WILDA KHOERUNNISA
1204040118
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023/1444
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh hampir
semua negara, termasuk Indonesia, ketidakberdayaan seseorang dalam upaya
memenuhi kebutuhan dasarnya menjadi pemicu masalah kemiskinan. Kemiskinan
meliputi kekurangan dalam hal pangan, air bersih, perumahan yang layak,
pendidikan, perawatan kesehatan, akses ke pekerjaan yang stabil dan kesejahteraan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada bulan Maret 2023
orang miskin di Indonesia mencapai angka sebesar 25,90 juta orang.1
Hal ini menunjukan bahwa kemiskinan masih menjadi masalah yang paling
utama. Kemiskinan merupakan ketidak mampuan yang dialami oleh individu ataupun
sekelompok orang dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini mengakibatkan
hidup menjadi tidak nyaman serta dapat mengancam penegakkan hukum dengan adil,
terancamnya bargaining (posisi tawar) pada pergaulan dunia, hilangnya generasi serta
suramnya masa depan bangsa dan negara.2
Kritereria orang miskin berdasarkan surat Keputusan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor 146/HUK/2013 diantaranya yaitu tidak memiliki sumber mata
pencaharian dan atau mempunyai sumber pencaharian tetap, tidak mempunyai
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, serta mempunyai pengeluaran sebagian
besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat
sederhana. Selain itu kriteria orang miskin lainnya adalah ia yang memiliki sumber
penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 500m2 , buruh tani,
nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, dan/atau pekerjaan lainnya dengan
1
Badan Pusat Statistik Nasional https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/07/17/2016/profil-
kemiskinan-di-indonesia-maret-2023.html/ diakses : 31-10-2023 jam 21.57
2
Suwandi. (2015). Desentralisasi Fiskal Dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi,
Penyerapan Tenaga Kerja, Kemiskinan, Dan Kesejahteraan Di Kabupaten/Kota Provinsi Papua.
Yogyakarta: Deepublish.
pendapatan di bawah Rp. 600.000,- per bulan, pendidikan tertinggi kepala rumah
tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD.
Kemiskinan bisa menjadi sumber dari berbagai masalah, seperti pendidikan,
kesehatan, juga kesejahteraan hidup yang layak. Contoh sederhananya sebuah
keluarga tidak memiliki uang untuk biaya pendidikan anaknya, maka yang terjadi
kepada si anak tersebut akan sangat terbelakang dalam hal pendidikan, pengetahuan
dan pengalaman, tentunya hal ini bisa menjadi hambatan dalam mencari pekerjaan
yang layak dan penghasilan yang cukup. tentunya ini menjadi masalah yang terus
berlanjut, mendapati kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga.
Berbicara kemiskinan bagaimana cara mengentaskan atau paling tidak
meminimalisir hal tersebut, bagaimana kesejahteraan dapat diraih oleh siapapun
sebagaimana cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam teks Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Hal ini tentunya tidak terlepas dari usaha diri sendiri bagaimana
cara memenuhi kebutuhan dan tidak luput juga dari uluran bantuan sekitar, baik dari
tetangga ataupun saudara dan yang paling penting adalah bagaiama cara pemerintah
turun tangan dalam mengatasi hal kemiskinan tersebut.
Sebagai salahsatu bentuk usaha yang dilakukan pemerintah dalam
menurunkan angka kemiskinan telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program
salahasatunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Program PKH adalah
bantuan sosial bersyarat yang dilakukan pemerintah untuk memberikan bantuan uang
tunai pada masyarakat miskin. Penerima PKH harus memenuhi persyaratan dan
menjalankan kewajiban dan ketentuan yang sudah diatur dalam program PKH.
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salahsatu program pemberdayaan
masyarakat di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin. Program ini telah dilaksanakan sejak
tahun 2007 dan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat miskin.
Program Keluarga Harapan ini dijalankan sebagai amanah pelaksanaan dari
UU No.40 Tahun 2004 tentang jaminan sosial nasional, UU No 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan sosial, Inpres No 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tindak
Percepatan Pencapaian Sasaran Program Pro-Rakyat dan Perpres No 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. PKH menjadikan sebuah program
jaminan sosial yang unik dimana disatu sisi PKH merupakan bantuan sosial yang
dimaksudkan demi mempertahankan kehidupan dalam konteks kebutuhan dasar
terutama dalam hal pendidikan dan kesehatan, namun disisi lain PKH juga bernuansa
pemberdayaan yaitu menguatkan rumah tangga miskin agar mampu keluar dari
kemiskinannya melalui peningkatan kesehatan dan mendorong anak untuk
bersekolah.
