Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengertian Dasar Etika


HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas pada mata kuliah Etika
Profesi semester 7 Tahun Akademik 2022

Dosen Pengampu : Siti Qomariyah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
DEVI LISA OKTAVIA
NIM 1949201008

PROGRAM STUDI STATISTIK


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji sukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat,karunia,taufik dan hidayah-Nya. Saya menyelesaikan makalah dengan judul
pengertian dasar etika. Dan rasa terimakasih  pun tidak lupa kami ucapkan kepada
ibu Siti Qomariyah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah etika profesi.

Penulis menyadari betul bahwa masih banyak terdapat sekali kekurangan dalam
penyusunan makalah ini . Untuk itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan. Disamping itu penulis juga berharap
semoga materi yang dipaparkan dalam makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya.

             Purbolinggo, Oktober 2022

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Etika..............................................................................................3
1. Secara Etimologis.......................................................................................3
2. Secara Terminologis...................................................................................3
B. Pengertian Etiket.............................................................................................6
C. Pengertian Moral.............................................................................................8
D. Persamaan Dan Perbedadaan Etikat Dan Etiket.............................................9
E. Etika Dalam Perkembangan Iptek..................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era digital ini, dalam kehidupan di masyarakat sudah sangat
memperhatinkan. Karena di masyarakat khususnya di kalangan milenial, banyak
sekali tingkah laku yang kurang sesuai dengan norma kehidupan. Hal ini bisa
jadi dikarenakan akibat dari perkembangan budaya di era digital serta modern
ini. Dampak positif dari media informasi yaitu dapat menjadi media pendidikan,
contohnya perkembangan tekhnologi yang dapat memudahkan untuk belajar.
Sedangkan dampak negatif dari perkembangan budaya yaitu dapat menurunkan
nilai-nilai kesopanan, contohnya tata cara berpakaian dan berperilaku yang baik.
Di era seperti saat ini banyak remaja yang memakai busana kurang sesuai, hal
tersebut terjadi akibat masuknya budaya asing ke Indonesia. Mereka tidak
memanfaatkan perkembangan tersebut menjadi hal positif tapi sebaliknya
menjadi hal negatif yang dapat mempengaruhi generasi muda saat ini.
Perkembangan iptek yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti
revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik
dalam penyelesaian masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan
keputusan. Teknologi mengambil alih fungsi mental manusia. Dalam hal ini
pengertian etika, etiket, dan moral sangat penting untuk dipelajari dan dimengerti
dikalangan masyarakat, khususnya dikalangan remaja. Dikarenakan sebagian
masyarakat di Indonesia belum begitu mengerti dan memahami etika, etiket dan
moral yang sebenarnya. Oleh karena itu, dengan adanya etika, etiket, dan moral
ini manusia mempunyai acuan atau pedoman dalam berperilaku yang baik di
kehidupan bermasyarakat. Karena hal ini juga sangat penting dalam kemajuan
bangsa dan Negara, manusia harus tahu etika yang sudah diberlakukan untuk
mengatur kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian etika ?
2. Apakah pengertian etiket ?
3. Apakah pengertian moral ?
4. Apakah persamaan dan perbedaan etika dan etiket?
5. Bagaimana etika dalam perkembangan IPTEK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika, etiket, dan moral.
2. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya
perilaku atau tindakan.
3. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
4. Untuk menciptakan nilai moral yang baik.
5. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis,
tertib, teratur, damai, dan sejahtera.

D. Manfaat
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah.
3. Dapat membantu membedakan mana yang baik dilakukan dan mana yang
tidak baik dilakukan.
4. Dapat membantu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
5. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
1. Secara Etimologis
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani Kuno. Kata Yunani ethos dalam
bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang
rumput, kandang habitat; kebiasaan adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara
berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti
terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh
filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s.M.) sudah dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada usul-usul kata ini, maka
“etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Dengan memakai istilah modern, dapat dikatakan bahwa etika
membahas “konvensi-konvensi sosial” yang ditemukan dalam masyarakat (K.
Bertens, 1993 hal 4).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988 dalam (K. Bertens, 1993 hal 5) etika memiliki tiga arti
sebagai berikut:

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar salah yang dianut masyarakat.

2. Secara Terminologis
Secara terminologis (Istighfarotur Rahmaniyah, 2010 hal 58) etika berarti
pengetahuan yang membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan
4

tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia.


Dalam bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of moral principles or
value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun, lambat laun pengertian
etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan
mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat dicerna akal pikiran1.
Beberapa pengertian etika menurut pendapat para ahli2, sebagai berikut:
1. DR. James J. Spillane SJ, Etika ialah mempertimbangkan atau
memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang
berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi
manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta
tingkah laku seseorang kepada orang lain.
2. Prof. DR. Franz Magnis Suseno, Etika merupakan suatu ilmu yang
memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan manusia. 
3. Soergarda Poerbakawatja, Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan
dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.
4. Drs. H. Burhanudin Salam, mengungkapkan bahwa etika ialah suatu cabang
ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan norma yang dapat
menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.
5. Drs. O.P. Simorangkir, menjelaskan bahwa etika ialah pandangan manusia
terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.
6. H. A. Mustafa, mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki
terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal
pikiran.

2
5

7. W.J.S. Poerwadarminto, menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan


mengenai asas-asas atau dasar-dasar moral dan akhlak.
8. Drs. Sidi Gajabla, menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau
perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik & buruknya sejauh mana
dapat ditentukan oleh akal manusia.
9. K. Bertens, Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi
manusia secara individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah
lakunya.
10. Ahmad Amin, mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang
menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan yang harus dicapai manusia
dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa yang
seharusnya didilakukan oleh manusia.
11. Hamzah Yakub, Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan
mana yang baik dan buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
12. Aristoteles, mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius
Technicus & Manner and Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau
perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu,  manner and custom ialah
suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang
melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat
dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan
manusia.
13. Maryani dan Ludigdo, mengemukakan etika sebagai seperangkat norma,
aturan atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan dan yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
masyarakat atau segolongan masyarakat.
6

14. Martin, mengemukakan bahwa etika ialah suatu disiplin ilmu yang berperan
sebagai acuan atau pedoman untuk mengontrol tingkah laku atau perilaku
manusia.

B. Pengertian Etiket
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket berkaitan dengan nilai sopan santun,
tata krama dalam pergaulan formal. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia
hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu
undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan
pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau
bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai
peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata
busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si
kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi 3.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata
“etiket”4, yaitu:
1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-
barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang
itu.
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata karma yang perlu selalu
diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Ada empat macam perbedaan sangat penting antara etika dan etiket (K.
bertens, 1993 hal 9-11), yaitu:

4
7

1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Di antara


beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya,
cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Misalnya, jika menyerahkan sesuatu kepada orang lain apalagi yang lebih tua,
harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Dianggap
melanggar etiket, bila orang menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri. Tetapi
etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika member
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu
perbuatan boleh dilakukan ya atau tidak. Jika A menyerahkan amplop kepada
B dengan cara amat sopan (dengan tangan kanan), tapi B adalah seorang
hakim dan A adalah orang yang mempunyai perkara di pengadilan dan
amplop berisikan uang yang diberikan untuk menyuap hakim tersebut,
perbuatan ini sangatlah tidak etis, meskipun dari sudut etiket dilakukan secara
sempurna.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau
tidak ada saksi mata, etiket tidak berlaku. Misalnya, ada banyak peraturan
etiket yang mengatur cara makan atau berpakaian. Dianggap melanggar etiket,
bila makan sambil berbunyi atau dengan meletakkan kaki di atas meja. Tapi
kalau makan sendiri, tidak melanggar etiket, bila makan dengan cara
demikian. Sebaliknya, etika selalu berlaku, juga kalau tidak ada saksi mata.
Etika tidak tergantug pada hadir tidaknya orang lain. Jika sesudah makan
direstoran, kabur tanpa membayar, berlaku tidak etis, juga bila tidak diketahui
oleh pemilik. Larangan untuk mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain
hadir atau tidak. Barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan, juga jika
pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contohnya, makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan. Lain halnya dengan etika. Etika jauh
lebih absolute. “Jangan mencuri”, “jangan berbohong”, “jangan membunuh
8

”merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah


diberi “dispensasi.”
4. Jika kita bicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi
lahiriah saja, sedang etika manyangkut manusia dari segi dalam. Bisa saja
orang tampil sebagai “musang berbulu ayam”: dari luar sangat sopan dan
halus,tapi dia dalam penuh kebusukan. Tidak merupakan kontradiksi, jika
seseorang selalu berpegang pada etiket dan sekaligus bersikap munafik, sebab
seandainya dia munafik, hal itu dengan sendirinya berarti ia tidak bersikap
etis. Disini memang ada kontrakdiksi. Orang yang bersikapetis adalah orang
yang sungguh-sungguh baik.

C. Pengertian Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu
mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai
arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata
‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena
kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan, adat. Dengan
kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti
kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan
yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani
dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan
pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang
itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat.
Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral buruk, artinya orang
Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya
ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya
segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas
9

adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk5.
Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai
manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi
kebaikkannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk
menentukan betul-salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-
buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.
Ada banyak macam norma, diantaranya yaitu norma khusus dan norma umum.
Norma khusus hanya berlaku dalam bid6ang atau situasi khusus. Sedangkan
norma umum terbagi menjadi tiga macam, yaitu: norma-norma sopan-santun,
norma-norma hukum, dan norma-norma moral. Norma-norma sopan-santun
menyangkut sikap lahiriah manusia. Meskipun sikap lahiriah dapat
mengungkapkan sikap hati dan karena itu mempunyai kualitas moral, namun
sikap lahiriah sendiri tak bersifat moral. Norma-norma hukum adalah norma-
norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi
keselamatan dan kesejahteraan umum. Norma hukum adalah norma yang tidak
dibiarkan dilanggar. Dan norma-norma moral adalah tolak-tolak ukur yang
dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang (Franz Magnis Suseno,
1987 hal 19).
Menurut Franz Magnis Suseno (1987)7, “moral adalah nilai-nilai yang
mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun
temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup
dengan baik.
D. Persamaan Dan Perbedaan Etikat Dan Etiket
Baik etika maupun etiket, keduanya sama-sama memberi nama bagi perilaku
manusia, yakni tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Salah satu
perbedaan etika dan etiket adalah ruang lingkupnya. Etika menyangkut moral
individu. Sementara etiket berkaitan dengan sopan santun.
5

7
10

Etika merupakan konsep tindakan atau perilaku manusia dalam kehidupannya, yakni
tentang baik dan buruknya suatu hal. Sementara etiket berkaitan dengan sopan santun.
Etiket adalah sikap sopan santun individu dalam kehidupan bermasyarakat, guna
menjalin hubungan baik antarsesama.
Perbedaan hukum, etika dan etiket yakni :

 Etika dan etiket keberadaannya tidak tertulis, sedangkan hukum dalam bentuk tertulis
atau terbukukan sebagai hukum negara.
 Etika dan etiket bersifat subjektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat objektif
dan tegas.
 Etika adalah tata cara pergaulan yang baik antar sesama, sedangkan etiket lebih ke
pada orang-orang yang ada di sekitar terlebih dahulu.
 Etika dan etiket bersifat untuk memberikan tuntunan, sedangkan hukum ada dan
dipergunakan untuk menuntut.
 Etika dan etiket tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum
memerlukan alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.

Persaman hukum, etika dan etiket yaitu :

 Sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat.
 Menjadikan tingkah laku manusia sebagai objek dari dasarnya.
 Memberikan batas ruang gerak seseorang untuk memiliki hak dan wewenang agar tak
saling merugikan.
 Sumbernya dari pemikiran dan pengalaman manusia itu sendiri.
 Menggugah kesadaran manusiawi.
11

E. Etika Dalam Perkembangan Iptek


Manusia adalah makhluk berfikir, yang dengan aktivitas berfikirnya manusia
berfilsafat serta berilmu pengetahuan dan tekhnologi. sejak manusia tercipta, aktivitas
itu ada, berkembang, dan meningkat terus seiring dengan perkembangan setiap
zaman. Karakteristik lingkungan terdiri dari dua aspek. Aspek pertama adalah
lingkungan eksternal dimana lingkungan diluar batas organisasi dan membawa
pengaruh yang sangat besar bagi organisasi terutama dalam pengambilan keputusan
dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan internal yang dikenal
dengan iklim organisasi; lingkungan organisasi secara keseluruhan, selain itu
karakteristik pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas.
Dalam diri setiap individu akan ditemukan berbagai perbedaan, namun kesadaran
individu akan perbedaan tersebut sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Jadi jika
suatu organisasi ingin mencapai tujuannya, organisasi harus dapat mengintegrasikan
tujuan individu dengan tujuan organisasi. (Prasetia, 2020)
Kemunculan dan perkembangan tradisi keilmuan, pemikiran dan filsafat didunia
Islam tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan (kebudayaan dan peradaban)
yang mengitarinya. Kemunculan dan perkembangan bukan sesuatu yang orisinil dan
baru sama sekali tetapi merupakan formulasi peradaban yang merupakan perpaduan
antara kebudayaan dan peradaban yang sudah ada dan inherent dalam masyarakan itu
12

dengan kebudayaan dan peradaban baru yang datang. (Jujun S. Suriasumantri, 20 :


2005).
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di era modern ini, perkembangan budaya dan perkembangan tekhnologi
sangat mempengaruhi dalam pembentukan etika, etiket, dan moral yang baik.
Karena mereka tidak memanfaatkan perkembangan tersebut menjadi hal positif
yang berguna, tapi menjadi hal negatif yang merugikan, bukan hanya merugikan
diri sendiri melainkan merugikan orang yang ada di sekeliling kita dan lebih
luasnya merugikan bangsa dan Negara.
Mengenai masalah ini, yaitu perkembangan budaya dan perkembangan
tekhnologi. Etika dapat memberikan pengetahuan mengenai baik-buruknya atau
benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti
kewajiban-kewajiban manusia. Etiket dapat memberikan ajaran sopan santun
yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Dan
moral dapat memberikan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Oleh
karena itu, pengertian etika, etiket, dan moral sangat penting dipelajari dan
dimengerti untuk membentuk tingkah laku yang sesuai di dalam kehidupan
bermasyarakat dan dapat menciptakan kesejahteraan, kedamaian, dan
ketentraman bagi semua orang atau masyarakat luas (bangsa dan Negara).
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah pengertian etika, etiket dan moral ini,
diharapkan baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, etiket dan
moral yang sesuai di dalam kehidupan bermasyarakat. Pembaca maupun
penyusun dapat memanfaatkan perkembangan budaya dan perkembangan
tekhnologi menjadi hal positif bukan hanya hal negatif saja. Selain itu, juga tidak
ikut terpengaruh dalam perkembangan budaya dan perkembangan tekhnologi.
14

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K.1993.Etika.PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Suseno, Franz Magnis.1987.Etika Dasar (Masalah-masalah pokok Filsafat


Moral).Kanisius: Yogyakarta.

http://digilib.uinsby.ac.id/647/5/Bab%202.pdf di akses pada 08 Maret 2016, pukul


12:53 WIB

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/10/15-pengertian-etika-menurut-para-ahli-
terlengkap.html di akes pada 05 Maret 2016, pukul 20:30 WIB

http://ike-wahyu.mhs.narotama.ac.id/2012/10/08/pengertian-etika-etiket-moral-
norma/ di akses pada 17 Maret 2016, pukul 22:21 WIB.

http://hana-cahyani.mhs.narotama.ac.id/files/2011/12/Etika-Bisnis.pdf di akses pada


17 Maret 2016, pukul 23:11 WIB.

http://www.smknperkapalan.net/ebook/view.php?file=Meteri+VEDC/semester+6/
Pert+1/Etika+Profesi/Tinjauan+Umum+Etik.pdf di akses pada 17 Maret 2016,
pukul 04:07 WIB.
15

Anda mungkin juga menyukai