pembangunan daerah. Tenaga kerja merupakan


45

modal bagi geraknya roda pembangunan. Kondisi jumlah dan

komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring

dengan berlangsungnya proses demografi. Indikator dari

ketenagakerjaan salah satunya dapat diukur dengan:

1) Upah/Gaji/Pendapatan Bersih

Balas jasa yang diberikan pola pekerja sebagai imbalan atas

jasa yang diberikan selama proses memproduksi barang atau jasa

pada suatu perusahaan disebut dengan upah/gaji. Melalui ukuran

upah/gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan baik

itu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya

bisa dijadikan tolak ukur kehidupan dikatakan layak atau tidak.

d. Perumahan dan Lingkungan

Salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia adalah adanya

rumah tinggal. Keadaan perumahan yang baik dapat menunjang usaha

pembangunan ekonomi, karena dengan kualitas kehidupan yang layak

melalui pemenuhan kebutuhan tempat tinggal maka akan terwujud

kesejahteraan rakyat. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Pemukiman mencantumkan bahwa salah satu tujuan

diselenggarakannya perumahan dan kawasan pemukiman yaitu untuk

menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu dan

berkelanjutan.
46

1) Kualitas Rumah Tinggal

Secara umum rumah tinggal yang dapat dikategorikan ke

dalam rumah yang layak huni harus memenuhi beberapa kriteria

kualitas rumah tempat tinggal seperti memiliki lantai, dinding dan

atap yang memenuhi syarat, serta mempunyai luas lantai yang

mencukupi/sebanding dengan banyaknya orang yang tinggal di

dalamnya, termasuk fasilitas penerangan, air minum dan tempat

pembuangan akhir/tinja. Selain itu kualitas bangunan tempat

tinggal dapat mencerminkan kondisi sosial ekonomi dari

penghuninya. Rumah dengan bangunan yang kualitasnya baik

tentunya kondisi ekonominya juga lebih baik dibandingkan mereka

yang menempati rumah dengan kualitas bangunan yang rendah.

2) Fasilitas Rumah Tinggal

Fasilitas rumah tinggal seperti ketersediaan air bersih, sanitasi

yang layak, serta penerangan yang baik merupakan faktor yang

menentukan kualitas dan kenyamanan rumah tinggal. Salah satu

kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam

kehidupan sehari-hari adalah air, sehingga ketersediaan dalam

jumlah yang cukup terutama untuk keperluan dikonsumsi dan

sanitasi merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang

terus menerus diupayakan pemerintah. Fasilitas perumahan yang

cukup penting peranannya dalam usaha sanitasi adalah penyediaan

sarana jamban. Untuk mencegah dan mengurangi kontaminasi


47

terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus

dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan jamban yang sehat.

Untuk sumber penerangan yang ideal adalah yang berasal daru

listrik (PLN dan Non PLN), karena cahaya listrik lebih terang

disbanding sumber penerangan lainnya.

e. Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi

Hal yang tak kalah menarik untuk mengetahui seberapa jauh

perkembangan kesejahteraan rakyat dengan melihat

penguasaan/kepemilikan akses teknologi informasi dan komunikasi.

Seperti penggunaan handphone (HP) ataupun pemanfaatan komputer

dan laptop sebagai sarana penunjang pendidikan dan mengembangkan

bisnis.

Indikator kesejahteraan rakyat menurut Badan Pusat Statistik

diatas, kemudian diringkas dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Indikator Kesejahteraan Rakyat

No Indikator Kriteria
1 Kesehatan (Pemanfaatan Fasilitas Sulit
Tenaga Kesehatan) Cukup
Mudah
2 Pendidikan (Tingkat Pendidikan) SD Sederajat
SMP Sederajat
SMA Sederajat
Diploma
Sarjana
3 Ketenagakerjaan Rendah
(Upah/Gaji/Pendapatan) Sedang
Tinggi
48

4 Perumahan dan Lingkungan (Kualitas Kurang


dan Fasilitas tempat tinggal) Cukup
Lengkap
5 Akses Teknologi Informasi dan Sulit
Komunikasi Cukup
Mudah
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019

3. Pola/Upaya Peningkatan Kesejahteraan

Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat

atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika

sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola

dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu

dikatakan memamerkan pola. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola

disebut juga sebagai sistem atau cara kerja.59

Pembangunan masyarakat adalah proses perubahan menuju kondisi

kehidupan yang semakin sejahtera. Proses pembangunan masyarakat

dibutuhkan pula peningkatan kapasitas masyarakat yang berkelanjutan.60

Proses dan upaya perubahan menuju kondisi yang semakin sejahtera

merupakan realitas yang selalu dijumpai dalam kehidupan masyarakat.

Dalam rangka memahami realitas tersebut telah dilakukan kajian yang

melahirkan berbagai perspektif, bagaimana proses dan upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan itu berlangsung, termasuk pendekatan,

strategi dan metodenya, tergantung perspektif yang digunakan.61

59
Wikipedia, “Pola Wikipedia Bahasa Indonesia,” dalam https://id.m.wikipedia.org/,
(diakses pada tanggal 14 Juli 2019, jam 21.40).
60
Soetomo, Keswadayaan, 79.
61
Ibid., 144.
49

Bentuk kemampuan masyarakat yang sudah melembaga dalam

meningkatkan kesejahteraan adalah adanya tindakan kolektif dari

masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembangunan

di komunitasnya, sementara usaha untuk memelihara kesejahteraan dalam

bentuk adanya jaminan sosial dalam kehidupan komunitas. Kesadaran

akan kebutuhan dan tujuan bersama yang kemudian mendorong tindakan

bersama membuat masyarakat berhitung akan potensi dan energi yang

dimiliki untuk mewujudkan tujuan bersama tersebut. Potensi yang

dibutuhkan meliputi baik yang bersifat potensi alam, manusia dan sosial.

Di samping berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan dalam upaya

pencapaian tujuan, karena upaya tersebut merupakan tindakan bersama

bukan tindakan individu, maka sangat dibutuhkan energi sosial sebagai

kekuatan pendorongnya.62 Salah satunya dengan pola kekerabatan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga

yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Sistem

kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial,

yang merupakan sebuah jaringan hubungan kompleks berdasarkan

hubungan darah atau perkawinan. Dalam pola kekerabatan masyarakat

sendiri yang mengontrol seluruh proses pembangunan, sejak munculnya

gagasan, merencanakan, melaksanakan, hingga membuat evaluasi dari

62
Ibid., 83.
50

tindakan bersama tersebut.63 Pola atau upaya tersebut dapat digambarkan

dalam tabel sebagai berikut:

Proses dan Mekanisme Meningkatkan Kesejahteraan

Proses dan Mekanisme

Muncul Gagasan Merencanakan Melaksanakan Eva


Ev
aluasi
Kesemuanya itu dilakukan secara berkesinambungan sehingga

hasilnya baik berupa kearifan dan pengetahuan lokal, maupun taraf hidup

yang semakin meningkat.

C. Dampak UMKM Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Dampak secara sederhana dapat di artikan sebagai suatu perubahan

yang terjadi akibat suatu aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah,

baik sosial, ekonomi, fisik, kimia maupun biologi. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan

akibat baik dampak positif maupun negatif.64

Pengaruh adalah adanya daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

63
Ibid.
64
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), 105.
51

seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik

atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang

dipengaruhi. Adapun dampak memberikan pengaruh berupa:

1. Dampak positif yaitu dampak yang berpengaruh positif.

2. Dampak negatif yaitu dampak yang berpengaruh negatif.

3. Dampak langsung yaitu dampak yang dirasakan langsung dan berkaitan

dengan dampak positif.

4. Dampak tidak langsung yaitu dampak tidak langsung yang dirasakan

dengan adanya suatu pengaruh.

