Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : FITRAH FATONAH


NIM : P01740322067

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
TAHUN 2023

PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Nama : FITRAH FATONAH


Nim : P01740322067
Kelas : 2B
Tingkat : 2
Instansi : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Disampaikan Pada Kegiatan Penyuluhan


Hari / Tanggal : Selasa / 31 Oktober 2023
Tempat : Jl.Tanah Patah
Lempuing,Kec.Ratu Agung.Bengkulu.

Disetujui Oleh :

Koordinator MK PBAK, Dosen MK PBAK,

Ns. Kheli Fitria Annuril,M.Kep, Sp.Kep.Mat Rolita Efriani, S.ST.,M.Keb


NIP . 198307132010012008 NIP .199308272020122010

2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat taufik hidayah dan
inayahnya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan cover ini tepat pada waktunya. cover
ini membahas tentang Pencegahan Perilaku Korupsi Sejak Dini. Saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan cover ini.
Saya menyadari bahwa cover ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga cover ini dapat membantu bagi semua pihak untuk mendalami Pendidikan Anti
Korupsi

Bengkulu,31 Oktober 2023

Penulis

Fitrah Fatonah

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang 5
b. Tema penyuluhan 6
c. Tujuan kegiatan penyuluhan 6
d. Perorganisasian penyuluhan 7
e. Perlaksanaan penyuluhan 7
f. Evaluasi penyuluhan 7
g. Setting penyuluhan 7
h. Perlengkapan 8
BAB II PEMBAHASAN
a. Materi penyuluhan 9
b. Hasil kegiatan 9
c. Kesulitan dan hambatan 9
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan 19
LAMPIRAN
a. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) 20
b. Media Penyuluhan (Poster dan PPT Penyuluhan) 40
c. Soal Evaluasi 42
d. Daftar Hadir 42
e. Dokumentasi(Foto) 43

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi telah menjadi musuh semua negara sehingga menarik perhatian


PBB mengadakan badan sendiri untuk mengatasi kasus-kasus korupsi yang
membelit banyak negara. Beberapa negara juga telah menerapkan strategi sendiri
dalam pemberantasan korupsi, terutama meningkatkan hukuman pelaku korupsi
dalam proses penindakan. Di Indonesia sendiri ada perdebatan antara para ahli
hokum tentang apakah korupsi dapat digolongkan sebagai kejahatan luar biasa
(extraordinary crime) atau hanya kejahatan biasa.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga tinggi negara telah


menyatakan korupsi patut dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa sehingga
memerlukan penanganan khusus dalam hal pencegahan serta penindakannya.
Sebagai sebuah gerakan yang terus didengungkan pada masa kini bahwa
pemberantasan korupsi adalah harga mati karena dampaknya yang sangat besar
dalam menyengsarakan bangsa dan negara.

Ada hal yang menarik disampaikan Abraham Samad, Ketua KPK bahwa
korupsi kini telah berevolusi dan bermetamorfosis. Jika dahulu korupsi dilakukan
oleh orang-orang berusia di atas 40 tahun, kini korupsi dilakukan orang-orang
muda inilah bukti evolusi dalam korupsi. Korupsi juga bermetamorfosis dengan
terlibatnya orang-orang berpendidikan tinggi serta berintelektualitas tinggi
sehingga sulit terdeteksi. Kejahatan korupsi semakin canggih, jauh melampaui
cara-cara tradisional seperti pungutan liar pada masa dulu.

Dari hal inilah KPK berpandangan bahwa korupsi adalah kejahatan luar
biasa yang perlu penanganan dengan metode yang luar biasa pula. Karena itu,
KPK telah menyusun road map pemberantasan korupsi. Dalam istilah Abraham
Samad, KPK tidak ingin sekadar menjadi "pemadam kebakaran" dalam fungsi
penindakan, tetapi juga hendak mencari penyebab atau akar korupsi sehingga
dapat dicarikan metode pemberantasannya, termasuk pencegahannya.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, muncullah pemikiran perlunya pendidikan budaya
antikorupsi dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dari tingkat dasar hingga

5
perguruan tinggi di Indonesia. Di perguruan tinggi, mahasiswa menjadi sasaran utama
pendidikan ini, apalagi jika memandang ciri korupsi kini yang disampaikan Ketua KPK
bahwa ada kecenderungan dilakukan mereka yang berpendidikan tinggi. Artinya,
mahasiswa sebagai calon penerus kepemimpinan bangsa perlu dibekali pengetahuan
implementasi budaya antikorupsi agar mereka pun kelak berperan sebagai subjek yang
mencegah anti korupsi.

B. Tema Penyuluhan
“Cara Mencegah Korupsi Dengan Cara Yang Sederhana”

C. Tujuan Kegiatan Penyuluhan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Mahasiswa mengetahui Pendidikan budaya anti
korupsi
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan materi selama 30 Menit pendidikan budaya anti korupsi
diharapkan mahasiwa mampu mengetahui
1. Pengertian Korupsi?
2. Dampak Korupsi?
3. Cara Mencegah Korupsi dengan cara sederhana?
4. Apa faktor penyebab terjadinya korupsi?

