SKRIPSI
Oleh :
HANIFAH AFRO FITRIA
NIM. 210715030
Pembimbing :
Dr. AJI DAMANURI, M.E.I
NIP. 19750602200121003
2019
2
ABSTRAK
Hanifah Afro Fitria, 2019. Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra Industri Kecil
Roti Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo). Skripsi.
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Dr. Aji Damanuri, M.E.I.
BAB I
PENDAHULUAN
menyerap setiap angkatan yang ada. Indonesia sebagai negara yang penuh
potensi yang ada pada diri sendiri maupun yang berada di wilayah masing-
masyarakat yang mempunyai kemampuan dan jeli melihat potensi diri serta
yang tinggi. Selain itu, dengan adanya usaha yang menitikberatkan pada
1
Bachtiar Rifai, “Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),”
Sosio Humaniora, 4 (2012), 11.
8
peluang yang ada di daerah sekitar, diharapkan mampu menjadi ikon atau ciri
adalah bagian integral dari dunia usaha, merupakan kegiatan ekonomi rakyat
nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak
Indonesia memiliki peran yang sangat penting terutama dalam hal penciptaan
kesempatan kerja. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah angkatan
sehingga Usaha Besar (UB) tidak sanggup menyerap semua pencari kerja dan
2
Ade Muhamad Alimul Basar, “Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat,” Skripsi (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati, 2015), 1.
3
Mukti Fajar, UMKM Di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), 239.
4
Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 1.
9
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
kebutuhan manusia dari kebutuhan yang bersifat paling dasar seperti makan,
5
Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 23.
6
Syamsuri, Ekonomi Pembangunan Islam (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2018), 92
7
Soetomo, Keswadayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 41.
8
Ibid., 52.
10
khususnya.
sandang dan pangan sedangkan untuk kebutuhan spiritual dan sosialnya belum
terpenuhi.
9
BPS Kabupaten Ponorogo, “Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018,” dalam
https://ponorogokab.bps.go.id/publication.html/, (diakses pada tanggal 18 Februari 2019, jam
11.03).
11
kerajinan reog, alat musik tradisional, kerajinan alat dapur, berbagai pernak
pernik cinderamata, meubel, bahan bangunan seperti batu bata dan genteng,
memproduksi jenis produk yang sama. Sehingga setiap daerah menjadi sentra
UKM (Usaha Kecil Menengah) penghasil jenis produk tertentu. Hampir setiap
Kecamatan Jetis menjadi sentra industri jenang mirah dan makanan khas
Golan menjadi sentra industri gethuk nggolan dan sentra industri tahu, Desa
industri rumah tangga yang tersebar di wilayah Ponorogo, antara lain industri
12
kerajinan tikar, anyaman bambu, industri tempe mentah dan kripik serta
industri krupuk.
Salah satu sentra industri yang menjadi objek penelitian penulis adalah
menit. Sentra industri roti di Desa Kalimalang berjumlah 22, di mana mereka
diketuai oleh ibu Sulasmi, sentra industri ini pertama kali berdiri pada tahun
1995 yang mana industri ini memproduksi beraneka macam jenis roti (kukus,
goreng dan oven), antara lain roti pisang, kacang hijau, coklat, abon dan
karyawan dalam bekerja. Akan tetapi sebagian dari kelompok tersebut juga
13
Sentra industri roti ini sering mendapatkan pelatihan antara lain dari Indakop
antara lain mengenai cara pembuatan roti, aneka kripik, aneka jajanan pasar,
industri kecil roti ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan
faktor internal tetapi juga tantangan eksternal. Berbagai hambatan itu antara
(SDM) dan teknologi yang berakibat pada rendahnya mutu produk dan tidak
dalam penelitian ini merupakan salah satu masalah ekonomi yang sudah
10
“Hestin, Wawancara, 19 Februari 2019”
11
Ibid.
14
Ponorogo.
B. Rumusan Masalah
Ponorogo?
Ponorogo?
15
C. Tujuan Penelitian
Ponorogo.
Ponorogo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
permasalahan ini, serta dapat menambah sumber pustaka yang telah ada.
