Oleh Kelompok 1
Latipah Anum (2006104010069)
Natasha Rizqina (2006104010090)
Tantriana (2006104010085)
Segala puji bagi Allah yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
kepada kita semua tidak lupa pula shalawat beserta salam kita alamatkan kepada Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW. Dengan rahmad dan hidayah dari Allah SWT kami dapat membuat
makalah ini yang berjudul “ Etika dan Etiket Pergaulan dalam Kehidupan Manusia”.
Penyusunan makalah ini merupakan sebuah tugas Mata kuliah Ilmu Kesehatan. Kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bu Dra. Mukhirah, M.Pd . sebagai dosen pengampu.
Makalah ini memberi wawasan kepada pembaca agar dapat memahami etika dan etiket dalam
kehidupan manusia. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dan dengan bantuan dari berbagai
sumber, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini baik dari segi
susunan bahasa maupun segi penulisannya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritikan dari
para pembaca kepada kami,sehingga kami dapat memaksimalkannya dengan lebih baik lagi.
Kami berharap semoga makalah ini banyak memberi mamfaat dan ilmu baru kepada kita
semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG....................................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................2
TUJUAN....................................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
Definisi etika dan etiket...........................................................................................................................3
Definisi Etika........................................................................................................................................3
Fungsi etika..........................................................................................................................................5
contoh etika.........................................................................................................................................5
Definisi etiket menurut para ahli.......................................................................................................10
Jenis-jenis etiket:...............................................................................................................................11
Manfaat dan fungsi etiket:.................................................................................................................12
Contoh etiket.....................................................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUB...................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam pergaulan sehari-hari sebagai masyarakat yang berbudaya, maka akan mengenal
aturan, norma-norma atau nilai-nilai yang perlu atau penting diperhatikan. Padamasyarakat yang
maju, berkembang dalam berbagai bidang, perhatian terhadap aturan,norma-norma dan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat perlu ditingkatkan, agar masyarakat di manapun di bumi Indonesia
tercinta ini tidak akan terbawa arus globalisasi pergualan manusia yang kadang-kadang
berdampak negatif. Untuk itu dalam pergaulanmanusia yang berbudaya, beragama, yang ingin
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, penting
mengenal dan mengimplementasikannya tentang etika pergaulan.
Sebelum menjelaskan tentang etika dalam pergaulan, perlu dipahami tentang
etika.Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Dasar Masalah-Masalah PokokFilsafat
Moral, mengemukakan bahwa etika ialah ilmu yang mencari orientasi, etika maumengerti
mengapa kita harus mengerti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita mengambil sikap yang
bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Selanjutnya H.Hasbullah Bakry dalam bukunya Sistematik Filsafat (1970 : 64)
mengemukakan etika yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
melihat pada amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui akal pikiran.Kaitannya dengan
pergaulan, maka dapat diartikan bahwa etika dalam pergaulanyaitu suatu ilmu yang memikirkan
bagaimana seseorang mengambil sikap dalam pergaulansehari-hari tentang mana yang tepat kita
pilih sesuai dengan kondisi, kesempatan, dannorma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Etika dalam pergaulan ini dapat mencakupetika makan, etika berbusana, etika berhubungan
dengan orang (human relation).
Apabila seseorang telah dapat merealisasikan beretika dalam kehidupan sehari-haridi
manapun ia berada, maka cenderung ia akan dapat diterima oleh lingkungannya, relatiforang lain
tidak banyak yang tersinggung, gerak langkah kita cenderung berjalan lancar.Jadi peranan
tentang etika dalam pergaulan pada dasarnya sebagai ilmu pelengkap dalam kehidupan manusia,
yang apabila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadisalah satu jalan menuju
kesuksesan dalam hidup dan kehidupan manusia. Pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi
pada etika makan, etika berbusana dan etika dalam humanrelation secara terbatas.
Etiket adalah sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, dan menjadi kebiasaan dalam
sebuah masyarakat, baik berwujud kata-kata maupun suatu bentuk perbuatan nyata. Pengertian
etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut mengandung
arti yang berbeda meski terdapat persamaan. Persamaannya adalah etika maupun etiket sama-
sama berkaitan dengan perilaku manusia secara normatif yang etis. Perbedaannya adalah etiket
berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Artinya memberikan
1
pedoman atau norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya seseorang melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari etika dan etiket
2. Untuk mengetahui jenis-jenis etika dan etiket
3. Untuk mengetahui manfaat dari etika dalam pergaulan
4. Untuk mengetahui fungsi etika dan etiket
5. Untuk mengetahui perbedaan etika dan etiket
6. Untuk mengetahui bagaimana contoh etika dan etiket pergaulan dalam kehidupan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi etika dan etiket
2.1.1 Definisi Etika
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ethos
yang artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom) dan ethikos berarti susila, keadaban,
kelakuan dan perbuatan yang baik. Etika berkaitan erat dengan kata moral yang merupakan
istilah bahasa latin yaitu mos, dan bentuk jamaknya mores, yang berarti adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk. Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya. Tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan: moral untuk memberi penilaian terhadap perbuatan yang
dilakukan seseorang sedangkan etika untuk pengkajian sistem nilai /adat kebiasaan yang
seharusnya berlaku. Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak,
artinya budi pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata susila.
Pengertian etika secara umum adalah suatu peraturan atau norma yang bisa digunakan
sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seorang serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab moral.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dituliskan bahwa arti etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Oleh
sebab itulah etika merupakan suatu ilmu yang objeknya itu berupa manusia. Berbeda dengan
ilmu-ilmu lain yang meneliti tingkah laku manusia, etika juga mempunyai sudut pandang
normatif, maksudnya adalah melihat dari sudut baik dan buruknya mengenai perbuatan manusia.
3
3. K. Bertens ⇒ Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi
umat manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam mengatur semua
tingkah lakunya.
4. DR. James J. Spillane SJ ⇒ Ia menyatakan bahwa etika adalah mempertimbangkan atau
memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang
berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah ke penggunaan akal budi dengan
objektivitas guna menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap
lainnya.
5. Drs. H. Burhanudin Salam ⇒ Etika ialah sebuah cabang ilmu filsafat yang membicarakan
perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat menentukan suatu perilaku manusia ke
dalam kehidupannya.
6. w.J.S. Poerwadarminto ⇒ Etika merupakan ilmu pengetahuan tentang suatu perilaku
atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh mana dapat
ditentukan oleh akal manusia.
7. Aristoteles ⇒ Berbeda dari yang lain, ia mendefinisikan etika menjadi 2 pengertian yaitu:
Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika
yang dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema
tindakan manusia.
8. Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan
dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia. Sangat terkait
dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan manusia.
Etika Filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dapat menguraikan pokok-pokok dari etika atau moral
yang dilakukan oleh manusia tersebut.
4
Etika Teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan nilai atau norma yang baik maupun yang
buruk berdasarkan agama ataupun ada istiadat.
1. Dapat membantu pendirian kita dalam berbagai macam pandangan dan moral itu untuk
menentukan keputusan.
2. Dapat membedakan mana yang tidak diperbolehkan dirubah dan yang mana yang
diperbolehkan dirubah.
3. Dapat menyelesaikan banyak masalah moralitas ataupun suatu nilai sosial lainnya yang
membingungkan suatu masyarakat dengan suatu pemikiran yang sistematis dan kritis.
4. Dapat memakai nalar sebagai dasar acuan bukan dengan menggunakan perasaan yang
dapat bisa merugikan banyak orang , yaitu berpikir serta bekerja secara sistematis
langkah demi langkah.
5. Mengetahui suatu masalah sampai dengan akar permasalahanya tidak karena ingin hanya
sekedar ingin tahu tanpa memperdulikan permasalahan yang terjadi.
1. Tempat untuk mendapatkan suatu orientasi kritis yang berhadapan di berbagai suatu
moralitas yang membingungkan.
2. Dapat menunjukan keterampilan intelktual yaitu suatu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional serta sangat kritis.
3. Untuk Orientasi etis ini diperlukan didalam mengambil suatu sikap yang wajar didalam
suasana pluralisme.
5
1. Harus menatap lawan bicara.
2. Suara harus jelas terdengar.
3. Menggunakan tata bahasa yang baik.
4. Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5. Bias mengimbangi lawan bicara.
6. Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7. Mampu menciptakan suasana humor.
8. Memuji lawan bicara.
9. Mampu menjadi pendengar yang baik.
6
2. Lakukan kontak mata.
3. Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.
4. Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki jabatan.
5. Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
6. Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai
7
1. Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman, hendaknya kita terlebih
dahulu menegur atau memberi hormat kepada perempuan tertua dari rombongan itu.
Sesudah itu baru pada yang lain,
2. Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku atau
meletakkanya di bagian pinggang, karena akan memberi kesan sombong dan tidak sopan
dalam pandangan orang terpelajar.
1. Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di tempat dan
bersedia dikunjungi.
2. Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan menghargai waktu
tuan rumah
3. Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan sembarangan masuk.
Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan bersabar.
4. Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda bahwa anda telah
datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
8
5. Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang atas
kunjungan anda.
6. Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah pujilah tentang
barangnya.
7. Jangan merokok bila belum dipersilakan.
8. Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya, seberantakan
apapun.
9. Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan perhatian tuan
rumah, sebaiknya segera pamit.
10. Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih dahulu.
Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau
sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat meraih sukses
dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh dangan cara:
1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
9
1. Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam
pergaulan.
2. Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.
3. Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka
menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.
4. Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan
mau mengampuni kesalahan orang lain.
5. Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.
Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang didapat dari sebutan suatu kartu
undangan yang biasanya digunakan semasa raja-raja di Perancis untuk mengadakan pertemuan
resmi, pesta pada resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan
tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi,
seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara
bertamu dengan sikap perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.
Etiket adalah sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, dan menjadi kebiasaan dalam
sebuah masyarakat, baik berwujud kata-kata maupun suatu bentuk perbuatan nyata. Definisi
etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan
sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket
adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta
panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Pengertian etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal kedua istilah
tersebut mengandung arti yang berbeda meski terdapat persamaan. Persamaannya adalah etika
maupun etiket sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia secara normatif yang etis.
Perbedaannya adalah etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan
formal. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya
seseorang melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
10
2.2.1 Definisi etiket menurut para ahli
1. Soerganda Poerbakawatja
Menurut Soerganda, etiket yaitu sebuah filsafat yang berkaitan dengan sebuah tindakan baik dan
buruknya. Dan etiket pula memiliki keterkaitan dengan tindakan kesusilaan yang harus dimiliki
seorang manusia dalam kehidupannya.
2. H. Burhanudin Salam
Burhanudin Salam menambahkan bahwa etiket merupakan sebuah ilmu filsafat tentang nilai-
nilai serts norma yang harus dimiliki untuk dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya.
3. o.p Simorangkir
Etiket merupakan ilmu yang harus dimiliki seseorang, karena etiket adalah sebuah pandangan
manusia dalam menilai terhadap baik dan buruknya sebuah tindakan manusia dalam kehidupan
masing masing.
4. A. Mustafa
H.A Mustafa berpendapat bahwa etiket merupakan ilmu tentang perbuatan atau tindakan baik
dan buruknya manusia yang dilihat dari sudut pandang akal dan fikiran.
5. Ahmad Amin
Menurut Ahmad Amin, etiket memiliki arti yaitu suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik
dan buruknya dalam sebuah tindakan seseorang.
1. Etiket Makan
Etiket makan merupakan suatu tata cara makan yang harus dilakukan oleh manusia yang sesuai
dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Berdoalah sebelum dan sesudah makan.
b. Jika hendak duduk di kursi waktu makan haruslah disebelah kiri meja.
c. Waktu mengambil makanan, gunakan tangan kanan dan ambilah dengan
penjepit/sendok/garpu, jangan sekali-kali mengambil dengan tangan tanpa alat.
d. Cicipilah makanan dan minuman dengan tidak mengeluarkan suara atau bersendawa.
11
e. Jika disediakan sop dan buah dalam suatu acara makan, sop dimakan terlebih dahulu
kemudian buah-buahan dimakan terakhir.
f. Waktu sedang makan agar tangan yang digunakan untuk mengambil makanan dengan
sendok/garpu, tidak disandarkan pada meja.
h. Jika kita batuk atau bersin waktu makan, tutuplah dengan serbet/tangan.
i. Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.
j. Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
k. Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga.
l. Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum.
m. Setelah selesai makan sendok dam garpu diletakkan menelungkup diatas piring, sendok
dikanan, garpu dikiri.
n. Bila mengambil sisa makanan disela gigi, gunakan jari/tusuk gigi tetapi mulut harus ditutup
dengan serbet/tangan.
o. Gunakan serbet hanya untuk mengusap bibir dan jangan sekali-kali digunakan untuk
menyeka ingus.
p. Bila makan di rumah, lakukan satu keluarga makan bersama-sama pada satu meja yang
ditutup dengan baik dan rapi.
