Anda di halaman 1dari 70

PERAN PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH TERHADAP

PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA KEMBANGBELOR

KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh:

Agnes Cahyatria Manaku


20171700229035

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM

MOJOKERTO

2021

1
PERAN PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH TERHADAP
PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA KEMBANGBELOR
KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO

Skripsi
Diajukan kepada:
Fakultas Syariah Institut Pesantren KH. Abdul Chalim
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana
Ekonomi Syariah

Oleh:

Agnes Cahyatria Manaku


20171700229035

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM

MOJOKERTO

2021
ABSTRAK

Manaku, Agnes Cahytaria, 2021, Peran Pondok Pesantren Amanatul


Ummah Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Kembangbelo
Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Skripsi Prodi Ekonomi Syariah,
Fakultas Syariah, Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, Pembimbing I. Rahma
Sandhi Prahara, M.Pd. Pembimbing II.Diah Syifa’ul A’yuni, M.Pd.

Kata Kunci: Pondok Pesantren, Masyarakat Desa, Perekonomian


Penelitian ini didasari adanya perubahan ekonomi yang dialami oleh
masyarakat di desa Kembangbelor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Masyarakat di desa tersebut mayoritas bekerja sebagai petani serta tingginya
tingkat kemiskinan. Namun perubahan besar terjadi sejak berdirinya pondok
pesantren Amanatul Ummah. Keberadaan pondok tersebut membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat. sehingga dapat diartikan bahwa
pondok tAmanatul Ummah sangat berperan di desa khususnya dari segi ekonomi
masyarakat. peran dalam hal ini merupakan perangkat tingkah tingkah yang
diharapkan dan dimiliki oleh orang atau lembaga yang berkedudukan di
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran yang diberikan
pondok pesantren Amanatul Ummah terhadap perekonomian masyarakat desa
Kembangbelor. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan lokasi penelitian berada di desa Kembangbelo Kecamatan Pacet
Kabupaten Mojokerto. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah
ditemukannya peran pondok pesantren Amanatul Ummah terhadap perekonomian
masyarakat diantaranya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan
mengajak masyarakt berkontribusi dengan memberikan jasanya diantaranya
sebagai satpam keamanan, juru masak, petugas kantin, petugas kebersihan, kuli
bangunan dan petugas laundry. peran lainnya adalah membuka peluang usaha
bagi masyarakat. hal ini karena melihat keadaan desa yang mulai rame karena
pondok pesantren sehingga menjadi tempat strategis untuk membuka usaha
seperti kios, warung kopi, pedagang kaki lima, penginapan bahkan juru parkir.
Berdasarkan peran tersebut pondok pesantren Amanatul Ummah secara tidak
langsung melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
perekonomian.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tahun pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia mengalami

perubahan, tidak terkecuali Indonesia. Pada tahun 2019 pertumbuhan

ekonomi Indonesia sebesar 5.02%, nilai ini lebih rendah dari target yang

ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) yaitu 5,3%.1 Pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi suatu

wilayah karena dikaitkan dengan kegiatan dalam perekonomian daerah

terutama daerah pedesaan seperti yang dikatakan oleh Yusuf Rendi

Manilet, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, bahwa

dana desa yang disalurkan oleh pemerintah terbukti memicu peningkatan

Produk Domestik Bruto (PDB) suatu daerah. 2 Aktivitas ekonomi yang

menghasilkan pendapatan bagi masyarakat merupakan gambaran umum

bagaimana pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Sedangkan untuk

pembangunan ekonomi dalam suatu daerah dilihat dari pekembangan

pertumbuhan ekonominya dalam jangka panjang, hal ini sependapat

dengan pernyataan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dimana

pertumbuhan ekonomi yang pesat mendorong penyediaan berbagai sarana

1
Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Regional, dalam https://www.bps.go.id.
2
Lona Olavia, “Ekonom: Pembangunan Ekonomi Desa Bisa Jadi Pendorong Pertumbuhan
Ekonomi”, https://www.beritasatu.com/ekonomi/680465/ekonom-pembangunan-ekonomi-desa-
bisa-jadi-pendorong-pertumbuhan-ekonomi, diakses tanggal 02 Februari 2021.
dan prasarana perekonomian penting yang dibutuhkan untuk mempercepat

pembangunan ekonomi.3

Pembangunan ekonomi sendiri membutuhkan peran dari

pemerintah daerah. Menurut Heliarta dalam buku Pembangunan Nasional

(2019) pembangunan merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan

sumber daya ekonomi serta mewujudkan kesejateraan masyarakat. Salah

satu contoh upaya pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah

meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemberian bantuan ekonomi.

Contoh kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah

pemberian subsidi gaji atau upah serta pemberian bantuan untuk Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kebijakan dalam pembangunan

ekonomi ini harus merata ke seluruh wilayah. Menteri Keuangan, Sri

Mulyani mengatakan hal ini karena Indonesia merupakan Negara

kepulauan maka ada kesenjangan (2017).4 Pentingnya pembangunan

ekonomi agar laju pertumbuhan antar daerah serta laju pertumbuhan antar

wilayah pedesaan dan perkotaan semakin seimbang sehingga pelaksanaan

pembangunan nasional serta hasilnya semakin merata di seluruh

Indonesia.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2014 pasal 1 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

3
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, dalam
https://www.bappenas.go.id.
4
Vanya Karunia Mulia Putri, “Upaya Pemerintah dalam Melaksanakan Pembangunan Nasional”,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/26/135950969/upaya-pemerintah-dalam-
melaksanakan-pembangunan-nasional, diakses tanggal 02 Februari 2021.
pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.5 Dengan memiliki beragam karakteristik dan jenis, tidak

menjadi penghalang bagi para pendiri bangsa untuk memilih bentuk

Negara kesatuan dan tetap mengakui serta memberikan jaminan terhadap

keberadaan dna kesatuan masyarakat desa.6 Dilihat dari segi

perekonomian, desa berbeda dengan kota. Menurut Kementrian Desa dan

Transmigrasi (2020), ekonomi desa masih jauh tertinggal dari kota,

pasalnya ekonomi desa hanya menyumbang 14 % dari total PDB Nasional

sementara 86 % sisanya berasal dari perkotaan.7

Menurut teori Robert Solow dan T. Swan, pertumbuhan ekonomi

merupakan rangkaian kegiatan dengan sumber utamanya berasal dari

manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau

output.8 Terlebih dengan terus bertambahnya jumlah penduduk yang akan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jumlah penduduk

yang besar menjadi sebuah potensi sekaligus tantangan dalam

pertumbuhan ekonomi. Menurut teori Adam Smith pertumbuhan ekonomi

bertumpu pada adanya pertumbuhan penduduk. Dengan adanya

pertumbuhan penduduk maka akan terdapat pertambahan output dan


5
Undang-Undang Desa, dalam https://www.dpr.go.id.
6
Penjelasan UU No.6 Tahun 2014 dalam https://www.ngada.org (Diakses 19 Februari 2021).
7
Kemdes Akui Ekonomi Desa Masih Tertinggal dari Kota, dalam
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20201028123928-532-563671/kemdes-akui-ekonomi-desa-
masih-tertinggal-dari-kota, diakses tanggal 02 Januari 2021.
8
Indri Larasati, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2016,” Jurnal Publikasi Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta., 2017, 3.
pertambahan hasil.9 Penduduk berperan sebagai subjek dan objek

pembangunan ekonomi. Sebagai subjek, penduduk merupakan sumber

daya penggerak pembangunan, sementara itu sebagai objek penduduk

adalah pihak yang dibangun sekaligus penikmat hasil pembangunan.

Dengan demikian, penduduk adalah pelaku dan tujuan akhir pembangunan

ekonomi di suatu daerah itu sendiri.10

Dalam hal pembangunan desa sangat penting mengutamakan

peningkatan kesejahteraan dengan mengentaskan kemiskinan demi

peningkatan mutu hidup masyarakat. Dalam UU Desa pasal 78 ayat 1

dijelaskan tujuan dari pembangunan desa adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,

pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi

lokal, dan pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Pada umumnya

setiap desa memiliki strategi penanggulangan dengan melakukan

pemberdayaan masyarakat agar tercipta perubahan perilaku dan pemikiran

masyarakat. Meskipun pemberdayaan masyarakat desa dewasa ini sudah

menjadi tanggung jawab dari perangkat pemerintah daerah namun tetap

saja masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak lain yang juga

akan memberikan kesempatan dan menjamin berbagai proses dan hasil

yang ingin dicapai. Institusi atau organisasi local pun ikut mengambil

9
Kuswati indra rahayu, et al, “Pengaruh jumlah penduduk dan inflasi serta investasi swasta
terhadap pertumbuhan ekonomi,” Jurnal Feb Unmul Vol.13 (1), 2017, 44.
10
Adhitya Wardhana, et al, “Dinamika Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”, Jurnal
Buletin Studi Ekonomo Vol. 25 No.1 Februari 2020. 25.
bagian dari pemberdayaan masyarakat, dikarenakan memiliki kegiatan

internal berupa konsolidasi dan koordinasi dengan membangun solidaritas

dan komitmen, sedangkan kegiatan eksternal seperti bentuk pelayanan dan

usaha pemberdayaan kepada masyarakat desa.11

Ditengah kondisi perekonomian yang cenderung melemah akibat

perlambatan perekonomian global dan dampak perang dagang Amerika

Serikat dan Tiongkok pada tahun 2015-2019, perekonomian di Kabupaten

Mojokerto dapat tetap tumbuh dengan rata-rata 5,7 persen. Selama lima

tahun periode tersebut struktur perekonomian Kabupaten Mojokerto

didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha, diantaranya: Industri

Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor; Konstruksi; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Informasi dan

Komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan

usaha terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Mojokerto. Pertumbuhan

ekonomi tertinggi pada tahun 2019 dicapai oleh kategori lapangan usaha

industri pengolahan yaitu sebesar 53,83 persen sementara itu sektor

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan peranannya menurun.12

Tabel 1.1

PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2015-2019


11
Yoyok Rimbawan, “Pesantren dan Ekonomi,” Jurnal Annual International Conference On
Islamic Studies, Vol.4, No.1, UIN Sunan Ampel Surabaya. 1182
12
PDRB Kabupaten Mojokerto, dalam https://www.mojokertokab.bps.go.id.
Lapangan Usaha/Industry 2015 2016 2017 2018 2019

A Pertanian, Kehutanan, dan


Perikanan/Agriculture, Forestry, and 2.14 2.84 0.79 -1.26 0.85
Fishing
B Pertambangan dan
Penggalian/Mining and 1.97 3.01 4.75 2.27 2.06
Quarrying
C Industri Pengolahan/Manufacturing 6.59 5.73 6.68 6.96 6.46
D Pengadaan Listrik dan Gas/ 2.79 3.40 4.42 5.81 6.09
Electricity and Gas
E Pengadaan Air; Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang/Water Supply; Sewerage, Waste 2.60 4.87 6.18 5.32 3.47
Management, and
Remediation Activities
F Kontruksi/Contruction 3.28 4.77 4.94 5.74 5.79
G Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail 5.32 5.82 5.93 5.95 5.89
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
H Transportasi dan Pergudangan/
5.87 5.45 6.55 8.81 8.78
Transportation and Storage
I Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation 8.63 8.20 7.49 6.81 6.50
and Food Service Activities
J Informasi dan Komunikasi/
Information and 6.60 7.36 6.57 6.27 6.92
Communication
K Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance 6.90 6.90 3.58 4.67 4.22
Activities
L Real Estat/Real Estate Activities 5.37 3.83 4.16 4.46 4.74
M,N Jasa Perusahaan/Business 5.67 4.91 4.94 6.07 6.68
Activities
O Administrasi Pemerintah,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib/Public 4.27 4.67 2.38 4.17 3.26
Administration and Defence;
Compulsary Social Security
P Jasa Pendidikan/Education 6.73 5.75 4.47 5.18 4.94
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social 3.36 5.28 5.17 6.91 8.18
Work Activities
R,S,T,U Jasa Lainnya/Other Services 3.69 4.42 4.94 5.37 5.26
Activities
Produk Domestik Bruto/ 5.65 5.49 5.73 5.89 5.81
Gross Domestic Product
Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto (2020)

Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi kabupaten Mojokerto

mengalami kontraksi sebesar -1,1 persen. Hal ini disebabkan adanya

Pandemi Covid-19. Akan tetapi dampak tersebut tidak begitu dirasakan

oleh masyarakat desa salah satunya adalah desa Kembang Belor.

