Anda di halaman 1dari 19

PRAKTEK ILMU ETIKED DAN ETIKA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Etiked Dan Keprotokolan

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Neta Rismailany NPP: 33.0182


Fernanda Ita Odilia NPP: 33.0778
Ni Made Putri Yunadi NPP: 33.0631
I Wayan Trivael Pratama NPP: 33.0851
Syerihan Ridho Kaulanida NPP: 33.0490
Yusrizal Wahyuwijayanto NPP: 33.0767
Bisma Athalah Rafif Adinata NPP: 33.0192
Matthew Glaudio Imanuel Mangar NPP: 33.1203

PROGRAM STUDI POLITIK INDONESIA TERAPAN


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang mana
atas rahmat dan karunia dari-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dosen ibu Emi Novariza, S.IP.,M.Si pada mata kuliah Praktek Etiked dan
Keprotokolan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang etiked dan etika bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen Emi Novariza,


S.IP.,M.Si, selaku dosen pada mata kuliah Praktek Etiked dan Keprotokolan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penyusun tekuni. Terimakasih atas kerja sama
kelompok lima yang bekerja dengan maksimal dan kompak sehingga penulisan
makalah ini dapat diselsaikan tepat pada waktunya. Penyusun juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, 22 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

2.1 Defenisi Etiked ..................................................................................... 3


2.2 Defenisi Etika ....................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

3.1 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etiked dan Etika di


lingkungan Masyarakat ....................................................................... 6
3.2 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etiked dan Etika di lingkungan
Praja ...................................................................................................... 9

BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 14

4.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
4.2 Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

LAMPIRAN ............................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arus globalisasi yang deras tak dapat terbendung dan mengakibatkan
terjadinya banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Penyumbang
terbesar dari perubahan tersebut adalah dengan berkembangnya teknologi. Salah
satu perubahannya adalah dilihat dari perubahan dan penyimpangan etik dalam
kehidupan bermasyarakat. Perubahan dan penyimpangan etik yang sering terjadi
mengakibatkan banyak konflik yang kita hadapi. Perubahan dan penyimpangan
etik selain berkutat dalam kehidupan bermasyarakat, dalam kehidupan praja juga
terkena dampaknya. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan zaman dan
arus global, etika menjadi suatu disiplin ilmu yang sangat penting untuk
mencegah dan menanggulangi dampak dari arus global yang menyebabkan
perubahan dan penyimpangan etik.
Etika merupakan kata yang dekat dengan arus globalisasi saat ini.
Hubungannya yaitu semakin kemari, semakin berkembangnya dunia semakin
berubahnya etika dalam bermasyarakat. Yang ingin dibahas saat ini adalah
pelanggaran penerapan ilmu etiked dan etika masyarakat dalam bersosial media
dan dalam kehidupan Praja sehari-hari. Terkadang para pengguna tidak
memikirkan dampak pendek maupun panjang dari bersosial media yang tidak
terkendali dan terkontrol. Sosial media di era globalisasi saat ini sangat rawan
dengan adanya berita hoax yang meresahkan masyarakat. Selain berita hoax,
akan banyak pengguna yang saling menjatuhkan dan menjelekkan pengguna lain
saat kurangnya pemahaman mengenai etika dalam bersosialisasi dalam
kehidupan bermasyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penulis telah menyusun permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini. Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana penerepan ilmu etika dan etiked di lingkungan masyarakat?
2. Bagaimana penerepan ilmu etika dan etiked dalam kehidupan praja?

