Anda di halaman 1dari 6

KARIYA SASTRA

OPINI

MUHAMMAD FAIZ FADHILAH

XII MIPA2

Jalan Syuhada Km3, Dusun Silir Agung, Desa Labuhan


Ratu 3,Luhan Ratu, Lampung Timur
Dimana Keadilan Ibu Pertiwiku

Nusantara itulah nama kebanggaan suatu negri dengan beribu pulau dan
pesona alam yang kita kenal dengan nama indonesia. Sejarah menjadi saksi
akan menawannya bangsa ini, dengan kekayaan alam yang membuat dunia
melirik, dan merampas cita rasa nusantara dengan nama hindia.

Hindia belanda perumpamaan kasta bagi bangsa eropa, mejadikan


pribumi dengan stasus masyarakat biasa sebagai budak dengan
mengandalkan harta, bahkan memandang sebelah mata sebagai monky.
Penghinaan berlarut-larut terlalu menyedihkan bagi tuan rumah, hingga
terpapang pusaka merah putih berkibar menyelimuti NKRI.

Pertempuran fisik telah berlalu, mulailah dengan pertempur pemikiran.


Masyarakat sebagai pion para elit negara hanya mendengar, menerima, dan
menjadi korban atas segala keputusan yang telah ditetapkan. Bahkan perang
dalam negri tak dapat terelahkan, perbedaan ideologi merupakan masalah
besar negara, tapi coba kita lihat apa yang mereka putuskan. Mungkin
negari ini akan menjadi yang ditakuti dengan gelar NASAKOM. Itu
hanyalah sebuah legenda pada mimpi seorang kesatria yang matanya selalu
memandang keadilan sejati.

Globalisasi menyelimuti pemikiran sang wayang milik Mr dalang


Amerika dan Inggris. setriliun siasat mereka rencanakan agar upeti terbesar
Asia mereka dapatkan. pembataian hanyalah masalah kecil bagi mereka,
seperti halnya “hartalah yang akan menghapus dosaku”. Hanya karena
ekonomi, tahta mereka lakukan untuk kepuasan dunia yang tiada habisnya.
Masuknya perusahaan terbesar barat, menghancurkan kepercayaan Legenda
Nasionalisme yang tiada duanya. Segala media dibungkam akan kejamnya
pembantaian yang menjadi sejarah dunia.

Apa yang masyarakat dapatkan? Apakah sebuah harapan, kepalsuan, atau


waktu yang terus berjalan meninggalkan sebuah fakta yang terpampang
nyata dibalik jendela kebenaran. Mungkin kesenangan dunia lebih penting
dari pada tong kosong yang hanya di beri segelas air sehari-hari. Bahkan
kekayaan Ibu Pertiwi yang tiada tara menghasilkan minusnya penyimpanan
kebutuhan pokok negri ini.

Penghapusan sejarah dilakukan oleh pemangku sejarah yang


memalingkan mukanya dari kenyataan. Jakarta Ibu Kota sang Merah Darah
Putih Kafan, yang mulanya merupakan Fathammubina di ambil dari QS.
Ke-48 ayat 1 pada Jumat, 1527 oleh fathillah atau dikenal oleh penduduk
lokal dengan Jaya Karta. Batavia pemberian nama portugis dengan segala
kecurangannya, keserakahanya hingga dapat membelah dunia menjadi
bagian timur dan barat.

Demostrasi reformasi terjadi pada 21 Mei 1998 itulah awal dari tidurnya
Orde Baru. Krisis moneter adalah dasar masalah ini, kami meminta
kepastian dan perubahan akan cerita yang akan dubuat bagsa ini. Alih-alih
mahasiswa menjadi bagian jejak hidup Indonesia dengan power dalam
darah, jiwa, dan hati. Mereka meneriakan Dwifungsi ABRI, Otonomi
daerah, Soeharto dan kroni, amandemen UUD 1945 dan bebas KKN hanya
untuk kepentingan bangsa yang merdeka.