2. Manfaat Praktis
adalah jika dalam skripsi ini membahas mengenai potensi dan kontribusi
2. Skripsi yang disusun oleh Siti Susana (2012) dengan judul “Peranan
dengan baik dan sejalan dengan syariat islam, baik pada bahan baku,
12
Elzamaulida Merdekawati, “Potensi Dan Kontribusi UMKM Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan, 2018), 3.
18
modal, proses produksi dan pemasaran, hanya saja masih sederhana dalam
kesejahteraan. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi proses produksi dan
Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis susun adalah jika dalam skripsi
3. Skripsi yang disusun oleh Tsania Riza Zahroh (2017) dengan judul “Peran
cepat, kurangnya sumber daya manusia terlebih saat musim panen bawang
13
Siti Susana, “Peranan Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2012), 2.
19
skripsi ini dengan yang penulis susun adalah dalam fokus pengukuran
para pekerja.
dahulu.15 Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis susun adalah skripsi
14
Tsania Riza Zahroh, “Peran UMKM Konveksi Hijab Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Ekonomi Perempuan,” Skripsi (Semarang: UIN Walisongo, 2017), 9.
15
M. Taufik Berutu,“Kesejahteraan Ekonomi Petani Tradisional Bawang Merah Di
Haranggaol,” Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), 5.
20
Maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa UKM CV. Citra Sari
dari sisi mikro ekonomi.16 Perbedaan skripsi ini dengan yang penulis
susun adalah skripsi ini fokus terhadap peran UMKM dan skripsi penulis
adalah bagaimana pola dan dampak usaha mikro kecil dan menengah
16
Multazam Nasruddin, “Analisis Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) Terhadap
Peningkatan Ekonomi Keluarga Karyawan,” Skripsi (Makassar: UIN Makassar, 2016), 11.
21
F. Metode Penelitian
realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat.17
Objek dalam penelitian ini adalah dampak Usaha Mikro Kecil Menengah
kata, atau kalimat, yang disusun secara cermat dan sistematis mulai dari
2. Lokasi Penelitian
17
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN PO PRESS,
2010), 6.
18
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), 52.
22
karena 5 UMKM tersebut adalah UMKM yang tertua dan sebagai pioner
munculnya UMKM lain. Oleh sebab itu menurut penulis lokasi ini
pekerja/karyawan.
dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan
19
dapat pula merupakan lambang atau sifat. Data yang diambil untuk
Ponorogo.
19
Syafizal Helmi Situmorang, Analisis Data Untuk Riset dan Bisnis (Medan: USU Press,
2010), 1.
23
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut:
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
a. Observasi
20
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, 59.
21
Ibid., 59.
22
Ibid.
23
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2016), 143.
24
mengenai pola dan dampak UMKM sentra industri kecil roti terhadap
b. Wawancara
suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana
dengan pemilik UMKM dan karyawan di sentra industri kecil roti Desa
c. Dokumentasi
jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran,
5. Analisis Data
kategori/struktur klasifikasi.26
24
Ibid., 160.
25
Ibid., 175.
26
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 339.
25
dengan penelitian ini yaitu bersifat deskriptif. Maka analisa data yang
sebagai berikut:27
peristiwa dan kondisi actual yang terjadi sesuai fakta di lapangan. Setelah
itu di rangkum, memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan pada hal-
27
Siti Susana, “Peranan Home Industri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim, 2012), 11.
26
Ponorogo.
teknik yaitu:
28
Hijriah Julianda, “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Pada PT. Maruki
Internasional Indonesia,” Skripsi (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013), 42.
29
Ibid., 43.
27
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
G. Sistematika Pembahasan
lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis
Masyarakat.
30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
28
umum UMKM, data tentang pola dan dampak UMKM sentra industri kecil
Ponorogo.
analisis data mengenai pola dan dampak UMKM sentra industri kecil roti
Ponorogo.
BAB II
(UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB) pada umumnya didasarkan
pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UM atau
33
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2017),
1.