Keberadaan perusahaan berdampak positif terhadap masyarakat

sekitarnya bisa bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung,

maksudnya kesejahteraan pekerja/karyawan di perusahaan itu sendiri, yang

ditentukan oleh faktor-faktor berikut: sistem imbalan dan penghargaan; tingkat

gaji; sistem seleksi dan pengembangan karyawan (termasuk sistem mutasi dan

promosi/peningkatan karier); sistem tunjangan/jaminan sosial/pensiun;

program pelatihan/pendidikan lanjut; hak pekerja berserikat; pelayanan

kesehatan karyawan dan pelayanan internal lainnya yang menguntungkan

karyawan; rancangan, lingkungan dan keamanan kerja; fasilitas sosial

karyawan (seperti tempat ibadah dan istirahat); dan kegiatan sosial/rekreasi

karyawan dan keluarganya. Faktor-faktor ini adalah bagian dari pengelolaan

internal perusahaan. Jika semua faktor tersebut dilakukan dengan baik,

hasilnya kepuasan karyawan yang selanjutnya berdampak positif terhadap


52

produktivitas dan retensi karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan nilai

tambah produk yang dihasilkan oleh perusahaan (karyawan) bersangkutan.65

Sedangkan bersifat tidak langsung, maksudnya adalah dampak positif

dari keberadaan sebuah perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya yang

bukan pekerja di perusahaan tersebut. Menurut sifatnya, ini bisa dibagi dua

lagi, yakni langsung dan tidak langsung. Langsung adalah kegiatan-kegiatan

sosial yang dilakukan oleh perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab

sosialnya terhadap masyarakat sekitarnya, biasa disebut Corporate Sosial

Responsibility (CSR) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat sekitarnya, yang pada akhirnya menjamin adanya akselerasi

pembangunan ekonomi dan masyarakat lokal yang berkesinambungan. CSR

bisa dalam berbagai macam bentuk, mulai dari yang nilainya besar seperti

membangun sekolah, rumah sakit, jalan umum, penerangan jalan, tempat

ibadah, taman, tempat rekreasi, beasiswa, dan lain-lain, hingga yang lebih

rendah nilainya namun sangat berarti bagi masyarakat sekitarnya seperti

sumbangan pada perayaan 17 agustus, pelayanan kesehatan gratis, dan lain-

lain.66

Tidak langsung adalah dampak positif terhadap peningkatan

kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan/kegiatan-kegiatan ekonomi lokal

lainnya melalui keterkaitan produksi/bisnis antara perusahaan bersangkutan

dan perusahaan-perusahaan lokal lainnya tersebut. Misalnya, perusahaan

bersangkutan menggunakan bahan baku atau input yang dihasilkan oleh

65
Tambunan, Usaha Mikro Di Indonesia, 58.
66
Ibid., 59.
53

perusahaan-perusahaan setempat (jadi bukan bahan baku impor), atau

perusahaan itu menginvestasikan sebagian dari keuntungannya dalam

kegiatan-kegiatan ekonomi lokal lainnya. Sifat tidak langsung ini juga bisa

dalam bentuk efek keterkaitan konsumsi: pekerja-pekerja di perusahaan

tersebut membelanjakan pendapatan mereka di dalam ekonomi lokal (tidak

membeli barang kebutuhan dari luar wilayah, termasuk barang-barang

impor).67

67
Ibid.
54

BAB III

UMKM SENTRA INDUSTRI KECIL ROTI

KALIMALANG SUKOREJO PONOROGO

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Desa Kalimalang

Kabupaten Ponorogo terletak pada koordinat antara 111°17’ –

111°52’ Bujur Timur dan 7°49’ – 8°20’ Lintang Selatan mempunyai

wilayah seluas 1.371,78 km². Wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten

Madiun, Magetan dan Nganjuk di sebelah utara, Kabupaten Tulungagung

dan Trenggalek di sebelah timur, Kabupaten Pacitan di sebelah selatan

serta Kabupaten Pacitan dan Wonogiri (Jawa Tengah) di sebelah barat.68

Desa Kalimalang adalah salah satu pemukiman masyarakat yang

terdapat di Kabupaten Ponorogo khususnya di Kecamatan Sukorejo. Desa

Kalimalang berada di koordinat 111.430146 BT / -7.871768 LS. Posisi

Desa Kalimalang berada di sebelah utara Desa/Kelurahan Gandukepuh,

sebelah selatan Desa/Kelurahan Ngrandu, sebelah barat Kelurahan Paju

dan di sebelah timur Desa/Kelurahan Karang Lor.69 Luas Desa Kalimalang

sekitar 132 hektar dengan persentase 2,22% dan letak ketinggian berada di

68
Wahyu Tri Mulatsih, Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2018 (Ponorogo: CV Azka
Putra Pratama, 2018), 1.
69
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/, (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
55

131 mdpl.70 Jika digambarkan dalam tabel, maka batas wilayah Desa

Kalimalang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kalimalang
Desa/Kelurahan Sebelah Utara Desa Gandukepuh

Desa/Kelurahan Sebelah Selatan Desa Ngrandu

Desa/Kelurahan Sebelah Barat Kelurahan Paju

Desa/Kelurahan Sebelah Timur Desa Karang Lor


Sumber: Data diolah peneliti, 2019

Dalam menunjang pelaksanaan pemerintahannya, Desa Kalimalang

di dukung oleh struktur organisasi, hal ini dikarenakan struktur organisasi

merupakan landasan atau dasar kerja, aturan dan gambaran nyata tentang

pembagian tugas dan pekerjaan sehingga terciptalah kerjasama yang

teratur dan sistematis. Berikut adalah tabel struktur pemerintahan Desa

Kalimalang:

Tabel 3.2

Struktur Pemerintahan Desa Kalimalang

No Jabatan Nama
1 Kepala Desa Riyadi
2 Sekretaris Desa -
3 Kaur Tata Usaha dan Umum Eko Purwadi
4 Kaur Keuangan Suharmanto
6 Kasi Pemerintahan Mujiono
7 Kasi Kesejahteraan Suyitno
8 Kasi Pelayanan Nyoto

70
Boby Eko Heru Mulyadi, Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018 (Ponorogo: CV
Azka Putra Pratama, 2018), 3-4.
56

9 Kamituwo Krajan Suwarno


10 Kamituwo Sragi Lor Prayogi
Sumber: Data diolah peneliti, 2019

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, maka Desa Kalimalang

memiliki visi yaitu “Mewujudkan Masyarakat Guyup Rukun, Sehat

Mandiri, Tertib, Maju, Aman, Sejahtera serta Berakhlak Mulia”.

Sedangkan misi Desa Kalimalang adalah sebagai berikut:71

a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik

b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar perdesaan

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lembaga kemasyarakatan

desa

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat desa

e. Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa

f. Meningkatkan SDM masyarakat desa, Pendidikan Anak Usia Dini/ TK

desa/ PAUD, MADIN serta kesehatan masyarakat desa

g. Meningkatkan SDM aparatur desa, lembaga desa dan masyarakat desa

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kalimalang

a. Keadaan Demografis

1) Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Kalimalang terdiri dari penduduk asli

dengan berbagai suku bangsa (heterogen). Sampai tahun 2018

71
“Riyadi, Wawancara, 20 Mei 2019”
57

jumlah KK di Desa Kalimalang mencapai 593 KK dengan 1689

jiwa.72 Dapat dilihat pada tabel dibawah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 2018
No Tahun Laki-laki Wanita Jumlah
1 2018 817 872 1689
Sumber: Prodeskel Binapemdes Kemendagri, 2019

Berdasarkan tabel diatas, diketahui dari 1689 penduduk

Desa kalimalang terdiri dari penduduk laki-laki yaitu 817 jiwa dan

penduduk wanita yaitu 872 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 593. Berdasarkan wawancara dengan bapak Sutris

penduduk terbanyak di dominasi oleh penduduk usia 41 sampai 55

tahun, sedangkan penduduk terendah di dominasi oleh penduduk

usia 75 tahun keatas dan secara keseluruhan penduduk Desa

kalimalang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

2) Tingkat Pendidikan Masyarakat

Pendidikan merupakan peran yang sangat penting bagi

bangsa dan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia. Untuk mempersiapkan sumberdaya manusia

yang berkualitas, maka pendidikan merupakan faktor yang penting

untuk ditingkatkan, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat

secara keseluruhan. Dengan tingkat pendidikan yang semakin baik,

72
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
58

setiap orang akan dapat secara langsung memperbaiki tingkat

kehidupan yang layak, sehingga kesejahteraan masyarakat akan

semakin cepat dapat diwujudkan. Banyaknya jumlah masyarakat

yang mengutamakan pendidikan salah satu penyebabnya karena

tersedianya sarana pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.73

Berikut ini adalah jumlah penduduk Desa Kalimalang berdasarkan

tingkat pendidikan:

Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Pendidikan (tamat) (orang) (orang) (orang)

1 SD/sederajat 90 106 196


2 SMP/sederajat 82 93 175
3 SMA/sederajat 273 264 537
4 D-1/sederajat 0 2 2
5 D-2/sederajat 0 0 0
6 D-3/sederajat 7 9 16
7 S-1/sederajat 15 18 33
8 S-2/sederajat 5 7 12
9 S-3/sederajat 0 0 0
10 SLB A 2 1 3
11 SLB B 0 0 0
12 SLB C 0 0 0
Jumlah Total (orang) 474 500 974
Sumber: Prodeskel Binapemdes Kemendagri, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat

SMA/sederajat lebih mendominasi dari tingkat lainnya, sedangkan

pendidikan yang paling rendah adalah SLB A. hal ini berarti

73
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
59

tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan tergolong sudah

cukup baik dilihat dari tingkat pendidikan SMA/sederajat yang

mencapai angka 537 jiwa dari 974 jiwa.