Masyarakat

Desa Kembangbelor adalah salah satu desa yang berada di

kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Mayoritas masyarakat desa

Kembangbelor bekerja sebagai petani dan peternak. Jumlah penduduk desa

Kembangbelor berdasarkan observasi pendahuluan terdiri dari 2.327 jiwa,

dengan jumlah penduduk laki-laki 1.144 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan 1.183 jiwa. Untuk rata-rata mata pencaharian yang ada di desa

ini memiliki potensi dalam sektor primer, yaitu sektor utama yang

memanfaatkan sumber daya alam yakni pertanian dan peternakan, karena

potensi ini mengembangkan kegiatan antar masyarakat desa yang

menyediakan kebutuhan dan komoditas bagi masyarakat desa tersebut.

Tabel 1.2

Daftar Sumber Daya Manusia di Desa Kembangbelor

No Uraian Sumber Manusia (SDM) Volum Satuan


e
1. Penduduk dan keluarga

a.Jumlah penduduk laki-laki 1.144 Orang

b. Jumlah penduduk perempuan 1.183 Orang

c. Jumlah keluarga 808 KK

2 Mata Pencaharian utama penduduk

  a. Pertanian, peternakan 685 Orang

  b. Pertambangan dan penggalian 0

  c. Industri pengolahan (pabrik, kerajinan, dll) 133 Orang

  d. Perdagangan besar/eceran dan rumah makan 22 Orang

  e. Angkutan, pergudangan, komunikasi 25 Orang

  f. Jasa 15 Orang

  g. Lainnya (air, gas, listrik, konstruksi, perbankan, dll) 39 Orang

3 Tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan

  a. Lulusan S-1 keatas 65 Orang

b. Lulusan D1,D2,D3 107 Orang

  c. Lulusan SLTA 211 Orang

  d. Lulusan SMP 317 Orang

  e. Lulusan SD 503 Orang

  f. Tidak tamat SD/ tidak sekolah 464 Orang

4 …..

Sumber: Laporan Rapat Kerja Pemerintah Desa (2020)

Sektor pertanian yang dijadikan sebagai lapangan usaha ini perlu

perhatian dari pemerintah daerah karena peranannya semakin berkurang

meskipun sektor ini merupakan kontributor tertinggi terhadap

perekonomian di Indonesia. Beberapa lahan pertanian di desa ini mulai

berkurang dikarenakan lahan tersebut dijadikan beberapa bangunan. Oleh


karena itu masyarakat di desa tersebut tidak selamanya bergantung pada

lahan yang tersisa sebagai lapangan usaha. Masyarakat mulai mengelola

potensi diri dengan memulai usaha baru seperti berdagang, pemberian jasa

loundry, penyedia penginapan dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

lainnya.

Perubahan ekonomi yang terjadi dan dirasakan oleh masyarakat

desa Kembangbelor tidak lepas dari keberadaan Pondok Pesantren

Amanatul Ummah. Terjadi interaksi yang baik antara Pondok Pesantren

dengan masyarakat. berdasarkan observasi pendahuluan bersama

Masyhadi, Dekan Fakultas Syariah Institut Pesantren KH. Abdul Chalim

awal mula berdirinya pondok ini memang mendapatkan respon positif dari

masyarakat.13 Masyarakat sekitar merasa terbantu, tidak hanya dari sisi

religiusnya tetapi juga ekonominya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

pekerja di pondok pesantren Amanatul Ummah yang merupakan

masyarakat desa Kembangbelor dengan jumlah 102 orang. Tidak hanya

itu, pemilik usaha kecil seperti kios, warung makan dan pedagang kaki

lima di sekitar pondok ikut merasakan dampak keberadaannya karena

banyaknya santri sehingga peluang untuk mengembangkan ekonomi

sangat besar.

Keterlibatan Pondok pesantren Amanatul Ummah ini dalam

meminimalisir permasalahan ekonomi masyarakat sekitar sudah menjadi

cita-cita pengasuh dalam mengentaskan kemiskinan utamanya terhadap

13
Masyhadi, “Observasi”, (Tanggal 02 Februari 2021).
masyarakat desa Kembangbelor. Menurut Affan Hasnan, melalui bentuk

kongkritnya yaitu menciptakan kesempatan kerja, memperbaiki fasilitas

umum, pengembangan desa wisata yang dapat menjadi solusi bagi banyak

pihak terlebih untuk masalah perekonomian, hal ini merupakan bukti

bahwa Romo Yai ingin masyarakat sejahtera.14 Oleh sebab itu dari data

yang diperoleh dari balai desa Kembangbelor terkait tingkat kemiskinan

desa, sebagian besar sudah tidak ada lagi.15

Berangkat dari latar belakang di atas, mendorong penulis untuk

mengadakan penelitian lebih jelas mengenai “Peran Pondok Pesantren

Amanatul Ummah Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa

Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah terhadap

perekonomian masyarakat desa Kembangbelor?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah

terhadap perekonomian masyarakat desa Kembangbelor.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

14
Affan Hasnan, “Observasi”, (Tanggal 27 Februari 2021).
15
Kepala Desa, “Observasi”, (Tanggal 08 Februari 2021).
a. Bagi penulis, sebagai Penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan

mengenai perkembangan ekonomi masyarakat pedesaan yang

dipengaruhi oleh lembaga sekitar.

b. Bagi program studi ekonomi syariah, menjadikan referensi

penelitian studi kasus lanjutan terutama dalam bidang

pengembangan ekonomi masyarakat desa melalui kontribusi dan

peran Pondok Pesantren

2. Manfaat Praktis

1. Diharapkan memberikan informasi kepada jajaran pemerintah desa

terkait kondisi perekonomian masyarakat.

2. Dengan adanya peran Pondok Pesantren terhadap ekonomi

masyarakat, diharapkan bisa dijadikan acuan atau peninjauan

kembali oleh praktisi dengan pola pengembangan ekonomi yang

berbeda dan lebih luas.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Operasional

Tujuan dari definisi operasional ini adalah untuk menghindari

kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan oleh peneliti dalam judul

Peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah Terhadap Perekonomian

Masyarakat Desa Kembangbelor Pacet, Mojokerto. Berikut masing-

masing penjelasan dari istilah yang terdapat dalam judul:

1. Peran merupakan suatu perilaku atau tindakan baik secara sengaja

maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pondok pesantren

Amanatul Ummah yang dianggap mengatasi berbagai peristiwa dan

berbagai bentuk masalah yang dialami oleh masyarakat sekitar yaitu

desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto

2. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan

sistem asrama dengan figur yang dikenal adalah Kiai.

3. Kegiatan perekonomian Masyarakat desa yaitu kegiatan konsumsi,

produksi dan distribusi dengan cara memanfaatkan sumber daya alam

secara optimal demi memenuhi kebutuhan hidup.

Berdasarkan definisi operasional di atas, maksud dari judul penelitian

Peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah terhadap Perekonomian

Masyarakat Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten

Mojokerto adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pondok pesantren


amanatul ummah yang dapat mempengaruhi masyarakat desa dari sisi

perekonomiannya.

B. Landasan Teori

1. Peran

a. Pengertian Peran

Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan

dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat.

Kedudukan dalam hal ini diharapkan sebagai posisi tertentu

didalam masyarakat yang mungkin tinggi, sedang atau rendah.

Kedudukan adalah suatu wadah yang isinya adalah hak dan

kewajiban tertentu. Sedangkan hak dan kewajiban tersebut dapat

dikatakan sebagai pemegang peran. Suatu hak sebenarnya

merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan

kewajiban adalah beban atau tugas.16

Secara sosiologis peran adalah aspek dinamis yang berupa

tindakan yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau

memangku suatu posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban

sesuai dengan kedudukannya. Peran secara umum adalah kehadiran

di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan.17

16
R. Sutyo Bakir, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Tangerang: Karisma Publishing Group,
2009), 248.
17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 242.
Peranan dimaknai sebagai tugas atau pemberian tugas

kepada seseorang atau sekumpulan orang. Aspek-aspek dalam

peran adalah sebagai berikut:

1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan

posisi atau seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan masyarakat.

2) Peranan adalah suatu konsep perilaku yang dapat dilaksanakan

oleh individu dalam masyarkat sebagai organisasi. Peranan

juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.18

3) Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan

karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki

kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan

berkelompok akan terjadi antara anggota masyarakat yang satu

dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi

di antara mereka ada saling ketergantungan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peran

adalah kehadiran dan tindakan seseorang atau sekelompok orang

dengan kedudukan yang dimilikinya dapat mempengaruhi orang lain.

b. Jenis-Jenis Peran

18
Ibid, 242.
Soerjono membagi peran kedalam beberapa jenis, diantaranya:19

1) Peran Normatif adalah peran yang dilakukan seseorang atau

lembaga yang didasarkan pada seperangkat norma yang

berlaku dalam kehidupan masyarakat.

2) Peran ideal adalah peranan yang dilakukan oleh seseorang atau

lembaga yang didasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang

seharusnya dilakukan sesuai dengan kedudukannya di dalam

suatu sistem.

3) Peran faktual adalah peranan yang dilakukan seseorang atau

lembaga yang didasarkan pada kenyataan secara kongkrit

dilapangan atau kehidupan sosial yang terjadi secara nyata.

