Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP KPBS PANGALENGAN

KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian

agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh

rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu

sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat kemiskinan. Kemiskinan

merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling

tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks

dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus

dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan

dilaksanakan secara terpadu (M. Nasir, dkk 2008).

Sedangkan yang dimaksud dengan kemiskinan itu sendiri seperti yang disebut dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2012:581), kemiskinan berasal dari kata miskin

artinya adalah tidak berharta benda, serba kekurangan, papa, sangat melarat. Dalam bahasa

Inggris, miskin sebagai poor atau dapat diartikan sebagai having a money few possession; not

having enough money for the basic things that people need to live properly,  yang diartikan

tidak memiliki cukup uang untuk hal-hal dasar bahwa orang perlu untuk hidup dengan benar

(Stevenson, 2010). Pernyataan diatas, mengandung dua bentuk kausal dalam menafsirkan
kata miskin, yaitu: (i) miskin memiliki jumlah yang sangat kecil dari sesuatu; dan (ii) miskin

sebagai tidak baik dalam segi kualitas maupun kondisi (Nallari & Griffith, 2011).

Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan didefinisikan sebagai

keadaan atau kondisi kurang sejahtera yang dihitung dalam Rp (Rupiah) per kapita per bulan

Disisi yang lain, Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) sebagai tolok ukur definisi kemiskinan

diterjemahkan sebagai kondisi kurang akibat kebutuhan hidup (makanan, minuman, pakaian,

rumah) selama satu bulan berdasarkan jumlah kalori, protein, vitamin dan bahan mineral

lainnya yang diperlukan untuk hidup layak untuk seorang pekerja. Kebutuhan konsumsi

harus memenuhi 2100 kalori per hari (kelompok makanan) ditambah dengan kebutuhan

(bukan makanan) minimal lainnya yang mencakup perumahan, pakaian, kesehatan dan

pendidikan (Soesastro, 2005).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan total penduduk miskin Indonesia per Maret

2020 mencapai 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang (0,56%) dibandingkan

September 2019, dan meningkat 1,28 juta orang (0,37%) dibandingkan Maret 2019. Dan dari

34 provinsi ada sekitar 22 provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan angka kemiskinan

pada Maret 2020, akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19). Jumlah penduduk miskin

di wilayah perkotaan dan pedesaan juga meningkat antara 7% sampai 12%. Ke-22 provinsi

yang mengalami peningkatan penduduk miskin adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Papua,

Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,

Begkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepualauan Riau, NTB, NTT, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Papua dan

Jawa Barat. Di Jawa Barat angka kemiskinan pada September 2019 mencapai 6,82%

kemudian pada Maret 2020 mencapai 7,88% dengan begitu kenaikan angka kemiskinan di
Jawa Barat mencapai 1,06%. Kenaikan angka kemiskinan di Jawa Barat yaitu sekitar 544,3

ribu jiwa, dari 3,38 juta jiwa (6,82 persen) pada September 2019 menjadi 3,92 juta jiwa (7,88

persen) pada Maret 2020. (BPS, 2020)

Kabupaten Bandung adalah salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki penduduk

sebanyak 3.717.291 jiwa. Dari keseluruhan penduduk Kabupaten Bandung 44,03%

diantaranya adalah merupakan penerima bantuan Program Beras Sejahtera (Rasta), penerima

bantuan ini haruslah berasal dari keluarga miski (BPS, 2019). Maka ada kurang dari setengah

penduduk Kabupaten Bandung yang berada di bawah garis kemiskinan.

Pangalengan yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas nomor 2 di Kabupaten

Bandung memiliki 155.224 penduduk, dan dari keseluruhan penduduk Pangalengan terdapat

10.067 keluarga miskin yang terdaftar dalam Program PKH angka ini belum termasuk ribuan

lainnya yang terdaftar dalam Program Beras Sejahtera. Ada begitu banyak penduduk miskin

yang hidup dalam keprihatinan di wilayah Pangalengan.

Dalam menangani kemiskinan diperlukan adanya program-program khusus yang

melibatkan berbagai lembaga dan badan usaha dari berbagai lini kehidupan. Salah satu badan

usaha yang juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat adalah koperasi.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan emlandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berlandaskan atas asas kekeluargaan. Sedangkan tujuan koperasi menurut UU Nomor 25

Tahun 1992 Pasal 3, adalah untuk menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

1945.

KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) Pangalengan merupakan sebuah

koperasi yang beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan

Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Koperasi yang berdiri pada tahun 1969 merupakan

koperasi berprestasi. KPBS Pangalengan adalah koperasi produsen susu terbesar di Jawa

Barat, perputaran uang di KPBS dalam setahun mencapai Rp. 250 miliar. Bahkan, koperasi

ini memiliki nilai aset hingga Rp130 miliar lebih. Koperasi berusia 51 tahun ini memiliki

anggota sebanyak 4.224 orang peternak sapi perah dan mampu memproduksi susu sebanyak

75 ribu kg susu segar perhari.

Seperti yang diketahui, kemiskinan di Pangalengan masih menjadi salah satu

permasalahan besar. KPBS dengan prestasi dan besar angka pendapatannya agaknya tidak

banyak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Pangalengan dimana ia berdiri.

Mengingat tujuan dari koperasi itu sendiri adalah menyejahterakan anggota dan masyarakat,

maka KPBS memiliki peran yang amat penting dalam perekonomian dan kehidupan sosial

masyarakat Pangalengan. Sehubungan dengan hal itu, peniliti ingin mengkaji lebih dalam

seperti apa dampak dari adanya KPBS terhadap masyarakat Pangalengan. Untuk itu, peneliti

mengangkat penelitian dengan judul “Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap KPBS

Pangalengan Kabupaten Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana dampak sosial ekonomi


masyarakat terhadap KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung?”. Adapun sub-sub

permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana karakteristik informan?

2. Bagaimanakah dampak positif sosial ekonomi masyarakat terhadap KPBS

Pangalengan Kabupaten Bandung?

3. Bagaimanakah dampak negatif sosial ekonomi masyarakat terhadap KPBS

Pangalengan Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran

lebih mendalam mengenai dampak sosial ekonomi masyarakat terhadap KPBS Pangalengan

Kabupaten Bandung dengan mengetahui:

1. Karakteristik informan.

2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisa dampak positif sosial ekonomi masyarakat

terhadap KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung.

3. Untuk mengidentifikasi dan menganalisa dampak negatif sosial ekonomi masyarakat

terhadap KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khazanah ilmu kesejahteraan sosial dan

dapat dijadikan referensi untuk mengkaji dan memperdalam mengenai dampak sosial

ekonomi masyarakat terhadap KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah: sebagai bahan pertimbangan untuk menformulasikan kebijakan

pemerintah daerah khususnya pemerintah Kabupaten Bandung dan Kecamatan

Pangalengan dengan memberikan perhatian lebih terhadap badan usaha di

wilayahnya.

a. Bagi koperasi: sebagai bahan evaluasi terhadap tujuan utama dan kebijakan dari

KPBS Pangalengan, sehingga dapat memberikan pengaruh dalam perekonomian

masyarakat Pangalengan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Diahastuti Rahayu pada tahun 2011 dengan judul

Peranan Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di sekitar Pondok

Pesantren Assalaam. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 1) Koperasi

Pondok Pesantren Assalaam tidak hanya berkembang di bidang jasa simpan pinjam saja

tetapi juga mengalami perkembangan di bidang usaha laundry, usaha photocopy, usaha

kantin pegawai, usaha toko, usaha wartel, salon, perikanan, usaha warnet yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan di pondok pesantren.2) Koperasi Pondok Pesantren

Assalaam ini memberikan peranan yang sangat besar dalam mensejahterakan

masayarakat di sekitar Pondok Pesantren Assalaam antara lain bagi masyarakat di dalam

Pondok Pesantren adalah a) Koperasi sebagai sponsorship adalah dengan memberikan

bantuan modal yang berkaitan dengan kegiatan kepondokan. b) koperasi sebagai tempat

pelatihan pengembangan SDM adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan


kepada pegawai atau santri melalui workshop. c) koperasi sebagai pemberi pinjaman

kepada anggota adalah dengan memberikan modal yang dibutuhkan anggota. Sedangkan

untuk masyrakat sekitar adalah a) menjalin kerjasama/kemitraan adalah menjalin kerja

sama dengan Kopnatel Solo, PT.Telkom Area Solo, PT Japfa Comfeed area Kartasuro,

Percetakan Tiga Serangkai untuk memeperkenalkan koperasi di kalangan masyarakat, b)

membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. 3) faktor pendorongnya adalah

adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, sedangkan faktor penghambatnya

adalah anggota/pegawai kurang menguasai penggunaan komputer dalam menjalankan

usaha koperasi karena mayoritas pegawai yang bekerja di Koperasi Pondok Pesantren

Assalaam hanya lulusan SMA dan terbatasnya modal dalam peminjaman kredit.