3) Sarana dan Prasarana Umum Masyarakat

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mendukung semua

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Selanjutnya dengan

terpenuhinya sarana dan prasarana pokok seperti sarana

pendidikan, sarana peribadahan, dan sarana komunikasi dan

informasi, maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai

tujuan hidupnya.74 Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di

Desa Kalimalang sebagai berikut:

Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana Umum Masyarakat
No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Balai Desa/Kelurahan/sejenisnya 1

2 Poliklinkik/posyandu/rumah bersalin 10

3 Gedung SD/TK/perpustakaan Desa 4

4 Masjid/mushola/gereja 9

5 Transportasi (aspal/macadam/km unit) 12/5

6 Air bersih (sumur pompa/gali/unit) 300/10

74
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
60

7 Irigasi (panjang saluran primer/M) 300

8 Sanitasi (MCK umum) 1

9 Lapangan sepak bola 1


Sumber: Prodeskel Binapemdes Kemendagri, 2019

4) Keadaan Sosial Ekonomi

Desa Kalimalang memiliki penduduk yang bersifat

heterogen yaitu berbeda-beda dalam latar belakang agama, suku,

budaya dan tingkat pendidikan. Mayoritas masyarakat pemeluk

agama Islam sedangkan minoritas masyarakatnya pemeluk agama

Kristen. Namun demikian, perbedaan tersebut tetap membuat

masyarakat hidup berdampingan dengan kebiasaan masing-masing.

Walaupun banyak perbedaan dalam kehidupan sehari-hari,

masyarakat Kalimalang hubungan sosialnya sangat kuat, hal ini

dapat dilihat dari kegiatan yang ada di lingkungan sekitar, seperti

pengajian, arisan, takziah, gotong royong dan lain sebagainya.

Kemudian tingkat kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari

suatu kondisi perekonomian masyarakat tersebut. Untuk itu

pengetahuan tentang kondisi ekonomi sangat penting guna melihat

tingkat kesejahteraan masyarakat sekaligus mengetahui

perkembangan pembangunan yang dilaksanakan. Di tingkat

perekonomian, pembangunan yang dilakukan merupakan salah satu

usaha penumbuhan dan memajukan serta meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat. Selain itu pembangunan bertujuan untuk


61

meratakan kesejahteraan hidup masyarakat dalam upaya

meningkatkan perekonomian dengan melakukan berbagai macam

usaha dalam kehidupan sehari-hari.75 Tabel pekerjaan/mata

pencaharian yang ada di Desa Kalimalang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Pekerjaan/Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kalimalang

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah


(orang) (orang) (orang)
1 Petani 135 165 300
2 Buruh tani 274 356 630
3 Buruh migrant 9 11 20
4 PNS 4 5 9
5 Peternak 143 76 219
6 Dokter swasta 0 0 0
7 Bidan swasta 0 0 0
8 TNI 2 0 2
9 POLRI 4 0 4
10 Pedagang keliling 5 9 14
11 Wiraswasta 172 176 348
12 Belum bekerja 65 68 133
13 Pengrajin industri 4 6 10
rumah tangga
lainnya
Jumlah total 817 872 1689
(orang)
Sumber: Prodeskel Binapemdes Kemendagri, 2019

Berdasarkan tabel pekerjaan/mata pencaharian masyarakat

Desa kalimalang diatas, mayoritas masyarakatnya bermata

75
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
62

pencaharian sebagai buruh tani dengan jumlah 630 orang/jiwa

sedangkan mata pencaharian minoritas masyarakat adalah sebagai

TNI dengan jumlah 2 orang/jiwa.

b. Keadaan Kesejahteraan

1) Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalimalang

Desa Kalimalang merupakan salah satu wilayah yang

cukup luas dan masyarakatnya cukup banyak. Jika dilihat dari data

BPS pada tahun terakhir yaitu tahun 2017, mayoritas mata

pencaharian masyarakat Kalimalang adalah sebagai buruh tani.

Dengan begitu tentulah menjadi suatu perhatian apakah

masyarakatnya telah mencapai kesejahteraan atau belum, karena

kesejahteraan adalah suatu taraf hidup yang diharapkan oleh

masyarakat. Kondisi kesejahteraan suatu wilayah dapat dilihat dari

kondisi masyarakat serta pembangunan yang ada dalam wilayah

atau lingkungan tersebut.76

2) Kondisi Pemukiman Masyarakat Desa Kalimalang

Dalam Undang-Undang nomor 4 tahun 1992 tentang

Perumahan dan Pemukiman diartikan sebagai kelompok rumah

yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian yang di lengkapi dengan sarana dan prasarana. Secara fisik

perumahan atau pemukiman merupakan sebuah lingkungan yang

terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana

76
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
63

dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya,

serta dilengkapi sarana dan prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan

pelayanan yang merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan,

lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan kebiasaan-

kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Kondisi

pemukiman di Desa Kalimalang sudah dalam kategori layak huni.

Hal ini dilihat dari sebagian besar dari masyarakat tersebut sudah

memiliki rumah yang permanen dan sudah dilengkapi sarana

seperti MCK dan penerangan. Serta sebagian besar rumah

masyarakatnya sudah di keramik dengan kondisi dinding sudah

tembok dan atapnya genting.77

3) Tingkat Kesehatan Masyarakat Desa Kalimalang

Desa Kalimalang memiliki 1 puskesmas pembantu,

sebagian masyarakat Kalimalang sudah menggunakan sarana

tersebut untuk berobat jika anggota keluarganya ada yang

mengalami sakit. Selain itu kesehatan balita juga diperhatikan yaitu

dengan membuka beberapa posyandu untuk anak-anak balita agar

tidak mudah terserang penyakit maupun gizi buruk.78

4) Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Kalimalang

Pendapatan adalah suatu hasil yang diterima dari suatu

aktifitas yang dilakukan dalam bentuk uang atau lainnya.

Pendapatan masyarakat Kalimalang tergantung pada masing-

77
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
78
Ibid.
64

masing pekerjaan yang dimiliki. Namun sebagian besar masyarakat

Kalimalang berprofesi sebagai buruh petani di sawah milik orang

lain sehingga pendapatan tersebut terkadang hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan sehari-hari seperti

makan.79

5) Tingkat pengeluaran masyarakat Desa Kalimalang

Pengeluaran dikatakan seimbang apabila pengeluaran

tersebut sesuai dengan pemasukan yang di dapatkan sehingga tidak

terjadi ketimpangan. Bahkan seharusnya pendapatan dapat

melebihi pengeluaran dari kebutuhan-kebutuhan pokok. Jika saat

ini sebagian masyarakat bekerja di usaha roti dengan pendapatan

sekitar Rp. 30.000/hari, maka uang tersebut bisa digunakan untuk

membeli sayur/lauk pauk untuk keluarga dan uang jajan untuk

anak sekolah. Jadi, pendapatan tersebut seimbang dengan

pengeluarannya.80

B. Gambaran Umum UMKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang

Sentra industri kecil roti di Desa Kalimalang berdiri sejak tahun 1995.

