Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA INFORMAL

Anggota Kelompok :

1. ANASTASYA MARWANDA
2. AULIA NABILA
3. MUTIA AWALIYAH
4. NURUL ANISSA
5. RAIHAN ADNAN FIRDAUS
6. RIFA NURUL HANIFA
7. TRIANA ERDIYANI
8. WIDELLA APRIANTI

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA 1


Sekretariat : Jl. Wijayakusuma Raya No.47-48, Cilandak, Jakarta Selatan 12430

Telp.(021) 75909605 Fax.021-75909638

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan baik.

1
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Etika Profesi Perawat
Gigidengan judul “ETIKA INFORMAL” di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Jakarta 1 khususnya dijurusan Kesehatan Gigi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika Profesi Perawat Gigi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 25 Oktober 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................................ 4

2
B. Tujuan ............................................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika dan Etiket ........................................................................................................ 5

B. Macam-Macam Pendekatan Etika ............................................................................................. 6

C. Sistematik Etika ........................................................................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Etika .......................................................................................................... 8

E. Perbedaan Antara Etika Dengan Etiket ..................................................................................... 9

F. Etika Informal.............................................................................................................................. 10

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN .............................................................................................................................................. 14
B. SARAN ........................................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam masa kini para remaja sudah banyak kehilangan nilai etika dan moral.
Sebenarnya nilai-nilai itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk
menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini etika dan moral sangat

3
berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan
kedua hal tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia berdasarkan etika kita, dan moral
yang kita miiki. Tapi dalam akhir-akhir ini kedua hal tersebut sudah mulai menghilang karena
itu kami disini membuat makalah Etika, dan Moral.
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang
bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari
keimanan. Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula
arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita.
Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar,
penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh
anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan
remaja putri dan lain sebagainya. hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang
dihadapi masyarakat yang kini yang semakin marak.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika
2. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan etika
3. Untuk mengetahui etika informal dalam berbagai aspek
4. Untuk mengetahui pengertian informal

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Dan Etiket


Di tinjau dari asal kata Etika berasal dari kata ethic. Eethic (dalam bahasa Inggris)
mempunyai arti yang berkenan tentang kesusilaan. Selain itu ethic (dalam bahasa
Inggris) juga berarti akhlak. Kata (etis) berasal dari kata ‘ethos’ yang membicarakan
mengenai :
a. Karakter

4
b. Watak kesusilaan / kesopanan
c. Berkaitan dengan adat atau budi pekerti yang berkaitan dengan tingkah laku

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
1. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
lakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan.

Pengertian Etiket adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat
dari seseorang yang bersifat pribadi seperti gaya makan, gaya berpakaian, gaya
berbicara, gaya berjalan, gaya duduk, dan gaya tidur. Namun, karena etiket seseorang
menghubungkannya dengan pihak lain, maka etiket menjadi peraturan sopan
santundalam pergaulan dan hidup bermasyarakat.

B. Macam-Macam Pendekatan Etika


.
Telah dibahas sebelumnya bahwa etika adalah ilmu yang mengkaji mengenai
moral atau tentang manusia dalam kaitannya dengan moralitas. Perlu adanya perumusan
atau pendekatan untuk dapat mengkaji moralitas. Bartens (2013:13) memberikan 3
macam pendekatan yang terdiri dari etika deskriptif, etika normative dan metaetika.
1. Etika Deskriptif
Etika ini menggambarkan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat
kebiasaan; asumsi-asumsi mengenai baik dan buruk; tentang yang boleh dan tidak
boleh. Etika ini hanya menggambarkan dan tidak memberikan penilaian.