2. Penelitian Kedua

Penelitian yang dilakukan Ririn Nopiah Puji Amalia Islami pada tahun 2018 dengan

judul Dampak Sosial-Ekonomi Koperasi Difabel dan Perwujudan Microfinance Access.

Penelitian ini mengkaji mengenai keuangan mikro yang merupakan lembaga keuangan

yang dapat dijangkau oleh berbagai kelompok masyarakat, seperti kelompok difabel.

Program keuangan mikro memberikan akses jasa keuangan kepada difabel baik dalam

bentuk tabungan maupun kredit. Layanan jasa keuangan sangat dibutuhkan difabel dalam

meningkatkan taraf ekonomi-sosial mereka. Akan tetapi, pada umumnya keuangan mikro

yang ada belum menjangkau secara penuh kelompok difabel. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan dan peran Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Bangun Akses Kemandirian (BANK) Difabel Yogyakarta. Analisis yang digunakan

dalam penelitian adalah analisis uji Paired T-test dengan alat analisis SPSS 16.0.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Taraf ekonomi-sosial difabel mengalami peningkatan


positif dan signifikan setelah adanya koperasi difabel bagi anggota KSP BANK Difabel

tersebut.

3. Penelitian Ketiga

Siti Munawaroh (2019) Dampak Koperasi Unit Desa (Kud) terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Anggota (Studi Kasus Kud Mojosongo, Kabupaten Boyolali). Kesimpulan

dari hasil penelitian ini adalah adanya KUD Mojosongo memberikan dampak positif pada

anggota dengan memberikan kemudahan dalam mendapatkan pinjaman modal dan

mempermudah penjualan hasil susu. Tidak ada dampak negatif yang diberikan dari

adanya KUD. Terkait pemenuhan kebutuhan, sebelum dan sesudah menjadi anggota

KUD tidak begitu ada perbedaan yang jauh. Sebelum menjadi anggota KUD, peternak

sudah bisa memenuhi kebutuhannya dalam hal cinta dan rasa memiliki, serta harga diri.

Sebelum ada KUD, peternak sudah saling memberikan perhatian dan berbagi ilmu satu

dengan lainnya. Setelah menjadi anggota KUD, terjadi perubahan terhadap pemenuhan

kebutuhan fisiologis, rasa aman dan aktualisasi diri. Perbedaannya adalah mereka bisa

mengabil kebutuhan mereka terlebih dulu tanpa membayar di WASERDA KUD.

Kemudian mereka juga merasa aman menyetorkan susu mereka ke KUD, tanpa takut

uangnya akan dibawa kabur. KUD juga memberikan dukungan untuk mengembangkan

potensi dibidang peternakan dengan cara mengikut sertakan anggota dalam kegiatan

diklat dan penyuluhan. Kesimpulan dari penelitian terdahulu adalah bagi tenaga kerja

keselamatan diri di dalam bekerja adalah hal yang sangat penting. Mereka berupaya

semaksimal mungkin agar terhindar dari kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaannya,

sehingga dapat dikatakan keselamatan dan kecelakaan kerja mempunyai hubungan dan
sangat penting terhadap jaminan bagi pekerja perusahaan baik jasmani maupun rohani

sehingga diharapkan dalam melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

Kesimpulan dari penelitian terdahulu adalah bahwa koperasi memiliki dampak dan

pengaruh yang besar terhadap lingkungan sekitarnya. Dampak tersebut dapat berupa

dampak negatif dan dampak positif. Keberadaan koperasi di wilayah tertentu juga

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat di

wilayah tersebut.

B. Tinjauan Konseptual

1. Tinjauan tentang Dampak Sosial Ekonomi

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,

pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah

daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada

hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi

dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI, 2012)

Dampak dapat pula diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap

keputusan yang diambil oleh suatu badan usaha pasti memberikan dampak terhadap

anggotanya maupun terhadap masyarakat secara luas. Dampak juga bisa merupakan

proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.

Dampak sosial menurut Surto Haryono (dalam Dwi, 2015:21), dibagi menjadi

dua yaitu dampak primer dan dampak sekunder. Dampak primer adalah dampak yang

langsung dirasakan oleh suatu kegiatan.


Sedangkan Fardani (2012:6) menyatakan bahwa dampak sosial adalah sebuah

bentuk akibat atau pengaruh yang terjadi karena adanya sesuatu hal. Pengaruh yang

dimaksud adalah akibat yang terjadi pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu

mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya didalam masyarakat.

Perubahan sosial yang tejadi di masyarakat juga menimbulkan dampak secara

ekonomi, dampak ekonomi dijelaskan oleh Stynes (dalam Disbudpar Banten, 2013 :

20) dikelompokkan dalam tiga indikator, (1) direct effect meliputi penjualan,

kesempatan kerja, pendapatan pajak, dan tingkat pendapatan, (2) indirect effect,

meliputi perubahan tingkat harga, perubahan mutu dan jumlah barang dan

jasa,perubahan dalam penyediaan properti dan variasi pajak, serta perubahan sosial

dan lingkungan, (3) induced effects, yaitu pengeluaran rumah tangga, dan

peningkatan pendapatan.

Selain itu dampak ekonomi juga dijelaskan oleh Cohen (dalam Dwi, 2015 : 21)

terdiri dari, (1) dampak terhadap pendapatan, (2) dampak terhadap aktivitas ekonomi,

(3) dampak terhadap pengeluaran. Dari sini lebih diperjelas bahwa dampak ekonomi

dijelaskan sebagai akibat dari suatu perubahan yang terjadi dilingkungan. Hal lain

menurut Sinaga (dalam Setyaningsih, 2014: 6) dampak sosial ekonomi dapat dilihat

dari sisi positif dan negatif sehingga dapat lebih berimbang dalam memberikan

penilaian.

2. Faktor Penentu Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi menurut Mayer (Soekanto, 2007:207) berarti kedudukan

suatu individu dan keluarga berdasarkan unsur-unsur ekonomi.


Status sosial ekonomi merupakan keadaan kemasyarakatan yang selalu

mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial. Proses sosial terjadi karena

adanya interaksi sosial. Menurut Abdulsyani (2002:152), interaksi sosial diartikan

sebagai hubungan timbal balik yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

orang-orang secara perseorangan, antara kelompok manusia maupun antara orang

dengan kelompok-kelompok manusia. Sedangkan kondisi ekonomi adalah keadaan

atau kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh indera manusia tentang keadaan

orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi

permasalahan ekonomi yang dihadapi orang tua atau keluarga utama adalah usaha

atau upaya orang tua atau keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehingga

mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan jasmani

(material) dan kebutuhan rohani (spiritual). Kondisi sosial ekonomi orang tua

dalam kehidupan sehari-hari dihadapkan pada dua hal yang saling berhubungan

yaitu adanya sumber-sumber penghasilan yang dimiliki orang tua atau keluarga

(pendapatan) yang sifatnya terbatas yang akan digunakan untuk membiayai atau

memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak terbatas baik jumlah maupun

kualitasnya.

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi

seseorang di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat

pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi

dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Namun dalam hal ini untuk mengukur

tinggi rendahnya sosial ekonomi masyarakat dibatasi hanya 4 faktor saja yaitu

tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan.


a. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui

jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah

(pendidikan non formal). Tingkat pendidikan formal meliputi sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Tingkat

pendidikan yang dienyam masyarakat mempengaruhi pekerjaan apa yg mereka

miliki dan berapa banyak pendapatan mereka.

b. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima

oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam

bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan

bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat

memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih

baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang

berpendidikan rendah akan menadapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

c. Kepemilikan Kekayaan
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan barang berharga yang

memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga. Kepemilikan kekayaan atau fasilitas

tersebut diantaranya: 1). Barang-barang berharga kepemilikan kekayaan yang

bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi,

kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat, 2)

Kendaraan Pribadi, dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat

sosial ekonomi keluarga. Misalnya, di dalam lingkungan masyarakat orang yang

mempunyai mobil akan dianggap lebih tinggi taraf ekonominya dari pada orang

yang mempunyai sepeda motor. (Bambang, 2017)

d. Jenis Pekerjaan

Menurut Manginsihi (2013:15), pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh

orang tua anak untuk mencari nafkah. Pekerjaan yang ditekuni oleh setiap orang

berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat penghasilan dari

yang rendah sampai pada tingkat yang tinggi, tergantung pada pekerjaan yang

ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosial ekonomi rendah adalah buruh pabrik,

penerima dana kesejahteraan, dan lain-lain. Pekerjaan akan menentukan status sosial

ekonomi karena dari perbedaan jenis pekerjaan juga mempengaruhi jumlah

pendapatannya.

3. Tinjauan Tentang Masyarakat

Menurut Mac Iver dan Page dalam Soekanto masyarakat ialah suatu sistem dari

kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan

penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.

Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat


merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah (Soekanto, 2007:

22).

Menurut Mac Iver dan Charles dalam Soekanto unsur-unsur perasaan

masyarakat antara lain adalah seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan,

sedangkan tipe-tipe masyarakat menurut Kingley Davis dalam Soekanto (2007: 134-

135) ada empat kriteria yaitu:

1) Jumlah penduduk.

2) Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman.

3) Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat.

4) Organisasi masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau dengan istilah

ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2009: 116).

Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat

oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang

memiliki keempat ciri yaitu:

1) Interaksi antar warga- warganya.

2). Adat istiadat.

3) Kontinuitas waktu.

4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-

118).

Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22), memaparkan bahwa

masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja
sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta

kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan

bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat

istiadat. Menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) adalah

orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka

mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan

perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-

sama untuk mendiami wilayah tertentu dan saling bergaul serta mempunyai

kebudayaan dan memiliki pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling

tergantung (interdependent), memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan

para anggota serta memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki, mampu

untuk bertindak dengan cara yang teratur dan bekerja sama dalam melakukan

aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur yang

mencakup: 1) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama; 2) Bercampur

untuk waktu yang cukup lama; 3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu

kesatuan; 4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

4. Tinjauan Tentang Koperasi

Koperasi adalah salah satu badan usaha milik bersama yang bergerak dalam

bidang ekonomi. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha

yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Tujuan koperasi menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3, adalah untuk

menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Koperasi adalah badan usaha yang berbeda dengan badan usaha yang lainnya,

dimana koperasi dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan atas asas kekeluargaan

dan memperhatikan kesejahteraan anggota. Keberadaan koperasi di Indonesia

diraharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kecil. Hal ini sesuai

degan fungsi dan manfaat dari koperasi itu sendiri. Fungsi dan manfaat dari koperasi

di Indonesia adalah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya manaikan kulaitas

kehidupan manusia dan masyarakat

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sakagurunya

4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi. (Mulyono, 2012:5)


Koperasi sendiri berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi 3 macam yaitu,

koperasi berdasarkan jenis kegiatan usaha koperasi, latar belakang anggota, dan

berdasarkan kondisi anggotannya. Berdasarkan jenis kegiatan usahanya

dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen, dan koperasi simpan

pinjam. Berdasarkan jenis latar belakang anggotanya dikelompokkan menjadi

koperasi unit desa (KUD), koperasi pasar, dan koperasi sekolah, sedangkan koperasi

bedasarkan jenis kondisi anggotannya dikelompokkan menjadi koperasi primer dan

sekunder. (Mulyono, 2012:4)

III.METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Menurut Moelong (2011:6) “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pda suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Pendekatan ini diarahkan

pada latar dan individu secara holistik. Jadi, perlu memandangnya sebagai bagian dari

suatu kebutuhan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:9) “Metode penelitian kualitatif adalah

metode yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada
objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif atau

kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

Penelitian kualitatif mendapatkan data dari berbagai orang-orang yang peneliti temui dan

teliti yang disebut informan. Pendekatan kualitatif menjabarkan dan menginterprestasi

datanya secara kompleks dalam bentuk deskriptif berdasarkan hasil wawancara , dan

observasi di lapangan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif

adalah pendekatan yang dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian dimana terdapat

sebuah peristiwa dimana peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian, kemudian

hasil pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang tertulis data empiris

yang telah diperoleh dan dalam pendekatan ini pun lebih menekankan makna daripada

generalisasi. Sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan agar

peneliti dapat memperoleh data yang lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna

tentang permasalahan penelitian. Peneliti juga melihat bagaimana dampak adanya KPBS

Pangalengan terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar secara lebih

mendalam.

