Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa merupakan salahsatu alat untuk menyampaikan informasi secara

cepat dan menjangkau khalayak yang lebih luas dengan waktu yang relatif singkat, pesan

yang disampaikan lebih abstrak dan gampang diterima. Media massa merupakan media

komunikasi dan informasi yang menyebarkan informasi secara serentak dan dapat diakses

oleh masyarakat secara massal.

Perkembangan media saat ini sudah sangat pesat, media cetak dan media tulisan

perlahan-lahan beralih kedalam media digital dan elektronik yang sifatnya simpel.

Semakin berkembangnya media masa menunjukan perkembangan yang sangat bagus,

namun sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan pendidikan manusianya terutama dalam

bidang agama sebagai nilai moral yang harus dimiliki manusia. Media massa merupakan

sumber informasi utama, memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk kesan

masyarakat (Abdurrahman Mukaffi, 2007:101). Adanya media massa memudahkan kita

mengakses semua yang kita inginkan, baik itu informasi, hiburan, pendidikan, dan lain

sebagainya. Salahsatu media massa yang menyajikan informasi, hiburan, pendidikan dan

lain sejenisnya yaitu media elektronik.

Kehidupan sebagian besar manusia saat ini banyak bergantung pada media

elektronik. Media elektronik memperluas persepsi orang melampaui batas-batas tempat,

dimanapun mereka berada. Disaat bersamaan, media elektronik mampu menyimpan

informasi dan karena sifatnya yang lebih cepat tersedia, maka media elektronik mampu

menciptakan ‘ledakan informasi’. Selain itu terjadi persaingan diantara media

iii
memperebutkan perhatian audien agar melihat dan mendengar media tertentu. Informasi

yang disampaikan media elektronik memiliki nilai dan harga komersial sehingga dijual,

seperti komoditi yang menciptakan acara tertentu untuk menarik minat dan perhatian.

(Morissan, M.A., 2010:35)

Salahsatu media elektronik yang mempunyai kekuatan besar terhadap masyarakat

saat ini yaitu Media Televisi. Televisi diperkenalkan pertama kali oleh John Logie Baird

pada tahun 1925, pada saat perang dunia II berakhir televisi mengambil alih perhatian

lebih banyak disbanding dengan radio, meskipun saat itu televisi masih hitam putih,

hingga sampai sekarang televisi sudah mengalami perubahan bentuk kepada yang lebih

modern. Begitu banyak acara telivisi yang disuguhkan oleh beberapa stasiun televisi

ditanah air, salahsatunya acara televisi yang masih banyak disukai oleh masyarakat

Indonesia saat ini yaitu Sinetron.

Sinetron (Sinema Elektronik) adalah istilah untuk drama bersambung yang

ditayangkan distasiun televisi produksi Indonesia. Pada umumnya Sinetron menceritakan

tentang kehidupan manusia sehari-hari yang dibumbui dengan konflik yang

berkepanjangan. Setiap tokoh dalam Sinetron memiliki karakter masing-masing, biasanya

diagonis dan antagonis disuguhkan dalam Sinetron. Konflik yang berkepanjangan pada

akhirnya akan menemui titik akhir, tergantung penulis sekenarionya.

Banyaknya stasiun televisi yang menayangkan acara Sinetron diaharapkan dapat

memberikan sarana pengetahuan dan pendidikan kepada masyarakat. Sebab televisi

memiliki keunggulan dengan mamiliki audio visual yang saat ini sangat berguna dalam

hal berkomunikasi dan juga sarana informasi bagi masyarakat, media televisi juga dapat

iii
dimanfaatkan sebagai media dakwah kepada masyarakat, sehingga dakwah Islampun

dapat dilaksanakan secara lebih efektif lagi.

Menurut Aep Wahyudin pelibatan spiritualisme ke ruang tonton boleh jadi

merupakan perkembangan positif karena televisi berperan dalam mengangkat citra agama

dari ruang domestik ke ruang publik. Kendati demikian beberapa aspek tampilan justru

bias dari nilai agama itu sendiri. Padahal diakui atau tidak, saat iini televisi merupakan

media yang paling banyak menyedot energi, merangkap perhatian dan presepsi

penontonnya. Sebagian besar masyarakat muslim boleh jadi bangga dengan tayangan-

tayangan bernuansa keagamaan itu. Bahkan perlu juga semacam penghargaan dari upaya

kreatif dari pihak pengelola televisi dalam mengemas acara bernuansa religi. Paling tidak

acara tersebut merupakan bentuk “kepedulian” para pengelola televisi terhadap

pemirsanya yang berpenduduk mayoritas muslim.