2. Pondok Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, Pesantren

merupakan wadah tempat berlangsungnya pembelajaran yang

mengkhususkan pada kajian keislaman dengan sistem kompleks dan

dinamis. Dari kegiatan yang dilaksanakan, pesantren tidak hanya

sebagai tempat menginap para santri, tapi juga sebagai satuan

pendidikan dengan tatanan sistemnya yang mempunyai unsur saling

berkaitan. Pesantren sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuannya,

melibatkan banyak sumber daya pendidikan, adanya ketentuan yang

mengatur hubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya.20

19
Ibid.
20
Majalah online Nasional, “Membangun Perpustakaan Digital pada Institusi Pesantren,” Visi
Pustaka Edisi: Vol.14 No. 2, Agustus, 2012, 2.
Menurut Mastuhu, Awal mula kehadiran lembaga pondok

pesantren bersifat tradisional untuk mendalami ilmu-ilmu agama Islam

sebagai pedoman hidup dengan menekankan pentingnya moral dalam

bermasyarakat. Kapan, dimana, dan oleh siapa pesantren didirikan

belum dapat dipastikan, namun diperkirakan sejak 300-400 tahun yang

lalu dan menjangkau hampir ke seluruh lapisan masyarakat muslim,

terutama di pulau Jawa.21 Proses pengembangan dunia pesantren tidak

hanya merupakan tanggung jawab internal pesantren tetapi juga

didukung oleh pemerintah sebagai proses pembangunan manusia

seutuhnya. Pondok pesantren meningkatkan dan mengembangkan

perannya dalam proses pembangunan di era otonomi daerah juga

menjadi langkah strategis mewujudkan tujuan pembangunan nasional

terutama di bidang pendidikan. Sebagai lembaga sosial dan penyiar

keagamaan, masyarakat yang tinggal di sekitar dipandang lebih bagus

daripada yang tinggal jauh dari pesantren, hal ini dikarenakan tidak

lepas adanya peran pesantren dalam mengembangkan masyarakat

melalui pesan agama.22

Dari sisi lembaga, pondok pesantren dibagi menjadi 4 tipe

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 1979, diantaranya:23

21
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren; Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren, E-book, (Jakarta: INIS, 1994), 19.
22
Imam Syafe’I, “Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter,” Jurnal
Pendidikan Islam , Vol.8, Mei 2017, 94.
23
Abdul Tolib,“Pendidikan di Pondok Pesantren Modern,” Risalah Jurnal Pendidikan dan Studi
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu, Vol.1, Desember 2015, 62.
a. Pondok pesantren tipe A, yaitu sistem pengajaran dan

pembelajaran secara keseluruhan bersifat tradisional. Para santri

belajar dan tinggal di asrama lingkungan pesantren.

b. Pondok pesantren tipe B, yaitu sistem pengajaran dilaksanakan

secara klasikal, pengajaran oleh Kyai bersifat aplikasi, dan dan

dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.

c. Pondok pesantren tipe C, yaitu pesantren hanya merupakan asrama

sedangkan santrinya belajar diluar (madrasah atau sekolah umum

lainnya)

d. Pondok pesantren tipe D, yaitu yang menyelenggarakan sistem

pondok pesantren sekaligus sistem sekolah atau madrasah.

3. Pembangunan Ekonomi

Istilah pembangunan ekonomi berkaitan dengan perkembangan

ekonomi di Negara-negara berkembang. Istilah ini diartikan sebagai

pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam

struktur dan corak kegiatan ekonomi. Artinya pembangunan ekonomi

tidak hanya tentang masalah perkembangan pendapatan nasional riil,

namun juga terhadap modernisasi kegiatan ekonomi seperti halnya

pembaruan sektor pertanian yang masih tadisional, percepatan

pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pendapatan. Sedangkan dalam

Islam pembangunan ekonomi merupakan proses untuk mengurangi

angka kemiskinan, menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata


susila dalam kehidupan.24 Menurut ahli ekonomi Todaro,

pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan.

Sedangkan pembangunan itu sendiri diartikan suatu proses multi

dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam

struktural sosial, sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga

nasional termasuk pula percepatan pertumbuhan ekonomi,

pengurangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolut. 25

Dapat disimpulkan, pembangunan ekonomi adalah suatu

perubahan dalam kegiatan perekonomian demi pecepatan pertumbuhan

ekonomi yang dapat dilihat dari pendapatan perkapita dan

kesejahteraan ekonomi masyarakat. Adanya pembangunan ekonomi

sangatlah perlu, dan manfaatnya harus dirasakan oleh seluruh

masyarakat tidak hanya oleh segelintir orang saja ataupun kelompok-

kelompok tertentu.

Adapun manfaat dari pembangunan ekonomi antara lain:26

a. Tingkat produksi meningkat. Dengan adanya pembangunan maka

perekonomian akan mengalami perkembangan yaitu ditandai

dengan adanya peningkatan produk barang dan jasa disuatu Negara

atau wilayah.

24
Tira Nur Fitria, “Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional,” Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam. Vol. 02, No.3, November 2016, 4.
25
Muhammad Hasan & Muhammad Aziz, Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat:
Strategi Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Lokal, (Jakarta: Pustaka Taman Ilmu,
2018), 8.
26
Ibid, 18.
b. Adanya berbagai alternatif kemudahan. Artinya jika output

meningkat maka masyarakat semakin terbuka melakukan berbagai

pilihan yang disukai seperti kemudahan dalam membeli barang dan

kemudahan memilih sarana transportasi.

c. Terdapat perubahan aspek sosial, ekonomi dan politik. Karena

pembangunan ekonomi membutuhkan proses dengan jangka waktu

yang panjang, maka perubahan yang terjadi akibat pembangunan

ekonomi tidak hanya secara fisik tapi juga membawa perubahan

sosial, misalnya adanya pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat.

Dalam aspek ekonomi jelas terjadi kenaikan tingkat pendapatan.

Sedangkan pada aspek politik akan semakin terbukanya

pemahaman demokrasi dan sistem politik yang lebih adil.

d. Meningkatnya nilai-nilai kebersamaan. Dengan keberhasilan suatu

pembangunan ekonomi, masyarakat dapat dikatakan makmur, oleh

karena itu mereka cenderung mulai memperhatikan lingkungan

sekitar.

e. Tingkat kesejahteraan penduduk meningkat. Apabila

perekonomian masyarakat berkembang, maka pendapatan

masyarakat juga meningkat dan mengakibatkan pengangguran

berkurang sehingga kesejahteraan penduduk juga secara otomatis

mengalami peningkatan.

Pembangunan ekonomi dapat dikatakan berhasil apabila

dibarengi dengan perencanaan yang tepat. Perencanaan yang tepat


biasanya berasal dari adanya suatu permasalahan, kebutuhan dasar,

potensi suatu wilayah agar pembangunan ekonomi dilakukan secara

terarah dan tepat sasaran sehingga perekonomian daerah tersebut juga

ikut mengalami peningkatan. Indikator yang digunakan guna

mengukur keberhasilan pembangunan adalah dengan angka Produk

Domestik Regional Bruto.27

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan yang

berorientasi pada manusia, United Nations Development Programme

telah mengembangkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang

terdiri dari tiga dimensi dasar yaitu kesehatan, pendidikan dan

pendapatan.28 Tujuan akhir dari pembangunan manusia adalah

memperoleh jaminan kebutuhan dasar yang layak bagi setiap orang.

Dengan terpenuhnya kebutuhan dasar yang layak maka setiap orang

akan memiliki kesempatan untuk hidup lebih panjang dan sehat serta

memiliki pengetahuan yang akan membawa pada produktivitas.29

4. Masyarakat Desa

Masyarakat desa merupakan bagian atau kelompok kecil yang

terdapat di wilayah hukum kebiasaan atau adat masyarakat setempat,

dimana aktivitasnya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan

masyarakat yang ada di wilayah hukum tertentu. Menurut Hasan

27
Nia Permatasari, et al, “Perencanaa Pembangunan Ekonomi Wilayah Berbasis Pertanian dalam
Rangka Pengurangan Kemiskinan di Kalimantan Barat,” Jurnal Agribisnis Indonesia, Vol.4, No.1,
Juni 2016, 27.
28
Azril Azahari, “Pembangunan Sumberdaya Manusia Dan Indeks Pembangunan Manusia Sektor
Pertanian,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No.1, 2000, 57.
29
Hasan, Pembangunan Ekonomi, 436.
Sadily, masyarakat adalah golongan besar atau kecil beberapa manusia

yang dengan pengaruh beralian secara golongan mempunyai pengaruh

kebatinan satu sama lain. Sedangkan menurut R. Linton, masyarakat

desa adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan

bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya

berpikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas

tertentu.30

a. Karakteristik Masyarakat Desa

Kehidupan masyarakat desa dapat dilihat dari beberapa

karakteristik, antara lain:31

1) Memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian,

nilai-nilai budaya, sikap dan tingkah laku.

2) Kehidupan di desa lebih menekankan keterlibatan anggota

keluarga dalam kegiatan pertanian untuk memenuhi kebutuhan

ekonomi rumah tangga. Keluarga juga berperan sebagai

pengambil keputusan yang final dalam memecahkan persoalan.

3) Faktor geografis sangat berpengaruh terhadap kehidupan

bermasyarakat, misalnya adanya keterikatan anggota

masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya.

4) Hubungan sesama anggota keluarga masyarakat lebih intim dan

jumlah anak pada keluarga inti lebih banyak.

30
Ar Royan, et al, Ekonomi Desa: Analisis Pemberdayaan Ekoomi MAsyarakat Desa, (Aceh:
Natural Aceh, 2018), 1.
31
Nora Susilawati, Sosiologi Pedesaan, (Padang: FISIP UNP, 2012), 8.
Dengan adanya kondisi seperti ini akan lahir satu persatuan antar

penduduk dan menghasilkan suatu keputusan melalui musyawarah

mufakat terutama dalam hal pembangunan desa, sebagaimana

dikemukakan oleh David C dalam Adon bahwa model pembangunan

desa meliputi prakarsa dan pengambilan keputusan yang diserahkan

kepada masyarakat dalam meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk mengelola sumber yang ada serta memanfaatkan kondisi lokal

secara optimal dan maksimal.32

Dalam segi perekonomian masyarakat desa hanya ditopang oleh

beberapa sektor pendapatan. Masyarakat desa mayoritas bekerja

sebagai petani dan peternak. Kebutuhan masyarakat desa

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:33

1) Kebutuhan dasar, seperti air, pelayanan kesehatan, pendidikan,

lingkungan dan keamanan.

2) Kebutuhan pengembangan usaha masyarakat seperti pertanian,

perkebunan, perdagangan, dan industri.

b. Tipologi Masyarakat Desa

Menurut Jefta, tipologi masyarakat desa ditinjau dari beberapa

segia, antara lain:34

1) Dari segi kegiatan pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari

32
Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Pedesaan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015).
33
Agusniar Rizka Luthfia, “Menilik Urgensi Desa di Era Otonom Daerah,” Journal Of Rural and
Development, Vol.IV No. 2, Agustus 2013, 140.
34
Susilawati, Sosiologi, 12.
a) Desa pertanian, dimana semua anggota masyarakatnya

terlibat di bidang pertanian

b) Desa industri, dimana pendapatan masyarakat lebih banyak

berhubungan dengan industri kecil atau kerajinan yang ada

di desa tersebut

c) Desa nelayan, yaitu pusat kegiatan dari seluruh anggota

masyarakat yang berusaha dibidang perikanan (petani)

2) Dari segi pola pemukiman

a) Farm village type, yaitu desa yang didiami secara nersama

dengan sawah ladang di sekitar tempat tersebut. Tipe ini

kebanyakan di Asia Tenggara salah satunya Indonesia,

khususnya Jawa. Tradisi sangat dipegang kuat, hubungan

sesama individu dalam proses produksi usaha tani telah

bersifat komersial karena masuknya teknologi modern.

b) Nebuous farm village type, yaitu suatu desa dimana

sejumlah orang yang berdiam di suatu tempat dan sebagian

lainnya menyebar diluar tempat bersama sawah ladang

mereka. Di desa seperti ini tradisi dan gotong royong serta

kolektifitas sangat kuat di kalangan anggota masyarakat.

c) Arrenged isolated farm village type, yaitu suatu desa

dimana orang berdiam disekitar jalan-jalan yang

berhubungan dengan pusat perdagangan dan selebihnya

adalah sawah dan ladang mereka. Tradisi di desa seperti ini


kurang kuat, individualisme menonjol dan juga berorientasi

perdagangan.

d) Pure isolated farm village type, yaitu desa dimana orang-

orang berdiam tersebar bersama sawah ladang mereka

masing-masing. Tradisi di desa seperti ini kurang kuat,

individualisme menonjol dan juga berorientasi

perdagangan.

3) Dari segi perkembangan masyarakat

a) Desa trandisional, desa ini lebih banyak dijumpai pada

masyarakat dengan suku-suku terasing. Seluruh

kehidupannya termasuk teknologi bercocok tanam, masalah

kesehatan, makanan masih tergantung pada alam

sekitarnya. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,

misalnya ada beberapa pekerjaan yang hanya boleh

dilakukan oleh perempuan, laki-laki tidak, begitu pun

sebaliknya.

b) Desa swadaya, yaitu desa dengan kondisi relatif statis

tradisional. Masyarakatnya bergantung kepada pemimpin,

bergantung pada alam, susunan kelas masyarakat bersifat

vertikal dan statis serta kedudukan seseorang dinilai

menurut keturunan dan luasnya kepemilikan tanah.

c) Desa swakarya (desa peralihan), desan dengan kondisinya

sudah mulai ada perubahan, tidak tergantung pada


pemimpin, kaya, jasa dan keterampilan serta luasnya

kepemilikan tanah sudah menjadi ukuran kedudukan

seseorang.

d) Desa swasembada, kondisi desa yang sudah mulai maju

karena sudah mengenal mekanisasi pertanian dan teknologi

ilmiah. Partisipasi masyarakat sekitar efektif dan norma

sosial berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan

seseorang. Terlebih ada masyarakat yang menjadi

pengusaha dengan berani mengambil risiko investasi.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu ini digunakan untuk mencari, dan

menelaah perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang lainnya

sehingga bisa dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul ini

antara lain:

Tabel 2.1 Penelitia Terdahulu

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian


Tahun Penelitian
Penelitian
1 Reza M. Pengembangan Membahas Peran Pondok Potensi adanya
Zulkarnae Potensi Ekonomi perekonomian Pesantren BUMDES adalah
n (2016)35 Desa Melalui desa, metode terhadap pemberdayaan
Badan Usaha penelitian Perekonomia masyarakat terutama
Milik Desa n desa, lokasi dalam
(BUMDES) penelitian mengembangkan
35
Reza M. Zulkarnaen, “Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES) Pondok Salam Kabupaten Purwakarta,” Jurnal Aplikasi Ipteks untuk
Masyarakat, Vol. 5, No.1, Mei 2016.
Pondok Salam kemampuan
Kabupaten berusaha,
Purwakarta peningkatan
pengetahuan,
keterampilan dan
sikap yang akan
berdampak pada
peningkatan
pendapatan. Temuan
penelitian juga
mampu
menumbuhkan dan
memupuk jiwa
kewirausahaan bagi
masyarakat desa
serta menumbuhkan
rasa tanggung jawab
terhadap sebuah
kebijakan.
2 Moh. Potensi dan Topik Lokasi Potensi yang dimiliki
Wadi Peran Pesantren pembahasan penelitian dan Pondok Pesantren
(2018)36 dalam peran subjek Miftahul Ulum
Mengembangkan pesantren dan penelitian, Panyeppen
Ekonomi ekonomi lokasi Pamekasan dalam
Masyarakat masyarakat penelitian mengembangkan
(Studi pada ekonomi masyarakat
Pondok sebagaimana berikut;
Pesantren (a). Pendidikan
Miftahul Ulum formal yang
Panyeppen berjumlah 2.132
Pamekasan) orang (b). Santri (c).
Alumni yang
berjumlah 12.335
orang (d).
Simpatisan/Masyara
kat dan (e).
Madrasah Ranting
dan Madrasah
Afiliasi keseluruhan
berjumlah 284
lembaga. Peran
36
Moh. Wadi, Potensi dan Peran Pesantren dalam Mengembangkan Ekonomi Masyarakat (Studi
pada Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen Pamekasan), Tesis MA, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2018).
yang dilakukan
Pondok Pesantren
Miftahul Ulum
Panyeppen
Pamekasan dalam
mengembangkan
ekonomi masyarakat
sebagaimana berikut:
a) peminjaman
modal usaha melalui
qard al-hasan, b)
penyedia lapangan
pekerjaan, c)
pengadaan kios, d)
pemberian beasiswa
bagi siswa
berprestasi.
3 Fajriyatus Pemberdayaan Membahas Lokasi Bentuk
Sidqoh Ekonomi ekonomi penelitian, pemberdayaan yang
(2018)37 Masyarakat masyarakat Subjek dilakukan oleh
Melalui desa melalui Penelitian koperasi Pondok
Koperasi Pondok pondok Pesantren Al-
Pesantren (Studi pesantren, Amanah yaitu
Kasus Dukuh metode kerjasama
Kabunan Desa penelitian. masyarakat dengan
Ngadiwarno unit kantin yaitu
Kecamatan dengan penyetoran
Sukorejo produk dari
Kabupaten masyarakat ke kantin
Kendal) koperasi Pondok
Pesantren untuk
dijual kepada santri.
Masyarakat
menerima
pembayaran dari
Koppontren dari
hasil penjualan
produk yang
disetorkan kemudian
Koppontren juga
memperoleh laba.
4 Tri Pengembangan Membahas Lokasi pengembangan
Mayasari Potensi Ekonomi Perekonomian penelitian, potensi ekonomi
37
Fajriyatus Sidqoh, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Koperasi Pondok Pesantren
(Studi Kasus Dukuh Kabunan Desa Ngadiwarno Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, Skripsi,
(Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2018).
(2019)38 Desa Melalui desa fokus melalui badan usaha
Badan Usaha penelitian milik desa (BumDes)
Milik Desa mengenai untuk meningkatkan
(BumDes) Untuk peran pondok kesejahteraan
Meningkatkan pesantren masyarakat di Desa
Kesejahteraan bukan Adijaya Kecamatan
Masyarakat Di BumDes Pekalongan
Desa Adijaya Kabupaten Lampung
Kecamatan Timur cukup
Pekalongan memberikan dampak
Kabupaten positif bagi
Lampung Timur masyarakat desa
Adijaya BumDes
telah berupaya
dengan baik untuk
melihat, mengamati
serta
mempertimbangkan
potensi apa yang
bisa dan mungkin
untuk dikembangkan
di desa adijaya ini,
yaitu dengan
pengolahan limbah
kotoran ternak yang
selama ini belum
tersentuk
pendaurulangannya.
5 Rifqi Kontribusi Topik Lokasi Kontribusi Pondok
Lazuardian Pondok pembahasan penelitian, Pesantren Riyadhul
& Irham Pesantren ekonomi Subjek Jannah Dalam
Zaki/ Riyadhul Jannah masyarakat Penelitian Memberdayakan
Jurnal Dalam desa dan Ekonomi
(2020)39 Memberdayakan metode Masyarakat Desa
Ekonomi penelitian Pacet Mojokerto
Masyarakat Desa kualitatif. adalah : Merekrut
Pacet Mojokerto tenaga kerja yang
berada di sekitar
pondok pesantren,
Mengajak

38
Tri Mayasari, Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa
(BumDes) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Adijaya Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, (Metro: IAIN Metro, 2019).
39
Rifqi Lazuardian & Irham Zaki. “Kontribusi Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Dalam
Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Desa Pacet Mojokerto,” Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan p-ISSN: 2407-1935, e-ISSN: 2502-1508. Vol. 7 No. 3 Maret 2020.
masyarakat untuk
bekerja sama
mengelola lahan
pertanian milik
pondok pesantren
melalui Usaha
Rumah Makan
Dapur M’Riah dan
pertanian,
Menjadikan produk
masyarakat untuk
suplai bahan
makanan dan
minuman Dapur
M’Riah, Mengajak
masyarakat sekitar
pondok pesantren
ikut berinvestasi di
unit-unit usaha PT
Rijan Dinamis
Selaras, Mengajak
dan
memperkenalkan
produk-produk dari
usaha kecil
masyarakat pada
event besar Pondok
Pesantren Riyadhul
Jannah.
Sumber: Diolah peneliti 2021

D. Kerangka Teoritik

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang

memiliki ciri khas sendiri dalam proses pembelajarannya. Pondok

Pesantren Amanatul Ummah yang berada di desa Kembangbelor

kecamatan Pacet telah diakui dan diterima oleh masyarakat sekitar

sehingga banyak perubahan yang terjadi di desa tersebut khususnya bidang

ekonomi karena eksistensi pondok pesantren Amanatul Ummah. Dalam


hal ini berarti pondok pesantren mempunyai peran dalam mengembangkan

perekonomian masyarakat desa Kembangbelor dengan banyaknya

kesempatan kerja yang muncul sehingga tingkat pengangguran masyarakat

mulai berkurang, dari kalangan anak muda hingga orang dewasa. Untuk

lebih jelasnya, berikut peneliti menguraikan kerangka pemikiran penelitian

pada gambar dibawah ini.

Bagan 2.1

Kerangka Pemikiran

Perubahan ekonomi yang dirasakan oleh


masyarakat desa Kembangbelor

Bermata pencaharian Membuka usaha baru:


sebagai petani warung makan, kios kecil,
pemberian jasa

Keberadaan Pondok Pesantren


Amanatul Ummah

Peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah


Terhadap Perekonomian Masyarkat Desa
Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Mojokerto

Sumber: Diolah peneliti 2020


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

kualitatif, dengan data yang digunakan adalah data primer atau yang

diperoleh secara langsung di lapangan. Penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang digunakan dalam kondisi objek alamiah atau

mendeskripsikan suatu fenomena dengan cara penyajiannya bersifat

naratif. Adapun tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah memperoleh

jawaban dari pertanyaan dan fenomena melalui aplikasi prosedur secara

sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 40 Alasan peneliti

memilih menggunakan jenis penelitian kualitatif dikarenakan topik atau

masalah yang diangkat oleh peneliti harus ditelaah secara langsung dan

mendalam di lapangan.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi

kasus, yakni rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif,

terinci dan mendalam terhadap suatu peristiwa, program dan aktivitas baik

kepada seseorang, sekelompok orang, organisasi, maupun lembaga untuk

memperoleh pengetahuan mendalam.

40
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Padang:
UNP Press, 2013), 334.

32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti dapat

memperoleh dan mengumpulkan data. Untuk penentuan lokasi penelitian,

peneliti harus turun langsung ke lapangan untuk menyesuaikan topik

pembahasan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Adapun lokasi pada

penelitian ini yaitu di desa Kembangbelor yang beralamat di Jl.

Tirtowening, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten

Mojokerto. Waktu penelitian ini yaitu bulan Januari-Mei 2021.

C. Subjek Penelitian

Menurut Amirin, subjek penelitian adalah orang atau sesuatu yang

mengenainya digunakan untuk memperoleh keterangan atau informasi

tentang situasi dan kondisi di lapangan.41 Dalam penelitian kualitatif,

subjek penelitian disebut juga responden atau informan, yaitu seseorang

yang akan memberikan informasi yang diinginkan peneliti sebagai data

yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini,

peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data melalui

informan dengan diperoleh secara langsung dari lapangan. Adapun subjek

dari penelitian ini adalah masyarakat desa Kembangbelor dan pihak-pihak

terkait Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

41
Muh Fitrah & Luthfiyah, Metode Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi
Kasus, (Sukabumi: CV. Jejak, 2017), 152.
Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data yang

sistematis terhadap objek penelitian baik secara langsung maupun

tidak langsung. Observasi langsung adalah pengamatan secara

langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik dilakukan

dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan yang khusus

diadakan. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan

terhadap gejala subjek yang diselidiki dengan perantara sebuah alat,

pelasanaannya pun berlangsung dalam situasi sebenranya maupun

situasi buatan. Dalam penggunaan teknik observasi, sangat

mengandalkan mata untuk mengamati dan daya ingat.42 Dalam

penelitian ini peneliti melakukan observasi secara langsung ke desa

Kembangbelor.