Industri tersebut awalnya merupakan usaha keluarga dan terus berkembang

menjadi usaha mikro kecil yang mampu merekrut banyak pekerja.

Perkembangan industri kecil khususnya roti di Indonesia mengalami

perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan konsumsi roti di Indonesia

79
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
80
Ibid.
65

yang terus meningkat. Sentra industri ini memproduksi beraneka macam jenis

roti (kukus, goreng dan oven). Sentra Industri Roti ini sering mendapatkan

pelatihan antara lain dari Indakop Ponorogo, perusahaan tepung dan

Perguruan Tinggi. Pelatihan yang diperoleh antara lain mengenai cara

pembuatan roti, aneka keripik, aneka jajanan pasar, kue kering, manajemen

keuangan seperti pembukuan, manajemen pemasaran bahkan sampai

penyuluhan mengenai alur perijinan usaha. Dengan adanya industri roti ini

mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan mampu meningkatkan

perekonomian masyarakat.81

1. Gambaran UMKM Roti

Berikut adalah beberapa UMKM roti di Desa Kalimalang yang akan

dijadikan penulis objek penelitian, antara lain:

a. Gilang Arum Cake

Gilang Arum cake merupakan industri kecil roti tertua yang ada di

Desa Kalimalang, usaha ini didirikan oleh ibu Sulasmi pada tahun

1998. Dan baru terdaftar sebagai industri kecil roti Desa Kalimalang

Kecamatan Sukorejo oleh Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan

UKM pada 4 April 2002. Hingga saat ini Gilang Arum memiliki

tenaga kerja perempuan yang berjumlah 6 orang yang bekerja dalam

proses produksi hingga pengemasan roti. Pada momen-momen khusus,

Gilang Arum akan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja atau

menambah jam kerja seperti saat menyambut bulan ramadhan atau hari

81
“Riyadi, Observasi, 19 Januari 2019”
66

raya guna melayani pesanan pelanggan yang bertambah dikarenakan

konsumsi masyarakat terhadap produk olahan makanan yang

meningkat.

Produk olahan yang dihasilkan dari Gilang Arum antara lain roti

kukus, donat, roti goreng, bakpao, roti isi (pisang, cokelat, kacang

hijau), putu ayu, molen, gulung, malvines, onde-onde dan cake waru.

Untuk pemasaran produk Gilang Arum memasarkan produknya di

lingkup Ponorogo saja, seperti ke Jabung, Balong atau dititipkan ke

pedangan kecil dipasar tradisional Ponorogo. Kendala yang dihadapai

oleh Gilang Arum adalah dalam hal pemasaran dan sumber daya

manusia. Untuk pemasaran kurangnya jangkauan pemasaran dengan

masih terbatasnya pemasaran di wilayah lokal saja, selain itu juga

banyaknya pesaing dari usaha-usaha roti yang lain. Untuk sumber daya

manusianya mereka kurang ketrampilan dalam berinovasi atau

berkreatifitas terhadap produk-produk roti yang dihasilkan. Tetapi

Gilang Arum sudah memberikan dampak yang baik terhadap

masyarakat dengan banyaknya usaha-usaha roti di tetangga sekitar

yang mengikuti jejak kesuksesan ibu Sulasmi dalam mempertahankan

citra rasa produk hingga sekarang.82

b. Dwi Asih Cake

Dwi Asih Cake didirikan oleh ibu Sunarsih pada tahun 1997

terdaftar sebagai industri kecil roti Desa Kalimalang Kecamatan

82
“Sulasmi, Wawancara, 14 Januari 2019”
67

Sukorejo oleh Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UKM pada 15

April 2002. Ibu Sunarsih memulai usahanya karena ingin mempunyai

pekerjaan dirumah sehingga tidak menganggur dan bisa membantu

perekonomian keluarga selain itu beliau juga bergabung di kelompok

Kartini dibawah binaan dinas perindagkop Kabupaten Ponorogo yang

mana terdapat pelatihan-pelatihan pembuatan roti misalnya dari

perusahaan tepung Bogasari. Hingga saat ini Dwi Asih memiliki

tenaga kerja perempuan yang berjumlah 7 orang yang bekerja mulai

jam 08.00 pagi sampai dengan jam 17.00 sore, dalam proses produksi

hingga pengemasan roti siap di pasarkan. Produk olahan yang

dihasilkan pun hampir sama dengan Gilang Arum yaitu antara lain roti

kukus, putu ayu, malvines, onde-onde, cake waru dan masih banyak

lainnya.Untuk pendapatan Dwi Asih bisa mencapai pendapatan kotor

Rp. 2.000.000 juta per hari. Untuk pemasaran produk roti Dwi Asih

dipasarkan di pasar-pasar tradisional Ponorogo.83

c. Eka Murni Cake

Eka Murni Cake didirikan oleh ibu Sri Ambarwati pada tahun 1995

terdaftar sebagai industri kecil roti Desa Kalimalang Kecamatan

Sukorejo oleh Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UKM pada 17

April 2002. Ibu Sri memulai usahanya pertama kali di kelompok

Kartini dibawah binaan dinas perindagkop Kabupaten Ponorogo yang

mana terdapat pelatihan-pelatihan pembuatan roti misalnya dari

83
“Sunarsih, Wawancara, 21 Mei 2019”
68

perusahaan tepung Bogasari. Untuk pendapatan Eka Murni bisa

mencapai pendapatan kotor Rp. 2.000.000 juta per hari.Hingga saat ini

Eka Murni memiliki tenaga kerja perempuan yang berjumlah 6 orang,

bekerja mulai jam 08.00 pagi sampai dengan jam 14.00 sore, dari

proses produksi hingga pengemasan roti yang siap untuk di pasarkan.

Produk olahan yang dihasilkan pun hampir sama dengan tempat usaha

lainnya yaitu antara lain roti putu ayu, roti zebra, roti spiku, roti cake

besar & kecil, roti donat, roti isi, roti gulung kukus, roti tart mini, roti

boneka, roti kukus, onde-onde, kukus gula merah roti tart dan roti

pisang. Untuk pemasarannya produk roti Eka Murni ke pasar

tradisional sekitar Ponorogo ada juga yang di pasarkan di Pacitan,

Trenggalek dan Purwantoro.84

d. Tri Murni Cake

Tri Murni Cake didirikan oleh ibu Sri Sunarti pada tahun 1996

terdaftar sebagai industri kecil roti Desa Kalimalang Kecamatan

Sukorejo oleh Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UKM pada 17

April 2002. Hingga saat ini Tri Murni memiliki tenaga kerja

perempuan berjumlah 6 orang yang bekerja mulai dari pukul 08.00

sampai dengan 17.00, mereka bekerja dari proses produksi hingga

pengemasan roti yang siap untuk di pasarkan. Produk olahan yang

dihasilkan pun hampir sama dengan usaha-usaha lainnya seperti roti

kukus, donat, roti goreng, bakpao, roti isi (pisang, cokelat, kacang

84
“Sri Ambarwati, Wawancara, 21 Mei 2019”
69

hijau), putu ayu, malvines, onde-onde dan cake waru. Untuk

pemasaran produk roti Tri Murni juga dipasarkan di pasar-pasar

tradisional Ponorogo seperti pasar Songgolangit, Sumoroto, Mlarak,

Jambon, Balong, Badegan.85

e. Fantastic Cake

Fantastic Cake didirikan oleh ibu Hestin putri dari ibu Sulasmi

pendiri Gilang Arum Cake. Terdaftar sebagai industri kecil roti di

DesaKalimalang Kecamatan Sukorejo oleh Dinas Industri Perdagangan

Koperasi dan UKM Kabupaten Ponorogo pada tahun 2017. Hingga

saat ini Fantastic memiliki tenaga kerja laki-laki 1 dan perempuan 3

orang, mereka bekerja dalam proses produksi roti hingga pengemasan

dan siap di distribusikan ke konsumen. Produk olahan roti yang

dihasilkan pun hampir sama dengan usaha-usaha roti di sekitarnya

yaitu antara lain roti basah, roti kering, donat, kue ulang tahun, roti

goreng dengan aneka macam isi seperti isi pisang, cokelat, kacang

hijau, abon serta kue brownis. Fantastic juga menerima pesanan untuk

acara-acara tertentu, seperti nasi tumpeng, nasi box dan lain

sebagainya. Untuk pemasaran, Fantastic menitipkan produk olahan

rotinya di pasar tradisional Ponorogo selain itu ia juga memasarkannya

lewat media sosial seperti facebook dan whatsapp.86

85
“Sri Sunarti, Wawancara, 22 Mei 2019”
86
“Hestin, Wawancara, 21 Januari 2019”
70

2. Karakteristik Informan

Sebelum melakukan tahap analisis data, terlebih dahulu penulis

akan memberikan penjelasan mengenai informan dalam penelitian ini.

