Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Public Relation pada dasarnya bertumpu pada komunikasi dan relasi. Melalui Public
Relations, organisasi berkomunikasi dan menjalin relasi dengan publik-publiknya. Dalam
menjalin komunikasi dan relasi kepada publik, maka dibutuhkan yang namanya Komunikasi
Massa. Dengan komunikasi massa, organisasi memerlukan Media Massa. Karena itu Media
Massa menjadi bidang penting dalam dunia Public Relations untuk menjalankan Komunikasi
Massa. Didalam dunia komunikasi, ada dua sisi yang hendak dijangkau oleh Public
Relations.

Pertama, menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan media massa. Kedua,
menjadikan media massa sebagai mitra agar organisasi bisa berkomunikasi dengan
publiknya. Itu sebabnya, Media Massa menjadi sangat strategis bagi organisasi.

Oleh karena itu, dalam berkomunikasi dan menjalin relasi itu, organisasi pun
menggunakan media massa untuk menjaga reputasinya. Public Relations membutuhkan
media untuk berkomunikasi, dan media juga membutuhkan Public Relations, inilah realita
dalam pekerjaan seorang Public Relations, seorang Public Relations dapat menyampaikan
pesannya kepada khalayak dengan jumlah yang sangat banyak serta tersebar diberbagai
tempat, dengan menggunakan media massa. Oleh karena itu Public Relations dan
Komunikasi Massa tidak dapat dipisahkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa konsep komunikasi massa?

2. Apa konsep public relations?

3. Apa hubungan antara komunikasi massa dengan public relations?

4. Bagaimana cara membangun citra public relations melalui komunikasi massa?

C. Tujuan

Untuk mengetahui konsepsi komunikasi massa dan public relations serta mengetahui
hubungannya dan cara membangun citra public relations melalui komunikasi massa
BAB II

PUBLIC RELATIONS DAN KOMUNIKASI MASSA

A. Pengertian Komunikasi Massa

Kata komunikasi massa berasal dari istilah Bahasa Inggris dan kependekan dari kata
mass media communication (Komunikasi yang menggunakan media massa). Media yang
dimaksud adalah media yang dihasilkan oleh teknologi modern, contohnya seperti media
radio, televisi, film dan surat kabar.

Kita perlu memahami bahwa kata "massa" yang terselip dalam kata komunikasi massa
memiliki perbedaan dengan massa dalam artian secara umum. Kata "massa" dalam arti umum
lebih terkait secara sosiologis, yaitu kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu.
Sementara kata "massa" dalam arti komunikasi massa lebih terkait dengan orang yang
menjadi sasaran media massa atau penerima pesan media massa. Mereka digambarkan
sebagai orang banyak yang tidak harus berada di lokasi yang sama, bisa tersebar di berbagai
lokasi, dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan menerima pesan komunikasi massa
yang sama. Umumnya kata "massa" bisa disebut khalayak, audiens, Selain itu terdapat pula
istilah khusus yang menggambarkan massa sesuai dengan media yang digunakan, yaitu
penonton / pemirsa untuk media televisi dan film, pembaca untuk media cetak, pendengar
untuk media radio. Berikut kita akan melihat beberapa definisi komunikasi massa yang
diungkapkan para ahli komunikasi massa:

Janowitz (1968, as cited in Alex Sobur 2014 : 409 dikutip Hadi, 2019 : 4) Komunikasi
massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat
teknologi (pers, radio, film dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada
khalayak yang besar, heterogen dan sangat tersebar.

Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988, as cited in Nurudin, 2013 : 12 dikutip
Hadi, 2019 : 4) "Mass communication message is a process whereby mass-produced are
transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers" (Komunikasi
adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu
disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen).

Onong Uchjana Effendy (2000 : 50 dikutip Hadi, 2019 : 4) Komunikasi massa ialah
penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak,
yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.
Apriadi Tamburaka (2010 : 15 dikutip Hadi, 2019 : 5) Komunikasi massa adalah
proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi
dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.

Alex Sobur (2014 : 409 dikutip Hadi, 2019 : 5) Proses dimana para komunikator
professional menggunakan media secara cepat dan periodik menyebarluaskan pesan untuk
menginformasikan, mempengaruhi, atau memacu perubahan di antara hadirin yang beragam
Berdasarkan beberapa definisi yang dinyatakan di atas, maka kita dapat simpulkan definisi
sederhana dari komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang menggunakan media massa
berteknologi modern yang mampu menyampaikan pesan secara massal dan dapat diakses
oleh khalayak luas, anonim dan heterogen.

Definisi komunikasi massa menurut Bittner yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karnilh, dkk. 1999 dikutip Romli, 2016
: 1), vakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (massa communication is messeges communicated through a mass
medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu
disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri
oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu
bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran
dan televisi -keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya
disebut dengan media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah
film bioskop.