Demokrasi pancasila merupakan ideologi dengan kekuatan nilai-nilai


pancasila yang hanya berada di suatu bangsa yang satu, bangsa bersatu dan
menyatu, menciptakan kekuatan yang dapat melebihi segala senjata. Apa
boleh buat, setiap individu, kelompok memiliki pemikirannya sendiri yang
muncul untuk merubah tata hidup bangsa. Dengan perisai tokoh negara,
mereka menjadikan bangsa perumpamaan permainan robot-robotan.

Dengan gelar jendral menjadikanya presiden yang tegas, berani, dan


tangguh dimata masyarakat. Memiliki visi memberantas korupsi diseluruh
pelosok nusantara, ternyata pion-pion mereka berjalan dengan sangat baik
hingga hampir melunasi utang NKRI. Seiring berjalanya waktu permainan
raja harus menerima kenyataan yang pahit, tidak disangka sang jendral
dengan gagah berani dapat di makan oleh pion-pionnya sendiri.

Sejarah kembali terukir dengan judul besar 212 membuat para penegak
agama islam membawa pasukannya merupakan penanda perang sedang
dilaksanakan. Berjuta hati tergetar oleh panggilan nurani meski harus
meninggalkan sanak keluarga. Persatuan ukhuwah kita perlihatkan kepada
dunia, bahwa kita mencari cahaya yang harus dibuka lebar. Tepatnya berada
dipusat ibu kota yang terpenuhi oleh nurani bagai buih di lautan
menunjukan tetes keringat yang akan menjadikan ladang akhirat disetiap
ihktiarnya.

Penista agama yang di hukum tidak setimpal dengan Undang-Undang


membuat geram masyarakat kepada otak negara. Kenyataan yang
terpampang didepan mata membuat mirisnya negri ini. Apa peduli Ahok
dengan negri ini, apa kekuasaan untuk menjadi aparat negara atau
menjadikan daratan china denga ideologi yang mereka bawa. Apakah
mereka berpikir akan masa depan pribumi atau mementingkan masyarakat,
mementingkan ras atau otaknya sendiri? Menurutku dia terlalu bagus untuk
suatu negri dengan Ideologi ateis, tapi bukan Indonesia.

Rambu-rambu demokrasi kembali muncul yang dimotori oleh mahasiswa


diberbagai penjuru DPR di-Nusantara, berpusat di DPR RI dengan kekuatan
persatuan mahasiswa denagn judul besar Ujian Reformasi. Gerakan ini tidak
akan terjadi jika bukan karena etoskerja pemerintah yang semakin menurun
karena ini sejalan dengan mahasiswa yang melakukan protes akan buruknya
keputusan pemerintah. UU KPK merupakan senjata presiden untuk
menghancurkan berbagai ancaman, namun apa boleh buat jika presiden
sendiri tidak peduli dengan nyawanya. Apa yang mereka pikirkan, apakah
KKN harus diperjuangkan hingga pada saat ini walikota solo adalah anak
dari presiden sendiri.

Bapak presiden pernah menjajikan pemberantasan KKN, kenyataanya


sampai sekarang KKN tetap terjadi, trus apakah presiden berdusta atau
hanya tong kosong yang selalu berbunyi. Bahkan Dinasty Politik telah
menjadi hot news di Indonesia yang di pimpin oleh Mr.JK. Bagaimana tanah
ini akan menjadi hutan rimba jika permasalahnya adalah kepalanya.

Kami bertanya kepada elit negara mengapa Undang-Undang disusun


denagn diam-diam lewat rapat sembunyi-sembunyi hingga larut malam,
mungkinkah itu sifat DPR RI. Publik mencemaskan banyak kebijakan
dibuat tergesa yang tersusun semena-mena jauh dari masa. Apa yang
mereka pikirkan, apakah kami harus menduduki kantor DPR RI dan menjadi
pemerintah, sejarah terlalu berharga untuk di ulang kawan.

