Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS

-OPINI-

Oleh: Fata Zill Rabbani

SMA IT BAITUL MUSLIM


Jl. Syuhada KM3, Labuhan ratu III, Lampung Timur

1|OPINI
Daftar isi:

1. Selera rakyat.................................................................................................... 3
2. Etika................................................................................................................. 10
3. Bhineka? masih, Tunggal ika? kayaknya belum............................................... 6
4. Investasi relasi................................................................................................. 12
5. Mari mengkaji mengaji.................................................................................... 8

*Setiap penjelasan dan pendapat yang tertulis dalam karya tulis ini merupakan opini dari diri penulis tentang suatu
permasalahan, bukan fakta empiris. Bisa jadi benar, atau mungkin salah.

2|OPINI
Selera rakyat.
Kerap kali mengintip televisi maupun program pemutar-pemutar video online, rata-rata tayangan
yang diberikan media surut akan informasi yang patutnya mereka hadirkan. Mulai dari sinetron,
drama luar negri, atau hal-hal lain yang disajikan, apakah itu buruk? Bisa iya, bisa pula tidak.
Buruk, saat tayangan-tayangan itu menghabiskan waktu kita untuk hal yang sepadi manfaat.
Baik, ketika kita bijak menikmatinya, misal sekedar untuk hiburan jeda sejenak dari rangkaian
aktivitas penuh seharian.

Begitu pula dengan game online, dan sebagainya. Sejak dulu banyak kegiatan yang dimaksudkan
untuk hiburan, namun akhirnya menjadi satu yang berlebihan dalam ketidakmaslahatan.
Karnanya, saat ini muncul beberapa istilah. Seperti binge watching, yaitu kegiatan menonton
yang dilakukan secara berlebihan. Ada juga nomophobia, yakni dimana seseorang mengalami
keadaan tidak bisa lepas dari gadget. Fomo (Fear of missing out) istilah ini biasa digunakan
untuk menyebut pola perilaku anak muda yang selalu merasa khawatir berlebihan dan merasakan
ketakutan akan tertinggal trend yang sedang berjalan.

Apa akibatnya? Banyak tentu. Namun disini bukan itu penekanannya, keadaan dimana
masyarakat sedang terdampak pengaruh buruk teknologi, terus diperparah oleh media massa
nasional, yang harusnya ikut bersinergi menghalau perusak negri. Televisi yang dahulu ditujukan
untuk edukasi masyarakat dan media publikasi informasi, saat ini sarat akan konten hiburan sia-
sia disertai iklan sponsor yang lama menunggunya-pun bisa sembari berjalan-jalan di taman
melihat pemandangan alam yang tiada tara, menyapa dunia maupun sesama.

Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu saya menonton di salah satu saluran TV, satu trend acara
televisi baru. Konten kompilasi video lucu yang sedang viral di media sosial, sebelum dan
sesudah satu video ditampilkan muncul suara gurauan host yang berusaha menghibur. Alih-alih
menghibur, gurauan host menjadi hal yang membosankan karna suaranya terasa diperlambat.
Sengaja menghabiskan waktu untuk mencapai batas durasi tayang yang seharusnya mereka
capai.

Atau yang sedari dulu sampai sekarang masih mewabah, tayangan tentang hal-hal yang tak ada
mungkin-nya atau entah apa tujuannya. Cerita legenda entah darimana berasal, siluman-siluman
supranatural, azab karma tak masuk akal yang judulnya mengungkap isi cerita, bahkan kemarin
sempat ramai pembicaraan tentang satu sinetron yang menceritakan hubungan gelap antar anak
SMP, atau menjual promosi acara spesial bulan ramadhan yang penuh dengan serial komedi
hura-hura semata, disamping itu juga ada beberapa tayangan kartun yang ditujukan pada anak-
anak yang mengandung unsur-unsur tak layak yang ditampilkan baik segi cerita, karakter,
adegan, sampai aliran yang terselubung. Tak ada manfaat, faidah, dan maslahat. Yang orang-
orang pun menontonnya tanpa alasan.