5
Contohnya: mendeskripsikan adat memasak babi pada suku di Papua, namun tidak
menghakimi bahwa adat tersebut salah bagi suku/agama lainnya.
2. Etika Normatif
Pada tahapan ini maka etika normatif tidak hanya mengemukakan fakta/deskripsi,
namun juga sudah melakukan penilaian (judging) apakah ia menerima atau menolak
suatu nilai atas dasar pertimbangan moral dan prinsip-prinsip etis. Contohnya,
praktek prostitusi terselubung yang dilakukan di wilayah Gunung Kemukus
mungkin sudah dipandang wajar dan tidak melanggar etika tempatan karena banyak
kelompok yang memandang praktek tersebut sebagai bagian dari adat kebiasaan.
Namun dari sisi etika normatif, maka praktek ini bisa dinilai salah dan tidak sejalan
dengan norma lain yang lebih besar yaitu ketertiban umum dan agama, serta
berbahaya bagi potensi menyebarnya penyakit menular seksual.
3. Metaetika
Pendekatan lain mempraktekkan etika sebagai ilmu adalah metaetika yang bergerak
pada level yang lebih tinggi dari sekedar perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis”
atau bahasa yang digunakan di bidang moral. Dapat dikatakan bahwa metaetika
mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Aliran ini relatif masih baru
karena mulai berkembang baru di awal abad 20 dan George Moore merupakan salah
satu perintisnya. Ia seorang filsuf Inggris (1873-1958) yang menulis bukun
mengenai pengkajian terhadap pemilihan kata-kata dalam konteks etika.

C. Sistematika Etika

Menurut A. Sonny Keraf (dalam Ruslan, 2011:33), etika dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu etika umum dan etika khusus. Pertama, etika umum yang berbicara

6
mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana
manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu
pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Kedua adalah etika khusus yang merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana
saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh
kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tidankan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada
dibaliknya.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
1. Etika Individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya
sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan yang
berakhlak luhur.
2. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota
masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata karma dan saling
menghormati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan
manusia dengan manusia, baik secara perseorangan dan langsung, maupun secara
bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan
organisasi formal lainnya.

D. Tujuan Dan Manfaat Etika


a. Tujuan menerapkan atau mempelajari etika di masyarakat, yaitu:
1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya
perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
5. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung
jawab terhadap hidupnya.
6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.

7
7. Sebagai norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma
itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu
terhadap norma yang dapat berlaku
8. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak
dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan
kehilangan haknya Etika mempersolakan pula hak setiap lembaga seperti
orangtua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan
yang harus ditaati
9. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional
terhadap semua norma
10. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang
ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma
yang ada.

Jadi kesimpulannya tujuan untuk mempelajari etika adalah untuk menciptakan


nilai moral yang baik. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap
manusia, sebagai modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika yang
baik, mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk ,
mencerminkan perilaku kita yang buruk dan akan menciptakan suatu keluaran yaitu
berupa penilaian di masyarakat.

b. Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :

1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.


2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai

E. Perbedaan antara Etiket dengan Etika:


1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara
yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan
tertentu. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah
perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang
lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah
seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak
dapat ditawar-tawar.

8
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang
manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket
namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang
yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik
maka dia tidak bersikapetis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-
sungguh baik.