1.3 Tujuan Penulisan


Bersumber pada rumusan permasalahan yang penulis susun, yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui kasus dan penerepan ilmu etiked dan etika di lingkungan
masyarakat.
2. Untuk mengetahui kasus dan penerepan ilmu etiked dan etika dalam
kehidupan praja.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Etiked


Etiked berasal dari bahasa Prancis yaitu etiquette artinya aturan sopan
santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesame manusia. menurut O. P.
simorangkir etiked adalah suatu ilmu yang harus dimiliki oleh setiap orang,
sebab etiked ialah sebuah pandangan manusia di dalam menilai terhadap yang
baik ataupun yang buruknya sebuah tindakan insan didalam kehidupannya
masing-masing.
Memahami dan menerapkan ilmu etiked akan membuat hidup lebih
nyaman, hal ini dapat memudahkan kita menyesuaikan diri dalam berbagai
situasi lingkungan. Etiked mengajarkan kita untuk memelihara hubungan yang
baik dengan orang lain, bahkan memikirkan kepentingan dan keinginan oranf
lain. Yang menjadi dasar dari etiked adalah adat istiadat atau tradisi dari daerah
tertentu. Karena itu penilaian etiked bersifat sangat relatif, yaitu mengikuti
dengan adat istiadat daerah yang kita tempati. Contohnya etiked dalam
berkomunikasi, jika di Pulau Sumatera berbicara dengan nada yang tinggi itu
adalah hal yang normal sedangkan di pulau Jawa masyarakatnya terbiasa
menggunakan nada halus dan apabila mendengar seseorang berbicara
menggunakan nada yang tinggi, masyarakat Pulau Jawa menganggap bahwa
orang tersebut sedang emosi kepada mereka. Oleh karena itu etiked hanya
berlaku dalam kehidupan sosial.
Penulis mendapatkan kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan etiked
adalah ilmu mengenai tata cara seseorang dalam bertingkah laku di dalam
lingkungan pergaulannya yang beradab dan sopan santun guna memelihara
hubungan baik dalam pergaulan. Dengan kata lain kita harus memperlakukan
orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

3
2.2 Defenisi Etika
Istilah atau kata etika pasti sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya dalam kalangan cendekiawan, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu etos dalam
bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan- kebiasaan tingkah laku manusia, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Etika dalam bahasa inggris
yaitu Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan buruk, mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau
nilai yang berhubungan dengan ahlak, dan nilai benar atau salah yang dianut
dalam masyarakat. Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu
ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan
sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar.
Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang
dalam berperilaku di masyarakat.
Dalam buku Etika edisi revisi karya K. Bertens, dirumuskan arti etika
sebagai berikut; Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, arti ini dirumuskan sebagai sistim nilai, sistim nilai bisa
berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Etika
berarti kumpulan asas atau moral yang dimaksud di sini adalah adalah etika
mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik dan buruk. Terdapat beberapa
karakteristik etika yaitu sebagai berikut:
a) Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
b) Etika sifatnya absolut atau mutlak.
c) Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.
d) Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

4
Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah sebuah
ilmu yang mengajarkan mengenai pedoman seseorang untuk mengetahui
perbuatan dan tingkah laku apa saja yang baik dan tidak baik untuk dilakukan
berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari. Atau juga dapat dikatakan bahwa etika adalah pemikiran yang tersususn
secara sistematis mengenai sikap dan tingkah laku baik atau buruk, yang akan
kita lakukan dalam kehidupan kita.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etiked dan Etika di Lingkungan
Masyarakat
Masyarakat Indonesia diwarnai oleh adanya berbagai jenis agama, suku,
ras, dan kebudayaan. Dengan banyaknya jumlah penduduk yang heterogen,
ditambah dengan luasnya wilayah yang dimiliki oleh negara Indonesia
menyebabkan diperlukan suatu perkembangan untuk menyatukanya, yaitu social
media. Sosial media bukan hanya menjadi salah satu perantara penting untuk
mendekatkan yang jauh, tetapi membantu memberikan edukasi terhadap
perbedaan dengan berbagi informasi yang terdapat di internet.

Gambar 3.1
Sumber:Liputan6.com

Namun, tidak semua informasi membantu masyarakat untuk menambah wawasan,


masih banyak ditemukan berita bodong yang dilakukan oleh oknum dengan tujuan
tertentu yang mengakibatkan ketakutan, kebencian, dan perpecahan. Hal ini dapat
dilihat dari kasus Saracen yaitu sindikat yang diduga aktif menyebarkan berita
bohong bernuansa SARA di media sosial. Kepolisian Indonesia mengungkapkan

6
penangkapan tiga pimpinan sindikat Saracen yang diduga berada di balik sejumlah
berita bohong dan provokatif bernuansa SARA di media sosial. Dari hasil
penyelidikan forensik digital, terungkap sindikat ini menggunakan grup Facebook, di
antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team, dan Saracennews.com untuk
menggalang lebih dari 800.000 akun. Selanjutnya pelaku mengunggah konten
provokatif bernuansa SARA dengan mengikuti perkembangan tren di media sosial.
Modusnya, sindikat yang beraksi sejak November 2015 tersebut mengirimkan
proposal kepada sejumlah pihak, kemudian menawarkan jasa penyebaran ujaran
kebencian bernuansa SARA di media sosial.

Dari kasus diatas kita dapat melihat bahwa kurangnya penerapan etiked dan
etika dalam bermedia sosial. Seharusnya masyarakat dapat menggunakan sosial
media dengan lebih bijak dan ramah sejalan dengan citra masyarakat Indonesia yang
terkenal baik dan ramah. Di Indonesia sendiri sudah terdapat undang undang yang
mengatur penggunaan sosial media. Yaitu pada Undang Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE). Pasal 28 ayat (2)
berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).”. Yang secara garis besar terbagi menjadi beberapa poin yaitu sebagai
berikut:

a.) Pergunakan Bahasa yang Baik


Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan
bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko
kesalahpahaman yang tinggi. Alangkah baiknya apabila sedang melakukan
komunikasi pada jaringan internet menggunakan bahasa yang sopan dan layak
serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir. Setiap orang
memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai konten secara

7
berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda
telah berupaya mengunggah konten yang jelas pula.

b.) Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan


Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung
unsur SARA (Suku, Agama dan Ras) serta pornografi pada jejaring sosial.
Biasakan untuk menyebarkan hal-hal yang berguna dan tidak menimbulkan
konflik antar sesama. Hindari juga mengupload foto kekerasan seperti foto
korban kekerasan, foto kecelakaan lalu lintas maupun foto kekerasan dalam
bentuk lainnya. Jangan menambah kesedihan para keluarga korban dengan
menyebarluaskan foto kekerasan karena mungkin saja salah satu dari
keluarganya berada di dalam foto yang Anda sebarkan.

c.) Kroscek Kebenaran Berita


Kita diharapkan waspada ketika kita menerima suatu informasi dari
media sosial yang berisi berita yang menjelekkan salah satu pihak di media
sosial dan bertujuan menjatuhkan nama baik seseorang dengan menyebarkan
berita yang hasil rekayasa. Maka hal tersebut menuntut anda agar lebih cerdas
lagi saat menangkap sebuah informasi, apabila Anda ingin menyebarkan
informasi tersebut, alangkah bijaknya jika Anda melakukan kroscek terlebih
dahulu atas kebenaran informasi tersebut.

d.) Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Pada saat menyebarkan informasi baik dalam bentuk foto, tulisan


maupun video milik orang lain maka biasakan untuk mencantumkan sumber
informasi sebagai salah satu bentuk penghargaan atas hasil karya seseorang.
Jangan membiasakan diri untuk serta merta mengcopy-paste tanpa
mencantumkan sumber informasi tersebut.

8
e.) Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi
Ada baiknya Anda harus bersikap bijak dalam menyebarkan informasi
mengenai kehidupan pribadi anda saat sedang menggunakan media sosial.
Janganlah terlalu mengumbar informasi pribadi Anda terlebih lagi informasi
mengenai nomor telepon atau alamat rumah Anda. Hal tersebut bisa saja
membuat kontak lain dalam daftar Anda juga akan menjadi informasi bagi
mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan kepada diri Anda.

3.2 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etika dan Etiked di Lingkungan Praja
Pemimpin adalah orang yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab
untuk memimpin dan dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Menjadi
seorang pemimpin bukan lah suatu hal yang mudah. Semua anggota dari
kelompok yang dipimpinnya merupakan tanggungjawabnya. Sehingga seseorang
sebagai pengikut harus menghargai pemimpinnya dan menjalankan tugas sesuai
yang pemimpin arahkan.
Institut Pemerintahan Dalam Negeri dalam kehidupan praja erat
hubungannya dengan peraturan baris berbaris. PBB digunakan sehari-hari
sebagai para praja baik untuk perpindahan tempat maupun dalam apel. Maka dari
itu, studi kasus ilmu etiked dan etika yang akan kami bahas pada penulisan kali
ini adalah lihat yaitu masih banyaknya praja pratama yang tidak menghargai
pemimpin yang berada di depan terutama komandan peleton pada saat berbaris.
Tentunya setiap praja memiliki pola pemikiran yang berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena sebelum masuk ke kesatriaan IPDN, pastinya para calon praja
dididik sedemikian rupa oleh kedua orang tua mereka masing-masing. Sehingga,
belum tercapai yang Namanya kesamaan persepsi antarpraja atau yang biasa
sering disebut jiwa “korsa” yang artinya merupakan jiwa atau kesadaran korps
yang merasakan kebahagiaan dan penderitaan serta gotong royong dalam setiap
urusan.

9
Gambar 3.2
Sumber:Bisnis.com
Banyak praja pratama yang masih sulit untuk di atur dalam baris berbaris
dan hal itu dapat mengganggu jalannya kegiatan para praja pratama yang
terbilang sangat padat. Dari kasus ini kita dapat melihat kurangnya etika dan
etiked praja pratama dalam menghargai orang lain. Tak hanya sekali, kasus ini
terus terjadi hingga berulang kali. Hal ini yang membuat banyak pengasuh yang
memilih untuk memberikan sanksi berupa kegiatan penguatan bagi para praja
yang melakukannya. Tentu hal ini dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk
memberikan pelajaran kepada praja pratama dalam hal yang baik. Namun,
setelah diberikan sanksipun masih banyak praja yang perilaku etika dan etiked
belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini mungkin dapat terjadi
karena kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai etika dan etiked pada setiap
praja.
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk membantu menangani kasus
praja di atas yaitu dengan menekankan pengimplementasian dari mata kuliah
etiked dan keprotokolan yang dimana diajarkan untuk mengetahui mana yang
dapat dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dengan
pengimplementasian tersebut harus ditumbuhkan kesadaran dalam diri praja

10
pratama mana yang benar dan mana yang salah dalam hal baris berbaris. Dimana
para praja diajarkan untuk menghormati dan menghargai orang yang sedang
berbicara di depan atau menjadi pemimpin pleton. Dengan menanamkan
kesadaran dalam diri praja pratama, diharapkan mampu memberikan dampak
baik yaitu perubahan yang terjadi dari kasus yang diangkat kelompok kami.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Biasanya orang yang memahami dan menerapkan ilmu etiked dan etika
dalam kehidupannya akan berhasil dalam pergaulan dan pekerjaan. Etiked dan
etika harus dijalankan secara beriringan karena keduanya saling berhubungan dan
saling menopang tentang bagaimana sikap yang harus di tunjukkan pada
lingkungan masyarakat. Etiked dan etika sama-sama mengajarkan tentang
perilaku dan tingkah laku yang baik atau tidak baik untuk dilakukan.
Dari studi kasus penerapan ilmu etiked dan etika yang kami bahas,
menunjukkan masih banyaknya pelanggaran etiked dan etika yang terjadi dalam
kehidupan lingkungan masyarakat terkhususnya dalam penggunaan media sosial,
dan di lingkungan praja yaitu pelanggaran etiked dan etika dalam menghargai
seorang pemimpin. Sehingga setiap orang dituntut untuk memahami dan
mengamalkan ilmu etiked dan etika dalam kehidupannya, agar tercipta hubungan
interaksi yang harmonis.

4.2 Saran
Tentunya kami menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik dari para pembaca yang bisa membangun dan
membuat penyusunan makalah ini menjadi lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Mien R. 2005. Etiked: Sukses Membawa Diri di Segala Kesempatan.


Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Burhan, Asmawati. 2019. Buku Ajar Etika Umum. Yogyakarta: Deepublish


Publisher

Uno, Mien R. 2009. Etiked Untuk Remaja. Jakarta: PT Gramedi Pustaka


Utama.

K. BERTENS, Etika: Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedi Pustaka Utama.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi

Elektronik. Tambahan Lembaran RI Nomor 4843. Sekretariat Negara.


Jakarta .

APA: religiositas. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 19 September 2022,

dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religiositas

Kuswardinah, Asih; Dyah Nurani Setyaningsih; Saptariana. 2019.


Meningkatkan

Pemahaman Etiket Sehari-Hari Melalui Pendidikan Bagi Pengurus dan


Anggota

PKK Keluruhan Sukorejo Kodya Semarang. 7(1).64-70

Ojel. 2022. Etika adalah,

13
17 Pengertian Etika Menurut Para Ahli - Fungsi dan Contoh
(dosenpendidikan.co.id), diakses pada 20 September 2022 pukul 22.12

Nandy. 2022. Pengertian Etika: Macam-Macam Etika dan Manfaat Etika,

Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika - Gramedia,


diakses

pada 22 September 2022 pukul 00.20

Putri, Vanya Karunia Mulia Putri.2022. Perbedaan Etika dan Etiket,

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/11/090000269/perbedaan-
etika-dan-etiket, diakses pada 22 September 2022 pukul 01.25

14
LAMPIRAN

Hasil diskusi presentasi tanya jawab kelompok 5:


1. Pertanyaan: hoax termasuk dalam pelanggaran etiket atau etika?
Pemberi pertanyaan: Muhammad Haidar Satrio Luhur
Jawaban: berita hoax telah melanggar keduanya yaitu etika dan etiked.
melanggar etika karena sebelum menyebarkan berita bodong tersebut, oknum
telah mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan salah. tetapi dalam hal ini
lebih menjerumus melanggar etiked sesuai dengan pengertian etiked
walaupun sudah mengetahui bahwa hal tersebut salah oknum tersebut tetap
melakukannya dan dalam kasus ini, berita tersebut sudah tersebar dan
kesalahan tersebut sudah dilakukan
Penjawab pertanyaan: Ni Made Putri Yunadi

2. Pertanyaan: apa yang mendasari terbentuknya etika lalu apakah etika dan
moral itu sama apabila berbeda berikan contohnya
Pemberi pertanyaan: Ghafara Sultan
Jawaban: etika Secara alamiah terbentuk dari dalam diri manusia karena
pemahaman dan keyakinan terhadap suatu nilai-nilai tertentu, nilai yang di
maksud disini juga termasuk nilai nilai moral yang telah ada, jadi dapat di
simpulkan nilai-nilai moral berkaitan erat dengan etika karena menjadi nilai-
nilai pembentuk etika itu sendiri.
Penjawab pertanyaan: I Wayan Trivael Pratama

3. Pertanyaan: Bagaimana cara menanamkan kesadaran diri pada praja pratama


agar dapat lebih menghargai pemimpin di depan?
Pemberi pertanyaan: Reza Irdianto
Jawaban: Cara atau upaya yang dapat dilakukan praja agar dapat memperoleh
kesadaran untuk bisa lebih menghargai pemimpin didepannya adalah dengan

15
memberikan penanaman mendalam tentang pentingnya mempelajari ilmu
etiked dan keprotokolan yang telah diajarkan dan praja juga harus bisa dapat
mengintropeksi diri dari hasil penilaian koreksi para pemimpin atau pengasuh.
Contoh pengimplementasiannya dalam kehidupan praja adalah ketika praja
pratama sedang melaksanakan apel. Dan disitu terdapat beberapa koreksi dan
atensi-atensi penting yang sifatnya membangun. Kita sebagai praja haruslah
menjalankan dan segera menyesuaikan perintah yang telah diberikan oleh
pemimpin atau pengasuh yang mengambil apel

Penjawab pertanyaan: Metthew Glaudio Imanuel Mangar

16

Anda mungkin juga menyukai