Oleh
M. RIFQI AMRI
NIM. 1917102091
PEMBAHASAN
Definisi komunikasi massa menruut bittner yang paling sederhana dikemukakan oleh
bittner (rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karnih , dkk. 1999) yakni :
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (massa communication is messege communicated through a
mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa komunikasi mssa itu harus menggunakan median masssa. Jadi, sekalipun
komunikasi massa itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar
di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak
menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media yang termasuk
media massa adalah radio siaran dan tv, keduanya dikenala sebagain media elektronik:
surat kabar dan majalah keduanya dikenal sebagai media cetak serta ada media film.
Salah satu media komunikasi massa film adalah film bioskop.
Definisi komunikasi massa menurut gebner yang lebih rinci dikemukanakn oleh ahli
komunikasi yang lain, yaitu gebner (1967) “mass communication is the
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messege in industrial sociates”. Komunikasi massa
adaahh produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan
kontinyu serta paling luas memiliki orang dalam masyarakat Indonesia(Rakhmat,
seperti yangdikutip komala, dalam kamila, dkk,1999)
Dari definisi tersebut tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu
produk berupa pesan pesan komunikasi. Produk tersebut disebar, didistribusikan
kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap. Misalnya
harian, mingguan, atau bulanan. Dan produksi pesan tidak bisa dilakukan oleh
perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi
tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat
industry.
Komunikasi massa menurut Meletzeke, berikut ini memperlihatkan massa yang satu
arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, sifat pesannya
juga yang terbuka unutuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa
diartikan sebagai setaip bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara
terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada
publik yang tersebar . istilah tersebar menunjukan bahwa komunikan sebagai pihak
penerima tidak berada di suatu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
Secara sederhana komunikasi massa, komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses
komunikasi melalui media massa. Factor media massa sangat dominan dalam studi
komunikasi massa. Pengkajian komunikasi massa banyak dipengaruhi oleh dinamika
media massa dan penggunaannya oleh khalayak. Perkembangan media massa sendiri
banyak dikaitkan denga sejumlah factor yang melingkupinya missal jumlah melek
huruf semakin besar, perkembangan pesat dalam bidang ekonomi, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, fenomena urbansi, factor iklan. Secara umum, penggunaan
komunikasi massa di samping untuk menjalankan fungsi utamanya seperti memberi
informasi dan hiburan, juga dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan khusus.
Dalam komunikasi langsung atau tatap muka terjadi banyak macam penggunaannya,
dengan banyak kesempatan untuk mengirim dan menerima pesan, dan dengan proses
komunikasi yang kompleks. Proses komunikasi massa lebih kompleks dari produksi
dan distribusi pesan pesannya dibandingkan dengan sistem atau jenis komunikasi
lainnya. Pesan-pesan media diterima dan dikonsumsi oleh banyak orang yang
heterogen dan anonim.
Fokus penelitian komunikasi massa dapat diidentifikasi dalam sejumlah isu seperti
sejarah komunikasi massa, praktek jurnalisme, hukum media, dan efek media.
Penelitian komunikasi massa meliputi institusi media dan prosesnya, seperti difusi
informasi dan efek media seperti persuasi dan manipulasi pendapat umum.
Menurut Wright, komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Diarahkan pada khalayak yang relatif lebih besar, heterogen, dan anonim.
b. Proses komunikasi massa bersifat satu arah. Tidak ada interaksi antara peserta
komunikasi (media dan khalayak).
c. Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka untuk publik yang tidak terbatas
dan anonim.
b) Pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka. Pesan komunikasi massa
ditujukan untuk semua orang, tidak untuk sekelompok orang tertentu. Pesan
komunikasi massa tidak dimaksudkan untuk kebutuhan perorangan atau pribadi.
Proses produksi dan reproduksi pesan melibatkan orang banyak dan terorganisasi
dengan rapi dan profesional.
c) Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Anonim berarti pengirim dan penerima
tidak saling kenal. Heterogen merujuk Buku Daras : Komunikasi Massa | 11 pada
kemajemukan khalayak yang datang dari berbagai latar belakang sosial, demografis,
ekonomis, dan kepentingan yang beragam. Khalayak komunikasi massa tersebar luas
dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.
f) Pola penyampaian pesan komunikasi massa bersifat cepat dan tidak terkendala
waktu dalam menjangkau khalayak luas. Di samping itu, penyampaian pesan juga
bersifat berkala, tidak bersifat temporer dan permanen.
g) Stimulasi alat indera terbatas. Stimulasi alat indera tergantung pada jenis media.
Indera penglihatan digunakan untuk menggunakan media cetak, seperti ketika
membaca surat kabar, majalah, atau buku; indera pendengaran dimanfaatkan untuk
mendengar radio; dan indera penglihatan dan pendengaran jika menikmati siaran
televisi.
h) Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) dan tidak
langsung (indirect). Komunikator tidak dapat dengan segera tahu bagaimana reaksi
khalayak terhadap pesan yang disampaikan.
1. Era penggunaan isyarat dan lambing. Era ini ditandai dengan interaksi manusia
yang sangat sederhana. Lambang dan tanda yang digunakan dalam berkomunikasi
sangat sederhana, misalnya melalui bunyi atau gerakan-gerakan tertentu. Pada era
ini belum ada penggunaan bahasa. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan
gerakan tangan, volume suara, dan tanda-tanda lain.
2. Era berbicara dan penggunaan bahasa. Era ini berlangsung sekitar 300 ribu SM
sampai dengan 200 ribu SM yang merupakan cikal bakal kemampuan manusia
dalam berbicara dan berbahasa. Pada era ini mulai dilakukan ujaran yang masih
sangat sederhana.
3. Era media tulisan. Era ini berlangsung sekitar 5000 SM. Pada era ini mulai
mengenal media tulisan, terutama di Cina, Mesir, Mesopotamia. Sistem
komunikasi yang diterapkan masih sederhana. Volume pesan yang dipertukarkan
teratur dalam jumlah tertentu. Pengaturan pesan relatif tetap dan dalam jumlah
besar. Dalam sistem pengawasan sosial, komunikasi tulisan dimaksudkan untuk
mencatat peraturan, pelanggaran peraturan, dan pemberian sanksi.
4. Era media cetakan. Mesin cetak diciptakan di Cina pada awal abad ke-15. Pada
tahun 1455, terjadi penyempurnaan mesin cetak oleh Guttenberg di Jerman. Hal ini
mendorong penemuan berikut, berupa pabrik kertas, mesin pemotong kertas, dll.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul buku, majalah, telepon, telegrap, radio,
surat kabar, televisi, film, internet, VCD, DVD, dst.
Sejarah penemuan huruf, alat cetak huruf, grafika dan penemuan di bidang teknologi
informasi dan komunikasi merupakan awal mula perkembangan komunikasi massa.
Surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan pertama kalinya di Eropa Barat,
Inggris, dan Amerika Serikat pada abad 17-18. Penyempurnaan mesin cetak oleh
Guttenberg di Jerman pada tahun 1455 membuka peluang komunikasi tertulis secara
lebih luas karena dapat mengatasi keterbatasan ekonomi. Penemuan ini
mempermudah mencetak karakter alpabhet untuk disusun dan dibentuk dalam pesan-
pesan yang diinginkan. Penemuan tersebut menyebabkan tumbuhnya kebutuhan
pengetahuan di kalangan bawah. Hal ini mendorong kemajuan pendidikan dan akses
memperoleh pendidikan cenderung lebih merata. Penemuan mesin cetak juga
berimplikasi positif pada kesempatan untuk memperoleh kebebasan mendapatkan
pengetahuan dengan membatasi kontrol komunikasi oleh Gereja dan kerajaan yang
pada akhirnya menyebabkan menguatnya kekuatan sipil (publik).
Saat buku-buku yang diterbitkan sebelum ditemukannya mesin cetak ditulis dengan
tulisan tangan, membutuhkan waktu yang sangat lama dalam memproduksinya.
Keterbatasan tersebut tidak hanya berakibat pada lamanya produksi, tetapi juga
reproduksi yang demikian sulit dan terbatas. Hal ini menimbulkan terbatasnya buku
bacaan yang dihasilkan. Akibatnya pembaca buku hanya terbatas pada pendeta dan
kaum bangsawan saja. Penemuan Guttenberg telah menambah jumlah buku yang
tersedia bagi kelas menengah baru dalam masyarakat.
Perkembangan percetakan mengakibatkan perubahan budaya yang signifikan dalam
masyarakat Eropa. Perkembangan percetakan menambah jumlah orang yang melek
huruf pada kelas menengah seiring dengan perkembangan perdagangan dan
komersial. Di Eropa mengalami perubahan budaya penting berupa transformasi
aktivitas ekonomi yang berbasis agraris dan bersifat regional pada abad pertengahan,
menuju kesadaran akan perlunya dinamika masyarakat dengan melakukan pelayaran
keliling dunia sekaligus melakukan kegiatan perdagangan. Barang-barang cetakan
merupakan salah satu komoditi yang bernilai tinggi dan disebarkan ke seluruh dunia.
Dalam sejarahnya juga komunikasi massa mempunyai sejarah yang sangat panjang
dan memiliki proses yang sangat panjang juga, tahapan perkembangan dari komunikasi
tidak secepat perkembangan teknologi yang kita alami selama ini, komunikasi massa
dalam perkembangannya selalu ada tahapan tahapan yang dilakukan secara step by step
dan juga perkembangan. Munculnya komunikasi berperan penting dalam menambah
bentuk komunikasi , menyebarkan budaya massa baru, terutama di abad ke-19.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si., 2016, Komunikasi Massa, Jakarta : PT Grasindo,
anggota Ikapi.