Karakteristik informan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga karakter,

yaitu:

a. Nama, Posisi Kerja dan Pendidikan Terakhir Informan

b. Pendapatan Rata-Rata Informan

c. Tingkat Pendidikan Informan

Dari karakteristik informan tersebut dapat dijelaskan pada tabel

sebagai berikut:

a. Nama, Posisi Kerja dan Pendidikan Terakhir Informan

Tabel 3.7
Nama, Posisi Kerja dan Pendidikan Terakhir Informan
No Nama Posisi Kerja Pendidikan
1 Hestin Pemilik SMA
2 Sulasmi Pemilik SMA
3 Sunarsih Pemilik SMP
4 Sri Ambarwati Pemilik Tidak Lulus SD
5 Sri Sunarti Pemilik SD
6 Hartini Pekerja SMP
7 Sri Pekerja SMA
8 Dwi Pekerja SMA
9 Fitri Pekerja SMA
10 Pita Pekerja SMA
11 Sunar Pekerja SD
12 Eni Pekerja SMA
Sumber: Informan yang bersangkutan, 2019

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 5 pemilik dan 7

pekerja di UMKM sentra industry kecil roti Kalimalang, dengan


71

tingkat pendidikan SMA 7 orang, SMP 2 orang, SD 2 orang dan tidak

lulus SD 1 orang.

b. Pendapatan Rata-Rata Informan

Pendapatan atau penghasilan rata-rata yang didapat oleh informan

bervariasi, karena beberapa breperan sebagai pekerja dan pemilik

UKM roti itu sendiri, adapun data pendapatannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.8

Pendapatan Rata-Rata Informan


Informan Pendapatan
Dalam satu hari Dalam satu bulan
Sulasmi (pemilik) Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000
Hestin (pemilik) Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000
Sri Ambarwati Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000
(pemilik)
Sri Sunarti (pemilik) Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000
Sunarsih (pemilik) Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000
Hartini (pekerja) Rp. 30.000 Rp. 900.000
Sri (pekerja) Rp. 30.000 Rp. 900.000
Dwi (pekerja) Rp. 30.000 Rp. 900.000
Fitri (pekerja) Rp. 27.500 Rp. 825.000
Pita (pekerja) Rp. 27.500 Rp. 825.000
Sunar (pekerja) Rp. 25.000 Rp. 750.000
Eni (pekerja) Rp. 25.000 Rp. 750.000
Sumber: Informan yang bersangkutan, 2019

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pendapatan rata-rata untuk

pemilik sekitar Rp. 2.000.000/hari, pendapatan kotor. Sedangkan untuk

para pekerja sekitar Rp. 25.0000 – Rp. 30.000/hari.

c. Tingkat Pendidikan Informan

Tingkat pendidikan informan berdasarkan pendidikan dibagai

menjadi beberapa kategori yakni dari informan yang tidak lulus SD,
72

lulus SD sederajat, lulus SMP sederajat, lulus SMA sederajat atau

bahkan lulus sarjana. Berikut adalah jumlah informan berdasarkan

jenjang pendidikan:

Tabel 3.9
Jumlah Informan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Tidak lulus SD 1
SD 2
SMP 2
SMA 7
Sarjana -
Total 12
Sumber: Informan yang bersangkutan, 2019

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa informan di dominasi oleh

informan dengan tingkat pendidikan SMA, sedangkan yang tidak lulus

SD berjumlah 1 orang.

C. Pola UMKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pola disebut

juga sebagai suatu sistem atau cara kerja. Berdasarkan observasi atau

pengamatam serta wawancara dengan informan terkait, dapat diketahui bahwa

pola atau upaya yang dilakukan UKM sentra industri kecil roti Desa

Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat adalah dengan cara pola

kekerabatan atau kekeluargaan. Yang mana mereka melakukan perekrutan

pekerja dengan mengutamakan keluarga atau orang-orang terdekat, agar


73

mampu meningkatkan perekonomian keluarga dan mensejahteraannya. Seperti

yang dikemukakan oleh Ibu Sulasmi:

Disini itu pekerjanya dulu ya dari keluarga saya sendiri, seperti anak
saya, mantu, adik-adik saya dan tetangga samping rumah yang
kebetulan juga saudara saya sendiri, ada hubungan darah intinya, jadi
yang penting keluarga dulu dapat pekerjaan, nanti kalau usahanya
sudah besar bisa menarik pekerja lain atau masyarakat sekitar, dan
bisa membantu perekonomian keluarga.87

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa UMKM tersebut

menggunakan pola kekerabatan dalam meningkatkan kesejahteraan yang

dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Pertama, yang dilakukan adalah

munculnya idea tau gagasan untuk membentuk kelompok yang dinamakan

kelompok “Kartini”, agar mereka para anggota keluarga lainnya atau orang-

orang terdekat maupun tetangga sekitar bisa ikut dalam kelompok tersebut

untuk mengembangkan ketrampilan membuat berbagai macam jenis roti

dengan cara berlatih bersama maupun mendatangkan pelatih dari pihak yang

lebih terampil. Kedua, pihak yang mempunyai ide tersebut, merencanakan

agar para anggota kelompok mampu mempunyai usaha roti sendiri di rumah

masing-masing selain untuk mengisi waktu luang juga bisa digunakan sebagai

usaha rumahan atau home industri. Ketiga, setelah memperoleh ide atau

gagasan dan merencanakan hal tersebut dengan matang, maka pihak tersebut

mengajak masyarakat khususnya anggota kelompok untuk melaksanakan

usaha di rumah masing-masing untuk memproduksi berbagai jenis roti.

Terakhir atau keeempat, mengadakan evaluasi apakah cara ini sudah cukup

87
“Sulasmi, Wawancara, 19 Juli 2019”.
74

mampu untuk membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraannya.88

D. Dampak UMKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa kesejahteraan

terdiri dari beberapa indikator yaitu kesehatan, pendidikan, pendapatan,

perumahan dan akses teknologi informasi dan komunikasi. Apabila dalam hal

ini telah terpenuhi indikator-indikator tersebut dalam kehidupan seseorang

maka dapat dikatakan sejahtera, apabila dalam indikator tersebut salah satunya

tidak dapat terpenuhi dalam kehidupan seseorang maka belum dapat dikatakan

sejahtera. Data mengenai dampak UKM terhadap kesejahteraan masyarakat di

Desa Kalimalang dapat dilihat dari indikator kesejahteraan masyarakat sebagai

berikut:

1. Kesehatan

Dari hasil observasi dan wawancara kepada informan baik sebelum

maupun sesudah adanya UKM roti di Desa Kalimalang, diperoleh hasil

bahwa ketika menderita sakit informan dan keluarganya dapat berobat

secara medis dan sanggup membayar administrasi untuk biaya pengobatan

di sarana pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit.

Selain itu sekarang ini informan merasa dapat memenuhi kebutuhan

88
“Sulasmi, Wawancara, 19 Juli 2019”.
75

kesehatannya semenjak menjadi pelaku usaha roti maupun bekerja sebagai

pekerja di usaha roti tersebut.