F. Etika Informal
Informal adalah tidak resmi, tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan yng ada.
Informal ini bebas dari peraturan atau ketentuan sementara formal terikat pada
ketentuan dan peraturan yang ada.
 Etika Informal dalam komunikasi
1. Pengertian
Komunikasi non formal sendiri merupakan jenis komunikasi organisasi yang
letaknya berada di antara komunikasi formal atau resmi dengan komunikasi informal
atau tidak resmi. Pada umumnya, komunikasi non formal digunakan pada suatu
hubungan pribadi setiap individu alias tidak melibatkan organisasi atau kelompok.
Adapun komunikasi yang bersifat tidak formal, biasanya dilakukan dilingkungan teman
sebaya atau dilakukan dengan orang-orang yang sudah lama dikenal.
2. Isi
Komunikasi informal ini dapat ditemui ketika beberapa individu menyampaikan
informasi atau pesan berupa isu, gossip, atau bahkan rumor – rumor yang beredar.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa komunikasi informal ini merupakan suatu proses
komunikasi yang masih belum jelas atau tepat kebenarannya, karena belum ada sumber
yang terpercaya.
Dengan kata lain, ketika kita hendak menyampaikan pesan dari suatu komunikasi
informal, setidaknya menyaring benar dan tetap berhati – hati dalam menyampaikan
maupun menerimanya. Komunikan atau komunikator yang baik, adalah komunikan
atau komunikator yang mampu menyikapi pesan atau informasi dengan kepala dingin
dan pikiran positif.
3. Faktor
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan komunikasi informal ini muncul, yaitu
di antaranya:
 Pemuasan kebutuhan manusia.
 Perlawanan terhadap pengaruh yang kaku dan membosankan juga monoton.
 Keinginan untuk mempengaruhi orang lain.
 Sumber informasi sebagai tali pererat hubungan dalam suatu pekerjaan dan
organisasi.

4. Manfaat Mempelajari Komunikasi Informal

Perlu diketahui bahwa komunkasi informal ini sangatlah dibutuhkan di setiap


perusahaan, bahkan komunikasi informal ini tetap harus dijaga untuk menjaga
silaturahmi atau hubungan antar individu dalam suatu perusahaan atau organisasi.

9
Sehingga ada pun beberapa manfaat, jika Anda mempelajari komunikasi informal
yaitu di antaranya:

 Mempererat Hubungan Individu

Ketika Anda menggunakan komunikasi informal dalam komunikasi organisasi,


maka Anda secara tidak langsung dapat memperat hubungan individu sesama
anggota dalam suatu organisasi. Karena komunikasi informal ini sifatnya santai dan
ringan.

 Mencairkan Suasana

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa komunikasi informal ini bersifat


ringan dan santai, maka komunikasi informal ini dapat mencairkan suasana di kala
komunikasi formal mulai tegang.

 Jembatan Komunikasi Formal

Anda perlu mempelajari komunikasi informal ini sebagai intermezzo. Sama


halnya dengan mencairkan suasana, bahwa komunikasi informal ini dapat dijadikan
pembuka sebelum menuju ke obrolan yang sifatnya serius, agar tidak terlalu tegang
dalam suatu obrolan.

 Lobbying

Anda mempelajari komunikasi informal ini dapat membawa Anda


ke lobbying, dengan kata lain Anda akan bisa melakukan negosiasi dengan bahasa
yang ringan dalam komunikasi informal.

Ada kalanya komunikasi informal ini digunakan ketika kita berbicara dengan
atasan kita, namun ada kalanya tidak sering menggunakan komunikasi informal ini.
Dengan tetap menjaga kehormatan atasan kita di depan public, maka kita harus
pandai bersikap dalam berkomunikasi. Jangan sampai kita kebablasan menggunakan
komunikasi informal yang tidak tepat waktunya.

Berikut adalah hal-hal yang biasanya dilakukan ketika akan berkomunikasi secara tidak
formal
 Waktu dan tempat tidak menentu
 Tidak ada prosedur yang mengikat
 Tidak ada hirarki tertentu
 Objek pembicaraannya tidak menentu

10
Contoh komunikasi informal

Lia : Hei Opi!


Opi : Iya, siapa kamu?
Lia : Ya ampun masa gak ngenalin aku sih? aku Lia, teman KKN mu
Opi : Lia! Wah sudah lama sekali kita gak ketemu, apa kabarmu?
Lia :Baik, lama gak ketemu juga.

 Etika informal dalam komunikasi organisasi


1. Pengertian
Komunikasi informal merupakan suatu proses komunikasi yang berjalan tanpa
memperdulikan sistem atau hierarki suatu organisasi, oleh sebab itu komunikasi
informal juga tidak memperdulikan posisi seseorang dalam organisasi.

2. Sifat

Komunikasi informal sendiri tidak memperdulikan sistem atau hierarki dari


organisasi, oleh sebab itu komunikasi informal lebih bersifat tidak struktural.

Artinya bahwa komunikasi informal bisa berjalan kapan saja dan bagaimana saja sesuai
dengan kondisi yang ada tanpa memperdulikan struktur yang berlaku dalam organisasi,
maupun posisi seseorang dalam organisasi tersebut.

3. Situasi

Komunikasi informasi dapat berlangsung dalam situasi yang tidak resmi seperti
komunikasi yang berjalan pada kehidupan biasa sehari-hari. Selain itu, bahasa yang
digunakan juga tidak perlu formal dan hanya menggunakan bahasa sehari-hari saja.

Kondisi ini biasanya lebih mengarahkan pada hubungan baik antara para anggota
organisasi, bukan untuk kepentingan organisasi dalam strukturnya.

4. Contoh

Komunikasi informal

 Komunikasi yang berlangsung antara para staff


 Komunikasi yang berlangsung di luar aktivitas resmi organisasi
 Komunikasi yang berlangsung antara anggota organisasi yang memiliki
hubungan dekat
 Etika informal dalam pendidikan agama islam

11
Mereka yang berpengetahuan mendalam tentang Alquran memimpin kelompok-
kelompok diskusi, membaca surah-surah Alquran dan menjelaskan makna yang
terkandung di dalam Alquran. Dengan demikian, pendidikan secara informal
berlangsung dalam bentuk diskusi tentang kandungan Alquran.

 Sosialisasi informal
Sosialisasi informal adalah pembudidayaan atau pengenalan sesuatu hal yang
dilakukan oleh sejumlah lembaga atau institusi diluar jalur pemerintahan, seperti
keluarga, masyarakat, teman sebaya, komunitas, dan kelompok sosial lain yang
berada di suatu masyarakat.
Contoh:
Sosialisasi keamanan lingkungan bersama atau kamtibnas yang dilakukan oleh pihak
terkait dari Ketua RT/RW, Pemerintah Desa, Kelurahan, dan anggota Muspika atau
musyawarah pemerintah kecamatan yang terdiri dari anggota polsek, koramil, dan
pihak kecamatan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup
ini. Etika dalam kehidupan ada beberapa macam yaitu: etika deskriptif, etika normatif, etika
teleologi, etika deontologi.
Etika dan moral tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut di atas
menunjukkan dengan jelas bahwa etika dan moral berasal dari produk rasio dan budaya
masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan
hidup manusia.
Etiket adalah perilaku yang dianggap pas, cocok, sopan, dan terhormat dari seseorang yang
bersifat pribadi seperti gaya makan, gaya berpakaian, gaya berbicara, gaya berjalan, gaya
duduk, dan gaya tidur.
Informal adalah tidak resmi, tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan yng ada.
Informal ini bebas dari peraturan atau ketentuan sementara formal terikat pada ketentuan dan
peraturan yang ada.

B. Saran
Pembahasan makalah yang berjudul Etika Informal, diharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami perilaku baik dan buruk dalam kehidupan, sehingga dapat
mengaplikasikan perilaku baik tersebut sesuai dengan ajaran Agama Islam, serta menjauhi
dan meninggalkan perilaku yang tidak sesuai dengan Ridho’ Allah SWT.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Muslim, Drs., K.H., dkk. Moral dan Kognisi Islam (Buku teks Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi Umum). Bandung : CV Alvabeta.
Setiadi, Elly dkk.2010.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Kencana Prenada
Group:Jakarta.2007.pengertian-etika-dan-macam-macamnya dalam duniabaca.com.17 April
2012
Edywianto.2011.pengertian_etika dalam edywianto.blogspot.com.17 April 2012
Loudy.2012.pengertian-moral dalam loudy92.wordpress.com.17 April 2012

14

Anda mungkin juga menyukai