Dengarlah suara yang mengeras dimana-mana simak baik-baik keluh


kesah yang tak berdaya. Bahkan para mahasiswa menunggu kepastian dari
DPR dengan kedamaian tiba-tiba dilempar oleh protokol gas air mata.
Kejadian itu yang dapat membuat para mahasiswa merasa geram akan
pembantaiaan, penghinaan dan ketidak pedulian terhadap masyarakat.
Pemerintah telah memfasilitasi perguruan tinggi untuk menjadikan bangsa
ini memiliki bibit unggul tapi apa boleh buat pemerintahlah yang telah
mematahkan kepercayaan itu dengan umpama “okey, sudah ya saya trima
aspirasinya pulanglah silahkan kalo gak kawat saya gede-gede, brimop saya
banyak di jaga direfresi” dalam dialog Haris Azhar.
Mereka mati matian membela negara dengan segenap kesatuan dan
dibalas oleh keamanan negara dengan penendangan, pembantaian dan
penyandraan mahasiswa. Jangan salahkan rakyat yang memaksa elit keluar
kandang karena seruan baik-baik sudah sering terulang. Apa lagi yang perlu
rakyat perbuat.

Para politikus jangan lewat percaya diri akan kekuasaan yang kami
tusuk. Jangan berpikir rakyat tak mampu membangun resistensi akan power
pemuda bangsa. Meremehkan tujuh tuntutan maha siswa adalah hal yang
fatal akan mimpi buruk yang terjadi. Mencerminkan dunia elit yang makin
kedap suara menjadikan pemuda membongkar semua keganjialannya.

Semua usul sudah disampaikan dengan cara terbuka terus mana respon
dari bapak boss, apakah anda tidak ingin dipilih lagi. Jangan diabaikan
sebelum semuanya berlipat ganda dan terjadi bukan pada waktunya.
Perwakilan mahasiswa barkata “kami mewakili segenap rakyat dan
mahasiswa menuntut 4 pilar, yaitu:”

1. Restorasi pemberantasan KKN


2. Restorasi demokrasi berpendapat dan pemenuhan HAM
3. Restorasi reforma agraria perlindungan SDA dan tenaga kerja
4. Restorasi kesatuan bangsa hapuskan diskriminasi dan ketimpangan

Empat pilar diatas merupakan tugas para aparat pemerintahan akan


keresahan yang dialami oleh masyarakat untuk mewujudkan keadilan yang
dinanti oleh setiap rakyat indonesia. Kejadian itu telah mempersatukan
mahasiswa yang memiliki berbagai perbedaan SARA dan Ideologi dengan
memiliki visi yang sama.

Pertanyaannya kali ini kepada kita apakah kita sekarang sudah


mempersiapkan apa yang dibutuhkan negri ini, bagsa ini, nusantara ini? itu
semua tergantung pada diri kita dan apakah kita siap untuk menjawab
kegelisahan rakyar indonesia?. Menurutku kita semua yang belum siap
seharusnya mulai sekarang mempersiapkan akan hal tersebut karena itulah
gambaran negri kita selanjutnya yaitu dari diri kita masing-masing ingin
membangunnya seperti apa, jadi apa, dan untuk apa kita selam ini hidup di
tanah ibu pertiwi?.
Keadilan adalah kehidupan dimana terdapat kondisi yang ideal secara
moral. Tapi dalam kenyataan keadilan sejati tidak akan tercapai hingga pada
waktunya tuhan yang memberikannya. Walau makhluk paling ideal adalah
manusia tetap saja keadilan sejati hanya tuhan yang dapat menentukan.
Tugas kita di dunia yaitu berusaha, berdoa, dan tawakal.

Menurutku keadilan adalah tugas kita semua sebagai manusia yang


menjadi kelas tertinggi dari ekosistem dan menjadi bagian utama dari
kehidupan ini. mulai dari yang terkecil kita harus memiliki peran akan
keadilan Individu, kelompok dan keadilan seluruh alam. Jangan hanya
bergeral kopral bersemboyan keadilan yang membantai masyarakat namun
jadilah keadilan untuk mewujudkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai