Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKET KOMUNIKASI DALAM


MEMANDU ACARA RESMI

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester

OLEH:

JIHAN FADILLAH
2104010013

DOSEN PENGAMPU:

ASMARA WILDANI PASARIBU S.Sos., M.M.

MATA KULIAH: ETIKET DAN PROTOKOLER

PENGELOLA KONVENSI DAN ACARA


POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA
MEDAN
2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana
telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga kami
selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat serta salam
tak lupa pula kita panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang
mana telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia yang
semula penuh dengan kejahilan menuju kehidupan yang penuh beragam
ilmu pengetahuan yang mana kesemuanya itu menuju kearah kebaikan.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah ETIKET DAN PROTOKOLER
di mana penyusun membahas mengenai ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI.
Selain berguna bagi kami selaku penyusun, juga bagi para pembaca.Kami
selaku penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam hal penulisan, penyampaian materi dan
lain sebagainya tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kami selaku penyusun mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan
dalam pembuatan makalah ini, agar di lain kesempata penyusun dapat
menyajikan yang lebih baik lagi. Atas perhatianya kami ucapkan terima
kasih.
.

Medan, 31 Juli 2023

Jihan Fadillah
2104010013

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Etiket 5

2.1.1 Definisi Etiket 5

2.1.2 Ciri-Ciri Etiket 5

2.1.3 Klasifikasi Etiket 6

2.2 Protokoler 6

2.2.1 Definisi Protokoler 7

2.3 Memandu Acara 8

2.3.1 Definisi memandu acara 8

2.3.2 Tahapan Proses Memandu Acara 8

2.3.3 Pentingnya Memandu Acara 9

BAB III : KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

iv
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Menurut Bahar, P (2016:44) MC merupakan singkatan dari Master
of Ceremony, yang artinya penguasa acara, pemandu acara, pengendali
acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin acara. MC dalam
melaksanakan peran bertindak sebagai tuan rumah suatu kegiatan atau
acara. MC berperan mengatur dan membawakan jalannya acara selama
berlangsung. MC bertanggung jawab untuk memastikan acara
berlangsung lancar dan tepat waktu, serta khidmatnya acara dari awal
hingga akhir. Saat melaksanakan perannya, tidak jarang seorang MC
didampingi oleh seorang assistant atau biasa disebut dengan pendamping
MC. Menurut Saleh, A dkk (2018:3) komunikasi adalah penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui media. Seorang MC dan protokoler kemampuannya
dalam berkomunikasi menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan saat
berperan di lembaga tinggi negara termasuk di lingkungan Setjen DPR RI.
MC termasuk bagian dari kegiatan keprotokolan, dimana keprotokolan
tidak hanya melakukan penghormatan terhadap kedudukan
jabatan/kedaulatan negara dari pejabat negara saja. Keberadaan MC dan
protokoler sangat dibutuhkan pada berbagai kegiatan seperti acara resmi
atau kenegaraan, pertemuan resmi, kunjungan kerja, audiensi dan
penerimaan tamu ataupun acara perjamuan. Sebuah acara tidak akan
berjalan dengan sendirinya tanpa dipandu oleh seorang MC dan protokoler
sebagai fasilitator. MC dan protokoler pada lembaga tinggi negara seperti
Setjen DPR RI dalam kegiatannya berperan pada acara-acara resmi
maupun acara tidak resmi sehingga dalam penyelenggaraannya perlu
dikelola supaya acara berlangsung lancar dan sesuai dengan etika yang
sesuai.Permasalahan protokoler dalam organisasi publik diatur dalam
3