Kendati demikian, haruslah senantiasa diingat bahwa televisi merupakan sebuah

entitas yang memiliki aneka kepentingan. Haruslah diingat bahwa kepentingan televisi

pada umumnya bukan untuk diorientasikan pada pengembangan nilai-nilai keagamaan

secara murni, melainkan sekedar artikulasi dari kepentingan materi semata.

Dalam kaitan ini, jadilah lumrah bahwa televisi menjadikan agama dan

spiritualitas sebagai komunitas belaka tanpa mengindahkan dampak susulan dari

tayangannya yang bias pelanggaran atas nilai-nilai spiritualitas itu sendiri. Teks-teks

‘keagamaan dan spiritualitas” yang dikemas kedalam aneka tayangan televisi tersebut

merupakan sebentuk komoditas yang dibuat oleh industri budaya. Dari perspektif

ekonomi politik media, sinetron maupun iklan adalah bentuk teks yang diproduksi untuk

mendapat keuntungan secara masif.

iii
Ada beberapa sinetron yang bernuansa Islami seperti Sinetron Tukang Bubur

Naik Haji, Sinetron Emak Ijah Pengen Ke Mekkah, Para Pencari Tuhan, Lorong Empat

Waktu, Qiamat Sudah Dekat dan lain sebagainya. Selain sinetron, ada juga film animasi

anak yang sangat populer dan kental akan nuansa islaminya yaitu acara televisi

Upin&Ipin yang diproduksi oleh Les Coapaque. Acara televisi Upin & Ipin ini sangat

sukses dalam media berdakwah terhadap anak-anak. Dan saat ini ada sebuah sineton anak

yang lagi populer dengan berlatar tentang santri-santri disebuah pondok pesantren yaitu

Sinetron Kun Anta.

Sinetron ini selalu tayang setiap hari di MNCTV dari pukul 19.00-20.00 WIB.

Sinetron ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Haikal, ia seorang anak yang

ingin berguna dimata lingkungannya terutama keluarganya. Sayangnya Haikal

mempunyai sifat yang tidak sabaran, keras kepala, dan tidak mau kalah. Namun, keadaan

selalu menempatkan dia kepada situasi yang sulit, didukung oleh perilakunya yang

hiperaktif dan keras kepala membuat orang lain menganggapnya anak bandel. Disaat

itulah Haikal harus menerima kenyataan, dia berpisah dengan keluarganya untuk masuk

ke pesantren. Pesantren tersebut bernama pesantren ‘Kun Anta’. Sementara pesantren

bagi Haikal merupakan sebuah penjara dengan segudang aturan kolot yang akan

membelenggunya. Ditambah dengan sifatnya yang tidak sabaran, hari-hari Haikal

dipesantren menemui kesulitan.

Namun ditengah keterpaksaan menjalankan kehidupan dipesantren, Haikal justru

menemukan berbagai hal menyenangkan yang lebih mengarah kepada tujuan awalnya,

menjadi anak yang berguna. Haikal berubah menjadi mencintai pesantren. Pesantren

adalah tempat keren yang menyenangkan, dimana tidak hanya mendapatkan ilmu

iii
kehidupan dan agama, tetapi juga menimba kreativitas dan inovasinya. Sinetron ini akan

berisi tentang konflik yang ditemui Haikal selama dipesantren.

Sinetron ini terdapat banyak pesan dakwah yang ditampilkan. Pesan dakwah

tersebut mempengaruhi anak-anak, karena sinetron ini merupakan sinetron yang pas

untuk anak. Oleh karena itu sinetron ‘Kun Anta’ perlu dianalis berdasarkan persfektif

dakwah Islam. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut tentang pesan-pesan Dakwah yang terdapat dalam sinetron Kun Anta.

Sehingga, penulis menuangkan ketertarikan penelitian dengan judul penelitian:

DAKWAH TERHADAP ANAK MELALUI SINETRON KUN ANTA (Analisis Isi

Pesan Sinetron Kun Anta Episode 1 sampai 10).