Untuk mencapai tujuan penelitian yakni menyajikan suatu gambaran yang rinci

dan komprehensif mengenai dampak sosial dan ekonomi masyarakat terhadap KBS

Pangalengan Kabupaten Bandung, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Menurut Moleong, “Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan mengumpulkan data

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti.”


B. Tempat Penelitian

Latar penelitian ini adalah latar penelitian terbuka. Peneliti menyesuaikan dengan

kenyataan yang terjadi di Kabupaten Bandung khususnya Kecamatan Pangalengan

sebagai wilayah dimana KPBS ini berdiri. Kondisi geografis Kecamatan Pangalengan

merupakan wilayah pegunungan dengan penduduk mayoritas bekerja di pertanian,

perkebunan dan peternakan. Penelitian ini dilakukan di Kantor KPBS Pangalengan yakni

di Jl. Raya Pangalengan No. 340 Kecamatan Pangalengan dan pada masyarakat di

wilayah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. KPBS (Koperasi

Peternakan Bandung Selatan) Pangalengan merupakan sebuah koperasi yang

beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan Pangalengan,

Bandung, Jawa Barat. Koperasi yang berdiri pada tahun 1969 merupakan koperasi

berprestasi. KPBS (Koperasi Peternak Bandung Selatan) Pangalengan adalah koperasi

produsen susu terbesar di Jawa Barat. Koperasi berusia 51 tahun ini memiliki anggota

sebanyak 4.224 orang peternak sapi perah dan mampu memproduksi susu sebanyak 75

ribu kg susu segar perhari.

C. Sumber Data Penelitian

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

informan, peneliti memilih 6 orang informan yaitu meliputi dua orang yang

merupakan pekerja tetap di KPBS Pangalengan, dua orang peternak sapi yang

merupakan anggota dari KPBS Pangalengan, dan dua orang masyarakat miskin yang

tinggal di sekitaran kantor dan pabrik KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa

Barat.
2. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik

dari dokumen tertulis yang ada ataupun hasil wawancara dari orang yang berada di

lingkungan KPBS Pangalengan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

dokumen yang berkaitan dengan data informan, data kependudukan dan kemiskinan

di Kecamatan Pangalengan.

3. Cara Menentukan Sumber Data

Cara menentukan sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

purposive sampling dan snowball sampling. Bambang Rustanto (2014:63)

mendefinisikan purposive sampling dan snowball sampling sebagai berikut:

“Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan


pertimbangan tertentu seperti orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Sedangkan
yang dimaksud dengan snowball sampling merupakan teknik pengambilan
sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.
Hal ini dilakukan karena jumlah data yang sedikit belum mampu memberikan
data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan
sebagai sumber data”.

Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria informan yaitu masyarakat

awam dengan kriteria utama merupakan penduduk miskin yang tinggal di sekitar

KPBS Pangalengan kemudian pekerja tetap KPBS Pangalengan yang mengetahui dan

memahami bagaimana situasi kondisi serta apa kendala-kendala yang terjadi dalam

berjalannya koperasi. Peneliti juga meminta informasi kepada informan untuk

memberikan data mengenai anggota KPBS Pangalengan yang merupakan peternak

sapi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Bambang Rustanto (2014:70), teknik pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif adalah wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Teknik

pengumpulan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah teknik pengumpulan data penelitian dalam bentuk dialog

atau percakapan antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang

diwawancara sebagai penjawab atau pemberi informasi berkaitan dengan pertanyaan

yang diajukan. Menurut Moleong (2015:186), wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.

Bambang Rustanto (2014:70) mendefinisikan wawancara sebagai suatu cara

yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi secara lisan dari informan

melalui interaksi verbal secara langsung dengan tatap muka atau menggunakan media

dengan tujuan untuk memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan penelitian.

Wawancara dilakukan terhadap informan utama dan pendukung penelitian.

Informan utama adalah dua orang pekerja tetap KPBS Pangalengan dan dua orang

mayarakat miskin yang tinggal di sekitaran KPBS Pangalengan dan beberapa

informan pendukung yang merupakan anggota KPBS Pangalengan yakni dua orang

peternak sapi.

