MAKALAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Etiked Dan Keprotokolan
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang mana
atas rahmat dan karunia dari-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dosen ibu Emi Novariza, S.IP.,M.Si pada mata kuliah Praktek Etiked dan
Keprotokolan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang etiked dan etika bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
4.2 Saran ..................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penulis telah menyusun permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini. Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana penerepan ilmu etika dan etiked di lingkungan masyarakat?
2. Bagaimana penerepan ilmu etika dan etiked dalam kehidupan praja?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Defenisi Etika
Istilah atau kata etika pasti sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya dalam kalangan cendekiawan, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu etos dalam
bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan- kebiasaan tingkah laku manusia, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Etika dalam bahasa inggris
yaitu Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan buruk, mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau
nilai yang berhubungan dengan ahlak, dan nilai benar atau salah yang dianut
dalam masyarakat. Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu
ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan
sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar.
Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang
dalam berperilaku di masyarakat.
Dalam buku Etika edisi revisi karya K. Bertens, dirumuskan arti etika
sebagai berikut; Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, arti ini dirumuskan sebagai sistim nilai, sistim nilai bisa
berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Etika
berarti kumpulan asas atau moral yang dimaksud di sini adalah adalah etika
mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik dan buruk. Terdapat beberapa
karakteristik etika yaitu sebagai berikut:
a) Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
b) Etika sifatnya absolut atau mutlak.
c) Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.
d) Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.
4
Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah sebuah
ilmu yang mengajarkan mengenai pedoman seseorang untuk mengetahui
perbuatan dan tingkah laku apa saja yang baik dan tidak baik untuk dilakukan
berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari. Atau juga dapat dikatakan bahwa etika adalah pemikiran yang tersususn
secara sistematis mengenai sikap dan tingkah laku baik atau buruk, yang akan
kita lakukan dalam kehidupan kita.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etiked dan Etika di Lingkungan
Masyarakat
Masyarakat Indonesia diwarnai oleh adanya berbagai jenis agama, suku,
ras, dan kebudayaan. Dengan banyaknya jumlah penduduk yang heterogen,
ditambah dengan luasnya wilayah yang dimiliki oleh negara Indonesia
menyebabkan diperlukan suatu perkembangan untuk menyatukanya, yaitu social
media. Sosial media bukan hanya menjadi salah satu perantara penting untuk
mendekatkan yang jauh, tetapi membantu memberikan edukasi terhadap
perbedaan dengan berbagi informasi yang terdapat di internet.
Gambar 3.1
Sumber:Liputan6.com
6
penangkapan tiga pimpinan sindikat Saracen yang diduga berada di balik sejumlah
berita bohong dan provokatif bernuansa SARA di media sosial. Dari hasil
penyelidikan forensik digital, terungkap sindikat ini menggunakan grup Facebook, di
antaranya Saracen News, Saracen Cyber Team, dan Saracennews.com untuk
menggalang lebih dari 800.000 akun. Selanjutnya pelaku mengunggah konten
provokatif bernuansa SARA dengan mengikuti perkembangan tren di media sosial.
Modusnya, sindikat yang beraksi sejak November 2015 tersebut mengirimkan
proposal kepada sejumlah pihak, kemudian menawarkan jasa penyebaran ujaran
kebencian bernuansa SARA di media sosial.
Dari kasus diatas kita dapat melihat bahwa kurangnya penerapan etiked dan
etika dalam bermedia sosial. Seharusnya masyarakat dapat menggunakan sosial
media dengan lebih bijak dan ramah sejalan dengan citra masyarakat Indonesia yang
terkenal baik dan ramah. Di Indonesia sendiri sudah terdapat undang undang yang
mengatur penggunaan sosial media. Yaitu pada Undang Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE). Pasal 28 ayat (2)
berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).”. Yang secara garis besar terbagi menjadi beberapa poin yaitu sebagai
berikut:
7
berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda
telah berupaya mengunggah konten yang jelas pula.
8
e.) Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi
Ada baiknya Anda harus bersikap bijak dalam menyebarkan informasi
mengenai kehidupan pribadi anda saat sedang menggunakan media sosial.
Janganlah terlalu mengumbar informasi pribadi Anda terlebih lagi informasi
mengenai nomor telepon atau alamat rumah Anda. Hal tersebut bisa saja
membuat kontak lain dalam daftar Anda juga akan menjadi informasi bagi
mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan kepada diri Anda.
3.2 Studi Kasus dan Penerapan Ilmu Etika dan Etiked di Lingkungan Praja
Pemimpin adalah orang yang melaksanakan tugas dan tanggungjawab
untuk memimpin dan dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Menjadi
seorang pemimpin bukan lah suatu hal yang mudah. Semua anggota dari
kelompok yang dipimpinnya merupakan tanggungjawabnya. Sehingga seseorang
sebagai pengikut harus menghargai pemimpinnya dan menjalankan tugas sesuai
yang pemimpin arahkan.
Institut Pemerintahan Dalam Negeri dalam kehidupan praja erat
hubungannya dengan peraturan baris berbaris. PBB digunakan sehari-hari
sebagai para praja baik untuk perpindahan tempat maupun dalam apel. Maka dari
itu, studi kasus ilmu etiked dan etika yang akan kami bahas pada penulisan kali
ini adalah lihat yaitu masih banyaknya praja pratama yang tidak menghargai
pemimpin yang berada di depan terutama komandan peleton pada saat berbaris.
Tentunya setiap praja memiliki pola pemikiran yang berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena sebelum masuk ke kesatriaan IPDN, pastinya para calon praja
dididik sedemikian rupa oleh kedua orang tua mereka masing-masing. Sehingga,
belum tercapai yang Namanya kesamaan persepsi antarpraja atau yang biasa
sering disebut jiwa “korsa” yang artinya merupakan jiwa atau kesadaran korps
yang merasakan kebahagiaan dan penderitaan serta gotong royong dalam setiap
urusan.
9
Gambar 3.2
Sumber:Bisnis.com
Banyak praja pratama yang masih sulit untuk di atur dalam baris berbaris
dan hal itu dapat mengganggu jalannya kegiatan para praja pratama yang
terbilang sangat padat. Dari kasus ini kita dapat melihat kurangnya etika dan
etiked praja pratama dalam menghargai orang lain. Tak hanya sekali, kasus ini
terus terjadi hingga berulang kali. Hal ini yang membuat banyak pengasuh yang
memilih untuk memberikan sanksi berupa kegiatan penguatan bagi para praja
yang melakukannya. Tentu hal ini dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk
memberikan pelajaran kepada praja pratama dalam hal yang baik. Namun,
setelah diberikan sanksipun masih banyak praja yang perilaku etika dan etiked
belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini mungkin dapat terjadi
karena kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai etika dan etiked pada setiap
praja.
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk membantu menangani kasus
praja di atas yaitu dengan menekankan pengimplementasian dari mata kuliah
etiked dan keprotokolan yang dimana diajarkan untuk mengetahui mana yang
dapat dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dengan
pengimplementasian tersebut harus ditumbuhkan kesadaran dalam diri praja
10
pratama mana yang benar dan mana yang salah dalam hal baris berbaris. Dimana
para praja diajarkan untuk menghormati dan menghargai orang yang sedang
berbicara di depan atau menjadi pemimpin pleton. Dengan menanamkan
kesadaran dalam diri praja pratama, diharapkan mampu memberikan dampak
baik yaitu perubahan yang terjadi dari kasus yang diangkat kelompok kami.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Biasanya orang yang memahami dan menerapkan ilmu etiked dan etika
dalam kehidupannya akan berhasil dalam pergaulan dan pekerjaan. Etiked dan
etika harus dijalankan secara beriringan karena keduanya saling berhubungan dan
saling menopang tentang bagaimana sikap yang harus di tunjukkan pada
lingkungan masyarakat. Etiked dan etika sama-sama mengajarkan tentang
perilaku dan tingkah laku yang baik atau tidak baik untuk dilakukan.
Dari studi kasus penerapan ilmu etiked dan etika yang kami bahas,
menunjukkan masih banyaknya pelanggaran etiked dan etika yang terjadi dalam
kehidupan lingkungan masyarakat terkhususnya dalam penggunaan media sosial,
dan di lingkungan praja yaitu pelanggaran etiked dan etika dalam menghargai
seorang pemimpin. Sehingga setiap orang dituntut untuk memahami dan
mengamalkan ilmu etiked dan etika dalam kehidupannya, agar tercipta hubungan
interaksi yang harmonis.
4.2 Saran
Tentunya kami menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik dari para pembaca yang bisa membangun dan
membuat penyusunan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religiositas
13
17 Pengertian Etika Menurut Para Ahli - Fungsi dan Contoh
(dosenpendidikan.co.id), diakses pada 20 September 2022 pukul 22.12
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/11/090000269/perbedaan-
etika-dan-etiket, diakses pada 22 September 2022 pukul 01.25
14
LAMPIRAN
2. Pertanyaan: apa yang mendasari terbentuknya etika lalu apakah etika dan
moral itu sama apabila berbeda berikan contohnya
Pemberi pertanyaan: Ghafara Sultan
Jawaban: etika Secara alamiah terbentuk dari dalam diri manusia karena
pemahaman dan keyakinan terhadap suatu nilai-nilai tertentu, nilai yang di
maksud disini juga termasuk nilai nilai moral yang telah ada, jadi dapat di
simpulkan nilai-nilai moral berkaitan erat dengan etika karena menjadi nilai-
nilai pembentuk etika itu sendiri.
Penjawab pertanyaan: I Wayan Trivael Pratama
15
memberikan penanaman mendalam tentang pentingnya mempelajari ilmu
etiked dan keprotokolan yang telah diajarkan dan praja juga harus bisa dapat
mengintropeksi diri dari hasil penilaian koreksi para pemimpin atau pengasuh.
Contoh pengimplementasiannya dalam kehidupan praja adalah ketika praja
pratama sedang melaksanakan apel. Dan disitu terdapat beberapa koreksi dan
atensi-atensi penting yang sifatnya membangun. Kita sebagai praja haruslah
menjalankan dan segera menyesuaikan perintah yang telah diberikan oleh
pemimpin atau pengasuh yang mengambil apel
16