30
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
ukuran tenaga kerja, yaitu lima sampai dengan sembilan belas orang yang
terdiri atas (termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan
orientasi belajar yang harus besar untuk dapat bersaing, namun lebih
34
Ibid., 3-4.
35
Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba Empat,
2014), 232.
36
Wawan Dhewanto, dkk, Manajemen Inovasi Untuk Usaha Kecil & Mikro (Bandung:
Alfabeta, 2015), 29.
31
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
37
Ibid., 21.
38
Mukti Fajar, UMKM Di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2016) 112.
32
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha
kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
39
Ibid., 113.
40
Ibid.
33
dan Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini juga menggunakan jumlah
pekerja sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha antara UMI, UK,
umum disebut industri rumah tangga) adalah unit usaha dengan jumlah
a. Pengertian Peranan
41
Tambunan, Usaha Mikro, 4.
42
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press, 2010), 23.
43
Ibid., 174.
34
efektivitas.
b. Peran UMKM
ini layak diterima usaha kecil karena perannya yang sangat dominan
dipenuhi dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil.
3) Mengurangi Urbanisasi
44
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia (Bogor: Ghalia
Indonesia. 2009), 1.
45
Suparyanto, Kewirausahaan Konsep Dan Realita Pada Usaha Kecil (Bandung:
Alfabeta, 2016), 31-38.
36
dunia adalah wujud nyata peran usaha kecil. Makanan khas daerah,
B. Kesejahteraan Masyarakat
46
Mukti, UMKM Di Indonesia, 254-255.
38
“Catera” (Payung) adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam
ia merasa senang, tidak kurang suatu apapun dalam batas yang mungkin
masyarakat dalam bahasa Arab yaitu Syakara yang artinya turut serta.
47
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2012), 8.
48
Mita Noveria, Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan (Jakarta: LIPI Perss, 2011),
22.
49
Bagya Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk SMA/MA
Kelas X (Bandung: PT. Setia Purna Inves, 2007), 6.
39
(exchange) dan hubungan saling bekerja sama satu dengan yang lain.50
sejahtera adalah aman, sentosa, dan makmur, selamat (terlepas dari segala
bersama pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu.51
warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia
untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf hidup yang lebih baik
ini bukan hanya diukur dengan ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut
50
Soetomo, Keswadayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 21.
51
Lena Epriliana, “Implementasi Corporate Sosial Responsibility Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Pada Multi Mart Batanghari,” Skripsi (Metro: IAIN Metro, 2017), 21.
52
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial (Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2002), 40.
40
53
Muhammad Anshar, “Analisis Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Warga Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan,”
Skripsi (Medan: UIN Sumatera Utara, 2017), 44.
41
berkelanjutan.
sosial.
54
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial (Bandung: Alfabeta, 2010), 34
55
Syamsuri, Ekonomi Pembangunan Islam (Ponorogo: UNIDA Gontor Press, 2018), 92.
42
masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait
b. Kesejahteraan (welfare)
c. Kebebasan (freedom)
56
Ibid., 92.
57
Nasikun, Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), 44.
43
a. Kesehatan
58
Wahyu Tri Mulatsih, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Ponorogo 2018
(Ponorogo: CV. Azka Putra Pratama, 2018), 13-65.
44
b. Pendidikan
dipandang dari aspek ekonomi saja, tetapi juga dari aspek sosial
1) Tingkat Pendidikan
c. Ketenagakerjaan
1) Upah/Gaji/Pendapatan Bersih
berkelanjutan.
46
listrik (PLN dan Non PLN), karena cahaya listrik lebih terang
bisnis.
Tabel 2.1
Indikator Kesejahteraan Rakyat
No Indikator Kriteria
1 Kesehatan (Pemanfaatan Fasilitas Sulit
Tenaga Kesehatan) Cukup
Mudah
2 Pendidikan (Tingkat Pendidikan) SD Sederajat
SMP Sederajat
SMA Sederajat
Diploma
Sarjana
3 Ketenagakerjaan Rendah
(Upah/Gaji/Pendapatan) Sedang
Tinggi
48
Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat
atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika
sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk pola
dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu
59
Wikipedia, “Pola Wikipedia Bahasa Indonesia,” dalam https://id.m.wikipedia.org/,
(diakses pada tanggal 14 Juli 2019, jam 21.40).