2. Studi dokumentasi

Menurut Bambang Rustanto (2014:73), studi dokumentasi adalah teknik

pengumpulan data dengan menggunakan dokumen atau bahan-bahan tertulis, cetak


atau rekaman peristiwa yang berhubungan dengan hal yang ingin diteliti. Dalam

penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan melalui dokumen yang berisikan data

penduduk miskin di Kecamatan Pangalengan dan dokumen berisikan data anggota

KPBS Pangalengan.

3. Observasi

Observasi adalah teknik yang menggunakan panca indera seperti mata,

telinga, dan indera peraba peneliti untuk mendapatkan informasi dari informan.

Menurut Bambang Rustanto (2014:75), dalam pelaksanaan observasi peneliti bukan

hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian

mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan (Bambang Rustanto,

2014:75). Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non-partisipan

dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, melainkan hanya sekedar sebagai

pengamat.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltiian ini adalah analisis data

kualitatif. Sugiyono dalam Bambang Rustanto (2014:86) mengemukakan bahwa analisa

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diberikan, namun

bila jawaban dianggap belum memuaskan, maka peneliti akan kembali melakukan

wawancara atau mengajukan pertanyaan hingga diperoleh data yang valid.

Menurut Sugiyono dalam Bambang Rustanto (2014:88), analisa data dapat

dilakukan melalui tahapan berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari pola dan temanya, dengan

demikian data yang telah direduksi akan member gambaran yang jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari

data yang diperlukan lagi.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data.Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, teks, transkrip dan

lainnya yang paling sering dipergunakan. Dengan mendisplaykan data maka akan

memudahkanuntuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehimgga setelah penelitian

menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal atau interpretatif, hipotesa, atau teor

F. Pemeriksa Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlakukan teknik

pemeriksaan. Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan beberapa teknik yang

diantaranya:

1. Uji credibility

Kredibilitas data terhadap hasil penelitian ini dilakukan dengan cara, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, serta kecukupan referensial.

a. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan yakni mencari secara konsisten interprestasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan

tentative. Bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan-persoalan isu-isu yang sedang dicari dan

kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal ini berarti

bahwa peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Untuk dapat

meningkatkan ketekunan maka pneliti dibekali dengan berbagai bahan rujukan

atau hasil penelitian terdahulu sesuai dengan persoalan penelitian.

b. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data.

1) Triangulasi Sumber

Peneliti melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber.

2) Triangulasi Teknik

Dalam penelitian ini pengumpulan data peneliti menggunakan berbagai teknik

yaitu studi dokumentasi, wawancara mendalam, dan observasi sehingga data

yang diperoleh benar-benar sesuai dan jenuh.

3) Triangulasi Waktu

Peneliti melakukan wawancara dalam penelitian dengan waktu yang berbeda

namun dengan pertanyaan yang sama.

c. Kecukupan referensial

Bahan yang terekam dan tercatat digunakan peneliti sebagai patokan untuk

menguji pada waktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan mengenai

data baik berupa hasil rekaman, catatan mengenai hasil wawancara, foto-foto serta

dokumen-dokumen tertulis lainnya yang dapat digunakan pada saat analisis data.

2. Uji Depenability

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh dosen

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan


penelitian. Sejak dilakukannya penelitian, memasuki lapangan, menemukan sumber

data, melakukan analisis data, hingga pengujian keabsahan data.

3. Uji Confirmability

Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji

dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Kriteria ini

digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data

dan konformasi yang dilakukan oleh auditor.

4. Uji Transferability

Peneliti berusaha untuk memberikan uraian rinci, jelas, sistematis dan dapat

dipercaya sehingga pembaca mengetahui jelas atas hasil penelitian dan dapat

memutuskan bisa atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian untuk

dijadikan referensi baik untuk ilmu pengetahuan maupu n untuk perusahaan.

G. Jadwal dan Langkah-Langkah Penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap KPBS

Pangalengan Kabupaten Bandung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Waktu
Jenis
No. 2020 2021
Kegiatan
Agus Sep Nov Des Jan Feb Mar April
1. Studi
Literatur
/Survei
Pendahuluan
2 Penyusunan
dan pengajuan
proposal
3 Seminar
Proposal
4 Penyusunan
Instrumen
5 Pengumpulan
data
6 Pengolahan
dan analisis
data
7 Penulisan
laporan KIA
8 Ujian AKhir
KIA
9 Pengesahan
hasil penelitian

2. Langkah Penelitian

Langkah penelitian disusun utnuk mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian,

tahapan penelitian tentang Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap KPBS

Pangalengan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur dan Survei Pendahuluan.

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh gambaran awal teori-teori

pendukung permasalahan, sedangkan survei pendahuluan bertujuan

mendapatkan deskripsi fenomena masalah empiris di lokasi yang dijadikan

penelitian.

b. Penyusunan dan Pengajuan Proposal.


Penyusunan dan pengajuan proposal ini dilakukan sebgai suatu prasyarat untuk

mengikuti seminar proposal. Selanjutnya, dapat dijadikan acuan penelitian.

c. Seminar Proposal.

Seminar proposal bertujuan untuk memperoleh tanggapan dan masukan serta

saran guna menyempurnakan proposal yang telah disusun.

d. Penyusunan Instrumen.

Penyusunan instrumen penelitian dilakukan sebagai pedoman dalam

pengumpulan data ketika melakukan penelitian.

e. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan berpedoman pada instrumen

penelitian yang telah disusun dan disetujui oleh dosen pembimbing serta

sebagai bahan untuk melakukan analisis yang akan disampaikan dalam laporan

hasil penelitian.

f. Pengolahan dan Analisis Data.

Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan

tentang hasil penelitian.

g. Penulisan Laporan Skripsi.

Penyajian hasil penelitian kedalam laporan sebagai bentuk legalitas dan benar-

benar ilmiah dengan bimbingan dosen pembimbing.

h. Ujian Akhir Skripsi.

Ujian Akhir Skripsi dilakukan untuk mempertanggungjawabkan secara ilmiah

hasil penelitian yang telah disajikan kedalam bentuk laporan penelitian.

i. Pengesahan Hasil Penulisan Skripsi.


Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian dapat diakui oleh pihak yang

membacanya. Dilakukan setelah dinyatakan lulus dalam ujian Skripsi.

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Abdulsyani. 2002. Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi
Aksara.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung, 2019. Indeks Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Bandung 2020. Bandung : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2020. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan
II-2020. Bandung : Badan Pusat Statistik.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta

Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

____________. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Mulyono, Djoko. Buku Pintar Strategi Bisnis  Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta: Andi


Offset
Nallari, Raj., dan Griffith, Breda. 2011. Understanding Growth and Poverty: Theory, Policy,
and Empirics. Washington DC: World Bank. 
Nasir, Dkk . 2008. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga Di
Kabupaten Purworejo. Jurnal Ekskutif. Vol. 5 No. 4.
Rustanto, Bambang. 2014. Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung: Rosda Karya

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.


Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grapindo Persada
Soesastro, H, dkk. 2005. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di. Indonesia dalam Setengah
Abad Terakhir Jilid I (1945-1959). Jakarta: Kanisius.
Stevenson, A. 2010. Oxford Dictionary of  English. Oxford: Oxford University Press. 

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Yerikho, Joshua. 2007. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan. Pendidikan


Anak. Jurnal Penelitian Pendidikan UPI.

Skripsi

Bambang Tri Kurnianto. 2017. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Pengembangan
Lingkar Wilis Di Kabupaten Tulungagung [skripsi]. Tulungagung (ID): UNITA
Diahastuti Rahayu. 2011. Peranan Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di
sekitar Pondok Pesantren Assalaam [skripsi]. Semarang (ID): UNNES
Fardani, Andi. 2012. Dampak Sosial Keberadaan Pt Vale Indonesia Tbk Terhadap Kehidupan
Masyarakat (Studi Kasus Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur).
[skripsi].Makassar: Universitas Hasanuddin
Olvan Manginsihi. 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap. Prestasi Belajar
Siswa [Skripsi]. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
Prasetya, Dwi. 2015. Dampak Alih Fungsi Lahan dari Sawah ke Tambak Terhadap Mata
Pencaharian Masyarakat Desa (studi kasus di Desa Cebolek Kidul Kecamatan
Margoyoso, Kab. Pati) [skripsi]. Semarang (ID): UNNES
Ririn Nopiah, Puji Amalia Islami. 2018. Dampak Sosial-Ekonomi Koperasi Difabel dan
Perwujudan Microfinance Access [skripsi]. Bandung (ID): UIN
Siti Munawaroh. 2019. Dampak Koperasi Unit Desa (Kud) terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Anggota (Studi Kasus Kud Mojosongo, Kabupaten Boyolali) [skripsi]. Bandung (ID):
UIN
Kebijakan
UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai