Anda di halaman 1dari 8

Selamat berjumpa lagi tidak terasa sudah 1 minggu berlalu.

Pada pertemuan Kedua tutorial online pada mata kuliah


Komunikasi Inovasi yang lalu kita membahas tentang Peran Opinion Leader, Agen perubahan, dan Jaringan
Komunikasi. Pada pertemuan Ketiga ini kita akan mempelajari tentang saluran Komunikasi Inovasi dan Perubahan
Sosial

Saudara Mahasiswa Universitas Terbuka di seluruh Indonesia,, 

Selamat bertemu di materi inisiasi ketiga. Pertemuan ke 3 pada mata kuliah Komunikasi Inovasi ini terdiri 3 aktifitas
yaitu:
a. Pemberian Materi Inisiasi 3,
b. Forum diskusi,
c. Tugas 1.

Pada materi inisiasi kali ini kita akan membahas tentang saluran Komunikasi Inovasi dan Perubahan Sosial yang
dibahas dalam Modul 4 BMP Komunikasi Inovasi. Ada 3 kegiatan belajar yang dibahas dalam Modul 4 ini, yaitu
sebagai berikut:

Saluran komunikasi inovasi merupakan suatu cara atau metode penyampaian pesan
atau informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, atau metode
penerimaan pesan atau informasi yang diterima oleh komunikan yang sifat nya inovasi atau
pembaruan. Maksud pembaharuan ini maksudnya dalah adanya suatu perubahan perilaku bagi
dari perubahan sikap, perubahan pengetahuan mamupun keterampilan dari masing masing
pihak yang bersangkutan, dalam hal ini baik komunikator maupun komunikan dalam upaya
menyampaikan isi pesan yang bertujuan untuk menciptakan dampak perubahan sosial yang
besar dalam lingkungan masyarakat sekitar oleh sebab itu selurh perangkat komunikasi
membutuhkan saluran komunikasi onovai yang efektif dan efesien agar mampu meberikan
dampak yang besar.

Bentuk Saluran Komunikasi Inovasi

Kita Ketahui Bentuk saluran komunikasi inovasi pada umumnya, berdasarkan kebutuhan tujuan
komunikasi dapat dibagi menjadi, 2 bagian, yaitu:

a. saluran komunikasi interpersonal.

Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka (sumber dan
penerima) antara dua orang atau lebih. Misalnya rapat atau pertemuan kelompok, percakapan
langsung, pembicaraan dari mulut ke mulut, dsb.
b. saluran komunikasi media massa

 alat-alat penyampai pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah
besar, yang dapat menembus batasan waktu dan ruang. Misalnya radio, televisi, film, surat
kabar, buku, dsb. Saluran anatar pribadi disebut saluran lokalit apabila kontak-kontak langsung
itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan saluran melalui media massa sudah
pasti bersifat kosmopolit. Sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat kosmopolit.
Masing-masing saluran memiliki karakteristik sendiri dalam meneruskan pesan komunikasi.
Perbedaan penting antara saluran media massa dengan antar pribadi dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dalam difusi inovasi saluran komunikasi memiliki karakter kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Oleh karena itu dalam menggunakan saluran
komunikasi ini perlu mempertimbangkan berbagai hal. Hasil penelitian Rogers dan
Beal (1960) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip
sebagai berikut:
1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan
saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi;
2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
relatif lebih penting pada tahap persuasi.
3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar
pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir
(late adopter); dan
4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal
bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir
(late adopter)
Pembedaan sifat tersebut tentu saja masih dapat diperhalus lagi, misalnya antara bentuk
media massa satu dengan media massa lain mungkin ada sifat-sifat yang berbeda; radio
memiliki keampuhan tersendiri yang berbeda dengan yang dimiliki oleh media majalah, atau
televise dalam penyampaian pesan-pesan kepada penerima. Begitu pula halnya dengan
saluran interpersonal. Dengan memperhatikan perbedaan sifat itu, jika seseorang ingin berhasil
dalamkomunikasinya maka ia harus dapat memilih saluran yang tepat yang sesuai dengan
tujuan komunikasi, konteks pesan dan siapa penerimanya.
I.1.2 Saluran Komunikasi dalam Proses Difusi
Difusi adalah proses dimana inovasi tersebar ke dalam suatu sistem sosial. Pada intinya proses
difusi adalah proses keputusan untuk menerima atau menolaknya.
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam
sebuah kebudayaan .
Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 melalui bukunya yang
berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah
inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam
sebuah sistem sosial.
Penelitian yang ada menunjukkan ada peranan berbeda yang dilakukan saluran komunikasi
pada setiap tahapan keputusan inovasi. Saluran komunikasi media massa lebih banyak
dipergunakan pada tahap pengenalan inovasi sedangkan saluran interpersonal lebih penting
peranannya pada tahap persuasi.
Di negara yang belum maju media interpersonal agaknya masih memegang peranan penting
dalam tahap pengenalan inovasi, terutama saluran interpersonal yang kosmopolit. Kurang
digunakannya saluran media massa pada saat pengenalan di Negara yang belum maju itu
mungkin karena (1) kurang tersedianya media massa yang menjangkau audiens terutama
warga pedesaan, (2) tingginya tingkat “buta huruf” penduduk, dan (3) tidak relevannya pesan-
pesan yang dimuat media massa itu dengan kebutuhan masyarakat atau mungkin media massa
itu lebih dipandang sebagai media informasi. Karena kondisi yang demikian itulah, saluran
interpersonal kosmopolit menggantikan kedudukan media massa; anggota masyarakat
mengetahui atau mengenal suatu inovasi karena kontak mereka dengan agen pembaru atau
dari kunjungan orang luar ke desa itu atau sebaliknya.
I.1.3 Mengkombinasikan Saluran Interpersonal dengan Media Massa
Saluran komunikasi interpersonal dan media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan
saluran media massa dalam membawa pesan dan mempengaruhi audiens. Namun kombinasi
dari keduanya merupakan cara yang sangat efektif dalam memperkenalkan ide-ide baru dan
mempengaruhi penduduk untuk menggunakan inovasi-inovasi tersebut. Pengkombinasian
komunikasi interpersonal dengan media massa disebut forum media, dimana beberapa
anggota masyarakat diorganisasikan dalam suatu kelompok yang bertemu secara teratur untuk
menerima program-program media massa dan mendiskusikan isinya.
1. Forum media di beberapa Negara
Forum media semula dikembangkan di Kanada dikalangan keluarga petani dan
kemudian menyebar ke Negara-negara sedang berkembang seperti India, Nigeria, Ghana,
Malawi, Kosta Rika dan Brasil. Beberapa bentuk forum media yang sudah dikenal anatara lain
ialah “forum radio” di India, “sekolah radiphonic” di Amerika Latin, “kelompok belajar” di RRC,
“telescula” di Itali dsb.
Forum radio di India membantu petani-petani mengetahui inovasi-inovasi di bidang
pertanian dan kesehatan dan mendorong mereka untuk ,encoba ide-ide tersebut. Program-
program radio disiarkan dalam pertemuan anggota forum sebagai bahan diskusi kelompok.
Forum biasanya memberikan laporan umpan balik secara teratur mengenai keputusan-
keputusan yang mereka ambil dan pertanyaan-pertanyaan kepada stasiun radio siaran. Dengan
mempergunakan bentuk yang sama, UNESCO telah mensponsori kelompok pemirsa televisi di
Perancis dan Italia dan pemerintah India juga telah mendirikan “teleclub” di beberapa desa.
Yang terakhir ini media yang digunakan adalah televisi. Di Negara-negara maju forum media ini
terutama dipergunakan untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada audiens yang maha besar.
Dengan mengadakan penyesuaian seperlunya, forum-forum media itu dapat dimanfaatkan
untuk kampanye pendidikan atau politik.
2. Pengaruh forum media
Semua program forum media agaknya efektif dalam membangkitkan dan menciptakan
pengetahuan, membentuk dan merubah sikap serta membuka kran untuk perubahan tingkah
laku.
Mengapa media massa itu memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap seseorang jika mereka
menjadi anggota forum media? Jawabannya antara lain adalah:
1. Minta untuk mengahdiri dan berpartisipasi didorong oleh adanya tekanan dan
harapan masyarakat, setidak-tidaknya kelompok (pendengar) itu sendiri. Ia tidak
disenangi oleh teman-temannya jika kurang rajin. Sebaliknya ia akan mendapat pujian
jika besar partisipasinya dalam kegiatan kelompok;
2. Perubahan sikap nampaknya lebih mungkin terjadi jika seseorang berada dalam
kelompok. Dan lagi keputusan kelompok akan lebih mungkin diterima seseorang jika ia
ikut serta dalam pembuatan keputusan. Dengan bertemunya dalam kelompok dan
pembahasan topic (inovasi) itu dengan teman-teman, memungkinkan seseorang dengan
cepat terbentuk sikapnya terhadap inovasi yang disampaikan melalui media massa;
3. Mungkin pula besar pengaruh forum media (misalnya kelompok pendengar) itu
karena saluran ini masih baru dan kredibilitasnya tinggi.
Forum media juga mengurangi kemungkinan terjadinya “selective exposure” kecenderungan
seseorang untuk menangkap atau memperhatikan pesan-pesan komunikasi yang selaras
dengan kebutuhan, sikap dan kepercayaannya sehingga pesan-pesan yang tak berkaitan
dengan dirinya akan dilewatkan begitu saja, tidaj diperhatikan, Forum media juga
mengurangi kemungkinan terjadinya “selective perception” yakni kecenderungan seseorang
untuk menafsir pesan-pesan komunikasi menurut sikap dan keprcayaannya sendiri atau
berdasar pengetahuan dan pengalan yang ada padanya. Dengan forum media agen
pembaru dapat menghindari, atau setidak-tidaknya memperkecil kemungkinan terjadunya
pengabaian dan salah tafsir terhadap pesan-pesan pembangunan yang telah ia sampaikan.
I.2. STRUKTUR SOSIAL dan NORMA SISTEM
Struktur sosial terbentuk karena tersusunya status dan posisi anggota dalam suatu sistem,
yang tampak pada hirarki kedudukan anggota. Organisasi formal seperti lembaga pemerintahan
atau perusahaan mempunyai struktur social resmi yang tersusun rapi yang terdiri dari hirarki
posisi jabatan. Di dalam organisai informalpun, misalnya keluarga terdapat tingkatan struktur
yang serupa yang bersifat dalam hubungan interpersonal di antara anggota-anggotanya, yang
menentukan siapa yang boleh beruhubungan dengan siapa dan dalam situasi yang bagaimana.
Struktur sosial merintangi atau memudahkan cepatnya penyebaran ide baru dan
pengadopsian inovasi melalui apa yang disebut “efek sistem” atau “pengaruh sistem”. Norma-
norma status sosial dan hirarki yang ada di mastarakat mempengaruhi perilaku anggota-
anggotanya. Inovatif atau tidaknya seseorang bias dipengaruhi dua variable: (1) variable
kepribadian seseorang yakni komunikasi sosialnya, sikap-sikapnya dsb, dan (2) ciri-ciri sistem
sosialnya, modernkah atau tradisional. Variabel manakah yang paling penting pengaruhnya.
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa pengaruh keduanya komoderenan sistem dan
kemoderenan pribadi seseorang menjadi petunjuk positif mengenai keinovatifan.
I.2.1 Norma Sistem dan Difusi
Norma sistem adalah pedoman tingkah laku yang telah mapan bagi anggota suatu
sistem tertentu. Norma-norma itu membatasi seberapa jauh tingkah laku boleh dilakukan atau
tidak, bertindak sebagai pembimbing atau ukuran dasar bagi perilaku anggota sistem sosial.
Norma sistem mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengadopsi inovasi.
I.2.2 Norma Tradisional dan Norma Modern
Dua macam norma ini merupakan tipe ideal, yakni suatu rumusan berdasarkan
pengamatan terhadap kenyataan yang disusun untuk memudahkan perbandingan.
Ciri-ciri sistem sosial tradisional dapat ditandai dengan:
1. Kurang berorientasi pada perubahan
2. Kurang maju dalam teknologi atau masih sederhana
3. Relatif rendah kemelekhurufan, pendidikan serta pamahaman tentang metode
ilmiah.
4. Hubungan interpersonal masih sangat efektif
5. Sedikit sekali komunikasi yang dilakukan oleh anggota sistem dengan pihak luar
6. Kurang mampu menempatkan diri atau melihat dirinya dalam peranan orang lain
Sebaliknya sistem sosial modern mempunyai ciri:
1. Pada umunya memiliki sikap positif terhadap perubahan
2. Teknologinya sudah maju dengan sistem pembagian yang komplek
3. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dinilai tinggi
4. Hubungan sosial lebih bersifat rasional dan bisnis daripada bersifat emosional
5. Pemandangannya kosmopolit karena anggota sistem berhubungan dengan orang
luar, mudah memasukkan ide baru ke dalam sistem sosial.
6. Anggota sistem sosial mampu berempati, dapat menghayati peranan orang lain yang
betul-betul berbeda dengan dirinya sendiri.
Ringkasannya, sistem sosial yang normanya modern lebih berorientasi pada perubahan,
teknologinya maju, ilmiah, rasional, kosmopolit dan mampu berempathi. Sedangkan
tradisional memiliki ciri-ciri sebaliknya.
I.3 HOMOFILI-HETEROFILI
Homofili adalah suatu tingkat dimana pasangan individu yang berinteraksi sepadan dalam
perangkat tertentu seperti kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan, status sosial, dsb. Misalnya jika
seorang sumber berinteraksi dengan salah seorang dari banyak orang ada kecenderungan kuat
ia akan memilih pasangan komunikasi yang paling sepadan dengannya. Sedangkan heterofili
adalah suatu tingkat dimana pasangan individu yang berkomunikasi berbeda dalam ciri dan
sifatnya.
Salah satu problem dalam proses penyebaran inovasi ialah bahwa sumber (agen pembaru)
sangat heterofili dengan penerimanya (anggota masyarakat). Akan tetapi jika antara sumber
dan penerima itu mempunyai pemahaman yang sama tentang inovasi, mereka sangat
homofolius, maka tidak terjadi difusi disana. Karena itu dalam peranan penyebaran inovasi
dituntut setidak-tidaknya ada beberapa tingkat perbedaan antara sumber dan penerimanya.
Dan yang seringkali terjadi antara agen pambaru dan kliennya itu heterofili dalam segala hal,
karena antara kompetensi inovasi, pendidikan, status sosial dan sebagainya sangat
berhubungan erat.
I.3.1 Homofili dan Agen Pembaru
Agen pembaru biasanya berbeda dari klien mereka dalam beberapa hal dan cenderung
berinteraksi dengan klien yang ciri-cirinya mirip dengan mereka sendiri. Kontak agen pembaru
dengan masyarakat lebih sering terjadi dengan memiliki ciri: (1) berstatus sosial lebih tinggi (2)
partisipasi sosialnya tinggi (3) lebih tinggi pendidikannya dan (4) klien yang lebih kosmopolit.
Hal ini agaknya wajar terjadi sehingga antara keduanya lebih mudah memahami minat masing-
masing, lebih mudah berempati satu sama lain yang demikian itu menjadikan komunikasi
diantara mereka bisa efektif.
Tetapi mencari kontak yang homofili bias menimbulkan masalah etik yang penting bagi agen
pembaru; mereka gagal berinteraksi dengan mereka yang sangat membutuhkan bantuan.
I.3.2 Homofili dan Tokoh masyarakat
Homofili dapat pula bertindak sebagai penghalang tersamar terhadap kecepatan arus
inovasi kedalam suatu sistem sosial. Ide-ide baru biasanya masuk ke dalam suatu sistem sosial
menlalui anggota yang status sosialnya lebih tinggi dan lebih inovatif. Hal ini mungkin karena
agen pembaru lebih suka berkomunikasi dengan mereka atau mereka itu memang lebih suka
mencari inovasi.
Difusi interpersonal yakni penyebaran inovasi yang menggunakan saluran komunikasi
interpersonal, pada umumnya lebih homofilius. Misalnya orang-orang yang paling tinggi status
sosialnya dalam sistem sosial jarang sekali berinteraksi langsung dengan orang-orang yang
paling rendah status sosialnya.
Apakah tingkat homofili pada difusi interpersonal itu dalam sistem yang tradisional dan
sistem yang modern? Rogers dan Swvenning menemukan bahwa penduduk desa Kolumbia
yang tradisional mempunyai ciri homofili yang lebih besar dalam difusi interpersonal. Tetapi
ketika norma-norma desa berubah menjadi lebih modern, difusi interpersonal itu menjadi lebih
heterofili.

Perubahan sosial merupakan suatu pergeseran struktur sosial, hubungan sosial, dan budaya
sebagai tatanan yang terdapat didalam masyarakat,yang disebabkan berbagai faktor seperti
tingkat pendidikan, usia, demografis, sistem ekonomi, budaya, sosial, mata pencarian dan lain
sebaginya..

Bentuk Perubahan Sosial

 Perubahan lambat (evolusi) dan cepat (revolusi)

Kecepatan perubahan sosial yang relatif cepat atau lambat

 Perubahan Kecil dan Besar

perubahan sosial di masyarakat yang mampu memberikan dampak. Misalnya transportasi online

 Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan

Perubahan sosial yang membutuhkan perencanaan terlebih dahulu, untuk menghendaki adanya
perubahan sebagai agen perubahan

Dampak Negatif Perubahan Sosial

• Disorganisasi sosial

“Pudarnya norma dan nilai dalam Masyarakat, yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada
Institusi masyarakat, dan lemahnya kontrol sosial dari masyarakat itu sendiri”

• Reorganisasi Sosial

“Suatu Proses pembentukan norma dan nilai baru agar serasi dengan institusi dalam masyarakat yang
telah mengalami perubahan”

• Teknologi Sosial
Perubahan terhadap life style masyarakat akibat perkembangan teknoogi informasi, Penyalahgunaan
Teknologi Informasi,Perilaku kebarat-barata, dan Konsumerisme

• Culture Lag (ketertinggalan Budaya)

• Culture Shock (Gagap Budaya)

Anda mungkin juga menyukai