2. Wawancara

Menurut Esterberg wawancara yaitu pertemuan antara dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara

ini digunakan untuk studi pendahuluan agar menemukan permasalahan

yang harus diteliti, selain itu digunakan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden dengan lebih jelas. Dikarenakan

peneliti menyelidiki tentang peristiwa dan aktivitas maka teknik

wawancara dilakukan secara mendalam. Wawancara dibagi menjadi

42
Hardani, et al, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu
2020).
dua, yaitu wawancara terkstruktur, wawancara semi terstruktur dan

wawancara tak terstruktur.

Wawancara terstruktur dilakukan secara langsung dengan

menyiapkan pedoman wawancara atau instrument penelitian yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap. Wawancara semi terstruktur

dalam pelaksanaannya lebih bebas agar menemukan permasalahan

secara lebih terbuka. Wawancara tak terstruktur juga merupakan

wawancara bebas yang tidak menggunakan pedoman wawancara,

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 43

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, karena

peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang

mewakili dari berbagai tingkatan dalam objek penelitian serta

memudahkan peneliti dalam menggali informasi secara efektif.

3. Dokumen

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk

tulisan, gambar, atau karya seseorang.44 Teknik pengumpulan data

dengan dokumen ini dapat mempermudah peneliti dalam memahami

gejala atau permasalahan yang diteliti dengan mengumpulkan beberapa

dokumen yang bisa bersumber dari internet, brosur, majalah. Dokumen

ini juga sebagai pelengkap dari teknik observasi dan wawancara karena

data yang diperoleh akan lebih dipercaya dengan adanya dokumen

seperti biografi, foto, sejarah, dan lain-lain. Adapun data yang akan

43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & R&D, (Bandung: Alfabeta. 2019), 308.
44
Ibid, 314.
dikumpulkan dengan teknik dokumen pada penelitian ini adalah profil

dan sejarah Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kondisi

perekonomian desa Kembangbelor, serta teori-teori tetang peran

pondok pesantren terhadap perekonomian masyarakat.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik mengumpulkan sekaligus menguji

kredibilitas data. Berikut macam-macam triangulasi:45

a. Triangulasi Sumber, yaitu menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi Metode, triangulasi yang dapat ditempuh dengan

menggali data yang sejenis dengan metode yang berbeda.

c. Triangulasi peneliti, merupakan pengecekan kredibilitas data

dengan memanfaatkan peneliti lain untuk mengurangi

ketidakcermatan dalam pengumpulan data.

d. Triangulasi teori, triangulasi yang dapat ditempuh melalui

penggunaan beberapa teori yang relevan dalam proses analisis data.

Triangulasi teori ini disebut juga dengan penjelasan pembanding.

e. Triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dari wawancara kemudian dicek

dengan observasi atau dokumentasi. Apabila data yang hasilkan

45
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif: Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Surakarta, 2014), 116.
berbeda maka perlu pengecekan kembali sumber data untuk

memastikan data yang dianggap benar.46

f. Triangulasi Waktu, yaitu pengujian kredibilitas data yang

dilakukan melalui wawancara, observasi atau teknik lainnya pada

waktu dan situasi yang berbeda. Apabila hasil pengujian ditemukan

data yang berbeda, maka pengecekan harus dilakukan berulang kali

sampai menemukan data yang pasti.47

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

E. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data oleh

Miles and Huberman, yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas. Aktivitasnya meliputi:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum data, memilih data yang

merupakan pokok atau hal yang paling penting yang diperoleh dari

metode pengumpulan data sebelumnya. Proses mereduksi data, peneliti

memerlukan teori dan tujuan yang akan dicapai sebagai panduan.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif dimana membutuhkan

kecerdasan, pemahaman, wawasan yang luas. Oleh karena itu peneliti

yang baru perlu menambah dan mengembangkan wawasan dari para

46
Umar Sidiq & Moh. Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan,
(Ponorogo: CV. Nata Karya, 2014), 95.
47
Ibid .
ahli atau yang sudah pernah melakukan penelitian agar reduksi data

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.48

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian

ini penyajian data bersifat naratif. Tujuan dari penyajian data adalah

mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi, sehingga

bisa melanjutkan pekerjaan , merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah mengumpulkan dan menyajikan data, peneliti perlu

menyimpulkan data-data yang diperoleh. Apabila kesimpulan yang

dikemukakan didukung oleh bukti yang valid artinya kesimpulan

tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel. Namun apabila dalam

kesimpulan tidak menemukan bukti maka kesimpulan tersebut masih

bersifat sementara dan akan berubah. Kesimpulan ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah, tetapi juga ada kemungkinan tidak dapat

menjawab rumusan masalah dikarenakan dalam penelitian kualitatif

akan terus berkembang seiring dengan keberadaan peneliti di lapangan.

48
Ibid, 318.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Desa Kembangbelor

Desa Kembangbelor merupakan salah satu Desa yang berada-

7,65611,112,56066,643,6m, 67’ wilayah Kecamatan Pacet Kabupaten

Mojokerto yang mayoritas Masyarakat bermata pencaharian

Perdagangan dan Pertanian dengan karakter masyarakat sesuai adat

Timur yaitu Sopan , beretika dan religius, jumlah penduduk yang terus

bertambah dari tahun ke tahun sehingga merupakan daerah yang

berpenduduk sangat padat mencapai 2.327 Jiwa dengan tingkat

pendidikan yang bervariasi mulai Tamat SD sampai dengan Perguruan

Tinggi , tingkat kesehatan masyarakat Desa Kembangbelor cukup baik

karena ditunjang dengan sarana dan prasarana yang belum memadai.

Jarak desa Kembangbelor ke kantor Kecamatan Pacet yang relatif

dekat sehingga mempengaruhi pola dan tingkah laku masyarakat Desa.

Setelah Indonesia merdeka, desa Kembangbelor telah mengalami

beberapa masa kepemimpinan, yaitu:

Tabel 4.1
Masa Kepemimpinan Kepala Desa Kembangbelor

No Nama Tahun
1 Langkir 1908-1928
2 Bawut 1928-1952
3 Sarirejo 1952-1968
4 Suharto 1968-1984
5 Kasiyan Purwanto 1984-2000
6 Bambang Wahyudi 2000-2014
7 Muktar Efendi 2014-sekarang
Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

2. Aspek Geografi dan Demografi

a. Aspek Geografi

Letak Geografis Desa.

Desa Kembangbelor adalah salah satu desa di Kecamatan

Pacet Kabupaten Mojokerto, mempunyai luas areal 381,01Ha, dan

jarak dari Pusat Pemerintahan Desa ke Kecamatan ± 10 Km.

dengan batas-batas wilayah sbb:

 Sebelah Utara : Desa Bendungan Jati

 Sebelah Timur : Desa Nogosari

 Sebelah Selatan : Desa Claket

 Sebelah Barat : Desa Cempokolimo

Mayoritas Masyarakat bermata pencaharian

pertanian/peternakan dan perdagangan. Permasalahan yang sering

muncul berkaitan dengan mata pencaharian penduduk adalah

tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadahi dengan

perkembangan penduduk sebagaimana tertuang dalam

perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa

adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan

melakukan penguatan usaha kecil , pemberian kredit sebagai


modal untuk pengembangan usaha khususnya di bidang

perdagangan.

Gambar 4.1

Peta Desa Kembangbelor

Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

b. Aspek Demografi

- Kependudukan

Jumlah penduduk desa Kembangbelor berdasarkan data statistik

terdiri dari 2.327jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 1.144

jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1.183 jiwa.

Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 2.327 jiwa berdasarkan

pemetaan sosial dari data PPLS 2019 dan analisis penyebab


kemiskinan yang telah dilakukan oleh Pemdes beserta Kader Desa

diketahui sbb :

Tabel 4.2

Kondisi Ekonomi (Jiwa)


No
Menengah Sejahtera

1 155 1.905 267

Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

Dari data tersebut diatas , maka Jumlah Penduduk 808 KK

yang merupakan penduduk Pra Sejahtera sebesar 6,66 % KK dari

jumlah penduduk yang ada di Desa Kembangbelor dengan

prosentase penduduk prasejahtera diatas, maka desa Kembangbelor

merupakan desa yang memiliki SDM yang cukup. Hal ini dapat

dibuktikan dari data penduduk desa Kembangbelor berdasarkan

tingkat pendidikan sbb:

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan ( Jiwa )


No Putus Tidak
PT SLTA SLTP SD TK
Sekolah Sekolah

1 46 315 371 500 58 58 1


Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

Pada tingkat pendidikan yang demikian diatas maka

mempengaruhi pola berfikir dan mata pencaharian penduduk desa

Kembangbelor, dimana sebagian besar mata pencaharian

penduduknya adalah sebagai petani/peternak.


Sementara bila ditinjau dari segi yang lain yaitu segi agama

dan kepercayaan masyarakat desa Kembangbelor mayoritas

beragama Islam dengan prosentase sebesar 99,8 % dan dengan

rincian data sbb:

Tabel 4.4

Penganut Agama & Kepercayaan (Jiwa)


No Islam Katholik Protestan Hindu Budha
3 2
1 2.322 - -
Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

Dengan uraian yang dipaparkan diatas yang ditinjau dari

segi kependudukan. Bahwa desa Kembangbelor merupakan desa

yang berklasifikasi penduduk mayoritas dengan tingkat ekonomi

menengah tingkat pendidikan menengah dengan mata pencaharian

sebagai petani.

Desa Kembangbelor terdiri dari 3 (tiga) dusun, yang

dikepalai oleh seorang kepala dusun.

- Dusun Kembang dengan Kepala Dusun Bapak Murtaji

- Dusun Belor dengan Kepala Dusun (PJ) Bapak Wariyo

- Dusun Paras dengan Kepala Dusun Bapak Ahmad Khudori

Adapun data RW dan RT di masing-masing dusun sbb :


Tabel 4.5

Jumlah Wilayah
No Dusun
RW RT

1 Kembang 1 4

2 Belor 2 6

3 Paras 2 6

Jumlah 5 16

Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

Berdasarkan data Laporan Kependudukan Desa

Kembangbelor Tahun 2020, dapat diketahui bahwa perkembangan

penduduk Desa Kembangbelor selama satu tahun terakhir

senantiasa Kembangbelor Jumlah Penduduk Desa Kembangbelor

dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Desa Kembangbelor

Laki-laki Perempuan Jumlah

1.144 1.183 2.327


Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

c. Aspek Sumber Daya Alam

Sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di desa

Kembangbelor sumber daya alam mutlak diperlukan untuk

mendukung tercapainya program pembangunan desa yang

direncanakan dengan baik. Sumber daya alam di desa

Kembangbelor dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 4.7
Daftar Sumber Daya Alam di Desa Kembangbelor

No. Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan


1 Lahan Persawahan 152,31 Ha
2 Sumber Air 3 Mata Air
3 Lahan Tegalan 50 Ha
4 Sungai 10.790 Meter
5 Tanaman ; Padi , jagung dan Palawija 152,31 Ha
Sumber:Profil Desa Kembangbelor (2021)

d. Aspek Sumber Daya Manusia

Sebagai pelaku utama pelaksanaan pembangunan di desa, tentunya

peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian

terpenting suksesnya pelaksanaan pembangunan. Untuk itu

Sumberdaya Manusia di desa Kembangbelor dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.8
Daftar Sumber Daya Manusia di Desa Kembangbelor

No Uraian Sumber Manusia (SDM) Volume Satuan

1. Penduduk dan keluarga

a.Jumlah penduduk laki-laki 1.144 Orang

b. Jumlah penduduk perempuan 1.183 Orang

c. Jumlah keluarga 808 KK

2 Mata Pencaharian utama penduduk

  a. Pertanian, peternakan 685 Orang

  b. Pertambangan dan penggalian 0

  c. Industri pengolahan (pabrik, kerajinan, dll) 133 Orang

  d. Perdagangan besar/eceran dan rumah makan 22 Orang

  e. Angkutan, pergudangan, komunikasi 25 Orang

  f. Jasa 15 Orang
  g. Lainnya (air, gas, listrik, konstruksi, perbankan, dll) 39 Orang

3 Tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan

  a. Lulusan S-1 keatas 65 Orang

b. Lulusan D1,D2,D3 107 Orang

  c. Lulusan SLTA 211 Orang

  d. Lulusan SMP 317 Orang

  e. Lulusan SD 503 Orang

  f. Tidak tamat SD/ tidak sekolah 464 Orang

4 …..

Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

e. Aspek Sumber Daya Pembangunan

Sebagai sarana pendukung pelaksanaan pembangunan di

desa, ketersediaan sumber daya pembangunan mutlak diperlukan

dalam rangka untuk menentukan langkah, arah dan strategi

pembangunan di desa secara tepat. Sumber daya pembangunan di

desa Kembangbelor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1.4.1
Daftar Sumber Daya Pembangunan di Desa Kembangbelor

No Uraian Sumber Daya Pembangunan Volume Satuan

1. Aset Prasarana Umum


a. Jalan 7,5 Km
b. Jembatan 5
Aset Prasarana Pendidikan
a. Gedung Paud 1 Lokal
b. Gedung TK 1 Lokal
c. Gedung SD 4 Lokal
d. Taman Pendidikan al-Qur’an 3 Lokal
Aset Prasarana Kesehatan
a. Posyandu 0 Lokal
b. Polindes 1 Lokal
c. MCK 0 Lokal
d. Sarana air bersih 3 Lokal
Aset Prasarana Ekonomi
a. Pasar desa 0 Lokal
..............
Kelompok usaha ekonomi produktif
a. Jumlah kelompok usaha 3 Kelompok
b. Jumlah kelompok usaha yang sehat 1 Kelompok
Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

3. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Sesuai dengan peraturan Desa Kembangbelor Nomor 9 Tahun 2020

Tentang SOTK, Organisasi Pemerintah Desa dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 4.2

Strutur organisasi pemerintah desa Kembangboler

BPD KEPALA DESA


MULYADI MUKHTAR EFENDI

Plt. SEKRETARIS DESA


AHMAD KHUDORI

KAUR KEUANGAN KAUR UMUM


SITI MAISAROH EVA DWI TAMARAL
KASIPEMERINTAHAN KASIKESRA KASI PELAYANAN
WARIYO ALI UNTUNG S.

KASUN BELOR KASUN PARAS KASUN KEMBANG


YOYOK RUDI CAHYONO AHMAD KHUDORI MURTAJI

Sumber: Profil Desa Kembangbelor (2021)

B. Deskripsi Pondok Pesantren Amanatul Ummah

1. Sejarah Pondok Pesantren Amanatul Ummah


Sejarah pendirian peondok pesantren Amanatul Ummah dimulai

pada periode pertama 28 Mei 1998 yang awalnya hanya memiliki MTs

dengan 40 santri. Periode kedua pada tahun 2001 menjadi lembaga

pesantren dengan didirikannya Madrasah Aliyah. Periode ketiga tahun

2006 pendirian MTs Akselerasi Surabaya. Periode keempat tahun 2006

pendirian lembaga pendidikan Amanatul Ummah di Pacet yakni

Madrasah Bertaraf Internasional. periode kelima tahun 2007 pendirian

lembaga pendidikan MTs Akselerasi Pacet. Periode keenam tahun

2008 pendirian Madrasah Aliya Akselerasi Pacet dan mulai

pembangunan besar-besaran di kawasan Kembangbelor. Periode

ketujuh tahun 2009 mulai berkembang dengan masuknya alumni ke

berbagai PTN dengan jurusan favorit di Indonesia. Periode kedelapan

tahun 2012 lembaga pendidikan Amanatul Ummah terus berkembang

dan bertambah santrinya dibarengi dengan kongres pergunu I yang

diadakan di PP. Amanatul Ummah Periode kesembilan tahun 2015

pendirian Institut Pesantren KH. Abdul Chalim dengan dibukanya 3

fakultas dengan jumlah santri 40 sekarang sudah mencapai 7500.

Tahun 2017 seiring berjalannya waktu lembaga pendidikan Amanatul

Ummah akan terus melahirkan santri-santri sesuai dengan visi misi,

sesuai dengan yang dicita-citakan.

Lembaga Pendidikan Unggulan Amanatul Ummah menggunakan

sistem pesantren yang telah berjalan 13 tahun. Secara nyata telah

berhasil membuktikan diri sebagai sekolah unggul, utuh dan


terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. pengasuh pondok

pesantren, KH. Asep Saifuddin Chalim lahir di Lewumunding, 30

Maret 1968.

2. Visi dan Misi PP. Amanatul Ummah

Visi

Terwujudnya manusia yang unggul, utuh dan berahlaqul karimah

untuk izzil islam wal-muslimin dan untuk keberhasilan cita-cita

kemerdekaan.

Misi

Melaksanakan syistem yang berlaku di Amanatul Ummah secara kekat

dan bertanggung jawab.

3. Lembaga pendidikan di Amanatul Ummah

a. Tingkat SMP/MTs

1) MTs Unggulan Surabaya

2) MTs CI Surabaya

3) MTs CI Pacet Mojokerto

4) MTs Excellent Pacet

5) SMP Unggulan Berbasis Pesantren Pacet

6) SMP Unggulan Surabaya

7) MTs Hikmatul Amanah

b. Tingkat MA/SMA

1) MA Unggulan Surabaya

2) MBI Pacet
3) MA CI Pacet

4) MA CI Surabaya

5) MBI Surabaya

6) SMA BP Pacet

7) SMA Unggulan Surabaya

8) MA Hikmatul Amanah

4. Dasar pendirian

a. Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa

b. Mewujudkan kader-kader bangsa yang berkualitas, siap

berdarmabakti untuk agama, bangsa dan Negara

c. Mempersiapkan siswa-siswi yang mempunyai kualitas dan

keterampilan yang baik, serta ber-akhlakul karimah untuk bisa

menjadi anggota masyarakat madani yang dapat mengupayakan

kesejahteraan dan kebahagiaan.

d. Memproses lulusan MBI untuk bisa melanjutkan studinya ke

perguruan tinggi berkualitas pada fakultas-fakultas pilihan yang

yang berada dalam negeri maupun di luar negeri.

5. Tujuan peruntukan masa depan siswa-siswi

a. Untuk menjadi ulama besar yang akan menerangi dunia dan

Indonesia

b. Untuk menjadi para pemimpin dunia dan pemimpin bangsanya

yang akan mengupayakan terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya

keadilan
c. Untuk menjadi konglomerat besar yang akan memberikan

kontribusi maksimal bagi terwujudnya kesejahteraan bangsa

Indonesia

d. Untuk menjadi para profesionalis yang berkualitas dan bertanggung

jawab

6. Sistem pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Amanatul Ummah

terdiri dari 12 jam mata pelajaran yang dimulai dari pukul 06.45

sampai dengan pukul 13.00. kemudian lanjut materi kurikulum

nasional pukul 16.30 sampai pukul 17.30. pembelajaran al-Qur’an

dilaksanakan pukul 18.00 sampai 20.30. Mata pelajaran formal terdiri

dari matematika, fisika, biologi, kimia, dan Bahasa Inggris

disampaikan dan diujikan dalam Bahasa Inggris. Selain itu ada mata

pelajaran Agama dan bahasa Arab. Disampaikan/diujikan dalam

bahasa Arab. Satu kelas terdiri dari 25 siswa. Setiap siswa diwajibkan

berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris setiap

hari kecuali hari ahad.

7. SDM PP. Amantul Ummah

Pengajar dan fungsionaris PP. Amanatul Ummah berjumlah 850 yang

terdiri dari 595 guru formal dan 255 guru diniyah. Adapun untuk latar

belakang beragam pendidikan mulai dari sarjana sebanyak 808 orang,

Magister 177 orang dan Doktor 25 orang. Sedangkan lulusan luar


negeri terdiri dari 70 Alumni Al-Azhar Mesir, 10 Alumni Maroko dan

5 Alumni Al-Ahgaff Yaman.

8. Keunggulan PP. Amantul Ummah

a. Bahasa

b. Dauroh

c. Materi diniyah tersistem

d. 24 Hours care System

e. Bimbingan hingga masuk PTN dan beasiswa

C. Temuan Data

Pondok pesantren Amanatul Ummah yang beridiri di desa

Kembangbelor kecamatan Pacet sejak tahun 2000 membawa perubahan

besar. Perubahan dalam hal ini sangat penting dan menjadi sejarah baru

desa Kembangbelor. Tentu saja awal mula keberadaan pondok ini harus

beradaptasi baik dengan lingkungan desa sampai dengan masyarakatya,

sehingga samapai dengan saat ini keberadaannya diterima dengan baik

oleh masyarakat setempat. Sebagaimana dikatakan oleh informan selaku

Kepala Desa Kembangbelor:

“iya, Alhamdulillah masyarakat menerima keberadaan pondok, karena yai Asep


juga menjalin interkasi sosial dengan masyarakat. tidak hanya itu, karena
pondok pesantren kan masyarakat disini juga banyak berubah, apalagi
ekonominya”(wawancara, 01 April 2021 jam 10.00 WIB)49

Dengan interaksi sosial yang dilakukan oleh pengasuh pondok

pesantren Amanatul ummah, Kiai Asep Saifuddin Chalim membuat

masyarakat percaya bahwa keberadaan pondok membawa dampak positif

49
Muktar Efendi, Wawancara (Kembangbelor, 21-04-21).
bagi desa Kembangbelor dan masyarakatnya, mengingat berdirinya

pondok pesantren adalah sejarah baru di desa yakni des yanga walnya

walnya tidak dikenal sekarang dikenal banyak orang. Perubahan besar

yang paling menonjol adalah pada perekonomian masyarakatnya.

Berdasarkan data observasi, rata-rata masyarakat desa ini bekerja sebagai

petani dan juga dapat dibilang belum sejahtera. Namun seiring berjalannya

waktu kondisi ekonomi masyarakat mengalami peningkatan. Hal ini

dibuktikan dengan pernyataan informan selaku kepala desa Kembangbelor

yang menyatakan:

“masyarakat disini hampir semua bekerja sebagai petani, ada juga yang
merantau sama ternak. Sejak ada pondok terbantu ekonominya karena
banyak yang kerja di pondok. Bapak-bapak jadi tukang, ibu-ibunya ada
yang jadi petugas masak ada juga yang petugas laundry.” (wawancara, 1
April 2021 jam 10.00 WIB)50

Berdasarkan pernyataan informan diatas, bahwa perubahan besar

terjadi pada perekonomian masyarakat. Sebagian besar masyarakat baik

bapak-bapak maupun ibu-ibu bekerja di pondok pesantren Amanatul

Ummah. Beberapa pekerjaan yang didominasi oleh masyaratakt setempat

antara lain: Petugas Laudry, tukang/kuli bangunan, petugas kebersihan,

satpam, petugas masak dan penjaga kantin.