B. Fokus Penelitin

Dengan memperhatikan latar belakang penelitian diatas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gamabaran umum sinetron Kun Anta

2. Bagaiamana isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron ‘Kun Anta’

episode 1 sampai 10

3. Bagaimana analisis pesan dakwah dalam sinetron ‘Kun Anta’ episode 1 sampai

10

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran umum sinetron ‘Kun Anta’

2. Mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron ‘Kun Anta’

episode 1 sampai 10

iii
3. Mengetahui analisis isi pesan dakwah dalam sinetron ‘Kun Anta’ episode 1

sampai 10

D. Kegunaan Penelitian

Dalam hal ini, kegunaan penelitian yang dilakukan dibagi kepada tiga bagian, yaitu:

kegunaan secara akademis, secara teoritis dan secara praktis.

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai acuan referensi dan

pijakan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

pengembangan dakwah dalam sinetron serta menjadi bahan pengembangan

dakwah islam dimasa datang. Dapat mengimbangi perkembangan zaman, media

sinetron akan menjadi washilah untuk berdakwah. Selain itu, penelitian ini dapat

bermanfaat dalam pengembangan ilmu kepada masyarakat.

3. Secara Praktis, diaharapkan penelitian ini berguna bagi para pembaca dan praktisi

dakwah khususnya yang bergerak dalam seni sinetron dan umumnya bagi semua

orang yang bergerak dalam bidang dakwah Islam. Diharapkan mereka dapat

mengambil manfaat dari penelitian ini dan bisa mengembangkan dakwah yang

berkualitas

E. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu berguna untuk mencari perbandingan bagi peneliti dan juga

sebagai inspirasi dalam penulisan. Penbelitian terdahulu juga sebagai perbandingan dan

memposisikan peneliti menunjukan keorisinalitas penelitian.

iii
Dalam hal ini peneliti mencantumkan tiga penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh orang lain, kemudian membuat ringkasan baik penelitian yang sudah terpublikasikan

atau yang belum terpublikasikan. Dengan melakukan hal ini, maka akan terlihat sejauh

mana keorisinilitasan penelitian. Berikut adalah penelitian yang mempunyai keterkaitan

dengan kajian antara lain:

a. Al-Nur Zarifah Binti Seman yang berjudul Pesan-Pesan Dakwah dalam Film

Hoore-Hoore tahun 2015. Jurusan KPI, FDK, UIN SGD Bandung. Skripsi ini

mengetahui pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam film hoore-hoore,

menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Kajiannya meliputi tiga aspek

yaitu akidah, syariah dan ahlak.

b. Abdu Rahman yang berjudul Pesan Dakwah Dalam Sinetron Emak Ijah Pengen

Ke Mekkah (Analisis Isi) tahun 2015. Jurusan KPI, FDK, UIN Jakarta. Skripsi ini

menganalisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam sinetron Emak Ijah

Pengen Ke Mekkah. Menggunakan teori analisis isi untuk menemukan bagaimana

pesan dakwah dalam bentuk verbal dan nonverbal.

c. Basirudin yang berjudul Nilai-Nilai Moral Dalam Serial Kartun Upin Dan Ipin.

Tahun 2010. Jurusan Dakwah, STAIN Purwokerto. Skripsi ini menganalisis isi

nilai moral yang terkandung dalam serial upin-ipin. Menggunakan teori analisis

isi pesan dakwah.

Dari ketiga penelitian diatas ada perbedaan dengan penelitian yang penulis

lakukan, yakni yang dikaji oleh peneliti adalah menampilkan model dakwah pada anak

melalui sinetron Kun Anta.

2. Landasan Teoritis

iii
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti

wawancara, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan pustaka lainnya. Data

tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian yang memkanainya. Hal ini

dilakukan karna tujuan penelitain kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut

pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga umumnya kualitatif

bersifat induktif.

Analisis isi ini digunakan agar memperoleh keterangan dari isi pesan yang

digunakan melaui lambang. Analisis isi bisa digunakan untuk semua bentuk komunikasi,

seperti; surat kabar, buku, lagu, film, syair, sinetron dan lain sebagainya. Yang

mempelopori teori ini adalah Harold De Laswwell, ia mempelopori teknik coding, yaitu

mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. (Jalaludin

Rakhmat, 2007; 89).