D. Pengorganisasian Penyuluhan
Pengoragisasian kegiatan penyuluhan dilakukan dengan membuat perencanaan kegiatan
penyuluhan meliputi:
1. Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) (terlampir)
2. Penyusunan Materi Penyuluhan
3. Penyusunan Media Promosi Penyuluhan (terlampir)

E. Pelaksanaan Penyuluhan
3. Pelaksanaan Kegiatan

6
a. Topik
Cara Sederhana Mencegah Korupsi
b. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Mahasiswa
c. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Demostrasi

4. Media dan Alat


Media dan alat yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah:
1. Power Point
2. Poster
5. Waktu Dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 23 Oktober 2023

Jam : 09.30 – 10.15 WIB

Tempat : Kampus A Ruang 2.5

6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksanaan penyuluhan adalah Kampus A Ruang 2.5

PENYULUH

Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens


7. Proses Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

7
1 Pembukaan 5 menit
1. Mengucapkan salam
1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
Memperhatikan
3. Melakukan kontrak waktu dan bahasa
2. Menyepakati kontrak
yang akan digunakan
Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan dan topic
2 Pelaksanaan 15

menit
1. Menanyakan apa itu korupsi 1. Memberikan pendapat
2. Menjelaskan pengertian korupsi 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan dampak dari korupsi 3. Mendengarkan
4. Memberikan penyuluhan cara 4. Mendengarkan
mencegah korupsi secara sedehana 5. Mendengarkkan
5. Mejelaskan faktor penyebab
terjadinya korupsi

3. Penutup  Audien Menanyakan


tentang hal-hal yang
 Memberi kesempatan untuk bertanya
 Evaluasi materi yang diberikan belum dimengeti dan
 Tanya jawab narasumber
 Memberikan saran
 menjawab pertanyaan
 Mengucapkan salam
yang di sampaikan.
 Aktif bersama
menyimpulkan
 Membalas salam

8. Evaluasi
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi struktur
 Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai waktu
 Peserta penyuluhan dapat hadir sesuai rencana
b. Evaluasi proses

8
 Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
 Selama penyuluhan berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh
perhatian
c. Evaluasi hasil
Diharapkan peserta mampu menyebutkan kembali perilaku cara sederhana mencegah
korupsi

9
BAB II
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Korupsi

A. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan
dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan
korupsi ini terjadi karena beberapa faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan
masyarakat. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan
jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam
Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan
korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya
agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah.
Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga
termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari
pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada
keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai
hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan
yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah
tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi
dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.
B. Faktor penyebab korupsi
Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri. Terdapat
beberapa faktor yang ada dalam faktor internal ini, antara lain ialah:
a. Sifat Tamak Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap
harinya pasti manusia meinginkan kebutuhan yang lebih, dan selalu kurang
akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah sifat tamak ini di dalam
diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan cara korupsi.
b. Gaya hidup konsumtif Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia
manusia di dunia, dimana manusia pasti memiliki kebutuhan masing masing
dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengonsumsi
10
kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan
pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah tindak korupsi
2. Faktor eksternal
Secara umum penyebab korupsi banyak juga dari faktor eksternal, faktor faktor
tersebut antara lain :
a. Faktor politik, Faktor politik ini adalah salah satu faktor eksternal dalam
terjadinya tindak korupsi. Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya suatu
persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap manusia bersaing untuk
mendapat kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara mereka lakukan untuk
menduduki posisi tersebut. Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap
menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.
b. Faktor hukum, Faktor hukum ini adalah salah satu faktor eksternal dalam
terjadinya tindak korupsi. Dapat kita ketahui di negara kita sendiri bahwa
hukum sekarang tumpul ke atas lancip kebawah. Di hukum sendiri banyak
kelemahan dalam mengatasi suatu masalah. Sudah di terbukti bahwa banyak
praktek praktek suap menyuap lembaga hukum terjadi dalam mengatasi suatu
masalah. Sehingga dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa praktek korupsi
sangatlah mungkin terjadi karena banyak nya kelemahan dalam sebuah hukum
yang mendiskriminasi sebuah masalah.
c. Faktor ekonomi Sangat jelas faktor ekonomi ini sebagai penyebab terjadinya
tindak korupsi. Manusia hidup pasti memerlukan kebutuhan apalagi dengan
kebutuhan ekonomi itu sangatlah di pentingkan bagi manusia. Bahkan
pemimpin ataupun penguasa berkesempatan jika mereka memiliki kekuasaan
sangat lah ingin memenuhi kekayaan mereka. Di kasus lain banyak pegawai
yang gajinya tidak sesuai dengan apa yang di kerjakannya yang akhirnya
ketika ada peluang, mereka di dorong untuk melakukan korupsi.
d. Faktor organisasi Faktor organisasi ini adalah faktor eksternal dari penyebab
terjadinya korupsi. Di suatu tempat pasti ada sebuah organisasi yang berdiri,
biasanya tindak korupsi yang terjadi dalam organisasi ini adalah kelemahan
struktur organisasi, aturan aturan yang dinyatakan kurang baik, kemudian
kurang adanya ketegasan dalam diri seorang pemimpin. Di dalam suatu
struktur organisasi akan terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam struktur
tersebut belum ada

