PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cepat dan menjangkau khalayak yang lebih luas dengan waktu yang relatif singkat, pesan
yang disampaikan lebih abstrak dan gampang diterima. Media massa merupakan media
komunikasi dan informasi yang menyebarkan informasi secara serentak dan dapat diakses
Perkembangan media saat ini sudah sangat pesat, media cetak dan media tulisan
perlahan-lahan beralih kedalam media digital dan elektronik yang sifatnya simpel.
namun sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan pendidikan manusianya terutama dalam
bidang agama sebagai nilai moral yang harus dimiliki manusia. Media massa merupakan
sumber informasi utama, memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk kesan
mengakses semua yang kita inginkan, baik itu informasi, hiburan, pendidikan, dan lain
sebagainya. Salahsatu media massa yang menyajikan informasi, hiburan, pendidikan dan
Kehidupan sebagian besar manusia saat ini banyak bergantung pada media
informasi dan karena sifatnya yang lebih cepat tersedia, maka media elektronik mampu
iii
memperebutkan perhatian audien agar melihat dan mendengar media tertentu. Informasi
yang disampaikan media elektronik memiliki nilai dan harga komersial sehingga dijual,
seperti komoditi yang menciptakan acara tertentu untuk menarik minat dan perhatian.
saat ini yaitu Media Televisi. Televisi diperkenalkan pertama kali oleh John Logie Baird
pada tahun 1925, pada saat perang dunia II berakhir televisi mengambil alih perhatian
lebih banyak disbanding dengan radio, meskipun saat itu televisi masih hitam putih,
hingga sampai sekarang televisi sudah mengalami perubahan bentuk kepada yang lebih
modern. Begitu banyak acara telivisi yang disuguhkan oleh beberapa stasiun televisi
ditanah air, salahsatunya acara televisi yang masih banyak disukai oleh masyarakat
diagonis dan antagonis disuguhkan dalam Sinetron. Konflik yang berkepanjangan pada
memiliki keunggulan dengan mamiliki audio visual yang saat ini sangat berguna dalam
hal berkomunikasi dan juga sarana informasi bagi masyarakat, media televisi juga dapat
iii
dimanfaatkan sebagai media dakwah kepada masyarakat, sehingga dakwah Islampun
merupakan perkembangan positif karena televisi berperan dalam mengangkat citra agama
dari ruang domestik ke ruang publik. Kendati demikian beberapa aspek tampilan justru
bias dari nilai agama itu sendiri. Padahal diakui atau tidak, saat iini televisi merupakan
media yang paling banyak menyedot energi, merangkap perhatian dan presepsi
penontonnya. Sebagian besar masyarakat muslim boleh jadi bangga dengan tayangan-
tayangan bernuansa keagamaan itu. Bahkan perlu juga semacam penghargaan dari upaya
kreatif dari pihak pengelola televisi dalam mengemas acara bernuansa religi. Paling tidak
entitas yang memiliki aneka kepentingan. Haruslah diingat bahwa kepentingan televisi
Dalam kaitan ini, jadilah lumrah bahwa televisi menjadikan agama dan
tayangannya yang bias pelanggaran atas nilai-nilai spiritualitas itu sendiri. Teks-teks
‘keagamaan dan spiritualitas” yang dikemas kedalam aneka tayangan televisi tersebut
merupakan sebentuk komoditas yang dibuat oleh industri budaya. Dari perspektif
ekonomi politik media, sinetron maupun iklan adalah bentuk teks yang diproduksi untuk
iii
Ada beberapa sinetron yang bernuansa Islami seperti Sinetron Tukang Bubur
Naik Haji, Sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekkah, Para Pencari Tuhan, Lorong Empat
Waktu, Qiamat Sudah Dekat dan lain sebagainya. Selain sinetron, ada juga film animasi
anak yang sangat populer dan kental akan nuansa islaminya yaitu acara televisi
Upin&Ipin yang diproduksi oleh Les Coapaque. Acara televisi Upin & Ipin ini sangat
sukses dalam media berdakwah terhadap anak-anak. Dan saat ini ada sebuah sineton anak
yang lagi populer dengan berlatar tentang santri-santri disebuah pondok pesantren yaitu
Sinetron ini selalu tayang setiap hari di MNCTV dari pukul 19.00-20.00 WIB.
Sinetron ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Haikal, ia seorang anak yang
mempunyai sifat yang tidak sabaran, keras kepala, dan tidak mau kalah. Namun, keadaan
selalu menempatkan dia kepada situasi yang sulit, didukung oleh perilakunya yang
hiperaktif dan keras kepala membuat orang lain menganggapnya anak bandel. Disaat
itulah Haikal harus menerima kenyataan, dia berpisah dengan keluarganya untuk masuk
bagi Haikal merupakan sebuah penjara dengan segudang aturan kolot yang akan
menemukan berbagai hal menyenangkan yang lebih mengarah kepada tujuan awalnya,
menjadi anak yang berguna. Haikal berubah menjadi mencintai pesantren. Pesantren
adalah tempat keren yang menyenangkan, dimana tidak hanya mendapatkan ilmu
iii
kehidupan dan agama, tetapi juga menimba kreativitas dan inovasinya. Sinetron ini akan
Sinetron ini terdapat banyak pesan dakwah yang ditampilkan. Pesan dakwah
tersebut mempengaruhi anak-anak, karena sinetron ini merupakan sinetron yang pas
untuk anak. Oleh karena itu sinetron ‘Kun Anta’ perlu dianalis berdasarkan persfektif
dakwah Islam. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang pesan-pesan Dakwah yang terdapat dalam sinetron Kun Anta.
B. Fokus Penelitin
2. Bagaiamana isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron ‘Kun Anta’
episode 1 sampai 10
3. Bagaimana analisis pesan dakwah dalam sinetron ‘Kun Anta’ episode 1 sampai
10
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron ‘Kun Anta’
episode 1 sampai 10
iii
3. Mengetahui analisis isi pesan dakwah dalam sinetron ‘Kun Anta’ episode 1
sampai 10
D. Kegunaan Penelitian
Dalam hal ini, kegunaan penelitian yang dilakukan dibagi kepada tiga bagian, yaitu:
1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai acuan referensi dan
sinetron akan menjadi washilah untuk berdakwah. Selain itu, penelitian ini dapat
3. Secara Praktis, diaharapkan penelitian ini berguna bagi para pembaca dan praktisi
dakwah khususnya yang bergerak dalam seni sinetron dan umumnya bagi semua
orang yang bergerak dalam bidang dakwah Islam. Diharapkan mereka dapat
mengambil manfaat dari penelitian ini dan bisa mengembangkan dakwah yang
berkualitas
E. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu berguna untuk mencari perbandingan bagi peneliti dan juga
sebagai inspirasi dalam penulisan. Penbelitian terdahulu juga sebagai perbandingan dan
iii
Dalam hal ini peneliti mencantumkan tiga penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh orang lain, kemudian membuat ringkasan baik penelitian yang sudah terpublikasikan
atau yang belum terpublikasikan. Dengan melakukan hal ini, maka akan terlihat sejauh
a. Al-Nur Zarifah Binti Seman yang berjudul Pesan-Pesan Dakwah dalam Film
Hoore-Hoore tahun 2015. Jurusan KPI, FDK, UIN SGD Bandung. Skripsi ini
b. Abdu Rahman yang berjudul Pesan Dakwah Dalam Sinetron Emak Ijah Pengen
Ke Mekkah (Analisis Isi) tahun 2015. Jurusan KPI, FDK, UIN Jakarta. Skripsi ini
menganalisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron Emak Ijah
c. Basirudin yang berjudul Nilai-Nilai Moral Dalam Serial Kartun Upin Dan Ipin.
Tahun 2010. Jurusan Dakwah, STAIN Purwokerto. Skripsi ini menganalisis isi
nilai moral yang terkandung dalam serial upin-ipin. Menggunakan teori analisis
Dari ketiga penelitian diatas ada perbedaan dengan penelitian yang penulis
lakukan, yakni yang dikaji oleh peneliti adalah menampilkan model dakwah pada anak
2. Landasan Teoritis
iii
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti
wawancara, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan pustaka lainnya. Data
tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian yang memkanainya. Hal ini
dilakukan karna tujuan penelitain kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut
bersifat induktif.
Analisis isi ini digunakan agar memperoleh keterangan dari isi pesan yang
digunakan melaui lambang. Analisis isi bisa digunakan untuk semua bentuk komunikasi,
seperti; surat kabar, buku, lagu, film, syair, sinetron dan lain sebagainya. Yang
mempelopori teori ini adalah Harold De Laswwell, ia mempelopori teknik coding, yaitu
mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. (Jalaludin
3. Kerangka konseptual
a. Dakwah
Dakwah adalah upaya memanggil, menyeru dan mengajak manusia menuju jalan
Allah SWT atau ajakan kepada agama-Nya yaitu Islam. Pemahaman ini sejalan dengan
iii
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku
Dalam pandangan Ibn Taimiyah, dakwah dalam arti seruan kepada al-Islam itu
adalah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya,
buku Quanturm Dakwah (Sukayat, 2009. 1-3) memberi batasan mengenai dakwah
berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan yang keberuntungan, mungkar, supaya
membangkitkan motivasi untuk melakukan sesuatu tindakan yang dinilai benar menurut
kelompok penggunaan berbagai saluran, termasuk pemilihan bahasa dan logika yang
digunakan, pemanfaatan media cetak ataupun elektronik, serta beragam media sosial
sendiri pada dasarnya merupakan komunikasi sosial yang dilakukan untuk melakukan
Dakwah mempunyai tujuan umum, yaitu sesuatu yang hendak dicapai dalam
seluruh aktivitas dakwah, salah satunya adalah tersampaikannya pesan atau gagasan
kepada khalayak. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang juru dakwah harus
memiliki metode atau teknik. Pada zaman seperti saat ini, dipandang perlu untuk
iii
melakukan inovasi dalam teknik dakwah salah satunya berdakwah menggunakan melalui
Film.