3|OPINI
Dalam dunia pertelevisian ini memang seakan tak bisa kita menyalahkan salah satu pihak. Tapi
kan media memberi hal tak manfaat, sehingga masyarakat menonton hal tak manfaat. Yang salah
jelas yang memberi, kasus ini tidak seperti permasalahan narkotika yang semua disalahkan.
Media bobrok yang patutnya segera diperbaiki, dengan begitu juga masyarakat menjadi lebih
baik harapnya.

Yang patut diperhatikan adalah, mengapa media memberikan hal tak manfaat? Jawabannya,
karna masyarakat masih menonton hal tak manfaat itu. Produksi yang tak menghabiskan banyak
dana dan kru, mudah dan cepat, bahkan ada beberapa yang tayang ulang, dan masyarakat masih
setia menontonnya. Menjadi penyebab utama tayangan bobrok tetap lestari.

Kritik terhadap program-program televisi Indonesia sebenarnya merupakan fenomena umum


televisi dibanyak tempat lainnya. Televisi seringkali dikritik karena berusaha meraih khayalak
seluas mungkin demi iklan. Akibatnya program-program yang sebenarnya penting, seperti
program pendidikan menjadi terabaikan. Hiburan yang ditayangkan juga dinilai tidak bermutu,
karena menonjolkan kekerasan dan seks. Selain itu kreativitas para pengelola program televisi
juga menjadi sorotan. Jika sesuatu jenis program dinilai sukses, maka akan diikuti oleh stasiun-
stasiun lain yang memproduksi program serupa (Rivers, 2003: 283)

Apakah semua saluran televisi sama buruknya? Tidak juga. (dari awal menahan diri untuk tak
sebut merk, namun tak lengkap rasanya).NET TV sempat muncul berusaha menyaingi siaran-
siaran pasar media Indonesia, menyajikan konten siaran layak tayang dan berkualitas. Namun
akhirnya harus kandas karna persaingan ratting. Apakah tayangan televisi akan selamanya
seperti ini? hal yang perlu dievaluasi oleh KOMINFO dan KPI sepertinya.

Bukan hanya televisi, media pemutar video online sekelas Youtube-pun saat ini sama
tercemarnya dengan TV, bahkan beberapa tayangan televisi diunggah kembali ke channel
Youtube resmi milik saluran TV yang bersangkutan, selain agar penonton dapat menonton
kembali tayangan yang terlewat, juga untuk pasokan tambahan dari Google adsense, mantap kan.
Sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Bukan hanya saluran-saluran TV, artis-artis dan
penghuni televisi lainya pun berbondong membangun channel Youtube masing-masing. Isinya?
Sama saja, lebih banyak urusan entertaint daripada hal yang lebih bermanfaat.

“Broadcast yourself” slogan yang digunakan pada awal media Youtube berkembang, yang
dimaksudkan untuk mengubah pengguna internet dari yang awalnya hanya konsumen video
menjadi produser video. Saat ini menjadi hal yang sedikit janggal, karena bukan bakat-bakat atau
potensi diri yang ditampilkan, tapi saling memalukan diri sendiri. Melenceng dari tujuan
hadirnya program ini, banyak penonton yang tertarik untuk menyaksikan gelagat konyol yang
mereka tampilkan, namun hal ini juga menjadi bukti recehnya selera rakyat.

4|OPINI
Selera memang relatif, tidak bisa kita putuskan baik buruknya atau bagus jeleknya. Tapi
harusnya kita bisa melihat kualitas dan bobot dalam sebuah video, kualitas video bisa kita nilai
baik buruknya, tujuan dibuatnya video tersebut, juga pesan dan makna didalamnya. Kalau video
yang ditonton masyarakat adalah video yang kualitasnya rendahan dan surut makna, kira-kira
seleranya baik atau buruk? Tak perlu jauh-jauh, cukup melihat halaman trending Youtube akhir-
akhir ini yang penuh dengan video-video surut makna dan manfaat. Kita tahu arah selera rakyat.