60
Soetomo, Keswadayaan, 79.
61
Ibid., 144.
49
dibutuhkan meliputi baik yang bersifat potensi alam, manusia dan sosial.
62
Ibid., 83.
50
hasilnya baik berupa kearifan dan pengetahuan lokal, maupun taraf hidup
yang terjadi akibat suatu aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah,
baik sosial, ekonomi, fisik, kimia maupun biologi. Menurut Kamus Besar
Pengaruh adalah adanya daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang
63
Ibid.
64
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), 105.
51
seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik
atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang
gaji; sistem seleksi dan pengembangan karyawan (termasuk sistem mutasi dan
bukan pekerja di perusahaan tersebut. Menurut sifatnya, ini bisa dibagi dua
bisa dalam berbagai macam bentuk, mulai dari yang nilainya besar seperti
ibadah, taman, tempat rekreasi, beasiswa, dan lain-lain, hingga yang lebih
lain.66
65
Tambunan, Usaha Mikro Di Indonesia, 58.
66
Ibid., 59.
53
kegiatan-kegiatan ekonomi lokal lainnya. Sifat tidak langsung ini juga bisa
impor).67
67
Ibid.
54
BAB III
sekitar 132 hektar dengan persentase 2,22% dan letak ketinggian berada di
68
Wahyu Tri Mulatsih, Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2018 (Ponorogo: CV Azka
Putra Pratama, 2018), 1.
69
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/, (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
55
131 mdpl.70 Jika digambarkan dalam tabel, maka batas wilayah Desa
Tabel 3.1
Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kalimalang
Desa/Kelurahan Sebelah Utara Desa Gandukepuh
merupakan landasan atau dasar kerja, aturan dan gambaran nyata tentang
Kalimalang:
Tabel 3.2
No Jabatan Nama
1 Kepala Desa Riyadi
2 Sekretaris Desa -
3 Kaur Tata Usaha dan Umum Eko Purwadi
4 Kaur Keuangan Suharmanto
6 Kasi Pemerintahan Mujiono
7 Kasi Kesejahteraan Suyitno
8 Kasi Pelayanan Nyoto
70
Boby Eko Heru Mulyadi, Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018 (Ponorogo: CV
Azka Putra Pratama, 2018), 3-4.
56
desa
a. Keadaan Demografis
1) Keadaan Penduduk
71
“Riyadi, Wawancara, 20 Mei 2019”
57
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 2018
No Tahun Laki-laki Wanita Jumlah
1 2018 817 872 1689
Sumber: Prodeskel Binapemdes Kemendagri, 2019
Desa kalimalang terdiri dari penduduk laki-laki yaitu 817 jiwa dan
72
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
58
tingkat pendidikan:
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Pendidikan (tamat) (orang) (orang) (orang)
73
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
59
Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana Umum Masyarakat
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Balai Desa/Kelurahan/sejenisnya 1
2 Poliklinkik/posyandu/rumah bersalin 10
4 Masjid/mushola/gereja 9
74
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
60
Tabel 3.6
75
Kementerian Dalam Negeri, “Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Bina
Pemerintahan Desa Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga,” dalam
http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ (diakses pada tanggal 13 Mei 2019, jam
9.43).
62
b. Keadaan Kesejahteraan
cukup luas dan masyarakatnya cukup banyak. Jika dilihat dari data
76
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
63
Hal ini dilihat dari sebagian besar dari masyarakat tersebut sudah
77
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
78
Ibid.
64
makan.79
pengeluarannya.80
Sentra industri kecil roti di Desa Kalimalang berdiri sejak tahun 1995.
79
“Riyadi, Wawancara, 18 Februari 2019”
80
Ibid.
65
yang terus meningkat. Sentra industri ini memproduksi beraneka macam jenis
roti (kukus, goreng dan oven). Sentra Industri Roti ini sering mendapatkan
pembuatan roti, aneka keripik, aneka jajanan pasar, kue kering, manajemen
penyuluhan mengenai alur perijinan usaha. Dengan adanya industri roti ini
mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan mampu meningkatkan
perekonomian masyarakat.81
Gilang Arum cake merupakan industri kecil roti tertua yang ada di
Desa Kalimalang, usaha ini didirikan oleh ibu Sulasmi pada tahun
1998. Dan baru terdaftar sebagai industri kecil roti Desa Kalimalang
UKM pada 4 April 2002. Hingga saat ini Gilang Arum memiliki
menambah jam kerja seperti saat menyambut bulan ramadhan atau hari
81
“Riyadi, Observasi, 19 Januari 2019”
66
meningkat.
Produk olahan yang dihasilkan dari Gilang Arum antara lain roti
kukus, donat, roti goreng, bakpao, roti isi (pisang, cokelat, kacang
hijau), putu ayu, molen, gulung, malvines, onde-onde dan cake waru.
oleh Gilang Arum adalah dalam hal pemasaran dan sumber daya
banyaknya pesaing dari usaha-usaha roti yang lain. Untuk sumber daya
Dwi Asih Cake didirikan oleh ibu Sunarsih pada tahun 1997
82
“Sulasmi, Wawancara, 14 Januari 2019”
67
jam 08.00 pagi sampai dengan jam 17.00 sore, dalam proses produksi
dihasilkan pun hampir sama dengan Gilang Arum yaitu antara lain roti
kukus, putu ayu, malvines, onde-onde, cake waru dan masih banyak
Rp. 2.000.000 juta per hari. Untuk pemasaran produk roti Dwi Asih
Eka Murni Cake didirikan oleh ibu Sri Ambarwati pada tahun 1995
83
“Sunarsih, Wawancara, 21 Mei 2019”
68
mencapai pendapatan kotor Rp. 2.000.000 juta per hari.Hingga saat ini
bekerja mulai jam 08.00 pagi sampai dengan jam 14.00 sore, dari
Produk olahan yang dihasilkan pun hampir sama dengan tempat usaha
lainnya yaitu antara lain roti putu ayu, roti zebra, roti spiku, roti cake
besar & kecil, roti donat, roti isi, roti gulung kukus, roti tart mini, roti
boneka, roti kukus, onde-onde, kukus gula merah roti tart dan roti
Tri Murni Cake didirikan oleh ibu Sri Sunarti pada tahun 1996
April 2002. Hingga saat ini Tri Murni memiliki tenaga kerja
kukus, donat, roti goreng, bakpao, roti isi (pisang, cokelat, kacang
84
“Sri Ambarwati, Wawancara, 21 Mei 2019”
69
e. Fantastic Cake
Fantastic Cake didirikan oleh ibu Hestin putri dari ibu Sulasmi
yaitu antara lain roti basah, roti kering, donat, kue ulang tahun, roti
goreng dengan aneka macam isi seperti isi pisang, cokelat, kacang
hijau, abon serta kue brownis. Fantastic juga menerima pesanan untuk
85
“Sri Sunarti, Wawancara, 22 Mei 2019”
86
“Hestin, Wawancara, 21 Januari 2019”
70
2. Karakteristik Informan
yaitu:
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Nama, Posisi Kerja dan Pendidikan Terakhir Informan
No Nama Posisi Kerja Pendidikan
1 Hestin Pemilik SMA
2 Sulasmi Pemilik SMA
3 Sunarsih Pemilik SMP
4 Sri Ambarwati Pemilik Tidak Lulus SD
5 Sri Sunarti Pemilik SD
6 Hartini Pekerja SMP
7 Sri Pekerja SMA
8 Dwi Pekerja SMA
9 Fitri Pekerja SMA
10 Pita Pekerja SMA
11 Sunar Pekerja SD
12 Eni Pekerja SMA
Sumber: Informan yang bersangkutan, 2019
lulus SD 1 orang.
berikut:
Tabel 3.8
menjadi beberapa kategori yakni dari informan yang tidak lulus SD,
72
jenjang pendidikan:
Tabel 3.9
Jumlah Informan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Tidak lulus SD 1
SD 2
SMP 2
SMA 7
Sarjana -
Total 12
Sumber: Informan yang bersangkutan, 2019
SD berjumlah 1 orang.