Definisi komunikasi massa menurut Gebner yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner (1967 dikutip Romli, 2016 : 2) "Mass
communication is the technologically and institutionally based production and distribution of
the most broadly shared continuous flow of messeges in industrial sociates". (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat Indonesia (Rakhmat, seperti
yang dikutip Komala, dalam Kamilah, dkk. 1999 dikutip Romli, 2016 : 2).

Dari definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu
produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada
khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian,
mingguan, dwimingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan
oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu,
sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan olch masyarakat industri.

B. Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Ciri komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik
media audio visual maupun media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan itu disampaikan
melalui media pertelevisian maka prosesnya komunikator melakukan suatu penyampaian
pesan melalui teknologi audio visual secara verbal maupun nonverbal dan nyata. Adapun
beberapa ciri-ciri komunikasi massa sebagai berikut. (Romli, 2016 : 4)

1. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa bersifat terbuka

Artinya komunikasi massa itu ditunjukkan untuk semua orang dan tidak ditunjukkan
untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan
peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat media massa. Pesan komunikasi massa
yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau kriteria yang
menarik.

2. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal komunikannya dan


mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal
komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka
secara langsung. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena
terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan
berdasarkan faktor usia, faktor jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya,
agama, dan tingkat ekonomi.

3. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah


jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas,
bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang
bersamaan memperoleh pesan yang sama. Effendi mengartikan keserempakan media massa
itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dari jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
(Erdianto, 2007: 9, dikutip Romli, 2016 : 5).

4. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi dari pada Hubungan

Salah satu prinsip komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan
(Mulyana, 2000:99, dikutip Romli, 2016 : 5). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi
komunikasi. Yaitu apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana
hubungan para pescrta komunikasi itu. Sementara, Rakhmat (2003, dikutip Romli, 2016 : 5)
menyebutnya sebagai proporsi unsur isi dan unsur hubungan.

5. Komunikasi Massa Yang Bersifat Satu Arah

Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi ada juga ciri komunikasi
massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalu media massa, yang
bersifat satu arah, maka komunikator dan komunikasinya tidak dapat melakukan kontak
secara langsung.

6. Stimulasi Alat Indra yang Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah
stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung
pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah pembaca hanya melihat, pada radio
siaran dan rekaman auditif audience hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan
film audience menggunakan indra penglihatan dan pendengar.

7. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung.

Dalam dunia komunikasi komponen umpan balik atau yang lebih populer disebut
dengan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi. Begitu pula dengan
komunikasi seringkali dibutuhkan guna mendapatkan feedback yang disampaikan oleh
komunikasinya.

Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidak terbatas artinya,
komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui reaksi khalayak
terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak (audiance) bisa diterima lewat
telepon, e-mail, Twitter, Facebook. Dengan demikian, proses penyampaian feedback
komunikasi massa bersifat indirect.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, e-mail, facebook


twitter, dsb, menunjukkan bahwa feedback dalam komunikasi massa bersifat tertunda.

Menurut Denis McQuail, komunikasi massa memiliki beberapa ciri-ciri yang


membedakannya dari jenis komunikasi lainnya (2011 : 33 dikutip Hadi, 2019 : 5):

1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal,dan
"sang pengirim" nya seringkali meupakan komunikator professional. Pesannya tidak unik
dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan.
2. Pesan seringkali "diproses", distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Hubungan antara
pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif.
3. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin seringkali bersifat non-
moral dan kalkulatif, dalam pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung
jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang diperjualbelikan
dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas
5. Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim
dengan banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat dan
menimbulkan respon seketika dari banyak orang secara serentak.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka karakteristik komunikasi massa dapat dikatakan


sebagai berikut : (Hadi, 2019 : 6)

1. Komunikator dalam komunikasi melembaga massa (Institutionalized Communicator)

Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dari komunikator jenis komunikasi


lainnya. Sesuai dengan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, penyampaian pesan
dilakukan oleh institusi sosial yang berbentuk lembaga media / pers. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa elemen utama dalam komunikasi massa adalah lembaga media massa itu
sendiri. Lembaga tersebut terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai macam peran yang
saling bekerjasama untuk membuat produk media. Jadi setiap orang yang terlibat merupakan
bagian dari lembaga yang sudah dilembagakan, dimana artinya berbagai sikap dan perilaku
peran orang tersebut sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam
saluran komunikasi massa tersebut.
2. Komunikan bersifat anonim, heterogen dan dalam jumlah besar.

Audiens tersebar di berbagai belahan dunia, anonim (Komunikator tidak mengenal


audiens dan audiens cenderung tidak saling mengenal satu sama lain), dan heterogen
(Audiens berasal dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
jabatan, agama).

3. Pesannya bersifat umum, universal dan ditujukan kepada khalayak luas.

Pesan-pesan yang ditampilkan dalam media massa tidak ditujukan untuk satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu, melainkan untuk orang banyak. Pesan media massa
yang bersifat umum ini membuat lingkungannya menjadi universal, yaitu topiknya bisa
mengenai bidang apapun dan dari berbagai tempat / daerah.