Bagaimana bisa hadir generasi pembawa perubahan, pembangkit masa depan bangsa. Yang
ketika teknologi semakin berkembang, bukannya dimanfaatkan untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman, malah digunakan untuk urusan ketenaran dan sebatas hiburan saja.
Kita perlu perubahan selera rakyat kearah yang lebih bermanfaat, berfaedah, dan edukatif. Tak
lain tak bukan, kalau ketertarikan selera rakyat adalah hal-hal yang menyangkut kreatifitas,
produktivitas, dan inovatif. Artinya kepribadian bangsa juga kreatif, produktif, dan inovatif.
Selera rakyat, menggambarkan kepribadian rakyat dari berbagai sudut, tidak hanya selera video,
tapi aktivitas keseharian, kebiasaan rakyat juga mampu menggambarkan kepribadiannya.

Karna hadirnya perkembangan teknologi, banyak hal-hal yang ketika kita lakukan akan berguna
dan bermanfaat, hal yang dapat memberi perubahan dalam diri kita, hal yang nantinya mungkin
kita butuhkan dalam kehidupan, hal yang meningkatkan kemampuan diri kita dalam berbagai
bidang, hal yang baik untuk kita. Maka sepatutnya kita bijak memilah apa-apa yang baik dan
buruk, apa-apa yang kita butuh atau tidak untuk diri kita.

5|OPINI
Bhineka? masih, Tunggal ika? kayaknya belum

“Bhineka Tunggal Ika” merupakan semboyan bangsa Indonesia, diambil dari kitab Sutasoma
karya Mpu Tantular,yang berbahasa sansekerta, artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu jua”
menggambarkan keadaan dan semangat persatuan Nusantara disaat itu. Konteks ini dibawa
sampai saat kemerdekaan Indonesia dan menjadi semboyan NKRI, yang harapannya dapat
mempersatukan seluruh lapisan masyarakat, khususnya dalam stratifikasi horizontal. Mulai dari
suku, budaya, adat istiadat, dan kepercayaan yang beragam dan berbeda-beda.

Perbedaan dan multikulturalisme tak lepas sebab sejarah identitas bangsa yang dulunya terdiri
dari berbagai ras dan suku, dibawah pimpinan kerajaan atau kesultanan daerah masing-masing.
Yang tak jarang satu sama lain saling memperebutkan kekuasaan meninggikan sikap
etnosentrisme dan chauvinisme, yang kemudian dijajah dan dikuasai bahkan diperbudak oleh
bangsa asing. Perlawanan mempertahankan daerah-pun masing-masing, walau pada akhirnya
harus tunduk dibawah kuasa orang putih, sampai datang masa-masa keterbukaan. Politik etis
yang mengizinkan pribumi mengenyam pendidikan menghadirkan tokoh-tokoh pergerakan
nasional yang dengan semangat juangnya, mampu melawan dan mengusir penjajah, mendirikan
Negara Kesatuan yang terdiri dari daerah-daerah yang dulunya bergerak sendiri dalam berbagai
bidang bahkan saling berselisih.

Bahkan memang perbedaan adalah karakteristik bagsa kita, agama pertama yang masuk ke
Nusantara dahulu adalah Hindu-Buddha, namun Hindu lebih diterima masyarakat dibanding
Buddha, karena Hindu menerapkan sistem kasta. Orang-orang senang dengan hal itu, dibeda-
bedakan, suka disebut “orang kaya” prinsip ini masih terus lestari.

Tak heran jika masalah multikulturalisme dan konflik SARA sangat pekat di Indonesia, tak perlu
mengingat peristiwa-peristiwa separatis atau beberapa perang saudara. Sampai saat ini
perbedaan-perbedaan masih melekat jelas dipermukaan masyarakat, contoh kecil, saya
merupakan keturunan Jawa-Lampung namun belum bisa berbahasa Jawa ataupun Lampung,
menggunakan bahasa persatuan bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia, walau lingkungan sekitar
mayoritas menggunakan bahasa jawa. Ketika orang berbicara bahasa jawa, saya paham apa arti
dan maksudnya, tapi karna tak bisa berbicara bahasa jawa, kadang saya balas dengan bahasa
indonesia, alhasil pembicaraan menjadi sedikit kurang nyaman dibanding dengan yang saling
berbahasa jawa.