Masyarakat mengakui bahwa keberadaan pondok pesantren

Amanatul Ummah di desa Kembangbelor ini sangat berperan pada

perekonomian mereka. Rata-rata pekerjaan mereka adalah petani dan

peternak, mengingat dari segi perekonomian masyarakat desa hanya

50
Muktar Efendi, Wawancara (Kembangbelor, 1 April 21).
ditopang oleh kedua sektor tersebut dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Adapun sebagian bekerja di perantauan untuk menambah penghasilan

karena keterbatasan lapangan kerja di desa Kembangbelor.

1. Masyarakat yang bekerja di dalam pondok pesantren

Pondok pesantren Amanatul Ummah yang berdiri di desa tersebut

memberi peluang lapangan pekerjaan kepada masyarakat sehingga

pengangguran di desa tersebut berkurang. Berikut penyampaian dari

informan selaku petugas keamanan atau satpam pondok:

“iya, sangat berperan. Alhamdulillah, saya bisa dapat pekerjaan


selain jadi petani. Jika tidak ada pondok ini pasti tidak berubah
seperti sekarang ekonominya. Karena membuka lowongan kerja
apalagi untuk yang pengangguran.”(wawancara, 7 Mei 2021 jam
10.18 WIB)51
Dengan menjadi satpam di pondok, ekonomi Maskut

mengalami peningkatan. Dalam hal ini perubahan hidup seseorang

disebabkan oleh faktor ekonomi. Mereka harus melakukan pemenuhan

ekonomi dimana itu akan membantu mereka dalam memenuhi

kebutuhan untuk bertahan hidup. Oleh karena itu sangat penting untuk

memperhatikan kondisi ekonomi.

Selain satpam, pekerjaan lain yang dikerjakan oleh warga

sekitar adalah menjadi petugas kebersihan. Pondok pesantren

Amanatul Ummah dengan bangunannya yang luas dan besar tentu

membutuhkan banyak petugas untuk membersihkan lingkungan

51
Maskut, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
pondok. Oleh karena itu, kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh

masyarakat khususnya laki-laki, baik yang tua maupun yang muda.

“saya dulu pekerjaannya kocar-kacir sekarang Alhamdulillah karena


sudah ada pondok disini saya bisa dapat pekerjaan meskipun hanya
petugas kebersihan yang penting cukup untuk
kebutuhan.”(wawancara, 7 Mei 2021 Jam 09.30)52
Kebutuhan masyarakat saat ini mengikuti perkembangan

zaman sehingga harus melakukan penyesuaian diri. Jenis pekerjaan

apapun harus rela dilakukan oleh setiap orang untuk keberlangsungan

hidup. Dari pekerjaan tidak menetap sampai akhirnya mendapatkan

pekerjaan tetap membuat ekonomi Nurkholis membaik.

“bersyukur sekali ekonomi saya membaik, apalagi kalau dari


penghasilan itu ada berkah dari yai. Gajinya juga yang lumayan lebih
tinggi daripada yang seharusnya ditambah insentif setiap bulan dan
juga fasilitas motor dari yai untuk dipakai kerja”(wawancara, 7 Mei
2021 Jam 09.30)53
Memiliki ekonomi yang baik adalah keinginan dari setiap

orang agar terhindar dari kemiskinan terlebih dengan adanya berkah

didalamnya karena sebaik-baiknya rezeki adalah yang mengandung

nilai keberkahan. Dengan keberkahan, berapapun penghasilan akan

tetap terasa cukup. Masyarakat desa yang bekerja di pondok tidak

hanya mengaharapkan pekerjaannya namun juga keberkahannya.

Pembangunan gedung pondok pesantren Amanatul Ummah di

desa Kembangbelor tidak lepas dari partisipasi masyarakat setempat

yakni yang bekerja sebagai tukang atau kuli bangunan. Pekerja kuli

52
Nurkholis, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
53
Nurkholis, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
bangunan ini berasal dari berbagai dusun di desa Kembangbelor.

Berbagai proyek pembangunan yang direncanakan oleh pondok

pesantren melibatkan kuli bangunan tersebut.

“iya, jumlah kuli bangunan di AU itu lebih dari 100 orang. Paling
banyak memang orang sini. Dari dusun paras ada, di kembang juga
ada sama di belor”(wawancara, 7 Mei 2021 Jam 12.55 WIB)54
Pekerjaan yang melibatkan banyak masyarakat desa

Kembangbelor itu jelas membantu perekonomian mereka. Kuli

bangunan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang sangat

dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan proyek. Proyek apapun selama

masih dibawah naungan pondok maka pekerja kuli bangunan sudah

siap dikerahkan

“sangat membantu, daripada nganggur,bapak-bapak disini juga


kebanyakan kerja tukang. Yang penting kerja cari uang. Kalau ndak
ada pondok pasti kerjanya jauh dari sini belum lagi biaya
tarnsportasi. Alhamdulillah selama ini orang-orang betah kerja disini
karena gajinya bisa dibilang lebih tinggi”(wawancara, 7 Mei 2021
Jam 12.55 WIB)55
Berdasarkan penyataan diatas, selain dapat mengurangi

pengangguran, pendapatan yang diperoleh membuat para pekerja

merasa betah dalam bekerja. Hal ini tentu sangat membantu

perekonomian masyarakat karena dapat mencukupi kebutuhan sehari-

hari. Akan tetapi ketika proyek selesai masyarakat harus mencari

pekerjaan lain. Sebagaimana dikatakan oleh informan KR berikut:

54
Karnadi, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
55
Karnadi, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
“iya, ketika proyek pembangunan selesai, kami bekerja di tempat lain
atau cari pekerjaan lain, masih banyak juga yang bertani. Tapi begitu
ada proyek baru lagi orang-orangnya tidak berubah.”(wawancara, 7
Mei 2021 Jam 13.00)56
Dari pemaparan diatas merupakan salah satu kekurangan yang

di rasakan oleh para pekerja dimana para kuli bangunan harus mencari

pekerjaan lain atau melanjutkan pekerjaan mereka yang sebelumnya.

Namun ketika ada proyek baru maka para kuli bangunan harus siap

untuk dipekerjakan kembali sebab para pekerja itu dapat dikatakan

sudah tetap.

Selain pekerja kuli bangunan yang melibatkan hampir semua

warga desa Kembangbelor khususnya laki-laki, ada pekerjaan yang

juga melibatkan ibu rumah tangga (IRT) yaitu petugas laundry. IRT

dari berbagai dusun tidak melewatkan kesempatan kerja ini mengingat

jumlah santri yang mencapai hingga ribuan maka perlu banyak tenaga

kerja. Dengan pekerjaan ini akan membantu memperbaiki

perekonomian masyarakat dengan memperoleh penghasilan tambahan.

“sangat membantu ekonomi warga. Dulu desa tidak ada apa-apanya.


Ibu-ibu disini kerjanya petani, ada yang jualan, Alhamdulillah dapat
panggilan buat jadi tukang cuci baju santri. Lumayan dapat
penghasilan tambahan dan bisa bantu suami juga.”(wawamcara, 7
Mei 2021 Jam 10.10)57
Hampir semua IRT bekerja sebagai petugas laundry. Dengan

bekerja sebagai petani saja masih belum cukup untuk memenuhi

kebutuhan, oleh karena itu kesempatan kerja ini diambil. IRT yang

56
Karnadi, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
57
Sunastri, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021).
awalnya tidak mempunyai pendapatan sendiri dan hanya

mengandalkan pendapatan suami sekarang bisa memperoleh

pendapatan sendiri. Dengan adanya pendapatan suami dan istri tentu

saja akan membantu perekonomian masing-masing keluarga.

Pondok pesantren amanatul ummah merupakan pondok

pesantren dengan tipe D yang mengharuskan para santri tinggal di

asrama. Oleh karena itu sangat membutuhkan juru masak yang akan

siap sedia menyediakan keperluan makan santri. Dengan demikian

peluang kerja ini diberikan kepada masyarakat desa Kembangbelor

yang juga sebagian besar hanya IRT.

“dari awal AU berdiri beberapa warga sini diajak kerja di pondok.


sekarang sudah 14 tahun lebih hampir semua kerja disitu. Ekonomi
masyarakat meningkat. Warga disini bisa dikatakan kurang mampu
semua sekarang Alhamdulillah makmur. Gajinya lumayan
dibandingkan dulu yang cuman bisa mengandalkan penghasilan dari
bertani.”(wawancara, 7 Mei Jam 15.00)58
Berdasarkan pemaparan informan diatas, masyarakat

Kembangbelor sebelum ada pondok pesantren Amanatul Ummah,

hanya memperoleh pendapatan dari hasil pertanian dan terkadang

belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun dengan

pendapatan yang diperoleh dari bekerja di pondok pesantren ekonomi

masyarakat mengalami peningkatan. Tingkat kemiskinan di desa

tersebut berkurang.

2. Masyarakat yang bekerja di luar pondok pesantren

58
Kris, Wawancara (Kembangbelor, 7 Mei 2021)
Tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk bekerja didalam

pondok pesantren, masyarakat desa Kembangbelor lainnya juga

memanfaatkan keberadaan pondok dengan membuka usaha di

sepanjang jalan sekitar pondok pesantren. Diantaranya penjual

gorengan yang setiap hari berjualan di depan pondok.

“Peluang keuntungan jualan disini besar, karena melihat wali santri


yang berkunjung itu sebagian besar dari golongan menengah
keatas”(wawancara, 8 Mei Jam 10.04)59
Santri yang tinggal di pondok pesantren tentunya lebih banyak

mengahbiskan waktu di pondok untuk belajar dan jauh dari keluarga

Di pondok pesantren hanya memberikan kesempatan kepada wali

santri untuk berkunjung di hari tertentu saja. Hari kunjungan wali

santri ini dimanfaatkan oleh para pedagang seperti pernyataan

informan diatas karena pondok yang ramai. Hal ini tentu saja

membantu perekonomian masyarakat.

“iya Alhamdulillah sangat membantu perekonomian, karena


keuntungannya lumayan besar. Kalau lagi rame sehari bisa dapat
hampir 1 juta jualan dari pagi sampai sore. Tapi karena lagi covid
hari sabtu minggu dapatnya kurang lebih 500 ribu.”(wawancara, 8
Mei 2021 Jam 10.04)60
Kondisi saat ini yang masih di landa wabah covid-19

mempengaruhi perekonomian masyarakat. pondok pesantren demi

mengurangi penyebaran virus memberlakukan peraturan khusunya

waktu kunjungan santri. Oleh karena itu meskipun di hari kunjungan

59
Lulu, Wawancara (Kembangbelor, 8 Mei 2021).
60
Lulu, Wawancara (Kembangbelor, 8 Mei 2021).
pondok terlihat tidak begitu ramai seperti sebelumnya sehingga

berpengaruh juga terhadap pendapatan berjualan.

Keramaian pondok karena adanya kunjungan wali santri,

dimaanfaatkan juga oleh masayrakat dengan mengakomodasi

penginapan khusus wali santri. Beberapa penginapan milik masyarakat

dibangun hampir di sepanjang jalan raya dan dengan berbagai macam

fasilitas guna kenyamanan wali santri. Meskipun dengan kondisi covid

saat ini penginapan tidak pernah kosong ketika pondok ramai.

“Alhamdulillah, bisa bangun penginapan disini karena tempatnya


juga strategis buat buka usaha karena adanya pondok. kalau bukan
karena pondok siapa lagi yang nginap disini. Meskipun covid sabtu
minggu itu setidaknya 2 kamar terisi. Satu hari dapat 250 atau 350
ribu. Selain peluang usaha kami dapat barokah yai
Asep.”(wawancara, 8 Mei 2021 Jam 09.40)61
Baik disengaja ataupun tidak keberadaan pondok pesantren

Amanatul Ummah di desa Kembangbelor membuka celah kepada

masyarakat untuk berwirausaha karena lokasi yang strategis sehingga

mudah mencari pelanggan. Penginapan wali santri di sekitar pondok

memberikan keuntungan yang besar dengan pendapatan yang tidak

sedikit. Tidak hanya keberadaannya yang membawa peluang usaha

namun juga keberkahan bagi setiap masyarakat yang membuka usaha.

Selain penjual dan beberapa penginapan, akan tampak pula

beberapa warung kopi dan kios kecil di sepanjang jalan sekitar pondok

yang juga merupakan usaha masyarakat desa Kembanbelor. Tidak jauh

61
Khasanah, Wawancara (Kembangbelor, 8 Mei 2021).
berbeda dengan penjual gorengan, pendapatan yang diperoleh tidak

menentu tergantung dari keadaaan pondok. Namun dengan adanya niat

dan usaha keras masyarakat tetap mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

“namanya usaha ya mbak kadang untung kadang rugi, kalau


pondok rame biasanya habis. Disyukuri saja yang penting bisa
memenuhi kebutuhan sehari-hari, paling tidak pendapatannya balik
modal”(wawancara, 24 Mei 2021 Jam 13.00)62
Meskipun dengan pendapatan minim, para pedagang di sekitar

pondok bersyukur bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbeda

dengan nasib juru parkir, yang mengaku bahwa pendapatan yang

diperoleh belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini

berdasarkan pernyataan informan S selaku juru parkir.

“Desa Kembangbelor rame karena ada pondok pesantren,


makanya banyak yang jualan di depan pondok. Sangat membantu
perekonomian hanya saja untuk pekerjaan tukang parkir tidak
seberapa karena orang-orang ngasihnya beda-beda jadi untuk
kebutuhan sehari-hari saya rasa masih belum cukup.”(wawancara, 24
Mei 2021 Jam 13.10)63
Memanfaatkan keberadaan pondok memang mempebrikan peluang

untuk bagi masyarakat dalam berusaha dan memperoleh pendapatan,

baik itu dijadikan sebagai pekerjaan tetap maupun sampingan. Akan

tetapi pendapatan dari setiap orang pasti berbeda. Ada yang merasa

cukup ada pula yang merasa kurang. Terlepas dari cukup atau tidaknya

tergantung dari seberapa banyak kebutuhan dan bagaimana cara

62
Lastri, Wawancara (Kembangbelor, 24 Mei 2021).
63
Suparto, Wawancara (Kembangbelor, 24 Mei 2021).
mengelola pendapatan agar dapat mencukupi terutama untuk

kebutuhan pokok.

D. Analisis Data

Peran Pondok Pesantren Amanatul Ummah terhadap Perekonomian

Masyarakat Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten

Mojokerto.

Pada dasarnya secara kelembagaan pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan yang berfokus pada keagamaan, namun dilihat dari

perannya pondok pesantren memiliki banyak peran kepada masyarakat.

Salah satu peran pondok pesantren adalah pada bidang ekonomi. Pondok

pesantren Amanatul Ummah selama proses adaptasi menjalin interaksi

yang baik dengan masyarakat sehingga keberadaan pondok tersebut

memberikan perubahan bagi desa dan masyarakatnya yaitu terbantu dari

segi ekonominya. Perebedaan kondisi ekonomi masyarakat sebelum dan

sesudah ada pondok pesantren terlihat jelas dari tingkat kemiskinan yang

hampir tidak ada lagi.

Berdasarkan temuan data dari observasi dan wawancara yang

peneliti lakukan terdapat beberapa peran pondok pesantren Amanatul

Ummah terhadap perekonomian masyarakat desa kembangbelor. Melihat

kondisi ekonomi masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani, maka

keberadaan pondok pesantren Amanatul Ummah dalam hal ini berperan

penting diantaranya adalah sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Pondok

pesantren Amanatul Ummah dalam menunjang keberlanjutan pondok


membutuhkan jasa masyarakat setempat. Hal ini merupakan peluang

pekerjaan yang bisa diambil oleh masyarakat.

Pekerjaan dibidang jasa yang disediakan oleh pondok pesantren

Amanatul Ummah adalah: Pertama, penjaga kantin pondok yang beberapa

pekerjanya merupakan masyarakat desa Kembangbelor. Kedua, juru

masak yang betugas menyediakan kebutuhan makanan bagi para santri.

Ketiga, jasa laundry yang dikhususkan bagi masyarakat desa

Kembangbelor. Keempat, petugas keamanan atau satpam. Kelima, petugas

kebersihan. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga kerja karena

lingkungan pondok pesantren yang besar. Semua petugas kebersihan juga

berasal dari desa Kembangbelor. Keenam, kuli bangunan yang bekerja

untuk seluruh proyek pembangunan Amanatu Ummah.

Peran pondok pesantren sebagai penyedia lapangan kerja bertujuan

untuk mengurangi jumlah pengangguran masyarat desa. Dengan

berkurangnya pengangguran dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat serta meringankan beban kebutuhan. sebelum ada pondok

pesantren Amanatul Ummah masyarakat desa kembangbelor hanya

bergantung pada pendapatan bertani bahkan ada yang masih pengagguran.

Sedangkan setelah ada pondok pesantren, masyarakat mengambil peluang

dengan bekerja di pondok sebagaimana pekerjaan dalam bidang jasa diatas

sehingga saat ini tingkat pengangguran dan kemistinan di desa

Kembangbelor menurun.
Berdasarkan peran tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa

pondok pesantren Amanatul Ummah secara tidak langsung melakukan

pemberdayaan masyarakat meskipun tidak ada program khusus yang

direncanakan. Pemberdayaan masyarakat dalam pengertian lebih luas

merupakan proses memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu

menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam

memanfaatkan lingkungan strategis untuk mencapai suatu

keberlangsungan hidup jangka panjang.64 Lingkungan strategis dalam hal

ini adalah keberadaan pondok pesantren di desa Kembangbelor.

Peranan lain dari pondok pesantren Amanatul Ummah terhadap

perekonomian adalah terbukanya peluang usaha bagi masyarakat sekitar.

Menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang berpengaruh terhadap desa

karena keberadaannya dimanfaatkan oleh masyarakat dengan membuka

usaha di sekitar pondok pesantren. Beberapa usaha yang bisa ditemukan

di sepanjang jalan diantaranya: kios, warung kopi, pedagang kaki lima dan

penginapan. Para pelaku usaha mnegakui bahwa perbandingan desa

Kembangbelor yang dulu dengan sekarang jauh berbed. Karena adanya

pondok pesantren menjadikan desa terlihat lebih ramai sehingga peluang

usaha ini menguntungkan karena tempatnya yang strategis.

Pondok pesantren Amanatul Ummah sangat berperan terhadap

perekonomian ini telah diakui oleh seluruh masyarakat desa

Kembangbelor. Dari awal pondok berdiri masyarakat juga turut

64
Saifuddin Yunus, et al, Model Pemberdayaan Masyarakat Terpadu (Aceh: Bandar Publishing),
6.
berkontribusi dengan memberikan jasanya sampai saat ini dengan jangka

waktu yang lama yaitu hingga belasan tahun. Tentu hal ini menunjukan

bahwa masyarakat yang bekerja untuk pondok pesantren sangat loyal. Hal

ini selaras dengan teori dari Poerwadarminta yaitu loyalitas adalah

kesetiaan, pengabdoan, dan kepercayaan yang diberikan atau ditunjukkan

kepada seseorang atau lembaga yang didalamnya terdapat rasa cinta,

tanggung jawab untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.65

Dengan demikian, masyarakat akan tetap memilih bekerja di pondok

karena kesesuaian situasi dan kondisi di pondok pesantren Amanatul

Ummah.

Peran yang dimiliki oleh pondok pesantren Amanatul Ummah

selaras dengan terori berikut ini, yaitu peran merupakan aspek dinamis

berupa tindakan yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau

memangku suatu posisi dan melaksanakan hak dan kewajiban sesuai

kedudukannya.66 Pondok pesantren tidak hanya sebagai lembaga

pendidikan agama namun memiliki tanggung jawab dalam

memberdayakan terutama dari segi perekonomian masyarakatnya. Dengan

adanya pemberdayaan masyarakat maka ada pula pembangunan ekonomi

didalamnya yang berorientasi pada manusia karena menyangkut perubahan

besar sehingga tercapai pembangunan manusia sebagaimana dalam teori

berikut, bahwa tujuan akhir pembangunan manusia adalah memperoleh

65
W.J.S, Poerwadarminta, WJS, KBBI Edisi III Cetakan Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 46
66
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 242
jaminan kebutuhan dasar yang layak maka setiap orang akan memiliki

kesempatan untuk hidup lebih panjang.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran pondok pesantren

Amanatul Ummah terhadap perekonomian masyarakat desa


Kembangbelor, Pacet, Mojokerto, maka peneliti mengambil kesimpulan

bahwa keberadaan pondok pesantren telah memberikan perubahan bagi

desa dan masyarakatnya, salah satunya pada bidang ekonomi. Adapun

peranannya sebagai berikut:

1. Pondok pesantren Amanatul Ummah berperan dalam menciptakan

lapangan kerja kepada masyarakat desa Kembangbelor

Kesempatan kerja yang diberikan adalah berupa pemberian jasa

masyarakat diantaranya: 1) Satpam, yakni sebagai petugas keamanan

pondok pesantren, 2) petugas kantin makanan yang merupakan milik

pondok, 3) petugas masak atau jurus masak yang bertugas menyiapkan

makanan untuk para santri, 4) petugas kebersihan, 5) petugas laundry

yang dikuhususkan bagi masyarakat desa Kembangbelor, 6) kuli

bangunan/tukang yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan

Amanatul Ummah. Dengan demikian, perekonomian masyarakat

mengalami peningkatan dari yang awalnya hanya mengandalkan

pendapatan dari hasil pertanian kini mendapatkan penghasilan

tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini juga dapat

mengurangi tingkat pengangguran di desa Kembangbelor sehingga

kehidupan masyarakat jauh lebih baik daripada sebelumnya.

2. Pondok pesantren Amanatul Ummah berperan sebagai peluang usaha

bagi masyarakat desa Kembangbelor

Keberadaan pondok pesantren Amanatul Ummah membawa

perubahan pada desa yang dulunya sepi sekarang ramai. Dengan begitu
masyarakat memanfaatkannya dengan membuka usaha di sekitar

pondok pesantren. Usaha-usaha tersebut antara lain: kios, warung kopi,

pedagang kaki lima dan penginapan wali santri. Selain itu keramaian

pondok juga dimanfaatkan oleh juru parkir.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang Peran Pondok

Pesantren Amanatul Ummah terhadap Perekonomian Masyarakat desa

Kembangbelor, maka peneliti memberi saran:

1. Bagi Pondok Pesantren Amanatul Ummah

Berdasarkan hasil penelitian, pondok pesantren berperan dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat, oleh karena itu hendaknya pondok

pesantren membuat program khusus pemberdayaan untuk seluruh

masyarakat desa Kembangbelor.

2. Bagi peneliti lain

Diharapkan mengembangkan penelitian ini, karena pada penelitian ini

hanya sebatas menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha.

Anda mungkin juga menyukai