Seperti data yang diambil dari wawancara dengan beberapa informan,

Bu Hestin, sebagai salah satu pemilik usaha roti berkata: “Semenjak kami

berwirausaha sebagai pembuat roti, sekarang kami mampu memenuhi

kebutuhan kesehatan keluarga, seperti pengobatan yang layak bagi

keluarga yang sakit”.89 Jawaban yang hampir sama juga diungkapkan oleh

Bu Eni sebagai salah satu pekerja di usaha roti, beliau berkata: “Setelah

bekerja di usaha roti di Desa Kalimalang ini kebutuhan dalam hal

kesehatan kami dapat terpenuhi, jika ada keluarga yang sakit, kami dapat

membawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan

dan pengobatan yang layak.90

2. Pendidikan

Tingkat pengeluaran informan dapat diukur dari biaya diluar

kebutuhan pokok misalnya biaya sekolah anak, dari hasil wawancara yang

dilakukan dengan sejumlah informan baik sebelum maupun sesudah

adanya UKM roti di Desa Kalimalang, mendapatkan hasil bahwa sebagian

besar pemilik usaha roti tersebut tingkat pendidikannya hanya sampai SD

dan SMP sederajat, tetapi dengan adanya usaha roti tersebut mereka

mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya minimal

sampai SMA sederajat bahkan ada yang mampu memberikan pendidikan

anaknya sampai di Perguruan Tinggi, seperti yang dikatakan oleh Ibu Sri

89
“Hestin, Wawancara, 21 Januari 2019”
90
“Eni, Wawancara, 16 Juli 2019”
76

Ambarwati: “Anak saya yang terakhir kuliah di Universitas Brawijaya

Malang, dan sekarang sudah bekerja di Bank BNI”.91

3. Pendapatan

Berdasarkan wawancara dengan para informan di dapatkan bahwa

pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha roti di Desa

Kalimalang menjadikan pendapatan dari UKM tersebut sebagai

penghasilan pokok, dengan adanya hal inipun mereka mulai dapat

nenyisihkan sebagian dari upahnya untuk di tabung yang tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan yang mendesak, bahkan bisa juga digunakan untuk

kebutuhan sekunder maupun primer. Seperti yang dikatakan oleh ibu

Sunarsih.92

4. Perumahan

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan para informan di

dapatkan bahwa pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha

roti di Desa Kalimalang mengalami perubahan setelah bekerja dan

melakukan usaha tersebut, kini mereka mampu mempunyai rumah sendiri

ataupun merenofasi rumah dengan kualitas bangunan yang baik, lantai

keramik/bukan tanah, dinding tembok, atap genting dan sudah mempunyai

aliran listrik/penerangan, ketersediaan air bersih yang cukup serta sanitasi

yang layak sehingga menjadi rumah yang nyaman dan lebih layak huni. 93

91
“Sri Ambarwati, Wawancara, 21 Mei 2019”
92
“Sunarsih, dkk, Wawancara, 21 Mei 2019”
93
“Sri Sunarti, dkk, Wawancara, 21 Mei 2019”
77

5. Akses Teknologi dan Komunikasi

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan para informan di

dapatkan bahwa pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha

roti di Desa Kalimalang sudah memiliki dan mampu mengoperasikan alat

komunikasi seperti handphone (HP), bahkan mereka sudah memiliki

smartphone android sebagai penunjang untuk keperluan pengembangan

bisnis ataupun lainnya.94

Dari penjelasan diatas maka dampak UMKM sentra industri kecil roti

Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dalam tabel

perubahan sebagai berikut:

Tabel 3.10

Perubahan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Setelah Adanya UMKM dalam 3 Tahun Terakhir

No Indikator Tahun Kriteria Keterangan


1 Kesehatan 2017 Cukup Masyarakat dari tahun ke
(pemanfaatan 2018 Cukup tahun mudah untuk
fasilitas tenaga 2019 Mudah memanfaatkan fasilitas
kesehatan) tenaga kesehatan, seperti
bidan, dokter maupun
sarananya seperti rumah
sakit dan puskesmas
2 Pendidikan 2017 SMP Tingkat pendidikan
(tingkat sederajat masyarakat, khususnya
pendidikan) 2018 SMA anak-anak informan dari
sederajat tahun ke tahun mengalami
2019 SMA kenaikan, dan bisa
sederajat memenuhi program wajib
belajar 9 tahun dari
pemerintah.
3 Ketenagakerjaan 2017 Sedang Pendapatan masyarakat
(pendapatan) 2018 Tinggi khusunya pemilik dan

94
“Sulasmi, dkk, Wawancara, 21 Januari 2019”
78

2019 Tinggi pekerja juga bertambah.


Pemilik yang awalnya
berpenghasilan 1 juta/hari
kini bisa menghasilkan 2
juta/hari. Sedangkan
pekerja pada tahun 2017
berpenghasilan Rp. 20.000
kini bisa mencapai Rp.
25.000-Rp. 30.000/hari.
4 Perumahan dan 2017 Cukup Pada tahun 2017 & 2018,
Lingkungan 2018 Cukup kualitas dan fasilitas
(kualitas dan 2019 Lengkap perumahan mereka cukup
fasilitas tempat bagus dan pada tahun
tinggal) terakhir ini kualitas dan
fasilitas rumah mereka
sudah lengkap dan masuk
dalam kriteria layak huni.
5 Akses teknologi 2017 Cukup Dari tahun ke tahun
informasi dan 2018 Mudah masyarakat semakin
Komunikasi 2019 Mudah mudah untuk mengakses
teknologi dengan
mempunyai smartphone
android.
Sumber: Wawancara dengan informan, 2019

Berdasarkan dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari tahun ke

tahun, tingkat kesejahteraan masyarakatnya meningkat sesuai dengan

indicator kesejahteraan masyarakat, yaitu kesehatan, pendidikan, pendapatan,

perumahan dan lingkungan serta akses teknologi informasi dan komunikasi.


79

BAB IV

ANALISIS DAMPAK UMKM SENTRA INDUSTRI KECIL ROTI

KALIMALANG TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

A. Pola UKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola disebut juga sebagai sistem

atau cara kerja. Bentuk kemampuan masyarakat yang sudah melembaga dalam

meningkatkan kesejahteraan adalah adanya tindakan kolektif dari masyarakat

untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembangunan di

komunitasnya. Salah satunya dengan pola kekerabatan. Kekerabatan adalah

unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan

darah atau hubungan perkawinan. Sistem kekerabatan merupakan bagian yang

sangat penting dalam struktur sosial, yang merupakan sebuah jaringan

hubungan kompleks berdasarkan hubungan darah atau perkawinan.95 Dalam

pola kekerabatan masyarakat sendiri yang mengontrol seluruh proses

pembangunan, sejak munculnya gagasan, merencanakan, melaksanakan,

hingga membuat evaluasi dari tindakan bersama tersebut.96

Dari hasil observasi dan wawancara dengan sejumlah informan

pemilik UKM roti, diketahui bahwa mereka melakukan perekrutan karyawan

dengan mengutamakan keluarga atau orang-orang terdekat, agar mampu

95
Wikipedia, “Pola Wikipedia Bahasa Indonesia,” dalam https://id.m.wikipedia.org/,
(diakses pada tanggal 14 Juli 2019, jam 21.40).
96
Soetomo, Keswadayaan, 83.
80

meningkatkan perekonomian keluarga dan mensejahteraannya. Pertama, yang

dilakukan adalah munculnya idea tau gagasan untuk membentuk kelompok

yang dinamakan kelompok “Kartini”, agar mereka para anggota keluarga

lainnya atau orang-orang terdekat maupun tetangga sekitar bisa ikut dalam

kelompok tersebut untuk mengembangkan ketrampilan membuat berbagai

macam jenis roti dengan cara berlatih bersama maupun mendatangkan pelatih

dari pihak yang lebih terampil. Kedua, pihak yang mempunyai ide tersebut,

merencanakan agar para anggota kelompok mampu mempunyai usaha roti

sendiri di rumah masing-masing selain untuk mengisi waktu luang juga bisa

digunakan sebagai usaha rumahan atau home industri yang bisa menambah

penghasilan keluarga, dimana dulunya mereka hanya bekerja sebagai buruh

saja. Ketiga, setelah memperoleh ide atau gagasan dan merencanakan hal

tersebut dengan matang, maka pihak tersebut mengajak masyarakat khususnya

anggota kelompok untuk melaksanakan usaha di rumah masing-masing untuk

memproduksi berbagai jenis roti. Terakhir atau keeempat, mereka

mengadakan evaluasi, melalui pertemuan setiap bulannya atau biasa mereka

sebut dengan arisan kelompok Kartini, apakah cara ini sudah cukup mampu

untuk membantu perekonomian masyarakat dan meningkatkan

kesejahteraannya, apakah perlu pelatihan lagi dari pihak eksternal untuk

meningkatkan ketrampilan masyarakat agar bisa menghasilkan banyak varian

roti, juga untuk membahasa mengenai pemasaran.