6|OPINI
Ada ikatan khusus dalam bahasa daerah/bahasa ibu yang menjadikan komunikasi dan hubungan
sosial terkesan lebih hangat. Ada cerita seorang kawan dari daerah tetangga, berhubung ia anak
rantau, setiap pulang kampung harus beradaptasi kecil dengan bahasa daerahnya, karna jika
menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa lain di suatu obrolan, akan dapat gunjing teguran
dari kawannya karena terkesan sudah lupa dengan budaya asal. Lantas, apa guna bahasa
persatuan.

Bhineka tunggal ika yang digagas sejak pra-kemerdekaan, sumpah pemuda yang menegaskan
satu nusa bangsa Indonesia, satu tanah air Indonesia, dan satu bahasa persatuan Bahasa
Indonesia, dikuatkan pula dengan dasar sila Pancasila “Persatuan Indonesia” saya rasa belum
seutuhnya mengalir dalam aliran sendi-sendi kehidupan bangsa saat ini. Kita harus bersatu jika
ingin maju.

Bukan hanya problematika masyarakat yang menjadi titik acuan permasalahan, begitu pula
dengan para pemegang kekuasaan negeri ini, kursi pemerintahan bukan lagi orang-orang hebat
yang bertekad membangun negeri, tapi tikus-tikus berdasi yang punya kepentingan rumah tangga
ekonomi, wakil rakyat yang bukan lagi rakyat, demokrasi dari rakyat, oleh DPR, untuk partai.
istilah reformasi dikorupsi. Menunjukan adanya ketidak harmonisan tujuan dan kenyataan yang
terjadi, kebutuhan yang ditunggak oleh kepentingan-kepentingan oknum, dan ketidak berpihakan
masyarakat dengan pemimpin negeri. Kalau para pemimpin negeri belum mampu
mengimplementasikan poin-poin dasar negara, bagaimana dengan rakyatnya?

Kita harus kembali bersatu jika ingin maju, menghapus segala batasan tentang perbedaan yang
melekat, bersinergi membangun negeri, membangkitkan semangat Pancasila, Sumpah pemuda
dan Bhineka Tunggal ika. Menghadirkan wajah baru Indonesia yang sempurna bersatu, ada
perbedaan bukan berarti harus dibeda-bedakan, kita harus bersatu, bertekad kembali
menyongsong negeri, memanfaatkan segala potensi, menghadirkan kembali perwujudan NKRI.
Tidak ada yang tidak bisa, kita pasti bisa.

7|OPINI
Mari mengkaji mengaji
Salah satu kewajiban setiap muslim adalah beribadah [51:56] salah satunya adalah membaca Al-
Qur’an, banyak manfaat yang didapat ketika kita membaca Al-Qur’an, mendapat pahala
kebaikan, menaikan derajat seseorang, memperoleh rahmat dan lindungan oleh malikat,
memberikan syafaat pada hari kiamat, memiliki perilaku yang mulia, membuat hati lebih tenang
dan tentram, selamat dunia akhirat, menyembuhkan berbagai penyakit, menyembuhkan penyakit
hati, memberikan kenikmatan pada orang tua nanti di akhirat, dan banyak lainnya.

Namun agar Al-Qur’an menjadi pedoman hidup kita dan membawa diri kita ke surga, untuk tahu
urusan akidah, ibadah, muamalah, hukum, fiqih, sejarah dan pelajarannya, untuk menjadikannya
rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu dan petunjuk, tidak cukup bagi kita hanya sekedar
membacanya. Kita harus memahami isi Al-Qur’an, kita harus memahami yang kita baca itu.
Banyak orang yang saya temukan, membaca Al-Qur’an hanya sekedar membaca, bahkan
menghafal Al-Qur’an, namun tidak tahu apa makna yang ia hafalkan.