4. Komunikasi yang disampaikan bersifat satu arah

Pesan disampaikan satu arah dari media massa kepada audiens. Audiens tidak dapat
langsung memberikan respons kepada media massa. Kalaupun bisa, sifatnya tertunda
(delayed feedback) atau tidak langsung (Indirect Feedback).

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan (Simultaneous) dan keserentakan


(instantaneous)

Yang dimaksudkan dengan keserempakan adalah keserempakan kontak antara media


massa dengan audiens. Audiens yang jumlahnya banyak menaruh pehatian pada pesan media
massa.

Keserempakan juga berkaitan dengan media massa menyampaikan proses dalam


proses penyebaran pesan- pesannya. Audiens bisa menikmati produk media hampir
bersamaan. Wilayah jangkauan yang berbeda - beda disebut sebagai permasalahan teknis
yang memungkinkan terjadinya perbedaan penerimaan pesan oleh audiens.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Dengan melihat karakteristik bahwa media massa membutuhkan kecepatan dan


keserempakan dalam penyampaian pesannya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa media
massa membutuhkan peralatan teknis yang canggih.

Contohnya satelit untuk media televisi, pemancar untuk media radio.

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper


Gatekeeper disebut juga sebagai penapis informasi / penjaga gawang. Gatekeeper
sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa karena ia dapat menambah
/ mengurangi, menyederhanakan, mengemas informasi yang disebarkan sehingga lebih
mudah dipahami oleh audiens. la menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa.
Dengan kata lain, gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan
disampaikan. Contoh dari gatekeeper adalah reporter, manajer pemberitaan, kameramen, dan
lain sebagainya.

C. Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat.
Robet K. Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas memiliki dua aspek, yaitu: (Romli,
2016 : 6)

1. Fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan.

2. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan.
Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional
dan disfungsional. Selain fungsi nyata (manifest function) dan fungsi tidak nyata (latent
function), setiap aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan (beiring function) fungsi-fungsi
sosial lain, bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna.
Sehingga setiap fungsi sosial yang dianggap membahayakan dirinya, walau ia akan
mengubah fungsi-fungsi suasana yang ada.

Menurut Charles Wright (1986 : 3-28, dikutip Hadi, 2019 : 9)

1. Pengawasan (Surveillance)

Media menyediakan arus pemberitaan yang terus menerus terkait pesan-pesan yang
memungkinkan audiens sadar akan perkembangan di lingkungannya yang mungkin
mempengaruhi mereka. Surveillance dapat terdiri dari fungsi memperingatkan, menyiagakan
anggota audiens terhadap bahaya semisal badai, polusi air, polusi udara, atau ancaman
teroris).

Komunikasi yang bermedia massa juga menyediakan fungsi penganugerahan status:


individu, organisasi dan masalah yang diberitakan oleh media komunikasi massa cenderung
dianggap penting oleh para audien. Tambahan pula komunikasi yang bermedia massa juga
melakukan fungsi pengaturan agenda yang dengannya terjadi pengaturan agenda public
mengenai tema, individu dan topik yang menjadi perhatian anggota audien media massa.

2. Korelasi (Correlation)

Media massa menunjukkan keterkaitan dan menafsirkan informasi berbagai peristiwa


yang terjadi hari itu. Fungsi korelasi ini membantu para audien menentukan relevansi pesan
pengawasan yang berguna untuk mereka.

3. Sosialisasi (Socialization)

Komunikasi bermedia massa mensosialisasi individu- individu agar bisa berpartisipasi


dalam masyarakat. Media massa menyediakan pengalaman bersama, memupuk harapan
bersama tentang perilaku-perilaku yang sesuai dan yang tidak occok dengan masyarakat.
Komunikasi bermedia massa juga memainkan peran yang sentral dalam mentransmisikan
warisan budaya dari generasi ke generasi.

4. Hiburan (Entertainment)

Komunikasi bermedia massa merupakan sumber hiburan massal yang meresap di


tengah audien, dan memberikan pengalihan perhatian atau melepaskan audien dari tanggung
jawab sosial.

D. Pengertian Public Relations

Pengertian "public" adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu
hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik merupakan grup kecil,
terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, juga dapat merupakan sekelompok besar.
Begitu juga dengan pengertian "relations" yang berasal dari bahasa Inggris "hubungan".
Penggunaan relations dalam public relations mengandung arti adanya hubungan yang timbal
balik atau tuo-way-communications. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan "As publicity is a
tool of public relations, so pubslic relations is a tool of marketing". Berdasarkan pemyataan
tersebut dapat diketahui bahwa publisitas adalah alat dari Public relations menjalin hubungan
dengan masyarakat, begitu pula seorang Public relations juga sebagai alat dalam hal
pemasaran. (Silviani, 2020 : 25)

Menurut Theaker (2004:4 , dikutip Silviani, 2020 : 26) bahwa public relations
memiliki beberapa pengertian. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. PR adalah
fungsi manajemen khusus yang membantu membangun dan memelihara saling jalur
komunikasi, penerimaan pengertian, dan kerjasama antara organisasi dan publik, yang
melibatkan pengelolaan masalah atau persoalan, membantu manajemen untuk tetap
memperoleh informasi dan responsif terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan
tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen tetap
mengikuti dan memanfaatkan perubahan sccara efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan
dini untuk membantu mengantisipasi kecenderungan dan menggunakan penelitian dan teknik
komunikasi yang etis sebagai alat utamanya.