Kesejahteraan Masyarakat
juga sebagai suatu sistem atau cara kerja. Berdasarkan observasi atau
pola atau upaya yang dilakukan UKM sentra industri kecil roti Desa
Disini itu pekerjanya dulu ya dari keluarga saya sendiri, seperti anak
saya, mantu, adik-adik saya dan tetangga samping rumah yang
kebetulan juga saudara saya sendiri, ada hubungan darah intinya, jadi
yang penting keluarga dulu dapat pekerjaan, nanti kalau usahanya
sudah besar bisa menarik pekerja lain atau masyarakat sekitar, dan
bisa membantu perekonomian keluarga.87
kelompok “Kartini”, agar mereka para anggota keluarga lainnya atau orang-
orang terdekat maupun tetangga sekitar bisa ikut dalam kelompok tersebut
dengan cara berlatih bersama maupun mendatangkan pelatih dari pihak yang
agar para anggota kelompok mampu mempunyai usaha roti sendiri di rumah
masing-masing selain untuk mengisi waktu luang juga bisa digunakan sebagai
usaha rumahan atau home industri. Ketiga, setelah memperoleh ide atau
gagasan dan merencanakan hal tersebut dengan matang, maka pihak tersebut
Terakhir atau keeempat, mengadakan evaluasi apakah cara ini sudah cukup
87
“Sulasmi, Wawancara, 19 Juli 2019”.
74
kesejahteraannya.88
Kesejahteraan Masyarakat
perumahan dan akses teknologi informasi dan komunikasi. Apabila dalam hal
maka dapat dikatakan sejahtera, apabila dalam indikator tersebut salah satunya
tidak dapat terpenuhi dalam kehidupan seseorang maka belum dapat dikatakan
berikut:
1. Kesehatan
88
“Sulasmi, Wawancara, 19 Juli 2019”.
75
Bu Hestin, sebagai salah satu pemilik usaha roti berkata: “Semenjak kami
keluarga yang sakit”.89 Jawaban yang hampir sama juga diungkapkan oleh
Bu Eni sebagai salah satu pekerja di usaha roti, beliau berkata: “Setelah
kesehatan kami dapat terpenuhi, jika ada keluarga yang sakit, kami dapat
2. Pendidikan
kebutuhan pokok misalnya biaya sekolah anak, dari hasil wawancara yang
dan SMP sederajat, tetapi dengan adanya usaha roti tersebut mereka
anaknya sampai di Perguruan Tinggi, seperti yang dikatakan oleh Ibu Sri
89
“Hestin, Wawancara, 21 Januari 2019”
90
“Eni, Wawancara, 16 Juli 2019”
76
3. Pendapatan
pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha roti di Desa
Sunarsih.92
4. Perumahan
dapatkan bahwa pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha
yang layak sehingga menjadi rumah yang nyaman dan lebih layak huni. 93
91
“Sri Ambarwati, Wawancara, 21 Mei 2019”
92
“Sunarsih, dkk, Wawancara, 21 Mei 2019”
93
“Sri Sunarti, dkk, Wawancara, 21 Mei 2019”
77
dapatkan bahwa pemilik usaha dan para pekerja yang terlibat dalam usaha
Dari penjelasan diatas maka dampak UMKM sentra industri kecil roti
Tabel 3.10
94
“Sulasmi, dkk, Wawancara, 21 Januari 2019”
78
BAB IV
Kesejahteraan Masyarakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola disebut juga sebagai sistem
atau cara kerja. Bentuk kemampuan masyarakat yang sudah melembaga dalam
unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan
95
Wikipedia, “Pola Wikipedia Bahasa Indonesia,” dalam https://id.m.wikipedia.org/,
(diakses pada tanggal 14 Juli 2019, jam 21.40).
96
Soetomo, Keswadayaan, 83.
80
lainnya atau orang-orang terdekat maupun tetangga sekitar bisa ikut dalam
macam jenis roti dengan cara berlatih bersama maupun mendatangkan pelatih
dari pihak yang lebih terampil. Kedua, pihak yang mempunyai ide tersebut,
sendiri di rumah masing-masing selain untuk mengisi waktu luang juga bisa
digunakan sebagai usaha rumahan atau home industri yang bisa menambah
saja. Ketiga, setelah memperoleh ide atau gagasan dan merencanakan hal
sebut dengan arisan kelompok Kartini, apakah cara ini sudah cukup mampu
Kesejahteraan Masyarakat
Desa Kalimalang.
para informan setelah adanya UKM roti di Desa Kalimalang tersebut. Dampak
ada UKM roti, sebagian besar hanya bekerja sebagai buruh tani, buruh
rumah tangga. Dari pekerjaan sebagai buruh yang tidak menentu waktu
97
Tambunan, Usaha Mikro Di Indonesia, 58.
82
disawah. Hal ini juga dipicu oleh factor usia dan pendidikan yang masih
dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Oleh sebab itu UKM sangat
kecil sekitar.
a. Kesehatan
yang dibutuhkan.
b. Pendidikan
pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki
tanpa memandang status social, status ekonomi, suku, etnis, agama dan
lokasi geografis.
84
c. Pendapatan
kualitas generasi yang akan datang. Selain itu, rumah juga merupakan
penghuninya.
rumah, menjadi rumah yang lebih sehat dan layak huni serta
mempunyai fasilitas yang cukup seperti sumber air bersih dan sanitasi.
Industri roti yang ada di Desa Kalimalang yang penulis teliti terdiri dari 5
yang pertama kali dirintis oleh ibu-ibu disana dan diberi nama kelompok
Kartini yang dirintis sekitar tahun 1995-an, para pekerja dari industri ini
rata-rata adalah kerabat dekat dari pemilik usaha yang bertempat tinggal
disekitar lingkungan industri roti, tetapi ada juga pekerja yang berasal dari
tetangga desa.
mampu bekerja lebih dari karyawan di industri roti namun karena faktor
98
Ibid., 8.
87
ekonomi yang sulit serta tidak adanya skill ataupun kemampuan khusus
di tempat usaha roti yang ada di desa Kalimalang yang pada kenyataannya
jika bekerja di pabrik roti ini tidak memerlukan kemampuan yang khusus.
adanya pabrik roti yang ada di desa Kalimalang setidaknya mereka dapat
usia dan tidak lagi bekerja tempat lain. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga
pula petani yang menunggu masa panen padi tiba dapat bekerja di sela-sela
dengan produktif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
1. Untuk kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) roti yang
2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) roti yang berada di Desa
dan minat, juga bisa membeli dan merenovasi rumah sehingga fasilitas dan
90
kualitas rumah sehat dan layak huni, masyarakat juga bisa memenuhi
B. Saran
1. Sampai saat ini perkembangan UMKM sudah cukup bagus dari segi
produksi atau dari segi pemasaran, namun ada beberapa hal yang harus
yang harus lebih spesifikasi lagi hal ini di tujukan agar kedepannya setiap
mempunyai potensi sumber daya manusia yang sangat bagus namun jika
tidak ada pelatihan untuk regenerasi karyawan maka lambat laun usaha
bertujuan agar UMKM yang ada di Desa Kalimalang bisa terus bersaing
DAFTAR PUSTAKA
2010.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2016.
Mulyadi, Boby Eko Heru. Kecamatan Sukorejo Dalam Angka 2018. Ponorogo:
2011.
92
Rhian, Wawan Dhewanto. Manajemen Inovasi Untuk Usaha Kecil & Mikro.
Situmorang, Syafizal Helmi. Analisis Data Untuk Riset dan Bisnis. Medan: USU
Press. 2010.
Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Alfabeta. 2016.
2008.
Basar, Ade Muhamad Alimul. “Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Nurjati. 2015.
2013.
Marlina, Tuti. “Analisis Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui
2017.
https://m.kontan.co.id/news/bisnis roti-dan-kue-indonesia-bertumbuh-10 /.