2. Etiket Minum
Etiket minum merupakan suatu tata cara minum yang harus dilakukan oleh manusia yang sesuai
dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Berdoalah sebelum dan sesudah minum.
b. Sebelum minum, pastikan tidak ada makanan di dalam mulut.
c. Jangan minum dengan sekali teguk, seperti minumnya unta. Dianjurkan tiga kali tegukan
karena itu akan lebih menyehatkan.
d. Jangan minum ditempat retaknya gelas.
e. Jangan bernapas di dalam gelas ketika minum, jika ingin bernapas jauhkan dari mulut.
f. Jangan meniup air minum, walaupun air sedang panas.
g. Jangan meminum langsung dari tempat minum, teko, botol atu sejenisnya.
h. Jangan berkumur menggunakan air minum.
i. Dianjurkan minum sambil duduk, jika minum sambil berdiri dianjurkan untuk
memuntahkannya.
j. Air minum yang sudah masuk ke mulut jangan dituangkan lagi ke dalam gelas.
k. Dianjurkan melihat ke dalam air minum lebih dahulu sebelum meminumnya.
l. Dianjurkan kalau minum dengan tangan kanan.
m. Minumlah secukupnya pada waktu makan, agar perut tidak terasa penuh
12
c. Memberikan segala keutamaan kepada pimpinan.
d. Waktu berbicara mulut dibuka secukupnya.
e. Berbicaralah dengan sopan.
f. Menghindari perkataan kasar, keras, kotor, dan ucapan yang menyakitkan perasaaan.
g. Menghindari perdebatan dan saling membantah dengan pimpinan walaupun anda berada
di pihak yang benar.
h. Berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
i. Hendaknya berbicara dengan suara yang dapat di dengar, tidak terlalu keras dan tidak
pula terlalu rendah.
j. Tidak berkata dusta dengan pimpinan walaupun itu hanya bercanda.
k. Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam pembicaraan.
l. Mendengarkan pembicaraan pimpinan dengan baik dan tidak memotong
pembicaraannya.
m. Menghindari perbuatan menggunjing dan mengadu domba.
n. Selalu memperhatikan dengan siapa kita berbicara.
o. Mengarahkan pandangan pada lawan bicara, dalam hal ini pimpinan.
p. Senantiasa memelihara hubungan yang baik dengan pimpinan baik dengan lingkungan
kerja maupun pribadi.
13
5. Etiket Berbicara dengan Pasien.
Etika Berbicara dengan Pasien merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh seseorang
(perawat) untuk berkomunikasi dengan pasien yang sesuai dengan sopan santun dan norma-
norma yang berlaku. Adapun etiket berbicara dengan pasien adalah sebagai berikut :
a. Berbicaralah dengan baik, ramah, sopan dengan pasien dan tidak menyinggung
perasaannya.
b. Berbicaralah dengan jujur dan tidak berbohong pada pasien.
c. Menggunakan panggilan / sebutan nama pasien yang baik.
d. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien.
e. Mengarahkan pandangan pada lawan bicara.
f. Waktu berbicara mulut dibuka secukupnya.
g. Berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa pada pasien.
h. Hendaknya berbicara dengan suara yang dapat di dengar, tidak terlalu keras dan tidak pula
terlalu rendah.
i. Tidak berkata dusta walaupun itu bercanda.
j. Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam pembicaraan dengan
pasien.
k. Tidak menganggap rendah pendapatnya.
l. Jangan memborong pembicaraan, tetapi berikanlah kesempatan pasien untuk berbicara.
m. Tidak mencari-cari kesalahan pembicaraaan orang lain dan kekeliruannya, karena hal
tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan, dan pertentangan.
n. Menghindari sikap mengejek, mengolok-olok dan memandang rendah rendah pasien yang
diajak berbicara.
o. Tidak mudah emosi / emosional
p. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
q. Mendengarkan pembicaraan pasien dengan baik dan tidak memotongnya pembicaraannya.
r. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak
mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain
s. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah pasien.
t. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya, apabila ada pasien yang kurang mengerti
dengan apa yang telah dibicarakan.
u. Selalu memperhatikan dengan siapa kita berbicara, dalam hal ini pasien.
6. Etiket Bertamu.
Etiket bertamu merupakan suatu tata cara yang dilakukan oleh orang untuk menjalin menjalin
hubungan (silaturrahim) yang sesuai dengan sopan santun dan norma-norma yang berlaku.
Adapun etiket bertamu adalah sebagai berikut :
a. Berpakaian yang rapi dan pantas.
b. Tidak mengganggu program rumah tangga.
c. Memberi isyarat (ketuk pintu) dan mengucapkan salam.
d. Minta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali. Apabila telah minta izin tiga kali belum
ada jawaban dari tuan rumah, maka hendaknya pulang dulu dan datang pada lain kesempatan.
e. Jangan mengintip ke dalam rumah.