Public relations Society of America (PRSA), sebuah Organisasi Public relations yang
terbentuk pada tahun 1947 di Amerika, pada tahun 2002 merumuskan aktivitas-aktivitas
Public rlations. Community Relations, Counseling, Development/ Fundraising, Employe!
Member Relations, Financial Relations, Government Afairs, Industry Relations, Issues
NManagement, Media Relations, Marketing Communi- cation, Minority
Relations/Multicuiltural Afairs, Publie Affairs, Special Erents and Public Participant
(Chatra&Nasrullah, 2008:78, dikutip Silviani, 2020 : 27).

Badan profesional terkemuka HKI Inggris bagi praktisi PR dan didirikan pada tahun
1948, pada tahun 1987 dan masih berguna sampai saat ini membingkai pengertian PR sebagai
berikut: PR adalah usaha terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara organisasi dan publik.

Menurut Frank Jefkins (2004:11 dikutip Silviani, 2020 : 27) Public Relatons adalah:
"Bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.

Kemudian menurut J.C. Seidel (Abdurachman, 2000:25 dikutip Silviani, 2020 : 27)
bahwa , Publie relations Direstor, Division of Housing, State of New York adalah: "Proses
yang kontiyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodnill dan pengertian dari
para customer, karyawan, dan publik pada umumnya dengan mengadakan analisa dan
perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.

Menurut Glenn dan Denny Griswold dikutip dari bukunya "Your Public relations"
bahwa Public Relations adalah: "Fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan
kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan
melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik.
Adapun pengertian humas yang resmi dipakai oleh pakar humas dunia yang
berdasarkan IPRA (International of Public relations Ascosiation) (Rumanti, 2004:12 dikutip
Silviani, 2020 : 28) adalah : "Public relations merupakan fungsi manajemen yang mendukung
pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai
komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam
permasalahan dan persoalan, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan
dalam hubungan dengan opini publik, menetapkan dan menekan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan umum. Serta menopang manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam
membantu mendahului kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi
sehat dan etis sebagai sarana utama."

E. Esensi Public Relations

Esensi public relations adalah poin penting yang terdapat dalam public relations.
Menurut para pakar terdapat beberapa poin penting dalam publie relations. Menurut
Rachmadi (1992 : 20, dikutip Silviani, 2020 : 28) ada empat esensi Public relations, yakni

1. Public relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh goodwill,
kepercayaan, saling penger- tian, dan citra yang baik dari publik/masyarakat.

2. Sasaran public relations adalah menciptakan opini publik yang pavorable menguntungkan
semua pihak.

3. Public relations merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai
tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan.

4. Public relations adalah usaha yang berkelanjutan untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara suatu badan dengan masyarakat dengan melalui suatu proses komunikasi
timbal balik,

Menurut Onong Uchjana Effendi(dikutip Silviani, 2020 : 33), empat esensi public
relations yaitu : 1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang
berlangsung dua arah secara timbal balik. 2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan
yang ditetapkan oleh manejemen suatu organisasi. 3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan
humas adalah publik intem dan ekstern. 4. Operasionalisasi humas adalah membina
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan
psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.
F. Publik dalam Public Relations

Publik adalah khalayak yang menjadi sasaran kegiatan Public relations. Publik dalam
PR sering juga disebut stakelsolder, yaitu semua pihak yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan. ( Silviani,
2020 : 33)

Publik atau khalayak harus dikenali dan ditetapkan, alasannya karena 1) Untuk
mengidentifikasi khalayak sebagai sasaran program, 2) Untuk menciptakan skala prioritas
schubungan keterbatasan anggaran dan sumber daya lainnya, 3) Untuk memilih media dan
teknik komunikasi vang sesuai. Publik dalam public relations ada 2 macam, yaitu publik
internal dan eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, seperti
karyawan, manajer, pemegang saham. Sedangkan, Publik eksternal adalah publik yang ada di
luar perusahaan seperti: pelanggan, pemerintah, perusahaan mitra, bank, pemasok bahan
baku, dsb. ( Silviani, 2020 : 33)

Selain itu, pembagian Publik berdasarkan sifatnya ada 3, yaitu publik primer,
sekunder, dan marjinal. Publik primer adalah publik yang paling penting, mereka menentukan
hidup- matinya perusahaan, Publik sekunder adalah publik yang kurang penting bagi
perusahaan. Publik marjinal yaitu publik yang bisa diabaikan.

Pembagian publik berdasarkan masanya ada 2 macam, yaitu Publik tradisional dan
publik masa depan. Publik tradisional adalah publik yang pada saat sekarang sudah
berhubungan dengan perusahaan, seperti: karyawan dan pelanggan. Sedangkan, publik masa
depan adalah publik yang di masa depan yang diperkirakan akan menjalin hubungan dengan
perusahaan/ organisasi.

G. Tujuan Public Relations

Dari csensi di atas, maka dapat dideskripsikan tujuan dari public relations adalah
( Silviani, 2020 : 34)

1. Memperoleh goodwil,
2. Kepercayaan,
3. Saling pengertian, dan
4. Citra yang baik dari publik/masyarakat
Selain itu, dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas dapat kita ketahui tujuan
dari Public relations itu. Untuk mencipta- kan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik
dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang
bersangkutan dan memperbaiki- nya jika citra itu menurun atau rusak. Dengan demikian ada
empat hal yang prinsip dari tujuan public relations yakni : ( Silviani, 2020 : 35)

1. Menciptakan citra yang baik


2. Memelihara citra yang baik
3. Meningkatkan citra yang baik.
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak.

Dari serangkaian tujuan di atas pada umumnya public relations menekankan tujuan
pada aspek citra, untuk menjelaskan hal tersebut, bcrikut akan dikaji tentang pengertian citra.

Charles S. Steinberg mengemukakan bahwa tujuan Public relations adalah


Menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan
olch badan atau perusahaan yang bersangkutan. (1958:198, dikutip Silviani, 2020 : 35)

Edward, Gladys, Odgen Dimock dan Louis W. Koening (dikutip Silviani, 2020 : 35),
melalui bukunya yang berjudul Public Administration, membagi tujuan Public relations atas
dua bagian

1. Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu
organisasi ataupun perusahaan.
2. Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada
negatif, bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau
perusahaan tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian, tindakan ini
merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan. (1970:21 dikutip Silviani, 2020 :
35)

Secara universal, tujuan public relations adalah untuk menciptakan, memelihara dan
meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang bersangkutan, dan memper-
baiki citra jika citra itu menurun/rusak.

Kegiatan public relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat dan
tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian publik. Sebagai
abdi masyarakat, public relations harus selalu mengutamakan kepentingan publik atau
masyarakat umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya
komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat.

H. Fungsi Public Relations

Menurut F. Rachmadi fungsi utama humas atau Public relations adalah: "Fungsi
utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau
organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini
publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi" (Rachmadi, 1999:21 dikutip Silviani,
2020 : 36). Menurut Betrand R. Canflekd, fungsi pullic nlations adalah :

1. It should serve the public's interest


2. Maintain good communication
3. And stress goowl monals and manners

I. Hubungan Public Relations dengan Komunikasi Massa

Public Relations mempunyai peran untuk menjalin relasi antara organisasi atau
perusahaan dengan publik. Salah satu cara Public Relations untuk menjalin relasi ini adalah
dengan mempublikasikannya lewat komunikasi. Namun komunikasi memiliki banyak sekali
macamnya, tapi komunikasi yang sering digunakan oleh Public Relations adalah komunikasi
massa yang bisa menghubungkan suatu organisasi atau perusahaan dengan masyarakat
melalui media cetak dan elektronik. Hal ini karena dalam kehidupannya, masyarakat sangat
berhubungan erat dengan media, sehingga membuat Public Relations lebih mudah menjalin
relasi dengan masyarakat melalui komunikasi massa. Berikut ini adalah hubungan antara
komunikasi massa dan Public Relations, antara lain: ( Ilkomind,
https://ilkomind.blogspot.com/2020/04/makalah-public-relations-dan-mass.html?m=1 diakses
18 April 2021)

1. Public Relations berperan untuk menciptakan citra yang baik dari suatu perusahaan. Ia
bekerja untuk membangun kepercayaan publik. Seorang Public Relations harus mempunyai
strategi untuk memperkokoh brand imagenya dan dipublikasikan melalui media yang ada
agar cusmtomer semakin percaya dengan perusahaan tersebut, sehingga perusahaan itu
mampu bersaing dengan perusahaan lain, misalnya strategi marketing Public Relations yang
dilakukan oleh iklan Le Minerale guna membentu citra yang baik dimata customer adalah
dengan melakukan strategi marketing melalui media elektronik, seperti internet atau biasa
disebut dengan E-PR (Elektronik Public Relations). Strategi tersebut berupa penggunaan
media jejaring sosial, seperti Youtube, Twitter dan Facebook.
2. Apabila ada masalah besar yang menimpa suatu perusahaan atau organisasi sehingga
menjatuhkan nama mereka, maka Public Relations akan melakukan konferensi pers untuk
mengembalikan nama baik perusahaan atau organisasi tersebut. Dalam melakukan konferensi
pers maka Public Relations akan mengundang para wartawan supaya konferensi persnya
dimuat dalam media cetak atau elektronik, sehingga masyarakat bisa mengetahui bagaimana
konferensi pers tersebut berlangsung dan bagaimana kebenaran dari peristiwa yang menimpa
organisasi atau perusahaan tersebut.

Hubungan public relations dengan media massa mempunyai lima sasaran yaitu:
(Nurtjahjani, 2018 : 31)

1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah lembaga
atau organisassi yang dianggap baik diketahui oleh publik.

2. Untuk memperoleh tempat dalam peberitaan pers (liputan, laporan, uitasan, tajuk yang
obycktif, wajar dan seimbang balance) mengenai hal-hal yang menguntungkan lembaga atau
organisasi.

3. Untuk memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan lembaga organisasi itu,

4. Melengkapi data informasi bagi pimpinan lembaga/ organisasi untuk keperluan pembuatan
penilaian (assesement) secura tepat mengenai situasi atau permasalahan yang mempengaruhi
keberhsilan kegiatan lembaga perusahaan

5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling
percaya dan saling menghormati.

Untuk melaksanakan hubungan dengan media massa tersedia wahana yang perlu
dikembangkan, yaitu: (Nurtjahjani, 2018 : 32)

1. Pembentukan Kontak Pribadi

Pembentukan dan pembinaan kontak pribadi (personal Contact) menjadi dasar pokok
pelaksanaan hubungan dengan media. Para pejabat public relations sadar bahwa keberhasilan
hubungan media itu tergantung sepenuhnya pada kontak pribadi yang berciri informal.
Pelaksanaan kegiatan public relations pada hukekatnya menunut kemampuan menjalin
kontak pribadi yang didasari kejujuran dan saling pengertian.

2. New Service

Bertujuan menyediakan bahan berita (tulisan atau gambar) utuk media masa secara
aktif maupun pasif (dikirim hunya atas permintaun). Dalam hubungan ini terdapat macam
wahana public relations yang secara tradisional digunakun dalam memberikan pelayanan
jumalistik yaitu: news release, news kit, dan ekvekautif profile.

3. Kontingensi Plan

Kontigensi plan untuk menghadapi hal yang mendadak yaitu situasi tidak rutin yang
sewaktu-waktu melibatkan media masa, misalnya pemintaan wawancara dengan pimpinan
lembaga oranisasi/ perusahaan, munculnya tulisan yang merugikan organisasi/perusahaan dan
sebagainya, mengharuskan adanya perumusan serangkaian kegiatan penaggulangan sedini
mungkin. Untuk menghindari salah kutip pada suatu wawancara biasanya pimpinan
lembaga'perusahaan disertai pejabat public relations yang selalu bertindak sebagai
narasumber, juga merekam seluruh wawancara.

4. PressRelease

Press release adalah siaran pers keterangan resmi tertulis dari instansi/perusahaan
mengenai susunan kebijakan, kejadian khusus atau langkah-langkah yang akan diambil oleh
instansi perusahaan yang sengaja dipersiapkan untuk siaran pers. Biasanya sebuah press
release itu berbentuk singkat, isinya ringkas, padat, memuat hal-hal yang penting-penting
saja. Formula yang selalu menjadi pedoman dalam penyusunan press release adalah segala
sesuatu yang memuat "Who, What, Where, When, Why".

5. Konferensi Pers dan Jumpa Pers

Konferensi pers merupakan bentuk yang palking formal dalam hubungan interaksi
antara lembagainstansi dengan yang sengaja diselenggarakan. Ada yang menyebutnya
sebagai "Jumpa Pers". Jumpa pers adalah komperensi pers yang menyakut masalah khusus.
Penyelenggaraan komperensi pers dan briefing harus dilakukan secara efektif, sehingga
menimbulkan kesan yang positif, baik menyangkut undangan (terulis, lisan, atuu melalui
telepon), maupun dalam pengaturan tempat, fasilitas yang di perlukan dan sebagainya.

6. Prestour
Prestour merupakan wahana yang diadakan oleh suatu instasi/ lembaga yang
bersangkutan, yang membuka kesempatan untuk penyebaran informasi yang menyangkut
berbagai hal dan sekaligus. Dengan kata lain prestur memberikan alasan dan kerangka bagi
pers/wartawan untuk menulis hal-hal yang biasanya luput dari perhatian mereka tetapi yang
ingin disebarluaskan oleh instansi yang bersangkutan.

J. Menciptakan Citra Public Relations Melalui Komunikasi Massa

Public Relations harus dapat bekerjasama dengan dunia pers atau media massa.
Dalam kerjasama ini public relations harus memperhatikan hak-hak pers dalam menyiarkan
informasi, demikian pula juga harus diketahui hak-hak public relutions sebagai sumber berita.

Dengan kerja sama yang baik publie relations dapat membentuk public opinion sesuai
dengan tujuan Public Relations.

Yang perlu diperhatikan oleh petugas Public Relations atau (PRO) adalah : (Nurtjahjani,
2018 : 31)

1. Misi Surat Kabar tersebut


2. Redaktur Surat Kabar
3. Wartawan yang meliput berita seuai dengan bidangnya
4. Teknik pemberitaan surat kabar yang bersangkutan.
5. Kode Etik Jurnalistik

Hubungan public relations dengan media massa mempunyai lima sasaran yaitu: (Nurtjahjani,
2018 : 31)

1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah lembaga
atau organisassi yang dianggap baik diketahui oleh publik.

2. Untuk memperoleh tempat dalam peberitaan pers (liputan, laporan, uitasan, tajuk yang
obycktif, wajar dan seimbang balance) mengenai hal-hal yang menguntungkan lembaga atau
organisasi.

3. Untuk memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan lembaga organisasi itu,
4. Melengkapi data informasi bagi pimpinan lembaga/ organisasi untuk keperluan pembuatan
penilaian (assesement) secura tepat mengenai situasi atau permasalahan yang mempengaruhi
keberhsilan kegiatan lembaga perusahaan

5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling
percaya dan saling menghormati.

Untuk melaksanakan hubungan dengan media massa tersedia wahana yang perlu
dikembangkan, yaitu: (Nurtjahjani, 2018 : 32)

1. Pembentukan Kontak Pribadi

Pembentukan dan pembinaan kontak pribadi (personal Contact) menjadi dasar pokok
pelaksanaan hubungan dengan media. Para pejabat public relations sadar bahwa keberhasilan
hubungan media itu tergantung sepenuhnya pada kontak pribadi yang berciri informal.
Pelaksanaan kegiatan public relations pada hukekatnya menunut kemampuan menjalin
kontak pribadi yang didasari kejujuran dan saling pengertian.

2. New Service

Bertujuan menyediakan bahan berita (tulisan atau gambar) utuk media masa secara
aktif maupun pasif (dikirim hunya atas permintaun). Dalam hubungan ini terdapat macam
wahana public relations yang secara tradisional digunakun dalam memberikan pelayanan
jumalistik yaitu: news release, news kit, dan ekvekautif profile.

3. Kontingensi Plan

Kontigensi plan untuk menghadapi hal yang mendadak yaitu situasi tidak rutin yang
sewaktu-waktu melibatkan media masa, misalnya pemintaan wawancara dengan pimpinan
lembaga oranisasi/ perusahaan, munculnya tulisan yang merugikan organisasi/perusahaan dan
sebagainya, mengharuskan adanya perumusan serangkaian kegiatan penaggulangan sedini
mungkin. Untuk menghindari salah kutip pada suatu wawancara biasanya pimpinan
lembaga'perusahaan disertai pejabat public relations yang selalu bertindak sebagai
narasumber, juga merekam seluruh wawancara.

4. PressRelease
Press release adalah siaran pers keterangan resmi tertulis dari instansi/perusahaan
mengenai susunan kebijakan, kejadian khusus atau langkah-langkah yang akan diambil oleh
instansi perusahaan yang sengaja dipersiapkan untuk siaran pers. Biasanya sebuah press
release itu berbentuk singkat, isinya ringkas, padat, memuat hal-hal yang penting-penting
saja. Formula yang selalu menjadi pedoman dalam penyusunan press release adalah segala
sesuatu yang memuat "Who, What, Where, When, Why".

5. Konferensi Pers dan Jumpa Pers

Konferensi pers merupakan bentuk yang palking formal dalam hubungan interaksi
antara lembagainstansi dengan yang sengaja diselenggarakan. Ada yang menyebutnya
sebagai "Jumpa Pers". Jumpa pers adalah komperensi pers yang menyakut masalah khusus.
Penyelenggaraan komperensi pers dan briefing harus dilakukan secara efektif, sehingga
menimbulkan kesan yang positif, baik menyangkut undangan (terulis, lisan, atuu melalui
telepon), maupun dalam pengaturan tempat, fasilitas yang di perlukan dan sebagainya.

6. Prestour

Prestour merupakan wahana yang diadakan oleh suatu instasi/ lembaga yang
bersangkutan, yang membuka kesempatan untuk penyebaran informasi yang menyangkut
berbagai hal dan sekaligus. Dengan kata lain prestur memberikan alasan dan kerangka bagi
pers/wartawan untuk menulis hal-hal yang biasanya luput dari perhatian mereka tetapi yang
ingin disebarluaskan oleh instansi yang bersangkutan.

Menciptakan citra yang positif yang merupakan prestasi, reputasi adalah sekaligus
menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam melaksanakan manajemen
kehumasan pada suatu lembaga dan produk yang dimilikinya. Dalam melakukan aktivitas
public relations di media massa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
( Ilkomind, https://ilkomind.blogspot.com/2020/04/makalah-public-relations-dan-mass.html?
m=1 diakses 18 April 2021)

1. Credibility, yaitu komunikasi dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh
pihak komunikator secara sungguh-sungguh untuk melayani public yang
memilikikeyakinan dan respek.
2. Contex, yaitu menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan social dan pesan
yang disampaikan dengan jelas serta sikap yang partisipatif.
3. Komunikasi efektif yang dibutuhkan untuk mendukung lingkungan social melalui
pemberitaan diberbagai media
4. Content, yaitu isi pesan yang menyangkut kepentingan orang banyak sehingga informasi
dapat diterima sebagai seuatu yang bermanfaat
5. Clarity, yaitu pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti serta
memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dengan komunikan.
6. Continuity and consistency yaitu kontinuitas dan konsistensi komunikasi merupakan
proses yang tak pernah berakhir dan dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai
variasi pesan, untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan
tersebut harus konsisten.
7. Channels yaitu saluran mempergunakan media informasi yang tepat dan terpercaya serta
dipilih oleh public sebagai target utama.
8. Capability of Audience yaitu kapasitas dari pendengaran memperhitungkan kemampuan
dari public.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi massa yaitu komunikasi yang menghasilkan suatu produk berupa pesan-
pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara
terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan, atau
bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus
oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan
banyak dilakukan olch masyarakat industri.

Ciri-Ciri komunikasi massa:1). Pesan Bersifat Umum, 2). Komunikannya Anonim


dan Heterogen 3). Media Massa Menimbulkan Keserempakan 4). Komunikasi Lebih
Mengutamakan Isi dari pada Hubungan 5). Komunikasi Massa Yang Bersifat Satu Arah 6).
Stimulasi Alat Indra yang Terbatas 7). Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung, 8).
Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis, 9). Komunikasi massa dikontrol oleh
gatekeeper

Fungsi Komunikasi Massa: 1).Pengawasan, 2). Korelasi, 3). Sosialisasi, 4) Hiburan.

Public relations merupakan fungsi manajemen yang mendukung pembinaan dan


pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi,
pengertian, penerimaan, dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan
persoalan, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan
dengan opini publik, menetapkan dan menekan tanggung jawab manajemen untuk melayani
kepentingan umum. Serta menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu
mendahului kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi sehat dan
etis sebagai sarana utama

Empat esensi Public relations, yakni :

1. Public relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh goodwill,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik/masyarakat.
2. Sasaran public relations adalah menciptakan opini publik yang pavorable menguntungkan
semua pihak.

3. Public relations merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai
tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan.

4. Public relations adalah usaha yang berkelanjutan untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara suatu badan dengan masyarakat dengan melalui suatu proses komunikasi
timbal balik.

Publik adalah khalayak yang menjadi sasaran kegiatan Public relations. Publik dalam
PR sering juga disebut stakelsolder, yaitu semua pihak yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan.

Tujuan public relations : 1). Memperoleh goodwil, 2) Kepercayaan, 3). Saling


pengertian, dan 4). Citra yang baik dari publik/masyarakat.

Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik


antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka
menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi dalam upaya menciptakan
iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi.

Hubungan public relations dan komunikasi massa yaitu : 1) Public Relations berperan untuk
menciptakan citra yang baik dari suatu perusahaan. Ia bekerja untuk membangun
kepercayaan publik. Seorang Public Relations harus mempunyai strategi untuk memperkokoh
brand imagenya dan dipublikasikan melalui media yang ada agar customer semakin percaya
dengan perusahaan tersebut, sehingga perusahaan itu mampu bersaing dengan perusahaan
lain. 2). Apabila ada masalah besar yang menimpa suatu perusahaan atau organisasi sehingga
menjatuhkan nama mereka, maka Public Relations akan melakukan konferensi pers untuk
mengembalikan nama baik perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk membangun citra positif public relations harus memperhatikan : 1). Credibility, 2).
Contex. 3). Komunikasi efektif, 4). Content, , 5).Clarity, 6). Continuity and consistency 7).
Channels, 8). Capability of Audience

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait public relations dan komunikasi massa yang kedepannya dapat memberikan manfaat
jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Ilkomind.blogspot.com. (2020, April 29). Retrieved April 18, 2021, from makalah public
relations dan mass com: https://ilkomind.blogspot.com/2020/04/makalah-public-
relations-dan-mass.html?m=1
Hadi, I. P., Wahjudianata, M., & Indrayani, I. I. (2021). Komunikasi Massa. Pasuruan: Qiara
Media.
Nurtjahjani, F. (2018). Public Relations Citra & Praktek. Malang: POLINEMA PRESS.
Romli, K. (2016). Komunkasi Massa. Jakarta: Grasindo.
Silviani, I. (2020). Public Relations Sebagai Solusi Komunikasi Krisis. Surabaya: Scopindo.

Anda mungkin juga menyukai