Kalau di Jawa, ada istilah “mengaji” yang sering diartikan sebagai membaca Al-Qur’an, namun
artian mengaji lebih luas daripada hanya sekedar membaca, mengaji artinya belajar dan
memahami Al-Qur’an. Mirip-mirip kata-nya dengan “mengkaji” di bahasa Indonesia, artinya
juga sama, belajar dan memahami suatu persoalan. Karna kalau hanya membaca tanpa paham
maknanya, ibarat seperti kita mendengar lagu-lagu korea, nikmatin musiknya padahal nggak
tau artinya. Baca Al-Qur’an tapi tak paham apa yang dibaca, bagaimana kita ingin
menjadikannya sebagai pedoman hidup, untuk itu penting untuk kita memahami Al-Qur’an.

Jika kita paham bahasa arab, mungkin memang cukup dengan membaca kita bisa paham makna
dan isi kandungan setiap ayat Al-Qur’an. Tapi kalau kita belum paham dan belum bisa bahasa
arab, kita butuh terjemahan yang dapat membantu kita mencari, mengerti, dan memahami
kandungan setiap ayat Al-Qur’an. Tak cukup itu untuk mendalami lebih jauh, kita butuh ilmu
tafsir untuk memahami sepenuhnya, tentang azbabun nuzul dan makna sebenarnya apa yang
ingin di sampaikan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Bahkan bisa jadi orang yang tidak banyak menghafal Al-Qur’an dapat lebih baik dari orang yang
hafal Al-Qur’an, karna ia dapat mengerti makna dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, setiap melihat suatu peristiwa, ia ingat salah satu ayat Al-Qur’an yang kemudian
menjadikannya mengingat Allah SWT. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan tuntunan
dalam kehidupannya, sedangkan orang yang menghafal bisa jadi belum mengerti apa yang ia
baca sehari-hari dan ia hafalkan, hanya membaca dan sekedar membacanya, melantunkan
layaknya syair-syair tanpa memahami makna yang disampaikan di dalamnya.

8|OPINI
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan Allah SWT di muka bumi ini, kitab suci
yang tidak ada lagi keraguan didalamnya, Alquran tidak hanya diilhami secara ilahi, tetapi
merupakan firman Tuhan yang literal . Rasulullah Muhammad tidak menulisnya karena ia tidak
tahu bagaimana menulis. Menurut tradisi, beberapa sahabat Muhammad bertugas sebagai juru
tulis, mencatat wahyu. Tak lama setelah kematian nabi, Alquran disusun oleh para sahabat,
yang telah menuliskan atau menghafal sebagian darinya.[wikipedia ]

Cukup dengan Al-Qur’an sebagai pedoman kita dalam kehidupan, kita dapat meraih kebahagiaan
dunia dan akhirat serta beragam manfaat yang didapat. Karna itu penting untuk kita mengaji Al-
Qur’an, belajar dan memahami, tidak hanya membaca dan menghafal tapi tak tahu arti dan
maknanya. Marilah kita bersama-sama memperbaiki diri dan mulai mengaji, setidaknya dengan
mambaca Al-Qur’an beserta artinya agar kita paham.

9|OPINI
Etika
Setiap dari kita punya pandangan, sikap, serta tindakan yang berbeda-beda dalam menangani
sesuatu. Setiap respon yang kita keluarkan disebut akhlak, akhlak ada yang terpuji dan yang
tercela. Pengkategorian atau penerapan konsep benar-salah, terpuji atau tercela, baik-buruk nya
suatu perbuatan diistilahkan dengan “normatif” Hal dasar sudah melekat pada setiap pribadi,
yang akhirnya menciptakan nilai dan norma dalam suatu masyarakat.

Sederhananya, suatu hal yang dianggap buruk bagi semua orang atau hal yang dianggap baik
oleh semua orang adalah nilai, penerapan nilai adalah norma/aturan, yang mendorong terciptanya
nilai adalah etika [ethicos:timbul dari kebiasaan] yang mengikat masalah moral dan perilaku.
Etika adalah ilmu dinamis, dapat disesuaikan dengan keadaan, kondisi, dan situasi dimana suatu
peristiwa terjadi. Etika juga menyangkut tentang apa yang sebaiknya dilakukan.

”Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral, Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika,
yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari
sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.” [wikipedia]

Ketika kita mendengar kata pencurian, kita mungkin langsung menilai bahwa mencuri
merupakan tindakan kriminal dan buruk, dan si korban pencurian sungguh malang, namun bisa
jadi tindakan tersebut baik, Robin hood adalah pencuri, ia mencuri dari kerajaan Inggris karena
memungut pajak terlalu besar yang menjadikan rakyat sengsara, hasil dari pencurian yang ia
lalukan dibagikan kembali kepada rakyat, sehingga ia disebut pahlawan. Dikasus ini siapa yang
baik dan siapa yang jahat?

10 | O P I N I
Ada hal yang sudah mutlak hukumnya, namun bila didalami dengan etika, ia bisa berubah.
Contohnya seperti, Apakah membunuh itu buruk? Sangat buruk, tapi membunuh seorang
psikopat yang banyak menelan korban dan untuk disembuhkan sangat kecil kemungkinannya
berhasil, yang bila tidak dibunuh ia akan terus menelan korban jiwa. Atau hukuman mati yang
merupakan penerapan norma represif, juga jahat dan buruk?

Apakah bersedekah(uang) itu baik? salah satu kewajiban, bagaimana kalau bersedekah dengan
uang hasil korupsi, apakah masih baik dan dianjurkan? Belajar itu baik, kalau belajar berjudi?
Yah, kira-kira seperti itu, etika adalah ilmu dinamis yang menjadi hal yang dasar dan perlu
diterapkan untuk menilai dan menjadi rujukan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam
menghadapi suatu peristiwa. “Beretika tidak harus sopan dan sopan belum tentu beretika”

Setiap dari kita harus mengerti dan paham konsep etika dasar, karna ketika kita hidup kita
dihadapkan pada berbagai peristiwa dan permasalahan, untuk menghadapinya kita dihadapkan
pula dengan pilihan tindakan yang harus dilakukan, tindakan A atau yang B. dan dalam pilihan
tersebut, kita masih punya pilihan C-Z untuk menanggapinya, untuk tahu C-Z kita harus
menggunakan ilmu etika.

Konsep dasar etika adalah kebijaksanaan, poin inti dalam filsafat[philo;sophia] cinta
kebijaksanaan. Karena dengan bijaksana, kita dapat lancar mudah menjalani hidup. “Bijaksana
kunci Bahagia” karena hakikatnya, tujuan setiap diri manusia adalah untuk kebahagiaan, yang
kebahagiaan itu tergantung pada diri masing-masing, entah itu harta, tahta, wanita dan
sebagainya. Termasuk meraih surga, adalah bentuk dari kebahagiaan, pasti kita ingin bahagia.

Dan untuk meraih kebahagiaan, kita harus bijaksana. Kalau ingin bahagia masuk surga, kita
harus bijaksana selama masa hidup, menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kalau
bahagia harus dengan harta, kita harus bijaksana dalam bidang ekonomi sehari-hari, skala
prioritas dan sebagainya harus kita terapkan. Kalau dengan pasangan kita bisa bahagia, kita harus
bijak dalam menjalani suatu hubungan. Kita harus bijak, salah satu cara untuk bijak adalah
dengan menghidupkan nurani, caranya dengan berpikir logis dan sistematis, menggunakan etika.
Bijaksana dengan cara kita masing-masing.

11 | O P I N I
Investasi Relasi
Hidup terus berjalan, entah kita siap atau tidak dalam menghadapi kehidupan yang kita hadapi
saat ini maupun masa depan yang nantinya akan kita lalui. Sepanjang kita hidup, tentu ada
banyak hal yang yang kita temui, dan jelas tidak semua hal yang kita lalui merupakan pencapaian
dan perkembangan, pastinya ada masalah, halangan dan rintangan yang harus kita hadapi.
Manusia merupakan makhluk sosial, istilahnya “zoon politicon/binatang bermasyarakat”
[Aristoteles], setiap hal yang ada dalam hidup kita tak luput dari hubungan sosial dan kontak
komunikasi dengan orang-orang.