11
Cara Sederhana Mencegah Korupsi

1. PAHAMI Segala Bentuk Korupsi dan LAWAN !!!


Seringkali kita sibuk bicara tentang kasus korupsi yang besar-besar dan mengutuk
pelaku-pelakunya. Padahal berbagai perbuatan tidak jujur lain berlangsung di depan
mata kita, tanpa kita sdari, bahkan mungkin kita juga melakukannya, misalnya suap,
gratifikasi, pencucian uang. Ada undang-undang yang mengatur semua perbuatan
tersebut dan siapapun dapat kena jeratannya. Ketidaktahuan mengenai suatu
peraturan perundang-undangan bukan alasan untuk menghindar dari tangggung
jawab pidana. Dalam hukum dikenal Teori Fiksi, yang tahu seketika setelah suatu
peraturan perundang-undangan diberlakukan.“Korupsi tidak selamanya
berhubungan dengan uang, tapi dapat berupa barang/hadiah, keuntungan
saham/deviden, obligasi, keuntungan jabatan, keputusan.
Contohnya : perbutan korupsi yang terkait gratifikasi, suap, perbuatan curang,
penggunaan fasilitas, konflik kepentingan dsb”.
2. HINDARI Sikap Ingin JALAN PINTAS !!!
Kebiasaaan untuk selalu mencari jalan pintas paling mudah dilihat di jalan
raya. Mobil dan motor saling serobot tak mau antri, seolah-olah takut tidak
kebagian jalan, apalagi kalau lampu lalu lintas mati. Sikap ambil jalan pintas ini
juga muncul saat mengurus KTP, akte lahir, dan surat-surat identitas lain. Banyak
orang menjawab “supaya cepat beres”, atau ucapan terima kasih (setelah selesai),
ketika ditanya alasan memberikan uang pembayaran lebih dari yang semestinya.
Kita tidak menyadari, bahwa memberi uang pada pejabat publik dengan dijerat
undang-undang suap. Melicinkan urusan dengan uang, lama kelamaan akan menjadi
sesuatu yang biasa dan pada akhirnya akan mengaburkan pemahaman kita tentang
perilaku koruptif. Kebiasaan ini akan dilanjutkan oleh anak-anak kita, sampai saat
mereka dewasa dan bekerja, kebiasaan ini kemudian berlanjut dan berkembang
dalam skala yang lebih besar.
3. Cari Tahu ASAL USUL HADIAH yang Sampai Pada Kita !!!
Kebahagian keluarga seringkali menjadi motovasi untuk memperoleh
penghasilan lebih. Maka, ketika suatu hari seorang istri menerima uang dalam
jumlah besar dari suami, jauh melebihi jumlah yang biasa diterimanya setiap bulan,
ia mengangggap itu adalah rejeki yang harus disyukuri, tanpa bertanya apapun
tentang asal usul uang itu. Bisa saja uang itu di peroleh suami dari hasil tindak