3. Kerangka konseptual

a. Dakwah

Dakwah adalah upaya memanggil, menyeru dan mengajak manusia menuju jalan

Allah SWT atau ajakan kepada agama-Nya yaitu Islam. Pemahaman ini sejalan dengan

penjelasan Allah dalam Q.S Yusuf ayat 108

ِ َ‫ض َّل فَِإنَّ َما ي‬


‫ضلُّ َعلَ ْيهَا‬ ُّ ‫قُلْ يَآَأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجآ َء ُك ُم ْال َح‬
َ ‫ق ِمن َّربِّ ُك ْم فَ َم ِن ا ْهتَدَى فَِإنَّ َما يَ ْهتَ ِدى لِنَ ْف ِس ِه َو َمن‬

‫َو َمآَأنَا َعلَ ْي ُك ْم بِ َو ِكي ٍل‬

iii
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku

mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku

tiada Termasuk orang-orang yang musyrik." (Depag RI 2007: 248)

Dalam pandangan Ibn Taimiyah, dakwah dalam arti seruan kepada al-Islam itu

adalah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya,

membenarkan berita yang mereka sampaikan, dan menurutiti perintab Nya.

Sedangkan dalam pandangan Syaikh Ali Mahfuzh Muhammad Abduh dalam

buku Quanturm Dakwah (Sukayat, 2009. 1-3) memberi batasan mengenai dakwah

sebagai: "membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh

berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan yang keberuntungan, mungkar, supaya

mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat".

Dalam pendekatan psikologi komunikasi melihat aktivitas dakwah sebagai proses

membangkitkan motivasi untuk melakukan sesuatu tindakan yang dinilai benar menurut

ajaran. Aktivitas dakwah menargetkan terjadinya perubahan, baik individu, maupun

kelompok penggunaan berbagai saluran, termasuk pemilihan bahasa dan logika yang

digunakan, pemanfaatan media cetak ataupun elektronik, serta beragam media sosial

lainnnya, dimaksudkan untuk mempermudah proses perubahan tersebut. Proses dakwah

sendiri pada dasarnya merupakan komunikasi sosial yang dilakukan untuk melakukan

perubahan. (Muhtadi, 2012: 45)

Dakwah mempunyai tujuan umum, yaitu sesuatu yang hendak dicapai dalam

seluruh aktivitas dakwah, salah satunya adalah tersampaikannya pesan atau gagasan

kepada khalayak. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang juru dakwah harus

memiliki metode atau teknik. Pada zaman seperti saat ini, dipandang perlu untuk

iii
melakukan inovasi dalam teknik dakwah salah satunya berdakwah menggunakan melalui

Film.

b. Pesan Dakwah

Pesan dakwah atau yang bisa disebut dengan maudu adalah pesan-pesan, materi

atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da'i (subjek dakwah) kepada madu

(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun

Sunah Rasul-Nya. (Aliyudin, 2009: 80)

Pesan dakwah menurut Al-Qur'an Surat Al-A'raf (7): 157, pesan dakwah harus

mengandung (1) amar marif hani munkar, perintah berbuat baik dan larangan berbuat

jelek; (2) Penjelasan tentang halal dan haram; (3) Hal-hal yang membebaskan manusia

dari beban kehidupan dan belenggu yang memasung kebebasannya. Dari sini harus ada

perubahan dari dalam diri pembuat pesan, bahwa pesan dakwah tidak hanya berbicara

tentang halal dan haram saja tetapi berbicara tentang kritik sosial, karena pesan dakwah

bersifat religius, sosial, ekonomi, kultural, bahkan politis. (Dulwahab, 2010:29)

Pesan dakwah dalam pandangan Munir Amin (2009: 88) adalah pesan-pesan

dakwah Islam atau sesuatu yang harus disampaikan subjek (da'i) kepada objek (mad'u)

dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunnah

Rasul-Nya. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-

pesan yang berisikan ajaran Islam.

Pada dasarnya seluruh pesan dakwah bersumber pada dua sumber pokok ajaran

Islam yaitu, Al-Qur'an dan Hadis. Berdasarkan sumber pokok ajaran Islam tersebut,

secara konseptual pesan dakwah menurut Al-Bayanuniy (2010: 231) terbagi menjadi tiga

aspek permasalahan, yaitu:Aspek Akidah. Akidah adalah pokok kepercayaan dalam

iii
agama Islam. Aspek akidah ini digambarkan dalam enam rukun iman yang disebutkan

Rasulullah SAW dalam hadis jibril AS. Demikian pula termasuk pada aspek semua

masalah akidah yang dibawa Islam dan yang oleh sebagian mereka disebut dengan

Nizham Aqidah (aturan akidah dalam Islam)

Aspek Syariah. Syariah adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang

terdapat dalam agama Islam, baik yang berhubungan dengan Tuhan (habluminallah),

maupun antar manusia sendiri (habluminannas). (Munir Amin,2009: 90) Aspek Syariah

ini termasuk juga semua hukum yang dibawa Islam, baik untuk tingkatan individu dan

keluarga maupun masyarakat umum. Maka aspek ini mencakup apa yang dinamakan

Nizham (aturan) ibadah, muamalah dan ekonomi, aturan ahwal syakhsiyah, aturan hukum

dan politik, aturan sosial, aturan hisbah (pengujian), aturan jihad dan sebagainya yang

penjelasannya memenuhi kitab-kitab fikih dan hukum.