14
f. Jangan masuk rumah jika belum dipersilakan oleh tuan rumah.
g. Tamu lelaki dilarang masuk rumah apabila tuan rumah hanya seorang perempuan. Hal ini
dilakukan agar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karen itu, tamu cukup
ditemui di luar saja.
h. Memperkenalkan diri sebelum masuk.
i. Jangan duduk apabila belum dipersilakan oleh tuan rumah.
j. Masuk dan duduk dengan sopan
k. Jaga sikap dalam bertamu.
l. Bersikaplah ramah dan tulus agar suasana menyenangkan.
m. Pembicaraan singkat, jelas dan padat.
n. Jangan merugikan tuan rumah.
o. Tahu batas waktu untuk bertamu, yaitu maksimal tiga hari tiga malam (apabila tamunya
jauh tempat tinggalnya). Dengan batas waktu selama tiga hari tiga malam dimaksudkan agar
beban tuan rumah tidak terlampau berat dalam menjamunya.
p. Segeralah pulang setelah urusan selesai. Hindarilah pembicaraan yang tiada ujung
pangkalnya, lebih-lebih membicarakan orang lain.
1. Kentut, meludah, serta mengupil merupaka tindakan yang dinilai kurang sopan apabila
ada orang lain yang menyaksikannya, sementara bila tak ada orang, hal ini bukanlah
suatu masalah.
2. Makan tidak menggunakan sendok berlaku pada kalangan borjuis saja, sementara dalam
agama Islam tindakan ini merupakan sunnah.
15
BAB III
PENUTUB
3.1 KESIMPULAN
Etika adalah suatu peraturan atau norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seorang
serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab moral. Etiket adalah sesuatu yang
dikenal, diketahui, diulang, dan menjadi kebiasaan dalam sebuah masyarakat, baik berwujud
kata-kata maupun suatu bentuk perbuatan nyata.
Etika berlaku ada maupun tidak ada saksi ⇔ etiket berlaku sebab adanya saksi mata
Etika bersifat absolut ⇔ etiket relatif
Cara pandang etika ke batiniah ⇔etiket lebih ke lahiriah
Secara makna etika norma tentang perbuatan ⇔ etiket aturan yang dijalankan
Dalam rangka menjernihkan istilah, maka kita harus perhatikan lagi apa perbedaan antara
“etika” dan “etiket”. Sering kali dua istilah ini dicampuradukkan begitu saja, padahal perbedaan
di antaranya sangat hakiki.“Etika” di sini berarti “moral” sedangkan “etiket” berarti “sopan
santun” (tentu saja di samping arti lain “secarik kertas yang ditempelkan pada botol atau
kemasan barang”).
Apabila kita melihat dari asal usulnya, sebetulnya tidak ada kaitannya antara du aistilah
tersebut. Hal inilah yang menjadi lebih jelas, jika dibandingkan bentuk kata bahasa Inggris,
yaitu ethics dan etiqiette.
16
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuahkebudayaan, dapat saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan
berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang
manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanyalembut, memegang etiket namun
menipu. Orang dapat memegang etiketnamun munafik sebaliknya seseorang yang
berpegang pada etika tidakmungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia
tidak bersikapetis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
3.2 SARAN
Pendidikan etika ataupun etiket itu sendiri mengajarkan kepada kita untuk mengetahui
hal-hal yang buruk dan baik, etika maupun etiket juga mengajarkan kepada kita untuk
berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku di tengah masyarakat. Pendidikan seperti ini juga
untuk mengetahui cara berperilaku yang baik dan benar, diperlukan supaya kita sebagai manusia
tidak melenceng ke jalur yang menyimpang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Duniapendidikan.co.id etika dan etiket. Diakses pada tanggal 1 maret 2021. Dari,
https://duniapendidikan.co.id/etika-dan-etiket/
Bisacumlaude.com. pengertian dan mafaat etika etiket. Diakses pada tanngal 27 februari 2021. Dari,
https://bisacumlaude.com/pengertian-dan-manfaat-etiket/
Makala.co.id (06/2013). Makalah pengertian etika dan etiket. Diakses pada tanggal 27 februari 2021.
Dari, http://www.makalah.co.id/2013/06/makalah-pengertian-etika-dan-etiket.html
18