12
penyuapan, gratifikasi, atau pencucian uang. Jika benar, maka sesungguhnya suami
bukan sedang membahagiakan keluarga, tetapi justru mencelakakan. Dan istri turut
mendukung tindakan koruptif ini. Jika dari awal asal usul hadiah tersebut sudah
diusut, tindak pidana korupsi pun dapat digagalkan. Ingatlah, apa yang kita lakukan
saat ini, menjadi contoh dan akan ditiru oleh anak-anak kita. Siapakah kita, ketika
usia sudah renta, menyaksikan anak-cucu kita berperilaku koruptif ??? Tahukah
kamu ??? “32%” istri langsung membelanjakan uang yang diterima dari suami,
tanpa menanyakan asal-usulnya. Hati-hati lho, seorang istri bisa terlibat dijerat
undang-undang suap atau gratifikasi”
4. AJARKAN dan CONTOHKAN Sikap Anti Korupsi Sejak Kecil !!!
Mencontek, membolos, tidur dalam kelas, kabur dari sekolah sering kali
dianggap sebagai kenakalan anak-anak biasa. Semua orang tua dan pendidik tahu
itu adalah pelanggaran disiplin, tetapi tidak semua tahu bahwa perbuatan- perbuatan
tersebut adalah salah satu bibit perilaku korupsi. Apa yang korupsi ??? yang
dikorupsi adalah waktu, yang dikorupsi adalah kepercayaan orang tua, yang
dikorupsi adalah hasil kerja temannya yang sudah belajar. Sejak kecil anak harus
paham mengenai tanggungjawab dan konsekuensi. Kalau dia tidak belajar, maka
hasilnya akan jelek. Menyontek adalah membohongi diri sendiri. Sebaiknya ibu
tidak langsung memarahi bila anak dapat nilai jelek. Studi KPK, menemukan fakta
bahwa “takut dimarahi” adalah alasan anak berbohong. Anak akan menyontek
untuk mendapatkan nilai bagus, agar tidak dimarahi. Lebih baik tanyakan mengapa
dapat nilai jelek, agar kita bisa membantu kesulitannya. Kita pun bisa bekerja sama
mengatasinya.
5. Asah Sikap SENSITIF Anak Terhadap LINGKUNGAN Sekitar !!!
Sikap peduli pada lingkungan sekitar, dapat dilatih pada anak-anak mulai dari
hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Antri saat membayar di kasir,
memberikan tempat duduk untuk orang yang lebih membutuhkan (lebih tua,
perempuan hamil, orang yang membawa bayi/anak kecil), menuntun para disable,
berpartisipasi dalam penggalangan bantuan korban bencana, menegok orang sakit,
menjeguk nenek/kakek, mengunjungi rumah yatim-piatu, dll. Hal-hal semacam ini
akan memberikan pengalaman untuk peduli pada orang lain, untuk tidak menyakiti
mereka yang kurang beruntung. Kepedulian ini, akan membangun sikap
menyanyangi dan melindungi, sehingga menjauhkan tindakan yang akan membuat
orang lain makin menderita atau makin tidak beruntung. Kepedulian ini akan
13
tumbuh menjadi sikap hidup yang mereka bawa sampai dewasa. Kelak saat mereka
dihadapkan pada kesempatan yang menawaarkan perilaku koruptif, hati nurani akan
mengahalangi. Sensitif pada lingkungan juga berarti peka terhadap orang-orang di
sekitar dengan gaya hidup yang mengindikasi perilaku koruptif dan dengan niat
memberantas korupsi segera melaporkan pada lembaga yang berwenang. Sikap anti
korupsi, jujur, sensitif pada kepentingan umum, menghargai orang lain adalah sikap
yang dibentuk dari penanaman nilai sejak dini dan konsisten. Lakukanlah sekarang
dan mulai dari diri kita, sehingga anak dan suami bisa melakukannya juga.
6. Biasakan HIDUP SEDERHANA, Mencukupi Dari Apa Yang Ada !!!
Memang sulit menakar kepuasan hidup, apalagi bila kita mudah terpengaruh
lingkungan. Akhirnya berapa pun yang kita miliki selalu terasa kurang. Sikap hidup
seperti ini mudah sekali berkembang ke arah perilakku koruptif. Istri dan suami
ingin selalu punya lebih, suami selalu ingin dapat memberi lebih serta menunjukkan
kewenangannya yang besar, tanpa menghiraukan rambu-rambu korupsi. Anak pun
terbiasa untuk mudah mendapatkan keinginannya akan hal-hal konsumtif.
Akibatnya terciptalah lingkungan korupsi dalam keluarga. Tahukah Anda ??? “Ibu-
ibu, korupsi juga disebabkan karena peran individu di dalam keluarga atau anggota
keluarga. Korupsi terjadi karena peluang. Kata pak Busyro Muqqodas, (Mantan
Pimipinan KPK), ada Corruption by need, Corruption by greed, dan Corruption by
design (melegalkan korupsi di Indonesia contohnya sudah banyak). Biasanya orang
tergoda, koleganya punya mobil, dia beli mobil. Tidak puas karena ketinggalan
jaman terus ganti mobil tapi tidak punya uang, sistem kontrol tidak kuat kemudian
korupsi”.
7. Berani Mengatakan TIDAK Pada Setiap Tindakan TIDAK JUJUR !!!
Seringkali karena merasa tidak enak hati, kita terpaksa ikut melakukan
tindakan yang tidak jujur. Misalnya, kita melihat sendiri atasan melakukan
tindakan korupsi, tapi kita tidak berani atau segan untuk menegur apalagi
melaporkan pada pihak penegak hukum. Alasnnya karena kita menghormati
atasan. Intinya demi menghormati satu orang, Anda mengorbankan lebih dari 200
juta orang lain di Indonesia. Tahukah Anda ??? “Berbaik hatilah pada oraang yang
membutuhkan, bukan pada pelaku korupsi yang sebagian besar sudah Anda biayai
dari pajak yang Anda bayar”. “LAPORKANLAH tindak pidana korupsi yang dilakukan
oleh siapapun, termasuk atasan Anda !!!”

14
BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
korupsi adalah kejahatan yang sangat merugikan public. Korupsi adalah
penghianatan, dalam hal ini adalah penghianatan terhadap rakyat yang telah memberikan
amanah dalam mengemban tugas tertentu. Korupsi merupakan perbuatan yang
bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku di masyarakat. Korupsi di
Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Melihat realita tersebut timbul
public judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Telah banyak usaha
yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun walaupun begitu dengan upaya
apapun memang harus terus dilakukan untuk memberantas korupsi Seperti yang sekarang
ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa ,memasukan Pendidikan Anti korupsi guna
mengoptimalkan intelektual, sifat kritis dan etika integritas mahasiswa agar kedepannya
bias menghasilkan sosok sosok pembangun bangsa yang berjiwa anti korupsi tentunya.
B.Saran

Dalam pembuatan laporan kegiatan penyuluhan saya membutuhkan kritik dan


saran untuk itu diharapkan rekan – rekan dapat memberikan kritik dan saran terhadap
laporan yang saya buat.Setelah melihat perkembangan korupsi di Indonesia dan
pengenalan diri diperlukan untuk menentukan strategi yang efektif yang akan
digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa
dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan
untuk menghadapi peperangan melawan korupsi. Usaha-usaha yang dapat dilakukan
oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan politik adalah dengan melakukan
penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah dengan melakukan
membangun opini publik, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak- pihak yang
berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan
demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar.