Aspek Akhlak. Aspek akhlak merupakan pelengkap bagi aspek akidah dan

syariah seseorang, meskipun begitu aspek akhlak tetaplah sangat penting untuk

menyempurnakan keimanan dan keislaman seseorang. Aspek akhlak ini digambarkan

dalam akhlak mulia dan sifat yang baik serta perlakuan yang lurus yang dibawa oleh

ajaran Islam, dimana Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan dan

menetapkannya. Aspek Akhlak dalam Islam termasuk kedalam pesan dakwah yang

penting untuk disampaikan kepada madu. Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas

dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan keyakinan agama yang kuat

maka Islam membendung terjadinya dekadensi moral.

c. Anak

iii
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum mengalamai masa

pubertas, jamak dari anak yaitu anak-anak. Masa anak-anak adalah masa dimana serba

ingin meniru dan ingin tahu. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak

merujuk kepada lawan dari orang tua.

Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa

bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode

prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Berdasarkan

UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2)

yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur

8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum

pernah menikah .

d. Sinetron

Sinetron merupakan singkatan dari Sinema Elektronik, yaitu program stasiun

televisi yang menayangkan program drama bersambung produksi Indonesia. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sinetron yaitu film yang dibuat khusus untuk

penayangan di televisi. Sinetron selalu memberikan peluang ditonton secara tidak khusus,

misalkan sambil menerima tamu, sambil makan, sambil kerja, ditempat tidur, Bandar

udara, kafe dan lain sebagainya. sinetron selalu diselipi jeda iklan karena memang

penayangannya di stasiun televisi. (Arnada, 1997: 4)

Sinetron yang tayang di televisi merupakan salahsatu bentuk untuk mendidik

masyarakat dalam bersikap dan berperilaku sesuai dengan tatanan norma yang berlaku

dan nilai budaya setempat. Otomatis, secara simbolik isi pesan dapat tersampaikan

iii
melalui sinetron. Menjadi sebuah kritik sosial yang terjadi si masyarakat (Kusnadi, 2009 :

131).

e. Sinetron Kun Anta

Kun Anta merupakan sebuah sinetron yang diproduksi oleh MNC Pictures,

ditayangkan perdana pada tanggal 05 Januari 2018. Stasiun televisi yang menayankan

sinetron ini yaitu MNCTV, disiarkan setiap hari dari pukul 19.00-20.00 WIB. Sinetron ini

bergenre Drama, Religi dan Komedi.

Sinetron ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Haikal, ia seorang anak

yang ingin berguna dimata lingkungannya terutama keluarganya. Sayangnya Haikal

mempunyai sifat yang tidak sabaran, keras kepala, dan tidak mau kalah. Namun, keadaan

selalu menempatkan dia kepada situasi yang sulit, didukung oleh perilakunya yang

hyperactive dan keras kepala membuat orang lain menganggapnya anak bandel. Disaat

itulah Haikal harus menerima kenyataan, dia berpisah dengan keluarganya untuk masuk

ke pesantren. Pesantren tersebut bernama pesantren ‘Kun Anta’. Sementara pesantren

bagi haikal merupakan sebuah penjara dengan segudang aturan kolot yang akan

membelenggunya. Ditambah dengan sifatnya yang tidak sabaran, hari-hari Haikal

dipesantren menemui kesulitan.

Namun ditengah keterpaksaan ditengah menjalankan hidup dipesantren, Haikal

justru menemukan berbagai hal menyenangkan yang lebih mengarah kepada tujuan

awalnya, menjadi anak yang berguna. Haikal berubah menjadi mencintai pesantren.

Pesantren adalah tempat keren yang menyenangkan, dimana tidak hanya mendapatkan

ilmu kehidupan dan agama, tetapi juga menimba kreativitas dan inovasinya. Sinetron ini

akan berisi tentang konflik yang ditemui Haikal selama dipesantren

iii
F. Langkah-Langkah Penelitian

1. Metode Penelitian

Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang

disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis

semua bentuk komunikasi salah satunya sinetron ‘Kun Anta’. (Rakhmat, 2002: 89)

Analisis isi terbagi menjadi dua yaitu: analisis isi kuantitatif dan analisis isi

kualitatif. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk menganalisis data populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan Analisis isi Kualitatif digunakan

untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.

(Sugiyono, 2012: 8-9)

Merujuk pada pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan metode analisis

isi (content analysis) kualitatif dan menggunakan rumus Formula Holsti untuk

menemukan reliabilitas antar koder. Karena berdasarkan objek kajian penelitian yang

memfokuskan pada pendalaman dan penelaahan isi pesan dakwah pada program Sinetron

Kun Anta yang tayang di MNCTV. Penelitian ini dibatasi hanya pada episode dan

episode 3 dan 4.

2. Jenis Data

Secara umum data itu terbagi kepada dua jenis yaitu: data primer dan data

sekunder. Berikut merupakan penjelaan dari data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Data Primer ialah data yang diambil dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak

tersedia dalam bentuk kompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari dari

iii
responden, yaitu dari orang yang kita jadikan objek penelitian. Data primer dari

penelitian ini adalah mentahan dari sinetron ‘Kun Anta’.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder

adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau catatan yang jaraknya telah jauh dari

sumber orisinil. Diambil dari sumber lain yang sifatnya mendukung. Data sekunder

dalam enelitian ini yaitu situs-sistus yang membahas mengenai sinetron ‘Kun Anta’

maupun blog-blog ataupun dokumen yang berkaitan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah menonton, menacatat,

mengolah, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Berikut ini merupakan uraian dari

langkah-langkah penelitian

a. Menonton

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melihat serta memahami

isi dari apa yang dipertunjukan, bai berupa gambar ataupun pertunjukan dan sebagainya.

Secara umum kegunaan menonton adalah untuk memperoleh hiburan, ide, keterangan

metode yang berguna. Peneliti perlu menyimak cuplikan sinetron dengan berulang-ulang,

agar benar-benar mengerti dan memahami dalam penelitian. Peneliti memotong dan

memutar berulang-ulang hingga mendapatkan manu skrip yang diucapkan dalam setiap

adegan untuk diananalisis selanjutnya.

b. Mencatat

Mencatat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah catatan sesuatu untuk

peringatan. Catatan peneliti diambil dari bahan yang dilihat kemudian dituliskan dalam

iii
buku catatannya kemudian diolah kembali. Peneliti setelah menonton sinetron ‘Kun

Anta’ kemudian mencatat lalu diolah.

c. Mengolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengerjakan sesuatu supaya

lebih sempurna. (2005:796). Peneliti disini mengolah semua bahan yang telah didapatkan

dari melihat dan mencatat semua kegiatan penelitian kemudian diolah agar menghasilkan

kategorisasi penelitian.

d. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi ini yaitu dengan mencari

data yang paling utama yang berupa data primer yaitu mentahan sinetron ‘Kun Anta’

yang tayang di MNCTV

e. Studi Kepustakaan

Studi pustaka yang dialakukan oleh penulis yaitu dengan membaca hasil

screenshoot, buku, skripsi dan sumber data lainnya yang berkaitan dengan maslah yang

diteliti.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis adalah penelitian yang bersifat pembahasan

mendalam terhadap isi suatu informaasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

Analisis ini digunakan untuk pemahaman pesan-pesan simbolik dari wacana atau teks,

dalam hal ini adalah dialog sinetron ‘Kun Anta’.

iii
Objek dari analisis kualitatif dapat berupa semua jenis komunikasi yang direkam.

Analisis isi tidak hanya menganalisis isi materi yang kelihatan. Membedakan level isi,

tema, ide pokok dari teks sebagai isi utama, informasi konteks sebagai isi yang

tersembunyi.Jenis data yang dijadikan dalam penelitian ini adalah adegan dan dialog,

kemudian dialog tersebut ditulis ulang yang berbentuik teks yang diambil dari youtube.

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2012: 9)

Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dan mengecek data (isi pesan dakwah) program sinetron ‘Kun Anta’

di MNCTV dengan membuat tabel sesuai karakteristik dan memasukannya secara

berurutan.

b. Menganalisis isi pesan data (isi pesan dakwah sinetron ‘Kun Anta’ yang tayang di

MNCTV dengan cara mengklasifikasikan data sesuai karakteristik pesan dakwah

yang telah dibuat.

c. Menarik kesimpulan dengan cara memberikan pendapat dan alasan yang dapat

mendukung pada isi pesan

iii

Anda mungkin juga menyukai