Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PROGRAM MAGISTER (S2) PRODI KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM


PASCASARJANA UIN SGD BANDUNG

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian KPI


Semester : II
Sifat : Take Home
Waktu : 19 April 2022
Dosen : Dr. H. Zaenal Mukarom, M. Si.

Nama : Asep Hilmi Muhamad Sidik (2210100005)

SOAL
1. Si Badu berencana melakukan penelitian kuantitatif tentang aktifitas dakwah di televisi
selama bulan Ramadhan. Dalam pengamatannya, acara-acara keagamaan yang disiarkan
sejumlah televisi seperti RCTI dan SCTV selama bulan Ramadhan banyak menyajikan tema-
tema keagamaan actual sehingga dianggap berpengaruh dalam membantu khususnya
kalangan remaja untuk mempelajari dan memahami agama (Islam).
Pertanyaannya :
a. Rumuskan judul penelitian si Badu yang tepat sesuai dengan karakteristik
kuantitatif.
Jawaban:
Evaluasi Pengaruh Dakwah melalui Media Televisi selama Bulan Ramadhan terhadap
Pemahaman Agama Islam pada Kalangan Remaja

b. Buatkan latar belakang masalah penelitian si Badu.


Jawaban:
Kepres (Keputusan Presiden) No. 215/1963, adalah salah satu langkah penting dalam
kemunculan televisi di Indonesia. Kepres ini merupakan penetapan pengadaan televisi
pertama di Indonesia, yakni TVRI yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1963. Hal ini
kemudian disusul dengan pembangunan beberapa satsiun televisi yang sama di beberapa
kota penting di Indonesia. Kemudian pada tahun 1988 lahir televisi swasta pertama yaitu
RCTI, selanjutnya disusul stasiun SCTV pada tahu 1989, TPI pada tahun 1991, Indosiar,
Metro TV, Trans TV, TV 7, Golbal TV, Bali TV, Aceh TV, Deli TV dan lain sebagainya.

Saat ini televisi lahir dan berkembang seirama dengan banyak lahir para ilmuan dan
ilmuan komunikasi. Di samping itu, banyak juga lahir artis dan pendakwah-pendakwah di
televisi sehingga saat ini banyak program-program dakwah di televisi apalagi pada saat
bulan ramadhan. Hal tersebut menjadi penting bagi pemrogram televisi di Indonesia.

1
Televisi dapat digunakan sebagai media dakwah dalam mengembangkan atau
menanamkan ajaran-ajaran Islam. Program-program televisi harus disajikan dengan
memperhatikan keurgenan nilai-nilai Islami di dalam masyarakat. Akan tetapi tentu saja,
program-program tersebut tidak boleh kehilangan fungsi-fungsinya hanya karena
dibumbui nilai-nilai yang Islami.1

Dakwah Islam tidak terlepas dari transformasi ajaran-ajaran Islam untuk disampaikan
pada umatnya, karena hakikat dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau
usaha mengubah suatu situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan
pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja tetapi juga menuju
sasaran yang lebih luas.

Remaja adalah fase kehidupan yang sangat penting. Pada fase inilah manusia akan
mengalami perubahan tingkah laku yang signifikan. Hal ini dikarenakan remaja
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau juga disebut
sebagai masa transisi. Perkembangan secara fisik dan psikologis dalam diri remaja dapat
berimbas pada terbentuknya perilaku-perilaku maupun penyimpangan-penyimpangan
perilaku yang baru bagi para remaja.2

Dalam proses dakwah Dai harus memahami kondisi remaja yang menjadi pihak penerima
materi dakwah. Selain pemahaman terhadap kondisi diri remaja, dai juga harus
memperhatikan keadaan lingkungan dan perkembangan budaya remaja yang sedang
berlangsung. Hal ini tidak berlebihan karena fase remaja merupakan fase peralihan dari
anak menuju dewasa yang mana dalam fase ini remaja lebih banyak memiliki potensi diri
untuk berkembang, baik dalam aspek fisik, psikologis maupun kesenangan-kesenangan
dalam kehidupan.

Metode penyampaian dakwah – sebagai salah satu elemen dakwah – harus benar-benar
diperhatikan oleh dai. Terlebih lagi jika melihat realita masyarakat perkotaan maupun sub
urban, dakwah dengan menggunakan metode klasik (ceramah) lebih didominasi oleh
kelompok orang tua ketimbang remaja. Oleh sebab itu, dai perlu mengembangkan
metode dakwah dalam berdakwah di kalangan remaja.

Penjelasan yang telah dipaparkan di atas sehingga melatarbelakangi peneliti untuk


melakukan evaluasi pengaruh dakwah melalui media televisi selama bulan ramadhan
terhadap pemahaman agama islam pada kalangan remaja.

c. Apa saja rumusan/identifikasi masalah dari penelitian si Badu.


Jawaban:

1
Syukur Kholil. 2006. Penyiaran Islam Melalui Televisi, Konsep Ideal, Kondisi Objektif dan Prosfeknya. Makalah
dalam Loka Karya jurusan Komunikasi Islam IAIN SU Medan.
2
Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama (ed.revisi). Jakarta : Raja Grafindo Persada, Hal : 78

2
1) Apakah terdapat perbedaan pemahaman agama islam pada kelompok uji dan
kelompok kontrol?
2) Bagaimana pengaruh dakwah melalui media televisi selama bulan ramadhan terhadap
pemahaman agama islam pada kalangan remaja?

d. Kalangan remaja yang seperti apa yang dianggap pas untuk digunakan sebagai
sampel penelitian ini? Jelaskan alasannya.
Jawaban:
Dalam penelitian ini calon subjek yaitu mahasiswa berasal dari Perguruan Tinggi Umum.
Hal tersebut, untuk mengetahui pengaruh dakwah tersebut terhadap pemahaman agama
islam pada kalangan remaja, mengingat pada kesahariannya calon subjek lebih sedikit
mendapat ajaran agama islam pada mata kuliah dibandingkan mahasiswa yang berasal
dari Perguruan Tinggi Keagamaan baik negeri maupun swasta.

e. Metode apa yang sesuai dengan kajian penelitian si Badu? Uraikan bagaimana cara
kerja metode penelitiannya.
Jawaban:
1) Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain pre-post
randomized experimental. Randomisasi bertujuan untuk mengurangi resiko bias pada
hasil penelitian.
2) Dilakukan randomisasi dengan teknik simple random sampling menggunakan undian
atau tabel angka random. Subjek akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
uji dan kelompok kontrol.
3) Subjek pada kedua kelompok akan melakukan pretest dengan mengisi kuesioner
berupa pertanyaan-pertanyaan seputar ajaran agama islam yang sebelumnya telah
dilakukan uji validasi dan reabilitas sebelum digunakan.
4) Setelah melakukan pengisian kuesioner. Subjek akan menerima intervensi berupa
dakwah melalui media televisi selama satu bulan (bulan Ramadhan) pada kelompok
uji dan pada kelompok kontrol, subjek tidak menerima intervensi dakwah melalui
media televisi.
Jika selama bulan ramdhan subjek pada kedua kelompok menerima dakwah dari
metode lain yang tidak dapat dihindari (contoh, khutbah saat shalat jumat), maka akan
didokumentasikan untuk dianalisis lebih lanjut.
5) Setelah satu bulan, subjek pada kedua kelompok akan melakukan post-test dengan
mengisi kuesioner sebagaimana butir tiga. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui
akibat dari perlakukan itu, sehingga besarnya efek dari intervensi dapat diketahui
dengan pasti.
6) Dilakukan analisis statistik:
a) Membandingkan pemahaman ajaran agama islam pada kedua kelompok dari nilai
pre-test dan post-test.
b) Uji regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian dakwah terhadap
perubahan pemahan ajaran agama islam.

3
2. Si Manaf tertarik untuk meneliti tentang fenomena Komodifikasi Agama di Media.
Ketertarikannya terutama pada model hijab dan fashion yang digunakan oleh para
selebritas dalam mengisi acara gebyar Ramadhan di televisi.

Pertanyaannya :
a. Jika penelitian si Manaf kualitatif, rumuskan judul yang tepat untuk penelitian
ini.
Jawaban:
Analisis Semiotik Komodifikasi Hijab dan Fashion dari Selebritas pada Program
Gebyar Ramadhan di Televisi.

b. Buatkan latar belakang penelitiannya.


Televisi sebagai sarana komunikasi massa sudah banyak memberikan arus perubahan
sosial, baik secara perlahan maupun cepat. Dengan televisi, pemirsa memiliki
pengetahuan sosial secara general tentang berbagai sisi kehidupan lain yang berada di
luar lingkungan mereka. Kekuatan televisi yang bisa menembus jarak dan waktu juga
memberikan sebuah fenomena menarik dalam membentuk perilaku sosial di
masyarakat seperti munculnya peniruan gaya rambut, pakaian bahkan bahasa sehari-
hari.3

Televisi menjadi tempat bagi semua lapisan masyarakat untuk menghabiskan banyak
waktu di depan layar kaca sampai berjam-jam dengan suguhan program-program
acara yang menjadi favorit masing-masing penonton. Mulai dari acara berita, drama
sinetron, pemutaran film barat, kuis, reality show, magazine, musik dan lainnya. Itu
sebabnya kehadiran televisi di tengah-tengah keluarga telah diasosiasikan sebagai
media keluarga.

Kekuatan jangkauan yang dimiliki televisi telah berkontribusi dalam menciptakan


persepsi pemirsa bahwa apa yang tergambar di layar kaca adalah suatu realitas sosial
yang sedang terjadi didalam masyarakat itu sendiri. Paradigma ini menafikkan proses
kerja media yang sebenarnya dalam memproduksi pesannya tidak bisa lepas dari
pengaruh ekonomi politik. Realitas media sebenarnya juga dibangun dari bermacam-
macam kode dan simbol yang mewakili isi pesan yang mengandung kepentingan
media di dalamnya. Pesan tersebut kemudian disebarkan secara masif sehingga
masyarakat sulit untuk menghindari dominasi kekuatan tersebut yang berdampak
pada ukuran penilaian masyarakat tergantung pada bagaimana media
menyampaikannya.

Konsekuensi yang timbul dari pergeseran nilai fungsi media membuat kehadiran
program-program acara tidak hanya dilihat dari tugas media sebagai penyalur
informasi semata, namun juga memiliki kepentingan-kepentingan kapitalisme di
dalamnya. Jean Baudrillard, salah satu tokoh pemerhati media berpendapat bahwa
keberadaan televisi yang menjelma menjadi industri kapitalistik membuat kegiatan
mengkonsumsi informasi kini beralih pada kegiatan mengkonsumsi barang.
Transformasi ini membuat praktik komodifikasi di dalam media tidak dapat
3
Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa, Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: Rineka Cipta

4
dihindarkan. Gejala komodifikasi tidak hanya terjadi di dalam iklan saja, namun
menjalar kepada tayangan agama.

Komodifikasi merupakan proses transformasi dan hubungan yang awalnya bukan


untuk dijual tetapi menjadi hal yang sifatnya komersil. Dalam pandangan
kontemporer
Baudrillard, konsep komodifikasi terletak pada pergeseran nilai guna dari suatu
barang kepada dominasi keistimewaan nilai tanda yang dimilikinya. Pada proses
inilah nilai suatu barang tidak lagi dipandang dari segi kegunaannya melainkan
maknamakna simbolik yang dibawanya. Semakin besar makna simbolik yang
terkandung, semakin tinggi nilai suatu barang.4

Semakin banyaknya stasiun televisi swasta yang berkembang di Indonesia membuat


masing-masing pengelola stasiun televisi harus bersaing untuk memberikan sajian
program-program yang menarik bagi para pemirsa. Program acara yang dihadirkan
oleh televisi tidak hanya yang bersifat edukasi dan hiburan saja, program acara
keagamaan kini semakin bermacam-macam formatnya. Pesan keagamaan tidak hanya
dalam bentuk ceramah maupun kisah-kisah hikmah, namun semakin berkembang
dengan isi konten berupa fashion mode dan gaya hidup seperti yang ditayangkan
Gebyar Ramadhan.

Fenomena hijab membuat para insan pertelevisian dan pengusaha semakin tertarik
untuk mengangkatnya sebagai bagian dari konten isi media. Hal ini ditandai dengan
banyaknya iklan-iklan yang mempunyai keseragaman tema, salah satu diantaranya
yaitu dengan mengangkat perempuan bertalenta meski tetap berkerudung.
Penggunaan model berkerudung tersebut sebenarnya merupakan agenda komersial
yang bersifat persuasif dengan mengaitkannya pada promosi produk.5 Selain itu, ada
pula penelitian yang dilakukan yang menyoroti bagaimana iklan Shopie Martin edisi
Halal Beauty yang merepresentasikan sosok muslimah di dalam jalan ceritanya
bahwa sisi anggun yang terpancar dari dirinya tidak lepas dari pemakaian produk
dengan rangkaian seri produk kecantikan berlabel “Muslimah”.6 Penggunaan wanita
berhijab lagi-lagi dilakukan demi menambah nilai keuntungan yang dapat diperoleh
dengan memandang bahwa hijab yang menjadi bagian budaya merupakan suatu
komoditas yang menguntungkan. Dari temuan-temuan penelitian tersebut terlihat
media televisi sangat memanfaatkan bagaimana hijab yang menjadi aturan berpakaian
seorang muslimah diolah, dikemas dan kemudian direpresentasikan kedalam berbagai
tayangan-tayangan yang dapat memberikan profit.

Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik meneliti program
acara Gebyar Ramadhan untuk mengetahui bagaimana praktik komodifikasi hijab dan
fashion dari tanda-tanda yang ditampilkan. Bahwasannya program tersebut telah

4
Gumilar. 2010. Jurnal Ilmu Dakwah Vol.5: Komodifikasi Agama Sebagai Masalah Agama.
5
Anita. 2016. Citra Wanita Muslimah Dalam Iklan di Televisi (Analisis Semiotika Terhadap Iklan Sampo Rejoice dan
Sunsilk). Skripsi UIN Walisongo Semarang.
6
Jayanti, Erfa Dwi. 2014. Eksploitasi Hijab Dalam Iklan Produk Muslimah Kosmetik Shopie Paris di Televisi. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah

5
mentransformasi hijab yang mengandung nilai sakral agama maupun nilai sosial
sebagai identitas kelompok beralih menjadi ladang komoditas.

c. Apa saja yang menjadi fokus penelitian si Manaf dalam meneliti fenomena di
atas?
Jawaban:
Bagaimana bentuk komodifikasi hijab dan fashion dari selebritas pada program
Gebyar Ramadhan di televisi.

d. Metode apa yang sesuai dengan kajian penelitian si Manaf? Jelaskan cara kerja
metode penelitiannya.

1. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif


mengupayakan pemecahan dan menjawab masalah dengan cara pengumpulan dan
penganalisisan data yang bersifat deskriptif dan mendalam.
2. Peneliti membatasi masalah yang diteliti dengan menggunakan definisi
konseptual guna menghindari kesalahan persepsi. Berikut ini adalah istilah yang
peneliti batasi dalam judul tersebut:
a. Komodifikasi
komodifikasi adalah sebuah proses perubahan sesuatu yang memiliki nilai
fungsi/guna menjadi produk pemasaran yang bernilai dan memberikan
perubahan.Pada hakikatnya ini adalah sebuah cara yang dilakukan oleh media
baik pemimpin maupun bawahan dengan menempatkan nilai fungsi sebuah
program acara pada media (dalam hal ini televisi) diubah menjadi nilai
komoditas.
b. Hijab
Hijab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penghalang, kain
pemisah, atau akrab disebut satir. Hijab dalam arti dasar makna ialah
menutupi. Secara luas, makna hijab dalam konteks pakaian berarti tata cara
berpakaian yang baik menurut Islam secara umum
c. Fashion
Gaya berpakaian yang dipakai setiap hari oleh seseorang, baik itu kehidupan
sehari-hari dirumah maupun acara tertentu dengan tujuan untuk menunjang
penampilan.
3. Peneliti mengumpulkan bahan tertulis seperti arsip, dokumen resmi, buku, tulisan-
tulisan pada situs internet, sebagai bahan analisa penelitian. Pada penelitian ini
dokumentasi merupakan sumber informasi data yang paling bermakna. Peneliti
mengumpulkan data dokumentasi video Gebyar Ramadhan.
4. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan semiotika
milik Roland Barthes. Penelitian ini tidak hanya memaknai visual gambar saja,
keterangan teks yang menyertai gambar juga tidak luput untuk diteliti. Seperti
yang disebutkan Nawiroh Vera, semiotika dapat diterapkan pada berbagai level
dan bentuk komunikasi, seperti komunikasi massa, komunikasi antarbudaya
komunikasi politik, dan sebagainya. Dalam komunikasi massa misalnya, kajian
semiotika dapat diaplikasikan pada film, televisi, iklan, lagu, foto jurnalistik, dan

6
lain-lain. Inilah yang membuat semiotika menjadi sebuah ilmu yang unik dan
menarik
5. Pemilihan teori semiotika Barthes sebagai metode penganalisisan pada penelitian
ini diasumsikan mampu menjawab pertanyaan penelitian yang berfokus pada
upaya mengungkap bentuk-bentuk proses transformasi nilai guna fungsi hijab dan
fashion menjadi nilai tukar dari perspektif mitologi Roland Barthes. Bentuk
komodifikasi hijab dan fashion dalam media televisi dapat dilihat dan diamati
pada gambar dan symbol-simbol yang ditampilkan dan teks.
6. Langkah-langkah analisis semiotik yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai
berikut:
a) Mengidentifikasi tanda-tanda komodifikasi hijab pada tayangan Gebyar
Ramadhan
b) Menginterpretasikan satu persatu jenis simbol yang telah di identifikasi dalam
iklan tersebut.
c) Memaknai secara keseluruhan mengenai komodifikasi hijab dan fashion pada
tayangan Gebyar Ramadhan.
d) Menarik kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap simbol yang telah
diidentifikasi sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai