Ria Suryani
1604015086
1604015316
GERD
(Gastroesphageal Reflux Disease)
DEFINISI PATOFISIOLOG
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT I
ALOGARITM
A
DEFINISI
PENYAKIT
Sekitar 44% dari populasi Amerika menderita gejala GERD bulanan, dan
lebih dari 20% menderita dengan gejala setiap minggu. Menariknya,
sebanyak 46% pasien dengan penyakit ringan akan sembuh secara
spontan dengan obat sendiri, dan 31% lainnya akan menunjukkan
peningkatan yang signifikan
Dari 20% untuk 40% pasien yang mengalami mulas, 30% untuk 79%
dari pasien ini akan memiliki bukti esofagitis
Faktor utama dalam pengembangan GERD adalah refluks abnormal isi lambung dari
perut ke kerongkongan.
Dalam beberapa kasus, gastroesophageal refluks dikaitkan dengan cacat lebih
rendah esofagus sfingter (LES) tekanan atau fungsi. Pasien mungkin mengalami
penurunan tekanan LES terkait dengan relaksasi sementara LES transien, peningkatan
sementara tekanan Complicated, atau LES atonis. Berbagai makanan dan obat-obatan
dapat menurunkan tekanan LES
Masalah dengan mekanisme pertahanan mukosa normal lainnya juga dapat
berkontribusi untuk pengembangan GERD, termasuk waktu izin asam berkepanjangan
dari kerongkongan, pengosongan lambung tertunda, dan mengurangi resistensi
mukosa.
Faktor agresif yang dapat meningkatkan kerusakan esofagus setelah refluks ke dalam
kerongkongan termasuk asam lambung, Pepsin, asam empedu, dan enzim pankreas.
Komposisi dan volume refluxate dan durasi paparan merupakan faktor agresif
terpenting dalam menentukan konsekuensi gastroesophageal refluks.
GEJALA KHAS:
1. MULAS = sensasi
GEJALA ATYPICAL:
substernal
Asma non-alergi, batuk
kehangatan atau
kronis, suara serak,
pembakaran naik
radang tekak, sakit dada
dari perut ke leher
dan gigi erosion
2. REGURGITATION
3. HIPERSALIVA
GEJALA RUMIT:
DISFAGIA (kesulitan menelan), sakit saat
menelan, pendarahan,berat badan
menurun, dan tersedak
PHARMACOTHERAPY ASMA KRONIK
HANDBOOK NINTH EDITION
HALLAMAN 822
1. Diagnosa terutama dengan
riwayat episode berulang batuk,
mengi, sesak dada atau nafas
2. Pasien memiliki riwayat alergi
atau asma keluarga
3. Spirometri menunjukan obstruksi
( vol. Ekspirasi paksa dalam 1
ASMA AKUT detik [FEV 1]
• Peak Expiratory Flow (PEF) dan FEV1 >40% dari nilai
nprediksi normal
• Gas darah arteri dapat mengungkapkan asidosis
metabolik dan tekanan oksigen parsual rendah anamnesis
dan pemeriksaan fisik harus diperoleh saat terapi awal
diberikan.
TES LABORATORIUM
ASMA KRONIS Peningkatan konsentrasi eosinofil dan
membantu mengkonfirmasi diagnosis
asma
Untuk umur ≥ 12
tahun dan
dewasa
PHARMACOTHERAPY HANDBOOK NINTH EDITION HALLAMAN 824
Handbook Pharmacotherapy ninth edition, Hlm. 825)
Seorang anak mempunyai demam yang berat dan sekarang
memiliki masalah pernafasan berupa sesak walaupun sudah
diberikan albuterol
Riwayat sekarang
Pasien anak SA berumur 8 tahun yang sejak dua hari lalu
mengalami demam,malaise, dan batuk non produktif. Ibu anak tersebut
memberikan paracetamol dan ibuprofen untuk mengotrol demam yang
dialaminya. SA mulai mengalami kesulitan bernafas berupa sesak di pagi
hari saat dibawa kerumah sakit,ibunya memberikan albuterol 2,5 mg via
nebulizer 2x dalam 1 jam. SA mengalami sesak yang berbunyi (mengi)
namun SA merasakan kesulitan bernafas. SA sebelumnya memiliki riwayat
asma dan terkontrol dengan baik gejalanya menggunakan albuterol.
Berdasarkan laporan sebelumnya, gejala yang dialami SA hanya terjadi
pada siang hari saat SA aktif bermain disekolah atau dirumah dan jarang
terjadi pada malam hari. Albuterol yang digunakan sebelumnya PRN pada
saat gejala terjadi setelah SA bermain.
Dari hasil assessment yang dilakukan di UGD diketahui SA mengalami
sesak nafas dimana ia hanya dapat bicara 4-5 kata dalam kalimat. SA
dilaporkan mengalami takipnea dengan RR 54x/menit. Tanda vital
lainnya menunjukan HR 160x/menit,Tekanan darah 115/59,suhu
38,8˚C, BB 22,7kg. Hasi x-Ray menunjukan adanya konsolidasi pada
lobus kanan bawah. Setelah mendapatkan 3x albuterol/ipratropium
nebulasi suara nafasnya berbunyi dan oksigenasi nya tidak membaik
sehingga SA mulai diberikan albuterol via nebulasi kontiniu 10mg/jam
dan oksigen di titrasi 3L/menit. SA juga diberikan metil prednisolone
25mg IV dan magnesium sulfat IV. SA kemudian dipindahkan ke PICU
untuk penanganan dan monitoring lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Riwayat Keluarga
sebelumnya
Asma , terakhir dirawat Ayahnya mempunyai Tinggal bersama
di RS 4 tahun yang lalu asma orangtua,dengan dua
dan menjalani 2x saudara,dirumah
pengobatan dengan mempunyai kucing,ayah
kortikostreoid perokok.
sebelumnya
Pengobatan yang terakhir diberikan
Albuterol 2.5 mg nebul setiap 4-6 jam PRN saat serangan
Fluticasone propionate 44 mcg MDI 2 puff BID
Paracetamol 160 mg/5 ml-10 ml setiap 4 jam PRN demam
Ibuprofen 100 mg/5 ml-10 ml setiap 6 jam PRN demam
Laboratorium :
Na 141 mEq/L
K 3,1 mEq/L Glu 154 mg/dL
Cl 104 mEq/L WBC 34,2 x 10³/mm³
CO2 29 mEq/L RBC 5,07 x 106/mm³
BUN 16 mg/Dl Scr 0,52 mg/Dl
SUBJEK
Pasien mengalami : demam, malaise, dan batuk non-produktif, sesak dipagi hari, mengalami sesak yanag
berbunyi (mengi), dan mengalami takipenia
Riwayat keluarga:
Ayah nya mempunyai asma
Riwayat Sosial:
Tinggal bersama orangtua, dengan 2 saudara. Di rummah mempunyai kucing. Ayah perokok
Riwayat keluarga:
Ayah nya mempunyai asma
Riwayat Sosial:
Tinggal bersama orangtua, dengan 2 saudara. Di rummah mempunyai kucing. Ayah
perokok
TD 125/69, T 37.9°C, RR 40, 02 , saturasi 94% pada 3L/menit melalui nasal cannula
5. Tujuan terapi
• Perbaikan hipoksemia signifikan
• Perbaikan obstruksi jalan nafas
• Pengurangan kecenderungan penutupan aliran udara yang parah timbul kembali
• Pengembangan rencana aksi tertulis jika keadaan memburuk atau monitoring ( ISO
FARMAKOTERAPI HAL 448)
6. Terapi non farmakologi
Hindari asam rokok, jauhkan dari hewan peliharaan, terapi oksigen, pasien dengan asma
akut harus menerima oksigen untuk mempertahankan PaO2 lebih besar dari 90 % (>95%
pada kehamilan dan penyakit jantung). Dehidrasi harus diperbaiki, berat jenis urin dapat
membantu mengarahkan terapi pada anak-anak ketika penilaian status hidrasi sulit (dipiro,
2015), halaman 823
7. Rencana monitoring : memantau hasil saturasi oksigen dan RR dengan tes lab , X-ray,
Spirometri, Analisa pemeriksaan PaO2
8. Jenis-jenis asma
Asma diklasifikan berdasarkan gambaran klinis secara umum pada
orang dewasa : intermitten, persinten ringan, persinten sedang dan
persinten berat. ( kemenkes RI no 1032, 2008 )