B. Fokus Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Kusumawati pada tahun 2019 dengan
judul Analisis Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Untuk
Pemerataan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Dalam
Perspektif Ekonomi Islam. Adapun simpulan dari penelian ini adalah Program
Keluarga Harapan di Desa Soko dari tahun 2013-2017 sudah terlaksana dengan
baik juga sudah memenuhi indikator empat sasaran ,tepat jumlah, tepat guna dan
tepat waktu yang sangat berguna dan berpengaruh terhadap kesuskesan, program
namun program PKH tersebut belum bisa dikatakan merata karena masih ada
beberapa warga yang tidak mampu yang belum merasakan manfaat 8 dari
program PKH tersebut hal ini disebabkan karena terbatasnya kuota Program
Keluarga Harapan (PKH) tersebut dari pemerintah Desa Soko dan juga
banyaknya warga tidak mampu di Desa Soko. Dalam impelemtasi Program
Keluarga Harapan di Desa Soko menurut ekonomi islam dapat dilihat dari tiga
nilai dasar ekonomi islam yaitu keadilan, tanggungjawab, dan tafaqul (jaminan
sosial) kemudian yang telah terpenuhi dari Program Keluarga Harapan di Desa
Soko yaitu tanggungjawab dan tafaqul (jaminan sosial).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dalfi Sopiatul Arpah pada tahun 2023 dengan
judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
Adapun simpulan dari penelian ini adalah Konsep pemberdayaan masyarakat
melalui PKH Di Desa Cipicung tidak semua berjalan mulus, dalam hal kesehatan
masyarakat seringkali enggan berangkat ke posyandu karena beranggapan akan
dimintai sejumlah biaya, padahal Posyandu dilaksanakan secara gratis. Dalam
program ekonomi kelompok terdapat kendala dalam pelaksanaanya, seperti
kurangnya modal, masyarakat memililih sifat saling mengandalkan, dan belum
adanya inisiatif dalam mengelola perkebunan tersebut. Pemberdayaan yang
dilaksanakan melalui Program Keluarga Harapan di Desa Cipicung Kecamatan
Culamega Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya berhasil, namun dengan
adanya beberapa program yang telah dilaksanakan masyarakat mulai lebih
menyadari pentingnya kesehatan, pendidikan, dan memiliki penghasilan
tambahan.
F. Landasan pemikiran
G. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam melakukan penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui
Program Keluarga Harapan di Desa Ciroyom Kecamatan Bojonggambir Kabupaten
Tasikmalaya, maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun sistematis dan
perencanaan yang matang, agar penelitian yang dilakukan dapat mendapatkan
kesimpulan yang terpercaya.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Desa Ciroyom Kecamatan
Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Tersedianya data yang akan dijadikan objek penelitian
b. Merupakan desa yang menjalankan Program Keluarga Harapan
c. Adanya relevansi antara Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dengan
kesejahteraan
2. Paradigma dan Pendekatan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma pendekatan kualitatif
yang bertujuan untuk menemukan sekaligus memahami apa yang belum terlihat
dibalik suatu keadaan dan merupakan cara utuk menggali sesuatu agar dipahami
secara jelas, begitu juga dalam menjelaskan terkait pembedayaan melaui
Program Keluarga Harapan di Desa Ciroyom yang memang butuh pendekatan
agar terungkap secara jelas dan nantinya dijelaskan secara deskriptif hasil atau
dampak PKH terhadap masyarakat yang memang membutuhkan fakta-fakta
bukan sekedar praduga.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan alasan peneliti memilih metode tersebut adalah dengan
menjelaskan hasil penelitian tersebut, maka pembaca atau pihak lain akan
mengerti atau tergambarkan dari hasil penjelasan suatu fenomena suatu keadaan
yang sedalam-dalamnya dari hasil pengumpulan data yang dalam, pada
penelitian ini semakin detail dalam meneliti dan menggali data maka semakin
baik pula kualitas penelitian tersebut sebab mengedepankan kedalaman data,
bukan hanya kuantitas data. Kemudian Karena sifatnya yang elaborative dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, peneliti dapat dengan mudah
menggali informasi yang utama dan lebih dalam yang kemudian nantinya
dijadikan untuk menentukan kesimpulan penelitian.
4. Jenis Data Dan Sumber Data
1) Jenis Data
Peneliti memilih jenis data dan sumber yang induktif karena menggali
berdasarkan fakta dilapangan bukan hanya hasil penglihatan dan
penerawangan melainkan makna dan kondisi sesungguhnya terjadi atau data
yang pasti yang bersumber langsung dari objek dan pelaku yang berperan
dalam pelaksanaan program PKH di Desa Ciroyom, yaitu data mengenai
konsep, strategi dan pelaksanaan program PKH, kemudian tingkat
keberhasilan PKH dalam memberdayakan masyarakat Desa Ciroyom.
2) Sumber Data
a) Sumber Data Primer
Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primernya adalah
berupa data dan penjelasan langsung dari Kepala Desa Ciroyom atau
Pegawai Desa Ciroyom, mengenai seperti apa kondisi kesejahteraan
masyarakat sebelum dan sesudah adanya program PKH, penjelasan
mengenai kegiatan Program PKH dari pendamping PKH yang
membimbing dan mengurusi berjalanya program PKH, kemudian
penjelasan dampak yang dirasakan oleh masyarakat, tujuan menggali data
dari sumber data primer tersebut yaitu untuk mendapatkan informasi
sebenar-benarnya terkait dampak Program Keluarga Harapan di Desa
Cipicung, karena merupakan mereka yang terlibat dalam mengurusi dan
mengkoordinasi terkait pelaksanaan program PKH tersebut.
b) Sumber Data Sekunder
Unit analisis penelitian hanya pada salahsatu desa yang berada di Kecamatan
Bojonggambir.