Seperti hukum kekebalan energi termodinamika, yang merumuskan bahwa berbagai bentuk
energi pada dasarnya sama dan bersifat tetap, namun dapat diubah satu sama lain [James Prescott
Joule] setiap yang kita keluarkan, yang kita lakukan, akan selalu ada dampaknya untuk kita. ≠0,
artinya semua yang kita lakukan, baik itu perkataan, aktivitas, perbuatan, atau pekerjaan kita,
tidak ada yang tidak apa-apa, semua tentu ada dampak atau efek yang dihasilkan, baik itu positif
atau negatif.

Dampak yang dihasilkan-pun tergantung dari energi yang dikeluarkan, apabila yang kita
keluarkan adalah hal-hal positif berarti dampak yang dihasilkan positif, apabila yang kita
keluarkan adalah hal-hal negatif berarti dampak yang dihasilkan negatif. “Usahakan apa yang
kita keluarkan adalah hal yang kita inginkan” agar tidak terlalu terpuruk hidup kita meratapi
kesalahan. Kita harus sadar apapun yang kita lakukan, dalam artian, paham dengan dampak apa
yang akan dihasilkan dari setiap tidakan yang kita lakukan, dalam perkataan maupun sikap dan
cara kita dalam menganggapi sesuatu.

‫سأْت ُ ْم فَلَ َه ۗا‬


َ َ ‫ِل ْنفُ ِس ُك ْم َۗوا ِْن ا‬
َ ِ ‫س ْنت ُ ْم‬
َ ‫س ْنت ُ ْم ا َ ْح‬
َ ‫ا ِْن ا َ ْح‬
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu
berbuat jahat, maka itu untuk dirimu sendiri”. [Al-Isra:7]

Karna hakikatnya manusia itu baik dan mengiginkan kebaikan. Rumus kehidupan tadi harus
diterapkan, agar mendapat kebaikan kita harus berbuat baik, agar dihormati kita harus
menghormati, agar diberi kemudahan jalan, kita tidak boleh menghambat jalan orang, dan lain
sebagainya. Membangun hubungan/relasi tidak bisa setengah-setengah, harus dari segala arah,
atas, bawah, kiri dan kanan. Agar investasi relasi yang kita dapat tidak setengah-setengah pula
dapatnya.

12 | O P I N I
Jangan sampai nanti ketika sampai masa kita sukses, tampil di suatu acara publik, dari belakang
ada gunjingan “liat tu,orang itu dulu pernah nyuri uang saya” seterusnya, sejenisnya dan
sebagainya. Kita harus menjaga relasi atau hubungan baik dari setiap arah, untuk sampai ke
dunia luar nanti, kita butuh banyak bekal, tidak cukup uang/materi atau pelajaran buku sekolah,
jauh lebih banyak dari itu yang kita butuh. Salah satunya hubungan baik tadi.

Menambah teman menambah ilmu, banyak teman banyak bantuan. Kalau kita ingin tahu tentang
pertanian, kita tanya ke orang yang paham pertanian atau bahkan ke petani langsung, kalau ingin
tahu tentang bisnis, kita tanya pada orang yang paham tentang ekonomi dan bisnis atau bahkan
ke pengusaha langsung, kalau kita ingin menjadi orang yang sukses, kita harus berteman dan
belajar dari orang-orang sukses.

Membangun relasi, bukan perkara yang mudah tentunya, karna setiap ada hubungan ada
kemungkinan timbulnya masalah. Secara umum, kita perlu memperhatikan akhlak, adab, budi
pekerti, dan etika, komunikasi asertif, retorika, dsb. Semua harus kita miliki agar dapat menjalin
hubungan yang baik kepada siapapun. Tidak ada yang sulit, tidak ada yang tidak mungin, kita
pasti bisa.

13 | O P I N I

Anda mungkin juga menyukai