LAMPIRAN

1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH:

FITRAH FATONAH

NIM. P01740322067

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2023

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Cara Mencegah Korupsi Dengan Cara Yang


Sederhana
Sasaran : Remaja
Hari / Tanggal : Senin, 23 Oktober 2023
Jam : 09.30 – 10.15 WIB
Tempat : Kampus A Ruang 2.5

Waktu Penyuluhan : 30 menit

A. Latar Belakang
Korupsi dari seseorang tindakan dari seseorang yang menyalahgunakan
sebuah kepercayaan dalam suatu masalah maupun organisasi guna memperoleh
keuntungan pribadi. Dalam UU No.20 tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi
adalah tindakan melawan hukum yang dilakukan sendiri atau korporasi yang merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. korupsi secara harfiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian. Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan
merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang
bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke
dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
Para pelaku korupsi adalah mereka yang tidak mampu mengendalikan
keserakahan dan tidak peduli atas dampak perbuatannya terhadap orang lain, rakyat,
bangsa, dan negara. Korupsi merupakan perpaduan dari keserakahan (tamak) dan sifat
asosial. Artinya, orang yang melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas
menumpuk dan mengumpulkan harta dan tidak memiliki sense of crisis terhadap
masyarakat. (Sumiyati, 2007). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia menuliskan dalam bukunya yakni Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan
Tinggi bahwa menurut Wade dan Tavris (2007) pada dasarnya korupsi merupakan
perilaku yang dimunculkan oleh individu secara sadar dan disengaja.
Beberapa bentuk korupsi diantaranya adalah Penyuapan (penyuapan) mencakup
tindakan untuk memberi dan menerima suap, baik berupa uang maupun barang,
Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa
dana publik atau sumber daya alam tertentu, Penipuan, merupakan suatu tindakan
kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (tipuan atau penipuan). Termasuk
didalamnya keuntungan atau manfaat dari informasi dan fakta dengan tujuan
mengambil keuntungan tertentu.
Pemerasan, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa
atau disertai dengan cerita-cerita tertentu oleh pihak yang memiliki kekuasaan.
Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia lokal dan regional. Favoritisme, adalah
mekanisme kekuasaan yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber daya,
Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara, Serba kerahasiaan, meskipun
dilakukan secara kolektif atau korupsi berjamaah.
18
Faktor Penyebab korupsi Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi
yang datang dari diri pribadi. Faktor ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan
sosial. Aspek perilaku individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral yang
kurang kuat, san gaya hidup konsumtif, Aspek sosial dapat terjadi karena dorongan
perilaku keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluarga lah yang
secara kuat memberi dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik
seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya.
Faktor penyebab korupsi Faktor eksternal merupakan faktor penyebab korupsi
yang datang dari sebab-sebab luar. Ini meliputi beberapa aspek, yaitu: Aspek sikap
masyarakat terhadap korupis Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama
korupsi adalah masyarakat sendiri. Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab
korupsi adalah pendapatan yang tidak mencukupi. Aspek politis yang menjadi faktor
penyebab korupsi seperti kepentingan politis, meraih dan mempertahakan kekuasaan.

B. Tujuan
9. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Mahasiswa mengetahui Pendidikan budaya anti
korupsi
10. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan materi selama 30 Menit pendidikan budaya anti korupsi
diharapkan mahasiwa mampu mengetahui
5. Pengertian Korupsi?
6. Dampak Korupsi?
7. Cara Mencegah Korupsi dengan cara sederhana?
8. Apa faktor penyebab terjadinya korupsi?

19
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Anti korupsi
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah umum
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
a) Ceramah
b) Tanya jawab
4. Media dan Alat
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah:
a) Poster
b) Laptop
c) video
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 23 Oktober 2023
Jam : 09.30 – 10.15 WIB
Tempat : Kampus A Ruang 2.5

6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut.

20
PENYULUH

Audiens Audiens Audiens

Audiens Audiens Audiens

11. Proses Kegiatan


No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

1 Pembukaan 5 menit
5. Mengucapkan salam
4. Menjawab salam
6. Memperkenalkan diri
Memperhatikan
7. Melakukan kontrak waktu dan bahasa
5. Menyepakati kontrak
yang akan digunakan
Memperhatikan
8. Menjelaskan tujuan dan topik
2 Pelaksanaan 15

menit
6. Menanyakan apa itu korupsi 6. Memberikan pendapat
7. Menjelaskan pengertian korupsi 7. Mendengarkan
8. Menjelaskan dampak dari korupsi 8. Mendengarkan
9. Memberikan penyuluhan cara 9. Mendengarkan
mencegah korupsi secara sedehana 10. Mendengarkkan
10. Mejelaskan faktor penyebab
terjadinya korupsi

21
6. Penutup  Audien Menanyakan
tentang hal-hal yang
 Memberi kesempatan untuk bertanya
 Evaluasi materi yang diberikan belum dimengeti dan
 Tanya jawab narasumber
 Memberikan saran
 menjawab pertanyaan
 Mengucapkan salam
yang di sampaikan.
 Aktif bersama
menyimpulkan
 Membalas salam

7. Evaluasi
12. Evaluasi
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut:
Evaluasi struktur
 Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai waktu
 Peserta penyuluhan dapat hadir sesuai rencanaEvaluasi proses
 Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
 Selama penyuluhan berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh
perhatian
Evaluasi hasil

Diharapkan peserta mampu menyebutkan kembali perilaku cara sederhana mencegah


korupsi

22
MATERI PENYULUHAN ANTI KORUPSI
“Cara Mencegah Korupsi Dengan Cara Yang Sederhana”

B. Definisi Korupsi

Korupsi adalah tindakan atau praktik penyalahgunaan kekuasaan, jabatan, atau


sumber daya publik untuk memperoleh keuntungan pribadi atau finansial secara ilegal,
yang merugikan kepentingan masyarakat atau organisasi yang dilayani oleh individu atau
pihak yang terlibat. Tindakan korupsi dapat mencakup suap, nepotisme, kolusi,
pemerasan, penyalahgunaan wewenang, dan berbagai tindakan ilegal lainnya yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok dengan merugikan
integritas dan tujuan dari lembaga atau jabatan yang bersangkutan.
Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Dengan demikian arti kata
korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut
perbuatan korupsi menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang
busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan
dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan.
Para pelaku korupsi adalah mereka yang tidak mampu mengendalikan keserakahan
dan tidak peduli atas dampak perbuatannya terhadap orang lain, rakyat, bangsa, dan
negara. Korupsi merupakan perpaduan dari keserakahan (tamak) dan sifat asosial. Artinya,
orang yang melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas menumpuk dan
mengumpulkan harta dan tidak memiliki sense of crisis terhadap masyarakat. (Sumiyati,
2007). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menuliskan dalam
bukunya yakni Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi bahwa menurut Wade
dan Tavris (2007) pada dasarnya korupsi merupakan perilaku yang dimunculkan oleh
individu secara sadar dan disengaja.

B Pengertian Korupsi

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan


dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan
korupsi ini terjadi karena beberapa faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan
masyarakat. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan
jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam
Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan
korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya
agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah.
Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga
termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari

23
pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada
keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai
hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan
yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah
tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi
dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat.

C. Faktor penyebab korupsi


Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu:
3. Faktor internal
Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri. Terdapat
beberapa faktor yang ada dalam faktor internal ini, antara lain ialah:
c. Sifat Tamak Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap
harinya pasti manusia meinginkan kebutuhan yang lebih, dan selalu kurang
akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah sifat tamak ini di dalam
diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan cara korupsi.
d. Gaya hidup konsumtif Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia
manusia di dunia, dimana manusia pasti memiliki kebutuhan masing masing
dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengonsumsi
kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan
pendapat yang diperoleh yang akhirnya terjadilah tindak korupsi
4. Faktor eksternal
Secara umum penyebab korupsi banyak juga dari faktor eksternal, faktor faktor
tersebut antara lain :
e. Faktor politik, Faktor politik ini adalah salah satu faktor eksternal dalam
terjadinya tindak korupsi. Di dalam sebuah politik akan ada terjadinya suatu
persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap manusia bersaing untuk
mendapat kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara mereka lakukan untuk
menduduki posisi tersebut. Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap
menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.
f. Faktor hukum, Faktor hukum ini adalah salah satu faktor eksternal dalam
terjadinya tindak korupsi. Dapat kita ketahui di negara kita sendiri bahwa
hukum sekarang tumpul ke atas lancip kebawah. Di hukum sendiri banyak
kelemahan dalam mengatasi suatu masalah. Sudah di terbukti bahwa banyak
24
praktek praktek suap menyuap lembaga hukum terjadi dalam mengatasi suatu
masalah. Sehingga dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa praktek korupsi
sangatlah mungkin terjadi karena banyak nya kelemahan dalam sebuah hukum
yang mendiskriminasi sebuah masalah.
g. Faktor ekonomi Sangat jelas faktor ekonomi ini sebagai penyebab terjadinya
tindak korupsi. Manusia hidup pasti memerlukan kebutuhan apalagi dengan
kebutuhan ekonomi itu sangatlah di pentingkan bagi manusia. Bahkan
pemimpin ataupun penguasa berkesempatan jika mereka memiliki kekuasaan
sangat lah ingin memenuhi kekayaan mereka. Di kasus lain banyak pegawai
yang gajinya tidak sesuai dengan apa yang di kerjakannya yang akhirnya
ketika ada peluang, mereka di dorong untuk melakukan korupsi.
h. Faktor organisasi Faktor organisasi ini adalah faktor eksternal dari penyebab
terjadinya korupsi. Di suatu tempat pasti ada sebuah organisasi yang berdiri,
biasanya tindak korupsi yang terjadi dalam organisasi ini adalah kelemahan
struktur organisasi, aturan aturan yang dinyatakan kurang baik, kemudian
kurang adanya ketegasan dalam diri seorang pemimpin. Di dalam suatu
struktur organisasi akan terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam struktur
tersebut belum ada

PAHAMI Segala Bentuk Korupsi dan LAWAN !!!


Seringkali kita sibuk bicara tentang kasus korupsi yang besar-besar dan mengutuk
pelaku-pelakunya. Padahal berbagai perbuatan tidak jujur lain berlangsung di depan
mata kita, tanpa kita sdari, bahkan mungkin kita juga melakukannya, misalnya suap,
gratifikasi, pencucian uang. Ada undang-undang yang mengatur semua perbuatan
tersebut dan siapapun dapat kena jeratannya. Ketidaktahuan mengenai suatu
peraturan perundang-undangan bukan alasan untuk menghindar dari tangggung
jawab pidana. Dalam hukum dikenal Teori Fiksi, yang tahu seketika setelah suatu
peraturan perundang-undangan diberlakukan.“Korupsi tidak selamanya
berhubungan dengan uang, tapi dapat berupa barang/hadiah, keuntungan
saham/deviden, obligasi, keuntungan jabatan, keputusan.
Contohnya : perbutan korupsi yang terkait gratifikasi, suap, perbuatan curang,
penggunaan fasilitas, konflik kepentingan dsb”.
8. HINDARI Sikap Ingin JALAN PINTAS !!!

25
Kebiasaaan untuk selalu mencari jalan pintas paling mudah dilihat di jalan
raya. Mobil dan motor saling serobot tak mau antri, seolah-olah takut tidak
kebagian jalan, apalagi kalau lampu lalu lintas mati. Sikap ambil jalan pintas ini
juga muncul saat mengurus KTP, akte lahir, dan surat-surat identitas lain. Banyak
orang menjawab “supaya cepat beres”, atau ucapan terima kasih (setelah selesai),
ketika ditanya alasan memberikan uang pembayaran lebih dari yang semestinya.
Kita tidak menyadari, bahwa memberi uang pada pejabat publik dengan dijerat
undang-undang suap. Melicinkan urusan dengan uang, lama kelamaan akan menjadi
sesuatu yang biasa dan pada akhirnya akan mengaburkan pemahaman kita tentang
perilaku koruptif. Kebiasaan ini akan dilanjutkan oleh anak-anak kita, sampai saat
mereka dewasa dan bekerja, kebiasaan ini kemudian berlanjut dan berkembang
dalam skala yang lebih besar.
9. Cari Tahu ASAL USUL HADIAH yang Sampai Pada Kita !!!
Kebahagian keluarga seringkali menjadi motovasi untuk memperoleh
penghasilan lebih. Maka, ketika suatu hari seorang istri menerima uang dalam
jumlah besar dari suami, jauh melebihi jumlah yang biasa diterimanya setiap bulan,
ia mengangggap itu adalah rejeki yang harus disyukuri, tanpa bertanya apapun
tentang asal usul uang itu. Bisa saja uang itu di peroleh suami dari hasil tindak
penyuapan, gratifikasi, atau pencucian uang. Jika benar, maka sesungguhnya suami
bukan sedang membahagiakan keluarga, tetapi justru mencelakakan. Dan istri turut
mendukung tindakan koruptif ini. Jika dari awal asal usul hadiah tersebut sudah
diusut, tindak pidana korupsi pun dapat digagalkan. Ingatlah, apa yang kita lakukan
saat ini, menjadi contoh dan akan ditiru oleh anak-anak kita. Siapakah kita, ketika
usia sudah renta, menyaksikan anak-cucu kita berperilaku koruptif ??? Tahukah
kamu ??? “32%” istri langsung membelanjakan uang yang diterima dari suami,
tanpa menanyakan asal-usulnya. Hati-hati lho, seorang istri bisa terlibat dijerat
undang-undang suap atau gratifikasi”
10. AJARKAN dan CONTOHKAN Sikap Anti Korupsi Sejak Kecil !!!
Mencontek, membolos, tidur dalam kelas, kabur dari sekolah sering kali
dianggap sebagai kenakalan anak-anak biasa. Semua orang tua dan pendidik tahu
itu adalah pelanggaran disiplin, tetapi tidak semua tahu bahwa perbuatan- perbuatan
tersebut adalah salah satu bibit perilaku korupsi. Apa yang korupsi ??? yang
dikorupsi adalah waktu, yang dikorupsi adalah kepercayaan orang tua, yang
dikorupsi adalah hasil kerja temannya yang sudah belajar. Sejak kecil anak harus
26
paham mengenai tanggungjawab dan konsekuensi. Kalau dia tidak belajar, maka
hasilnya akan jelek. Menyontek adalah membohongi diri sendiri. Sebaiknya ibu
tidak langsung memarahi bila anak dapat nilai jelek. Studi KPK, menemukan fakta
bahwa “takut dimarahi” adalah alasan anak berbohong. Anak akan menyontek
untuk mendapatkan nilai bagus, agar tidak dimarahi. Lebih baik tanyakan mengapa
dapat nilai jelek, agar kita bisa membantu kesulitannya. Kita pun bisa bekerja sama
mengatasinya.
11. Asah Sikap SENSITIF Anak Terhadap LINGKUNGAN Sekitar !!!
Sikap peduli pada lingkungan sekitar, dapat dilatih pada anak-anak mulai dari
hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Antri saat membayar di kasir,
memberikan tempat duduk untuk orang yang lebih membutuhkan (lebih tua,
perempuan hamil, orang yang membawa bayi/anak kecil), menuntun para disable,
berpartisipasi dalam penggalangan bantuan korban bencana, menegok orang sakit,
menjeguk nenek/kakek, mengunjungi rumah yatim-piatu, dll. Hal-hal semacam ini
akan memberikan pengalaman untuk peduli pada orang lain, untuk tidak menyakiti
mereka yang kurang beruntung. Kepedulian ini, akan membangun sikap
menyanyangi dan melindungi, sehingga menjauhkan tindakan yang akan membuat
orang lain makin menderita atau makin tidak beruntung. Kepedulian ini akan
tumbuh menjadi sikap hidup yang mereka bawa sampai dewasa. Kelak saat mereka
dihadapkan pada kesempatan yang menawaarkan perilaku koruptif, hati nurani akan
mengahalangi. Sensitif pada lingkungan juga berarti peka terhadap orang-orang di
sekitar dengan gaya hidup yang mengindikasi perilaku koruptif dan dengan niat
memberantas korupsi segera melaporkan pada lembaga yang berwenang. Sikap anti
korupsi, jujur, sensitif pada kepentingan umum, menghargai orang lain adalah sikap
yang dibentuk dari penanaman nilai sejak dini dan konsisten. Lakukanlah sekarang
dan mulai dari diri kita, sehingga anak dan suami bisa melakukannya juga.
12. Biasakan HIDUP SEDERHANA, Mencukupi Dari Apa Yang Ada !!!
Memang sulit menakar kepuasan hidup, apalagi bila kita mudah terpengaruh
lingkungan. Akhirnya berapa pun yang kita miliki selalu terasa kurang. Sikap hidup
seperti ini mudah sekali berkembang ke arah perilakku koruptif. Istri dan suami
ingin selalu punya lebih, suami selalu ingin dapat memberi lebih serta menunjukkan
kewenangannya yang besar, tanpa menghiraukan rambu-rambu korupsi. Anak pun
terbiasa untuk mudah mendapatkan keinginannya akan hal-hal konsumtif.
Akibatnya terciptalah lingkungan korupsi dalam keluarga. Tahukah Anda ??? “Ibu-
27
ibu, korupsi juga disebabkan karena peran individu di dalam keluarga atau anggota
keluarga. Korupsi terjadi karena peluang. Kata pak Busyro Muqqodas, (Mantan
Pimipinan KPK), ada Corruption by need, Corruption by greed, dan Corruption by
design (melegalkan korupsi di Indonesia contohnya sudah banyak). Biasanya orang
tergoda, koleganya punya mobil, dia beli mobil. Tidak puas karena ketinggalan
jaman terus ganti mobil tapi tidak punya uang, sistem kontrol tidak kuat kemudian
korupsi”.
13. Berani Mengatakan TIDAK Pada Setiap Tindakan TIDAK JUJUR !!!
Seringkali karena merasa tidak enak hati, kita terpaksa ikut melakukan
tindakan yang tidak jujur. Misalnya, kita melihat sendiri atasan melakukan
tindakan korupsi, tapi kita tidak berani atau segan untuk menegur apalagi
melaporkan pada pihak penegak hukum. Alasnnya karena kita menghormati
atasan. Intinya demi menghormati satu orang, Anda mengorbankan lebih dari 200
juta orang lain di Indonesia. Tahukah Anda ??? “Berbaik hatilah pada oraang yang
membutuhkan, bukan pada pelaku korupsi yang sebagian besar sudah Anda biayai
dari pajak yang Anda bayar”. “LAPORKANLAH tindak pidana korupsi yang dilakukan
oleh siapapun, termasuk atasan Anda !!!”

DAFTAR PUSTAKA

1. Muzadi, H. . MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi. Malang : Bayumedia Publishing.
2. Lamintang, PAF dan Samosir, Djisman.. Hukum Pidana Indonesia .Bandung : Penerbit
Sinar Baru.
3. Saleh, Wantjik.. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia . Jakarta : GhaliaIndonesia

28
29
30
PENUTUP

Demikianlah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini penulis buat, semoga dapat
dilaksanakan sesuai rencana.

Bengkulu,23 Oktober 2023


Penulis,

FITRAH FATONAH
NIM. P01740322086

Disetujui Oleh :

Kordinator MK PBAK, Dosen MK PBAK,

Ns. Kheli Fitria Annuril, M.Kep, Sp.Kep.Mat Rolita Efriani, S.ST., M.Keb
NIP.198307132010012008 NIP.199308272020122010

Media Penyuluhan ( Poster dan PPT Penyuluhan )


- Poster
31
- Power Point

Soal Evaluasi
Pertanyaan dari remaja
1. Bagaimana kita bias mengajarkan anak-anak atau remaja tentang integritas dan
kejujuran

32
Jawaban: 1. Menjadi contoh jadilah teladan yang baik. Anak anak dan remaja lebih
cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar.
2. Bicarakan tentang nilai-nilai, selalu berbicara dengan anak anak tentang
pentingnya kejujuran, integritas dan etika.
3. Diskusikan situasi nyata, ajak anak anak atau remaja untuk berbicara
tentang situasi nyata dimana kejujuran dan integritas menjadi penting.
Diskusikan bagaimana tindakan mereka dalam situasi tersebut
memperngaruhi orang lain dan diri mereka sendiri.

Daftar Hadir
DAFTAR HADIR
PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI
BAGI MAHASISWA

No Nama Alamat Kehadiran


.

1. Maissy Maharani JL.Kuala Alam Hadir

2. Fitrah Fatonah Jl. Kuala lempuing Rt 04 Hadir

3. Rita Anjani Jl kuala lempuing Rt 05 Hadir

4. Selfy Jl kuala lempuing Rt 05 Hadir

5. Selin Jl kuala Alam Hadir

Bengkulu, 27 Oktober 2023

FITRAH FATONAH

33
2. Dokumentasi (Foto)

34

Anda mungkin juga menyukai