81

B. Dampak UKM Sentra Industri Kecil Roti Kalimalang Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dampak adalah benturan,

pengaruh yang mendatangkan akibat baik dampak positif maupun negatif.

Keberadaan perusahaan berdampak positif terhadap masyarakat sekitarnya

bisa bersifat langsung dan tidak langsung. Bersifat langsung, maksudnya

kesejahteraan pekerja/karyawan di perusahaan itu sendiri. Sedangkan yang

bersifat tidak langsung adalah dampak positif terhadap peningkatan

kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan/kegiatan-kegiatan ekonomi lokal

lainnya melalui keterkaitan produksi/bisnis antara perusahaan bersangkutan

dan perusahaan-perusahaan lokal lainnya tersebut.97 Didalam penelitian ini,

penulis hanya fokus menganalisis terhadap dampak secara langsung yaitu

mengenai kesejahteraan pekerja/karyawan/masyarakat sekitar UKM roti di

Desa Kalimalang.

Dari hasil observasi dan wawancara, terdapat kategori dalam indikator

kesejahteraan yang memang memberikan pengaruh atau dampak positif bagi

para informan setelah adanya UKM roti di Desa Kalimalang tersebut. Dampak

positif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Membuka lapangan pekerjaan baru. Masyarakat Desa Kalimalang sebelum

ada UKM roti, sebagian besar hanya bekerja sebagai buruh tani, buruh

bangunan (serabutan) dan untuk perempuan (ibu-ibu) hanya sebagai ibu

rumah tangga. Dari pekerjaan sebagai buruh yang tidak menentu waktu

97
Tambunan, Usaha Mikro Di Indonesia, 58.
82

kapan mendapatkan pekerjaan, menyebabkan masyarakat susah untuk

memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi

setelah adanya UKM roti di Desa Kalimalang tersebut, mereka

mendapatkan peluang pekerjaan baru yang mana dapat membantu

perekonomian mereka untuk memenuhi kebutuhan primer setiap harinya

bahkan bisa juga untuk memenuhi kebutuhan sekunder dengan

penghasilan yang jelas, mereka juga sekaligus mengisi waktu luang

sebagai ibu rumah tangga diantara sela-sela mereka menunggu pekerjaan

yang membutuhkan tenaga mereka, misalnya seperti buruh tandur

disawah. Hal ini juga dipicu oleh factor usia dan pendidikan yang masih

tergolong rendah yang tidak memungkinkan mereka untuk dapat diterima

atau bekerja di tempat lain yang memerlukan kemampuan dan

pengetahuan khusus. Karena jumlah lapangan kerja tidak sebanding

dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Oleh sebab itu UKM sangat

berdampak positif bagi pembuka lapangan kerja baru untuk masyarakat

kecil sekitar.

2. Meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan cita-cita social

yang tidak hanya di angankan untuk di miliki, tetapi juga harus

diusahakan. Tanpa usaha dan kerjasama diantara berbagai pihak terkait,

kesejahteraan merupakan suatu khayalan. Tingkat kesejahteraan msyarakat

diukur dari indicator kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik yang

dapat disimpulkan sebagai berikut:


83

a. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu indicator kesejahteraan

masyarakat dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah.

Semakin sehat kondisi suatu masyarakat, maka akan semakin

mendukung proses dan dinamika pembangunan ekonomi suatu

Negara/wilayah semakin baik. Kesehatan menjadi indikator

kesejahteraan dapat dilihat dari mampu tidaknya masyarakat

memanfaatkan fasilitas kesehatan atau menjalani pengobatan di

layanan kesehatan serta mampu untuk membiayai secara penuh obat

yang dibutuhkan.

Kesadaran akan kesehatan juga telah dirasakan dan disadari oleh

masyarakat, khususnya para informan yang sadar akan kesehatan pada

anggota keluarganya terbukti pada hasil wawancara yang telah

dilakukan bahwa hampir keseluruhan para informan pergi untuk

berobat ke puskesmas atau rumah sakit jika anggota keluarganya sakit.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga

Negara untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

belajar. Setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh

pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki

tanpa memandang status social, status ekonomi, suku, etnis, agama dan

lokasi geografis.
84

Dari hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa tingkat

pendidikan yang mendominasi adalah SMA sederajat, dan informan

yang sudah memiliki anak sekarang mampu memberikan pendidikan

yang terbaik untuk anaknya bahkan ada yang bisa menguliahkan

anaknnya hingga sampai jenjang Perguruan Tinggi.

c. Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan total kas yang diperoleh seseorang

atau rumah tangga selama periode waktu tertentu. Pendapatan

merupakan hal terpenting dalam menentukan kesejahteraan

masyarakat. Khususnya bagi para pekerja yang bekerja di UKM roti

tersebut, mereka mendapakan penghasilan tambahan dari bekerja di

usaha tersebut. Ibu Hartini, salah seorang karyawan misalnya, saat

diwawancarai beliau mengatakan bahwa sebelum bekerja di usaha roti

tersebut beliau tidak pernah memiliki simpanan uang karena

penghasilan yang didapatkan hanya tergantung pada pendapatan

suaminya yang bekerja sebagai buruh itupun hanya mencukupi

kebutuhan sehari-hari saja, tetapi setelah bekerja di usaha roti beliau

dapat menyisihkan uang yang didapatkan dari hasil bekerja di pabrik

roti tersebut untuk di gunakan ketika ada kebutuhan yang mendesak

seperti pergi berobat ataupun untuk kebutuhan anak sekolah.

d. Perumahan dan Lingkungan

Perumahan dan pemukiman menjadi kebutuhan dasar manusia, dan

mempunyai fungsi yang sangat penting dalam perannya sangat penting


85

dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga dan peningkatan

kualitas generasi yang akan datang. Selain itu, rumah juga merupakan

determinan kesehatan masyarakat, dimana rumah yang sehat dan

nyaman adalah rumah yang mampu menunjang kondisi kesehatan tiap

penghuninya.

Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil bahwa para

informan setelah mempunyai/bekerja di usaha roti mampu merenovasi

rumah, menjadi rumah yang lebih sehat dan layak huni serta

mempunyai fasilitas yang cukup seperti sumber air bersih dan sanitasi.

e. Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat dengan

melihat penguasaan/kepemilikan akses teknologi informasi dan

komunikasi, seperti penggunaan handphone (HP) ataupun

pemanfaatan komputer dan laptop.

Dilihat dari hasil observasi dan wawancara dengan sejumlah

informan, terlihat perbedaan sebelum dan sesudah bekerja, dulu

sebelum bekerja mereka belum mempunyai cukup teknologi, setelah

bekerja dan mempunyai pendapatan, sekarang mampu membeli

smartphone untuk pribadi maupun untuk anak-anaknya.

Hasil merupakan perolehan dari adanya usaha. Keberhasilan

ekonomi masyarakat adalah berkembang dan meningkatnya pendapatan

ekonomi masyarakat penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya

yang tersedia, meningkatnya kemandirian masyarakat yang ditandai


86

dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya, terpenuhinya

kebutuhan pokok masyarakat, serta meningkatnya kesejahteraan

masyarakat yang berada di lingkungan sekitar. 98

Di desa Kalimalang terdapat beberapa jenis UMKM, salah satunya

UMKM yang berjalan di bidang industri pengolahan makanan yaitu roti.

Industri roti yang ada di Desa Kalimalang yang penulis teliti terdiri dari 5

tempat produksi. Industri roti di desa Kalimalang ini merupakan usaha

yang pertama kali dirintis oleh ibu-ibu disana dan diberi nama kelompok

Kartini yang dirintis sekitar tahun 1995-an, para pekerja dari industri ini

rata-rata adalah kerabat dekat dari pemilik usaha yang bertempat tinggal

disekitar lingkungan industri roti, tetapi ada juga pekerja yang berasal dari

tetangga desa.

Industri roti sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat khususnya masyarakat desa Kalimalang. Omset atau

pendapatan dari proses produksi roti rata-rata berkisar antara Rp.

2.000.000/hari, sedangkan untuk para pekerja pendapatan berkisar antara

Rp. 750.000-Rp. 900.000/bulan hal tersebut tentu telah cukup mampu

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan.

Industri roti tersebut sangat memberikan dampak positif yakni membuka

lapangan pekerjaan yang dapat menekan angka penggangguran meskipun

dilihat dari kenyataannya yang seharusnya karyawan dengan lulusan SMA

mampu bekerja lebih dari karyawan di industri roti namun karena faktor

98
Ibid., 8.
87

ekonomi yang sulit serta tidak adanya skill ataupun kemampuan khusus

yang dapat di andalkan membuat mereka hanya dapat menjadi karyawan

di tempat usaha roti yang ada di desa Kalimalang yang pada kenyataannya

jika bekerja di pabrik roti ini tidak memerlukan kemampuan yang khusus.

Masyarakat di desa Kalimalang ini dominan bermata pencaharian

sebagai buruh petani yang mengandalkan pendapatan dari hasil panen

yang terkadang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, dengan

adanya pabrik roti yang ada di desa Kalimalang setidaknya mereka dapat

memanfaatkan waktu luang mereka di sela menunggu hasil panen tiba

serta mendapatkan tambahan penghasilan di tiap harinya.

Dengan adanya industri roti yang ada di Desa Kalimalang tersebut

dapat mengurangi tingkat pengangguran, terutama masyarakat Desa

Kalimalang yang berpendidikan rendah dan masyarakat yang telah lanjut

usia dan tidak lagi bekerja tempat lain. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga

juga dapat mengisi waktunya setelah bekerja mengurus rumahnya. Ada

pula petani yang menunggu masa panen padi tiba dapat bekerja di sela-sela

waktu penggarapan padi. Sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan

dengan produktif.

Jika dilihat dari beberapa indikator kesejahteraan masyarakat yang

telah dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa keberadaan usaha-usaha roti

yang ada di Desa Kalimalang memiliki peran penting untuk masyarakat

sekitar dilihat dari masyarakat yang memperoleh pekerjaan dan

penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat


88

baik berupa peningkatan dalam hal makanan setiap harinya serta

kebutuhan-kebutuhan yang mendesak seperti kesehatan dan juga

pendidikan anak-anak mereka. Selain itu juga para informan dapat

menyimpan sebagian uangnya untuk ditabung dan dipergunakan pada

masa mendatang juga bisa untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan

kebutuhan primernya. Kemunculan UKMM sentra industri kecil roti di

Desa Kalimalang tersebut benar-benar berdampak positif terhadap

peningkatan perekonomian masyarakat dan kesejahteraannya bahkan telah

menjadi icon/ciri khas dari Desa Kalimalang tersebut, akibatnya tingkat

pengangguranpun berkurang sebab bertambahnya lapangan pekerjaan.


89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

disajikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Untuk kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) roti yang

berada di Desa Kalimalang, dapat diketahui bahwa dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat mereka menggunakan pola

kekerabatan, yaitu pola yang mana mereka melakukan perekrutan

karyawan dari keluarga atau kerabat terdekat terlebih dahulu, sehingga

masyarakat sekitar yang kebetulan mempunyai hubungan darah atau masih

disebut keluarga bisa ikut mendirikan usaha roti yang mampu

meningkatkan perekonomian keluarga pada khusunya dan masyarakat

sekitar pada umumnya.

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) roti yang berada di Desa

Kalimalang, memberikan dampak positif terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat yang

meningkat setelah adanya UMKM roti sehingga masyarakat bisa

memenuhi indikator yang lain seperti pemanfaatan fasilitas kesehatan, bisa

memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya sesuai dengan bakat

dan minat, juga bisa membeli dan merenovasi rumah sehingga fasilitas dan
90

kualitas rumah sehat dan layak huni, masyarakat juga bisa memenuhi

kebutuhan sekunder seperti penggunaan alat teknologi canggih, misalnya

smartphone atau bahkan kebutuhan primer seperti pembelian mobil.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Sampai saat ini perkembangan UMKM sudah cukup bagus dari segi

produksi atau dari segi pemasaran, namun ada beberapa hal yang harus

lebih di perhatikan yaitu tentang struktur organisasi kepengurusan UMKM

yang harus lebih spesifikasi lagi hal ini di tujukan agar kedepannya setiap

UMKM yang ada di Desa Kalimalang bisa berbadan hukum.

2. Pada dasarnya karyawan yang bekerja di UMKM semuanya berkualitas

hal ini mengidentifikasikan bahwa masyarakat Desa Kalimalang

mempunyai potensi sumber daya manusia yang sangat bagus namun jika

tidak ada pelatihan untuk regenerasi karyawan maka lambat laun usaha

tersebut akan tiada dikarenakan karyawan yang bisa membuat produk

tersebut semakin sedikit, maka untuk mengantisipasi hal tersebut pihak

UMKM harus melakukan pelatihan kepada generasi muda hal ini

bertujuan agar UMKM yang ada di Desa Kalimalang bisa terus bersaing

dan berproduksi selain itu dengan mengadakan pelatihan kepada generasi

muda bisa dijadikan tahap antisipasi untuk mencegah krisis kekurangan

karyawan dimasa yang akan datang.


91

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

_________. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

Fak Ekonomi UI. 2002.

Damanuri, Aji. Metodologi Penelitian Muamalah. Ponorogo: STAIN PO PRESS.

2010.

Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2012.

Fajar, Mukti. UMKM Di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2016.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara. 2016.

Hamali, Arif Yusuf. Pemahaman Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan. Jakarta: PT

Kharisma Putra Utama. 2016.

Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2015.

Mulatsih, Wahyu Tri. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ponorogo

2018. Ponorogo: CV. Azka Putra Pratama. 2018.

_________. Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2018. Ponorogo: CV Azka

Putra Pratama. 2018.

Mulyadi, Boby Eko Heru. Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018. Ponorogo:

CV Azka Putra Pratama. 2018.

Noveria, Mita. Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Jakarta: LIPI Pers.

2011.
92

Rhian, Wawan Dhewanto. Manajemen Inovasi Untuk Usaha Kecil & Mikro.

Bandung: Alfabeta. 2015.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. 2009.

Situmorang, Syafizal Helmi. Analisis Data Untuk Riset dan Bisnis. Medan: USU

Press. 2010.

Soetomo. Keswadayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.

Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan

Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta. 2010.

Suparyanto. Kewirausahaan Konsep Dan Realita Pada Usaha Kecil. Bandung:

Alfabeta. 2016.

Suwandi. Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

2008.

Syamsuri. Ekonomi Pembangunan Islam. Ponorogo: UNIDA Gontor Press. 2018.

Tambunan, Tulus. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009.

_________. Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Ghalia Indonesia. 2017.

Waluya, Bagya. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk

SMA/MA Kelas X. Bandung: PT. Setia Purna Inves. 2007.

Basar, Ade Muhamad Alimul. “Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.” Skripsi. Cirebon: IAIN Syekh

Nurjati. 2015.

Epriliana, Lena. “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Pada Multi Mart Batanghari.” Skripsi. Metro:

IAIN Metro. 2017.


93

Julianda, Hijriah. “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Pada PT. Maruki

Internasional Indonesia.” Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin,

2013.

Marlina, Tuti. “Analisis Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui

Kerajinan Kayu Dalam Pemberdayaan Peningkatan Ekonomi

Masyarakat.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Alma Ata. 2017.

Rifai, Bachtiar. “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM).” Sosio Humaniora. 4 (2012), 11.

Zahroh, Tsania Riza. “Peran UMKM Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Ekonomi Perempuan.” Skripsi. Semarang: UIN Walisongo,

2017.

BPS Kabupaten Ponorogo. “Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018,” dalam

https://ponorogokab.bps.go.id/publication.html/. diakses pada tanggal 18

Februari 2019, jam 11.03.

Kemendagri. “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan

Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga.” dalam

http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/. diakses pada

tanggal 13 Mei 2019, jam 9.43.

Laoli, Noverius. “Pameran Roti di Jerman pada 2018.” dalam

https://m.kontan.co.id/news/bisnis roti-dan-kue-indonesia-bertumbuh-10 /.

diakses pada tanggal 14 Mei 2019, jam 22.24.

Anda mungkin juga menyukai