Oleh:
Kelompok 6
2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin. Untuk itu, kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuhriah, M.A selaku dosen mata
kuliah MC dan Protokoler yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata, kami
berharap makalah tentang “Memiliki Jiwa Pemimpin” ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kegiatan/pertunjukan. MC berperan mengumumkan susunan acara dan
memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. MC pula yang
bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta
meriah atau khidmat dari awal hingga akhir.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
Januharso, R Trijono, Pedoman Keprotokolan dan Master of Ceremony, (Semarang: Dahara
Price, 2003), hlm 27
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Acara Kenegaraan yaitu acara yang bersifat kenegaraan yang diatur
dan dilaksanakan secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden serta pejabat negara dan undangan lain dalam
melaksanakan acara tertentu.
2. Acara Resmi yaitu acara yang bersifat resmi, diatur dan dilaksanakan
oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan
tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau
Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.
Selain itu, aturan protokoler tidak terlepas dari Etika Pergaulan Umum, yang
mengatur hubungan manusia. Etika pergaulan didefiniskan sebagai ketentuan
sopan santun dalam bergaul. Sopan santun di satu tempat/negara kadang berbeda
dengan di tempat/negara lain. Jadi selain mengetahui etika pergaulan, disarankan
unutk menggunakan perasaan sehingga orang merasa senang dalam segala
suasana dan keadaan.
4
B. Syarat menjadi MC dan Protokoler
Menjadi seorang pembawa acara bukanlah suatu hal yang mudah. mereka
harus memiliki kriteria serta memenuhi berbagai persyaratan. Menurut Agus
Lahinta (2009), untuk menjadi Master of Ceremony yang baik, seseorang harus
mempunyai syarat sebagai berikut:
5
Pelaksanaan suatu acara melibatkan banyak pihak yang masing-masing
mempunyai cara dan keinginan sendiri-sendiri dalam mencapai tujuan.
Akibatnya pada saat acara sedang berlangsung mungkin sekali muncul
instuksi-instruksi yang membingungkan. Belum lagi kalau ada pengisi
acara yang rewel, tidak sepenuhnya mempercayai MC atau beberapa kali
ada perubahan acara. Di sinilah dibutuhkan kesabaran dan ketenangan
seorang MC sehingga dapat menyenagkan semua pihak.
5. Imajinatif
Berbagai macam acara akn ditemui disepanjang perjalanan kareier seorang
MC, dan masing-masing acara mempunyai karakter dan tingkat kesulitan
yang berbeda. Pada saat tertentu MC dituntut untuk kreatif, agar acara
yang biasa-biasa saja bisa jadi meriah. Tentu dibutuhkan ide-ide
cemerlang yang hanya bisa dating pada MC yang mempunyai imajinasi
tinggi bahkan bisa memanfaatkan imajinasi audience.
6. Antusiasme
Seorang MC tidak mungkin menjalankan aktifitasnya tanpa antusiasme,
sebab tanpa itu hampir dapat dipastikan bahwa dia akan gagal
menjalankan perannya. Antusias akan mencermin kesungguhan MC dalam
memadu sebuah acara. Namun demkian jangan menempatkan antusiasme
pada kesempatan yang salah.
7. Kemampuan Bekerjasama
Pada pelaksanaan kerjanya, seorang MC tidak dapat berkerja seorang
diri.Selalu ada pikak lain yang menunjang penampilan MC, seperti
protocol, stege manager, soundman, linghtingman, dsb. Karena itu
dibutuhkan kemampuan bekerjasama dan pengertian yang baik di antara
sesame petugas
8. Memiliki Jiwa Pemimpin
Seorang pembawa acara juga harus memiliki jiwa pemimpin yang akan
memimpin kelangsungan sebuah acara. Dia bertindak sebagai nahkoda,
komandan, sutradara perhelatan. Jiwa kepemimpinan yang dimaksud
adalah memiliki kewibawaaan, kebijakan, dan kearifan.
6
C. Pentingnya MC dan Protokoler Memiliki Jiwa Pemimpin
Dalam setiap acara selalu ada petugas yang disebut pembawa acara atau
Master of Ceremony (MC). Tugasnya mengatur pelaksanaan setiap mata acara.
Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya menjadi tanggung
jawabnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun pasti
mematuhi perintahnya. Peran yang dimainkann sangat penting. Lancar tidaknya
suatu acara sangat tergantung kepintarannya memandu acara.
Pada hakikatnya pengertian dari Master of Ceremony (MC) adalah
seseorang yang memiliki keterampilan seni dalam bidang improvisasi untuk
menghantarkan acara dengan teratur, baik dan memiliki karakteristik yang khas.
Seorang master of ceremony (MC) harus mampu membaca situasi, menciptakan
suasana sesuai dengan karakteristik acaranya dan memungkinkan adanya dialog
dengan audience.3
Implementasi pedoman MC dalam menunjang kegiatan protokoler yaitu
bagaimana seorang pembawa acara/MC dapat menerapkan petunjuk yang
menuntun dirinya agar siap melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga
dapat memuaskan semua orang yang terlibat dalam suatu acara. MC yang tidak
memahami dan menerapkan pedoman khusus MC maka akan sulit untuk
melaksanakan tugas dengan sukses, bahkan tidak jarang sasaran dari acara yang
dilaksanakan sulit mencapai manfaat sesuai dengan aturan yang dikehendaki.
Sebagai pemimpin jalannya suatu acara, MC harus menjalankan tugas
pentingnya yang sering diringkas dalam istilah TIM (Time, Introducer, Mood
Setter).
1. Time
MC bertanggung jawab memastikan acara berjalan sesuai waktu dan
sesuai dengan urutan acara yang ditetapkan. Dalam hal ini MC bisa
disebut juga sebagai, karena MC berfungsi sebagai pengendali acara sesuai
dengan “the king of the programme” waktu dan susunan acara. MC
bertanggung jawab memastikan acara dimulai dan diakhiri tepat waktu.
Jika pengisi acara belum datang, atau “tamu istimewa” yang ditunggu
3
Rumpoko, Hadi, Panduan pidato dan MC yang memukau, Smart Pustaka, (Yogyakarta, 2013),
hlm. 90.
7
belum datang, maka MC harus dapat membuat audience tidak hanya
menatap sebuah panggung kosong. MC harus dapat menghidupkan
suasana ditengah keadaan yang tak terduga seperti itu.
2. Introducer
MC memiliki tugas untuk mengenalkan pembicara atau pengisi acara
kepada audience. Oleh karena itu mutlak bagi MC mengenal lebih
mendalam profil dan latar belakang pengisi acara (background
knowledge), seperti nama asli, nama panggilan, profesi, jabatan, tempat
dan tanggal lahir, prestasi, dsb. Knowledge seperti itu bisa didapatkan MC
melalui riset sederhana. MC harus menjadi jembatan dalam membangun
kredibilitas pengisi acara atau pembicara dengan audience. MC sekaligus
menjadi jembatan dalam menjalinkan hubungan antara pengisi acara dan
audience. MC harus dapat mengenalkan pengisi acara sebaik mungkin
sehingga audience mengapresiasi pengisi acara.
3. Mood Setter MC harus mampu menjaga antusiasme, gairah, dan
kemeriahan suasana. Jangan biarkan audience bosan. MC adalah
pemimpin audience yang dapat memberikan “komando” tepuk tangan
sebagai apresiasi kepada pengisi acara. MC adalah pengarah bagi
audience. Layaknya juga seperti seorang produser atau pengarah acara
dalam sebuah program televisi. MC harus menunjukkan semangat dan
gairah, serta kecerian. Sehingga sikap MC tersebut akan menular kepada
audience.
Menjadi seorang pembawa acara bukanlah hal yang mudah, mereka
dituntut untuk menjadi profesional bagaimanapun keadaannya. Seorang MC juga
harus pandai membaca situasi dan kondisi dengan selalu menyesuaikan dengan
audiens yang ada pada saat ia memimpin berjalannya acara.
Menurut Helena Olii dalam bukunya Public Speaking, seorang MC harus
bisa mengakhiri acara dengan mengesankan sehingga hadirin pulang dengan
perasaan puas. Dan hal tersebut hampir sama sebagaimana yang dikemukakan
oleh penulis lain, bahwa seorang MC bertanggung jawab dalam memastikan
bahwa acara berjalan dengan baik, tepat waktu dan mementingkan beberapa
persiapan dan beberapa hal lain. Seorang pewara sesuai dengan kriteria pembawa
8
acara. Pewara adalah profesional yang akan mengatur lalu lintas suatu acara.
Ibarat polisi yang mengatur lalu lintas di jalan raya, pewara bertugas seperti itu,
agar acara terselenggara dengan tertib dan lancar. Hal itu menunjukkan sungguh
pentingmya pewara dalam rangka tolok ukur akhir dari rangkaian kerja
keprotokoleran.
MC dapat diartikan seseorang yang mempunyai tugas dan pekerjaan untuk
memimpin acara dengan cara memandu serta mengarahkan seluruh komponen
acara agar dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai perencanaan. Dalam
perkembangannya, MC dipahami sebagai pemandu sebuah acara. Jadi seorang
pembawa acara atau MC adalah suatu profesi yang memiliki tugas untuk
memimpin, mengatur, dan mengarahkan berjalannya sebuah acara dengan mampu
menguasai atau membaca situasi dan kondisi dalam acara yang dibawakannya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protokol berisi pedoman atau tata cara kegiatan, dan semua hal yang mengatur
pelaksanaan kegiatan resmi disebut protokoler. Diharapkan dengan adanya
pedoman atau atata cara tersebut, dapat ikut menentukan terciptanya suasana yang
mempengaruhi keberhasilan suatu acara, menciptakan tata pergaulan yang
mendekatkan satu sama lain, terselenggaranya upacara yang khidmat, tertib,
teratur dan lancar, serta terciptanya pemberian perlindungan. Pembawa acara
sering disebut MC (Master of Ceremony). Kedua istilah ini oleh masyarakat
sering dipakai bergantian dengan arti yang sama. Kadang-kadang, mereka
menyebut pembawa acara, dan kadang-kadang menyebutnya MC. Penyebutan itu
tidak selalu salah, tetapi juga tidak selalu benar. Antara keduanya memang
terdapat persamaan dan perbedaan.
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Rogers, N. (2004). Berani Berbicara di depan Publik. (M. N. dan B. D. Fata, Ed.),
Nuansa (Revisi). Bandung.
Wiyanto, Asul, dan Prima K. Astuti, 2002. Terampil Membawa Acara. Jakarta:
PT. Grasindo.
Yulianita, Neni. 2003. Pengantar, Ruang Lingkup, Tugas dan Fungsi Protokoler.
Makalah pada Pelatihan Protokoler dan MC UKM PROTOKOLER.
Bandung: Universitas Islam Bandung.
12