b. Pesan Dakwah
Pesan dakwah atau yang bisa disebut dengan maudu adalah pesan-pesan, materi
atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da'i (subjek dakwah) kepada madu
(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun
Pesan dakwah menurut Al-Qur'an Surat Al-A'raf (7): 157, pesan dakwah harus
mengandung (1) amar marif hani munkar, perintah berbuat baik dan larangan berbuat
jelek; (2) Penjelasan tentang halal dan haram; (3) Hal-hal yang membebaskan manusia
dari beban kehidupan dan belenggu yang memasung kebebasannya. Dari sini harus ada
perubahan dari dalam diri pembuat pesan, bahwa pesan dakwah tidak hanya berbicara
tentang halal dan haram saja tetapi berbicara tentang kritik sosial, karena pesan dakwah
Pesan dakwah dalam pandangan Munir Amin (2009: 88) adalah pesan-pesan
dakwah Islam atau sesuatu yang harus disampaikan subjek (da'i) kepada objek (mad'u)
dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunnah
Rasul-Nya. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-
Pada dasarnya seluruh pesan dakwah bersumber pada dua sumber pokok ajaran
Islam yaitu, Al-Qur'an dan Hadis. Berdasarkan sumber pokok ajaran Islam tersebut,
secara konseptual pesan dakwah menurut Al-Bayanuniy (2010: 231) terbagi menjadi tiga
iii
agama Islam. Aspek akidah ini digambarkan dalam enam rukun iman yang disebutkan
Rasulullah SAW dalam hadis jibril AS. Demikian pula termasuk pada aspek semua
masalah akidah yang dibawa Islam dan yang oleh sebagian mereka disebut dengan
terdapat dalam agama Islam, baik yang berhubungan dengan Tuhan (habluminallah),
maupun antar manusia sendiri (habluminannas). (Munir Amin,2009: 90) Aspek Syariah
ini termasuk juga semua hukum yang dibawa Islam, baik untuk tingkatan individu dan
keluarga maupun masyarakat umum. Maka aspek ini mencakup apa yang dinamakan
Nizham (aturan) ibadah, muamalah dan ekonomi, aturan ahwal syakhsiyah, aturan hukum
dan politik, aturan sosial, aturan hisbah (pengujian), aturan jihad dan sebagainya yang
Aspek Akhlak. Aspek akhlak merupakan pelengkap bagi aspek akidah dan
syariah seseorang, meskipun begitu aspek akhlak tetaplah sangat penting untuk
dalam akhlak mulia dan sifat yang baik serta perlakuan yang lurus yang dibawa oleh
menetapkannya. Aspek Akhlak dalam Islam termasuk kedalam pesan dakwah yang
penting untuk disampaikan kepada madu. Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas
dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan keyakinan agama yang kuat
c. Anak
iii
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum mengalamai masa
pubertas, jamak dari anak yaitu anak-anak. Masa anak-anak adalah masa dimana serba
ingin meniru dan ingin tahu. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak
bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Berdasarkan
UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2)
yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur
8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum
pernah menikah .
d. Sinetron
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sinetron yaitu film yang dibuat khusus untuk
penayangan di televisi. Sinetron selalu memberikan peluang ditonton secara tidak khusus,
misalkan sambil menerima tamu, sambil makan, sambil kerja, ditempat tidur, Bandar
udara, kafe dan lain sebagainya. sinetron selalu diselipi jeda iklan karena memang
masyarakat dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan tatanan norma yang berlaku
dan nilai budaya setempat. Otomatis, secara simbolik isi pesan dapat tersampaikan
iii
melalui sinetron. Menjadi sebuah kritik sosial yang terjadi si masyarakat (Kusnadi, 2009 :
131).
Kun Anta merupakan sebuah sinetron yang diproduksi oleh MNC Pictures,
ditayangkan perdana pada tanggal 05 Januari 2018. Stasiun televisi yang menayankan
sinetron ini yaitu MNCTV, disiarkan setiap hari dari pukul 19.00-20.00 WIB. Sinetron ini
Sinetron ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Haikal, ia seorang anak
mempunyai sifat yang tidak sabaran, keras kepala, dan tidak mau kalah. Namun, keadaan
selalu menempatkan dia kepada situasi yang sulit, didukung oleh perilakunya yang
hyperactive dan keras kepala membuat orang lain menganggapnya anak bandel. Disaat
itulah Haikal harus menerima kenyataan, dia berpisah dengan keluarganya untuk masuk
bagi haikal merupakan sebuah penjara dengan segudang aturan kolot yang akan
justru menemukan berbagai hal menyenangkan yang lebih mengarah kepada tujuan
awalnya, menjadi anak yang berguna. Haikal berubah menjadi mencintai pesantren.
Pesantren adalah tempat keren yang menyenangkan, dimana tidak hanya mendapatkan
ilmu kehidupan dan agama, tetapi juga menimba kreativitas dan inovasinya. Sinetron ini
iii
F. Langkah-Langkah Penelitian
1. Metode Penelitian
Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang
disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis
semua bentuk komunikasi salah satunya sinetron ‘Kun Anta’. (Rakhmat, 2002: 89)
Analisis isi terbagi menjadi dua yaitu: analisis isi kuantitatif dan analisis isi
kualitatif. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk menganalisis data populasi atau sampel
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan Analisis isi Kualitatif digunakan
untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.
Merujuk pada pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan metode analisis
isi (content analysis) kualitatif dan menggunakan rumus Formula Holsti untuk
menemukan reliabilitas antar koder. Karena berdasarkan objek kajian penelitian yang
memfokuskan pada pendalaman dan penelaahan isi pesan dakwah pada program Sinetron
Kun Anta yang tayang di MNCTV. Penelitian ini dibatasi hanya pada episode dan
episode 3 dan 4.
2. Jenis Data
Secara umum data itu terbagi kepada dua jenis yaitu: data primer dan data
sekunder. Berikut merupakan penjelaan dari data primer dan data sekunder:
a. Data Primer
Data Primer ialah data yang diambil dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak
tersedia dalam bentuk kompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari dari
iii
responden, yaitu dari orang yang kita jadikan objek penelitian. Data primer dari
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder
adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau catatan yang jaraknya telah jauh dari
sumber orisinil. Diambil dari sumber lain yang sifatnya mendukung. Data sekunder
dalam enelitian ini yaitu situs-sistus yang membahas mengenai sinetron ‘Kun Anta’
mengolah, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Berikut ini merupakan uraian dari
langkah-langkah penelitian
a. Menonton
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melihat serta memahami
isi dari apa yang dipertunjukan, bai berupa gambar ataupun pertunjukan dan sebagainya.
Secara umum kegunaan menonton adalah untuk memperoleh hiburan, ide, keterangan
metode yang berguna. Peneliti perlu menyimak cuplikan sinetron dengan berulang-ulang,
agar benar-benar mengerti dan memahami dalam penelitian. Peneliti memotong dan
memutar berulang-ulang hingga mendapatkan manu skrip yang diucapkan dalam setiap
b. Mencatat
Mencatat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah catatan sesuatu untuk
peringatan. Catatan peneliti diambil dari bahan yang dilihat kemudian dituliskan dalam
iii
buku catatannya kemudian diolah kembali. Peneliti setelah menonton sinetron ‘Kun
c. Mengolah
lebih sempurna. (2005:796). Peneliti disini mengolah semua bahan yang telah didapatkan
dari melihat dan mencatat semua kegiatan penelitian kemudian diolah agar menghasilkan
kategorisasi penelitian.
d. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi ini yaitu dengan mencari
data yang paling utama yang berupa data primer yaitu mentahan sinetron ‘Kun Anta’
e. Studi Kepustakaan
Studi pustaka yang dialakukan oleh penulis yaitu dengan membaca hasil
screenshoot, buku, skripsi dan sumber data lainnya yang berkaitan dengan maslah yang
diteliti.
mendalam terhadap isi suatu informaasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Analisis ini digunakan untuk pemahaman pesan-pesan simbolik dari wacana atau teks,
iii
Objek dari analisis kualitatif dapat berupa semua jenis komunikasi yang direkam.
Analisis isi tidak hanya menganalisis isi materi yang kelihatan. Membedakan level isi,
tema, ide pokok dari teks sebagai isi utama, informasi konteks sebagai isi yang
tersembunyi.Jenis data yang dijadikan dalam penelitian ini adalah adegan dan dialog,
kemudian dialog tersebut ditulis ulang yang berbentuik teks yang diambil dari youtube.
Penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2012: 9)
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan mengecek data (isi pesan dakwah) program sinetron ‘Kun Anta’
berurutan.
b. Menganalisis isi pesan data (isi pesan dakwah sinetron ‘Kun Anta’ yang tayang di
c. Menarik kesimpulan dengan cara memberikan pendapat dan alasan yang dapat
iii