Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA PROFESI

tentang

ETIKA, MORAL, DAN MORALITAS

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 B

1. ALBI KHATAM (P07134020036)


2. AMELIA AYU LESTARI (P07134020037)
3. ARASSUCIATI (P07134020038)
4. ARI SOPIAN (P07134020039)
5. BAIQ NURHIDAYATI (P07134020040)
6. BQ MIFTAHUL JANNAH (P07134020041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat_Nya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah etika profesi yang berjudul “Etika,
Moral dan Moralitas” sesuai waktu yang telah direncanakan. Dimana dalam membuat
makalah ini, kami mengalami beberapa kendala. Namun, akhirnya dapat juga selesai tepat
pada waktunya.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaika makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata kesempurnaan. Namun, besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 4 April 2022

Kelompok 1B
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Pengertian Etika, Moral, dan Moralitas.......................................................................6

2.2 Hubungan Etika, Moral, dan Moralitas.......................................................................8

2.3 Penyebab Terjadinya Perubahan Etika dan Moral......................................................9

2.4 Cara Menjaga Etika dan Moral di Kehidupan...........................................................12

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama
Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya
yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi
penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan
mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk
budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih
cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan
yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan
sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di
contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam
pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal
yang setiap hari biasa kita lihat.Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan
sedang melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan setiap
hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang
memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika.Sehingga secara langsung para
pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya.Terutama bila
para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal
pengetahuan agama yang kuat.Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan kita
memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi ini.Namun, dari segi
kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem
pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata
krama, sopan santun, dan etika moral.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian dari etika, moral, dan moralitas?

b. Bagaimana hubungan antara etika, moral, dan moralitas

c. Apa penyebab terjadinya perubahan etika dan moral?

d. Bagaimana cara menjaga etika dan moral dalam kehidupan?


1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari etika, moral, dan moralitas

b. Untuk mengetahui hubungan antara etika, moral, dan moralitas

c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan etika dan moral

d. Untuk mengetahui cara menjaga etika dan moral dalam kehidupan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Moral, dan Moralitas


a. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan).
Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran tentang p
m`erikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata
Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh
beberapa ahli berikut ini:
 Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah lakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan olehakal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika
pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan.
b. Moral
Kata moral berasal kata latin ‘’mos’’yaitu kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu berhubungan
dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan
layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh.Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat
diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang
pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara
hati, serta nasihat, dll.
c. Moralitas
Moralitas yang secara leksikal dapat dipahami sebagai suatu tata aturan
yang mengatur pengertian baik atau buruk perbuatan kemanusiaan yang mana
manusia dapat membedakan baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan
larangan sekalipun dapat mewujudkannya atau suatu azas dan kaidah kesusilaan
dalam hidup bermasyarakat.
Secara termilogi moralitas diartikan oleh berbagai tokoh dan aliran-aliran
yang memiliki sudut pandang yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
 Franz Magnis Suseno menguraikan moralitas adalah keseluruhan norma-
norma, nilai-nilai dan sikap seseorang atau sebuah masyarakat. Menurutnya
moralitas adalah sikap hati yang terungkap dalam perbuatan lahiriah
(mengingat bahwa tindakan merupakan ungkapan sepenuhnya dari hati),
moralitas terdapat apabila orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar
akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan ia mencari keuntungan.
Moralitas sebagai sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.
 Menurut W. Poespoprodjo, moralitas adalah kualitas dalam perbuatan
manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah,
baik atau buruknya atau dengan kata lain moralitas mencakup pengertian
tentang baik buruknya perbuatan manusia.
 Immanuel Kant, mengatakan bahwa moralitas itu menyangkut hal baik dan
buruk yang dalam Bahasa Kant, apa yang baik pada diri sendiri, yang baik
pada tiap pembatasan sama sekali. Kenaikan moral adalah yang baik dari
segala segi, tanpa pembatasan, jadi yang baik bukan hanya dari beberapa segi
melainkan baik begitu saja atau baik secra mutlak.
 Emile Durkheim mengatakan moralitas adalah suatu system kaidah atau
norma mengenai kaidah yang menentukan tingkah laku kita. Kaidah-kaidah
tersebut menyatakan bagaimana kita harus bertindakan pada situasi tertentu.
Dan bertindak secara tepat tidak lain adalah taat secara tepat terhadap kaidah
yang telah ditetapkan.

Jadi, Moralitas adalah suatu ketentuan kesusilaan yang mengikat perilaku


social manusia untuk terwujudnya dinamisasi kehidupan di dunia, kaidah (norma-
norma) itu sitetapkan berdasarkan consensus kolektif yang pada dasarnya moral
diterangkan berdasarkan akal sehata yang objektif.

2.2 Hubungan Etika, Moral, dan Moralitas


Antara etika dan moral mempunyai hubungan yang sangat erat, karena antara
etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang
perbuatan manusia untuk menentukan baik atau buruk dari suatu perbuatan. Selain itu,
moral dan etika sering kali keduannya dianggap sama. Namun sebenarnya keduannya
memiliki perbedaan. Moral merupakan suatu ajaran atau wejangan, patokan-patokan,
kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis tentang bagaimana mausia harus
hidup dan bertindak menjadi manusia yang baik (Kaelan, 2002:180). Adapun etika
adalah suatu cabang filsafat yaitu suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran
da pandang-pandangan moral tersebut (Kramer, 1988, Darmodihardjo, 1966 dalam
Kaelan, 2002:180).

2.3 Penyebab Terjadinya Perubahan Etika dan Moral


a. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat
dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,
kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan
Tuhan tidak diindahkan lagi.Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran
agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya.Dengan
demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah
masyarakat dengan hukum dan peraturanya.
Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari
dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang
luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka
dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan
hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi
tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.Sebaliknya dengan semakin
jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam
masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
b. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah
maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan
menurut semsetinya atau yang sebiasanya.Pembinaan moral dirumah tangga
misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan
dan umurnya.Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan mana
yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku
dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk
manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak
menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.
Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai
dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak keci.Moral
itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya.Seperti halnya
rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting dalam
pembinaan moral anak didik.Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi
lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan
kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi
anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek
kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang
demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang
diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya
masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.Masyarakat
yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.Karena kerusakan masyarakat itu
sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak.Terjadinya
kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan
diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pembinaan moral.Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak
belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
c. Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang
anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi
mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom
dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal
yang dapat merusak moral.Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi karena
pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu
dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama.Timbulnya sikap tersebut tidak bisa
dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang
disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran,
pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya.Penyaluran arus budaya yang demikian itu
didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan
material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan
dampaknya bagi kerusakan moral.Derasnya arus budaya yang demikian diduga
termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para
remaja dan generasi muda umumnya.
d. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah
Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi,
sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan
yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa.Hal yang
demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang
semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-
cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum
adanya tanda-tanda untuk hilang.
Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-
cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan
moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang
disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah
kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral
bangsa, dan sudah waktunya dihentikan.Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber
daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep
pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan
berkesinambungan.
Beberapa penyebab lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika
generasi muda saat ini adalah sebagai berikut.
a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-
ikutan untuk melakukan hal yang baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan
anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu
keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin
terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah
mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba
dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat
pelarian.

2.4 Cara Menjaga Etika dan Moral di Kehidupan


Ada beberapa cara menjaga etika diera pergaulan saat ini.
a. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan
kepribadian seseorang.
b. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama
dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga
sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
c. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini,
orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam
pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan
banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini
tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di
sekelilingnya.
d. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan
moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus
dipengaruhi hal yang negatif lagi.
e. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
Soleh. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam
suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni,
serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak
terjun kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis
kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk
mengukir prestasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Moral, moralitas dan etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan
untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan
pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di
masyarakat.Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai
etika dan moral, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi,
dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan
rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini tidak
diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang
akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman
jahiliyah dahulu.

3.2 Saran
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral
dalam kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai
dengan ajaran Agama masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan perilaku
yang tidak baik
DAFTAR PUSTAKA
Dardji Darmodihardjo. Mimbar 76/XIII/1995/6. Pengertian tentang Nilai, Norma, Moral,

Etika dan Pandangan Hidup. Manggala BP7.

Kaelan, H. MS. 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

https://www.academia.edu/24104429/Makalah_Etika_dan_Moral

https://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-moral-dan-moralitas.html

Anda mungkin juga menyukai