Undang-Undang No. 9 tahun 2010. Sesuai dengan Undang-Undang No. 9


tahun 2010, protokol merupakan aturan-aturan yang harus dilakukan
dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintahan. Kedudukan protokoler
tersebut mengatur tentang tata tempat, tata upacara dan tata
penghormatan. Kemampuan MC dan protokoler dalam mengendalikan
sebuah acara sangat berpengaruh pada kesuksesan acara tersebut.
Protokoler berperan dalam persiapan untuk penyelenggaraan suatu acara
sedangkan MC berperan dalam memandu jalannya acara dari awal hingga
berakhirnya acara. Kedudukan protokoler yakni memberikan penempatan
seseorang (pejabat negara atau pejabat pemerintah) untuk mendapatkan
penghormatan, perlakuan dan tata tempat dalam acara resmi dan tidak
resmi. Tujuan keprotokolan diantaranya adalah menciptakan ketertiban,
memelihara kehormatan, dan sebagai lambang negara. Kedudukan
protokoler dalam kelembagaan pemerintahan merupakan hal yang penting
bagi setiap aparatur pemerintah untuk memiliki kepedulian dan
memahami tata tertibnya. Setjen DPR RI sebagai salah satu lembaga
tinggi negara perlu memperhatikan tata tertib penyelenggaraan suatu
acara terkait dengan fungsi MC dan keprotokolan.Seorang MC dan
protokoler memiliki peran penting dalam acara resmi maupun tidak resmi
di lingkungan Setjen DPR RI. Penyelenggaraan acara resmi pada dasarnya
merupakan salah satu bentuk pelayanan, baik pelayanan antar pegawai
dalam instansi maupun pelayanan bagi pihak luar instansi. Menurut Astuti,
N. K (2011:8) public speaking merupakan suatu teknik
mengkomunikasikan pesan atau pendapat di depan banyak orang, dengan
maksud agar orang lain memahami informasi yang disampaikan atau
bahkan mengubah pandangan atau pendapat karenanya. Tim Biro
Protokol Setjen DPR RI khususnya MC sebaiknya memiliki kemampuan
public speaking yang baik ketika bertugas dalam suatu acara supaya
maksud pesan yang hendak disampaikan kepada khalayak mampu
dimengerti dan diterima dengan baik. Seorang MC dan protokoler memiliki
peran penting dalam acara resmi maupun tidak resmi di lingkungan Setjen
4

DPR RI, termasuk pada acara pelantikan pejabat struktural dan fungsional
Setjen DPR RI. Hal ini sangat dibutuhkan kemampuan petugas protokoler
untuk mempersiapkan acara tersebut serta mempersiapkan seorang MC
demi kelancaran acara, sehingga akan memberikan kesan profesionalitas
dan nama baik pada instansi
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana deskripsi keprotokolan?
b. Bagaimana peran etiket dan protokoler dalam memandu acara
resmi?
c. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh MC dan protokoler dan
tahapan apa saja yang dilakukan agar acara dapat berjalan dengan
sukses?

1.3 Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk:
a. Memenuhi ujian akhir semester matakuliah etiket protokoler
b. Menjelaskan deskripsi keprotokolan dan ruang lingkup pembawa
acara.
c. Menjelaskan peran MC dan protokoler dalam acara.
d. Mengidentifikasi hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi MC
dan protokoler serta bagaimana solusi yang diambil.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ETIKET
2.2.1 Definisi ETIKET
Etiket menurut (Soerganda Poerbakawatja) mendefinisikan etiket
sebagai filsafat mengenai tindakan baik atau buruk serta kesusilaan yang
harus dimiliki oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya.
sedangkan menurut (O. P. Simorangkir) merupakan ilmu yang harus
dimiliki oleh seseorang sebagai pandangan atau tolok ukur untuk menilai
manusia lain terhadap baik atau buruknya sebuah tindakan yang dilakukan.
Menurut (H. Burhanudin Salam) mengemukakan bahwa etiket merupakan
salah satu ilmu filsafat mengenai nilai dan norma yang harus dimiliki dan
dilakukan oleh setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya. (A.
Mustafa) menambahkan bahwa etiket merupakan ilmu mengenai
perbuatan dan tindakan baik buruknya manusia yang diukur dari sudut
pandang akal dan pikiran. (Ahmad Amin) Pengertian etiket menurut
Ahmad Amin ialah ilmu yang menerangkan mengenai arti baik dan
buruknya tindakan seseorang. Dari ke-5 pendapat para ahli di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas etiket diartikan sebagai ilmu yang
menjelaskan mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan manusia
dalam menjalankan kehidupan sosial dengan manusia lain.
2.2.2 Ciri-Ciri ETIKET
Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:
a. Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang
menyaksikan.
b. Etika sifatnya absolut atau mutlak.
c. Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.
d. Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
6

2.2.3 Klasifikasi ETIKET


Ada tiga kategori pertimbangan etiket berikut merupakan 3 (tiga)
klasifikasi etiket:
a. Etika individual
b. Etiket sosial
c. Etiket lingkungan
Etika individual
Yaitu berkaitan erat dengan pribadi menyangkut dengan kewajiban
terhadap diri sendiri integritas , sikap kejujuran, sikap dapat dipercaya.
Etika lingkungan
Yaitu berkaitan erat dengan hak dan kewajiban pribadi dengan
masyarakat sekitar.contohnya belajar dikampus dan mendapatkan
haknya yaitu pembelajaran.
Etika lingkungan
Berkaitan erat dengan lingkungan dan juga masyarakatEtika
Profesi yaitu berkaitan erat dengan budaya dan etika bisnis
setiap profesi memiliki kode etik profesi yaitu etika yang harus
dijalnkan seorang profesi.

2.2 PROTOKOLER
2.2.1 Definisi PROTOKOLER
Kata protokol adalah istilah yang amat populer di tengah
masyarakat mulai dari tingkat kelompok organisasi kecil sampai besar.
Dalam Zulkarnaen Nasution (2006:157) asal kata “Keprotokolan” berasal
dari bahasa yunani “protos” dan “colla” artinya perekat yang pertama.
Secara umum protokol adalah suatu tata aturan tentang cara menerima
dan menetapkan tamu resmi. Menurut Zulkarnaen Nasution (2006:157)
pengertian protokol juga diartikan sebagai sebuah laporan resmi
mengenai apa yang terjadi dan yang dikejakan, serta tambahan dalam
suatu perjanjian yang telah diusahakan atau upacara tentang pertemuan
dari wakil- wakil berbagai negara.
7

Lebih lanjut lagi Zulkarnaen Nasution membahasnya dalam arti sempit


dan arti luas. Keprotokolan dalam arti sempit yakni : Aturan baku yang
menyangkut penyelanggaraan acara-acara resmi (pemerintah) atau cara
memberlakukan pejabat pemerintah dalam aktivitas kedinasan dan cara
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat umum.
Sementara dalam arti luas yakni : seluruh hal yang mengatur pelaksanaan
suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang keprotokolan menjelaskan


bahwa keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata
Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

Protokol mencakup pekerjaan-pekerjaan di berbagai aspek kehidupan, baik


pada lingkup individu, swasta, parlemen, orgnisasi kemasyarakatan,
maupun pada tingkat kenegaraan. Istilah protokol pada tingkat
kenegaraan lebih kepada kaitannya dengan tata krama penyelenggaraan
acara yang bersifat kenegaraan. Protokol dapat menciptakan tata
pergaulan yang mendekatkan satu sama lain dan dapat diterima oleh
semua pihak. Protokol juga menentukan sukses tidaknya jalannya suatu
acara.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kelancaran suatu acara dibutuhkan


sumber daya manusia yang andal dan profesional dalam bidang
keprotokolan. Sebagai seorang petugas protokol, harus tegas sekaligus
peka dalam menjalankan tugas di lapangan, juga dalam memberi
masukan pada pimpinan. Seorang petugas protokol haruslah mempunyai
pengetahuan dan pengalaman luas, terutama dalam hubungan antar
8

manusia, bermental kuat, kepribadian tangguh, terampil, cekatan


menguasai situasi, mampu mengambil keputusan dengan cepat, peka
terhadap permasalahan yang timbul, sederhana, sopan, serta hormat pada
setiap orang, penampilan menarik, dan tidak kalah pentingnya menguasai
unsur-unsur manajemen

2.3 MEMANDU ACARA


2.3.1 Definisi MEMANDU ACARA
Pembawa Acara (PA) adalah sebutan umum bagi orang yang
memandu atau membawakan sebuah acara, seperti perayaan, peringatan,
pertemuan, lomba, diskusi, seminar, termasuk acara di radio dan televisi.
Pembawa acara identik dengan MC, namun emsi bukan satu-satunya
pembawa acara. Acara sendiri, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), adalah "kegiatan yangg dipertunjukkan, disiarkan, atau
diperlombakan", termasuk acara (programa) di radio dan televisi. Dalam
UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, pasal 24, Pembawa Acara
disebutkan sebagai salah satu kelengkapan dan perlengkapan
melaksanakan upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi.
Tahapan Proses MEMANDU ACARA
Dalalm proses memandu acara, dilakukan terlebih dahulu langkah-
langkah proses nya sebagai berikut.
1) Persiapan:
Rencanakan acara dengan jelas, tentukan tujuan, tema, dan target
audiens. Buat agenda acara yang terstruktur dengan rincian waktu
dan kegiatan yang akan dilakukan.
2) Penyusunan Materi:
Siapkan materi presentasi atau konten acara sesuai dengan tujuan
dan tema yang telah ditetapkan. Pastikan informasi yang
disampaikan relevan dan menarik bagi audiens.
9

3) Praktik:
Latih kemampuan berbicara dan memandu acara sebelumnya.
Lakukan latihan dengan teman atau rekam diri sendiri untuk menilai
kemampuan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
4) Penyesuaian Teknis:
Pastikan segala peralatan teknis yang diperlukan seperti mikrofon,
layar proyektor, dan perangkat audiovisual berfungsi dengan baik
sebelum acara dimulai.
5) Interaksi dengan Audiens:
Pelajari cara berinteraksi dengan audiens, seperti menyapa mereka
dengan ramah, menanyakan pertanyaan, atau mengajak diskusi
untuk menciptakan suasana yang interaktif.
6) Mengatur Waktu:
Ketahui batasan waktu untuk masing-masing sesi atau segmen
acara dan pastikan acara berjalan sesuai rencana.
7) Fleksibilitas:
Tetaplah fleksibel untuk mengatasi perubahan yang tidak terduga,
seperti penundaan, perubahan jadwal, atau situasi darurat.
8) Memonitor dan Evaluasi:
Selama dan setelah acara, pantau respon dan tanggapan audiens.
Setelah acara selesai, evaluasi bagaimana acara berjalan dan catat
masukan untuk meningkatkan kualitas acara di masa depan.
2.3.2 Pentingnya MEMANDU ACARA
Memandu Acara memiliki peran penting dalam berbagai acara di
kehidupan, termasuk:
a. Mengarahkan jalannya acara:
Seorang pembawa acara membantu mengarahkan jalannya acara
dengan memberikan informasi tentang apa yang akan terjadi
selanjutnya, memperkenalkan pembicara atau penampil, dan
menjaga alur acara tetap lancar.
b. Menjaga energi dan semangat:
10

Seorang pembawa acara dapat menambahkan semangat dan


energi pada acara, menjaga suasana tetap hidup dan
menyenangkan bagi para peserta.
c. Menjalin hubungan dengan audiens:
Pembawa acara dapat membantu menciptakan ikatan dengan
audiens melalui interaksi dan keterlibatan mereka dalam acara.
d. Mengatasi kegugupan:
Pembawa acara berpengalaman dapat membantu mengatasi
kegugupan para peserta atau pembicara dengan memberikan
dukungan dan membantu mereka tampil lebih percaya diri.
e. Memberikan informasi dan edukasi:
Seorang pembawa acara bisa memberikan informasi yang relevan
dan edukatif kepada audiens, memastikan mereka mendapatkan
nilai tambah dari acara tersebut.
f. Menjaga profesionalisme:
Dengan memiliki pembawa acara, acara akan terasa lebih
terorganisir dan profesional dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian, pentingnya memandu acara tidak bisa dianggap
sepele, karena dapat berpengaruh pada kesuksesan dan kesan
yang ditinggalkan oleh acara tersebut pada para peserta.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan
pernah terlepas dari komunikasi etiket. Cara berkomunikasi atau
pemakaian suatu kata atau kalimat yang kita anggap sebuah etika, dapat
pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimbulkan
suatu kesalah pahaman antar sesama. Oleh sebab itu, adanya sebuah
etika dalam berkomunikasi agar tercipta komunikasi yang baik. Dan etiket
komunikasi dalam memandu acara resmi adalah pentingnya menjaga
sopan santun, menghormati semua peserta, dan menggunakan bahasa
yang jelas dan tepat. Selain itu, memastikan agar semua instruksi dan
petunjuk diberikan dengan singkat dan jelas untuk menghindari
kebingungan. Etiket komunikasi yang baik juga mencakup mendengarkan
dengan baik, menghindari perdebatan, dan berusaha menciptakan
suasana yang ramah dan profesional.
.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://trysutriani.blogspot.co.id/2015/05/etika-komunikasi-dalam-
berbahasa.html

http://aplonarisfarani.blogspot.co.id/2014/01/v-behavioruridefaultymlo
16.html

http://anha06.blogspot.co.id/2016/12/makalah-etika-komunikasi-
interpersonal.html

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung,


Remaja Rosdakarya.

Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja


Rosdakarya.

Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung,


Remaja Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai