Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH TENTANG ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

PENGERTIAN ETIKA, ETIKET, MORAL DAN HUKUM

Disusun Oleh :

Isfiyantasi Syafi’i ( 23089151007 )


Komang Ratih Ayu Ariani ( 23089151003 )
Laeli Ilma Ihzati ( 23089151004 )
Ayu Suliantini ( 23089151008 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


2023

1
2

KATA PENGANTAR

Om swastiastu,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas yang dberikan Oleh: Indrie Lutfiana,S.ST., MH selaku dosen pengampu mata
kuliah pemenuhan kebutuhan dasar

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang etika dan hukum kesehatan. Makalah
ini berisikan tentang informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penugasan. Kami
banyak mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua teman yang sudah membantu
pembuatan makalah ini, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
mendukung proses pembelajaran kedepannya.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.

Bungkulan, 20 september 2023

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian etika……………………………………………………………………..5
2.2 Jenis-jenis etika……………………………………………………………………..6
2.3 Pengertian etiket…………………………………………………………………….7
2.4 Pengertian hukum…………………………………………………………………...7
2.5 Makna hukum moral………………………………………………………………..8
2.6 Perbedaan etika dan etiket………………………………………………………….10
2.7 Perbedaan moral dan hukum……………………………………………………….10
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………11
3.2 Saran………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….12

BAB 1
4

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk menerima
aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini hokum, etika dan moral sangat
berperan pentig dalam menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan
ketiga hal tersebut kita bisa hidup damai sesame manusia berdasakan hokum yang ada,
etika kita, dan moral yang kita miliki.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengrtian dari etika?


2. Apa pengertian etiket?
3. Apa pengertian dari moral?
4. Apa pengrtian dari hukum?
5. Apa persamaan dan perbedaan dari etika,etiket,moral dan hukum?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari etika.


2. Untuk mengetahui pengertian dari etiket.
3. Untuk mengetahui penrtian dari moral.
4. Untuk mengetahui pengrtian dari hokum.
5. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari etika,etiket,moral dan hukum.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

Menurut K. Berten, kata "etika" berasal dari bahasa yunani kuno, yakni ethox (bentuk
kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika dimengerti
sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan.

Dalam kamus umum bahasa Indonesia (WJS Poerwandaminto, 2002) merupakan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Pengertian lain lagi mengenai etika dari
Prof. DR. FRANZ Magniz Suseno. Ia memberi pengertian bahwa etika adalah ilmu yang
mecari orientasi (ilmu yang member arah dan pijakan pada tindakan manusia). Apabila
manusia memiliki orientasi yang jelas, ia tidak akan hidup dengan sembarang cara atau
mengikuti berbagai pihak tetapi ia sanggup menentukan nasibnya sendiri. Dengan
demikian, etika dapat membantu manusia untuk bertanggung jawab atas kehidupannya.

Berdasarkan pengertian tadi, dapat dirumuskan pengertian etika menjadi tiga, pertama
etika merupakan sistem nilai, yakni nilai-nilai atau norma norma moral yang menjadi
pegangan (landasan, alasan, orientasi hidup) seseorang atau kelompok orang dalam
mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika kumpulan asas-asas akhlak (moral) atau semacam
kode etik. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk. Hal ini
terjadi apabila nilai-nilai, norma-norma moral, asas-asas akhlak (moral), atau kode etik
yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat menjadi bahan refleksi (pemikiran)
secara menyeluruh (holisti), sistematis, dan metodis.Etika merupakan pemikiran kritis
tentang berbagai ajaran dan pandangan moral. Etika sering disebut filsafat moral, karena
berhubungan dengan adat istiadat, norma-norma, nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam
suatu kelompok atau seseorang untuk mengatur tingkah laku.
6

2.2 Jenis-Jenis Etika

Dalam membahas Erika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan
atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah
manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma- norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat
dua jenis etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

a. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya
Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai
dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.

b. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat
menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk,
sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika, etika dapat diklasifikasikan menjadi tiga
(3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
7

a. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.

b. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat.
akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik

c. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifatnormatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam
hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan
merefleksika definisi etika ini lebih bersifat informatife, direktif dan reflektif.

2.3 Pengertian etiket

Etiket merupakan taat cara (adap sopan santun, dll) di masyarakat beradap dalam
memelihara hubungan baik diantara semua manusia. Etiket menyangkut cara sesuatu
perbuatan harus dilakukan manusia. Diantaranya beberapa cara yang mungkin, etiket
menunjukan cara yang cepat, artinya cara yang diharapkan serat ditentukan dalam suatu
kalangan tertentu.

2.4 Pegertian hukum

Hukum artinya peraturan yang dibuat oleh penguasa, adat, yang berlaku bagi semua
anggota masyarakat. Hukum dipandang sebagai aturan yang bersifat menuntun hidup dan
tindakan seseorang. Dimensi dasariah hukum terdapat pada undangan untuk saling
mengasihi dan tuntutan yang mewajibkan untuk melakukan sesuatu.

Norma berasal dari bahasa Latin mos atau moris, artinya adat istiadat, kebiasaan, cara,
tingkah laku; mores artinya adat istiadat, watak, cara hidup. Maka, hukum moral adalah
aturan-aturan bertingkah laku dalam relasi dengan orang lain.[1]
8

Hukum moral adalah hukum yang didasarkan pada kehendak Allah. Hukum moral menjadi
benar diterapkan dalam ungkapan iman, karena tindakan manusia mencerminkan imannya.
Orang beriman bertindak bukan semata-mata atas kehendak dirinya, melainkan lebih atas
dasar kehendak Allah.

Setiap pengalaman manusia memberi kontribusi besar pada hukum moral. Ada tiga ide
utama yang perlu dipahami dalam hal ini, antara lain: pemahaman budaya suku bangsa;
keterlibatan dalam budaya; dan keturutsertaan dalam memperjuangkan keadilan.[2]

Hukum moral menunjukkan aturan dalam bertingkah laku. Misalnya, upaya-upaya


komunikasi sosial. “Untuk menggunakan upaya-upaya itu dengan tepat, sungguh perlulah
bahwa siapa saja yang memakainya mengetahui norma-norma moral, dan di bidang itu
mempraktikkannya dengan setia. Hendaknya mereka menelaah bahan, yang
dikomunikasikan sesuai dengan sifat khas masing-masing medium. Sekaligus hendaklah
mereka pertimbangkan juga situasi maupun kondisi-kondisi, yakni tujuan, orang-orang,
tempat, waktu, dan hal-hal lain yang menyangkut komunikasinya sendiri. Sebab konteks
itu dapat mengubah kadar moralnya, bahkan mengubahnya sama sekali. Perlu juga
diperhatikan cara berfungsi yang khas bagi masing-masing medium; begitu pula daya
pengaruhnya, yang dapat sedemikian besar sehingga orang-orang, terutama kalau tidak
siap, cukup sulit menyadarinya, mengendalikannya, dan bila perlu menolaknya”.[3]

Semua orang secara mutlak wajib berpegang teguh pada prioritas hukum moral yang
objektif. Sebab hanya hukum moral itulah yang melibatkan manusia, makhluk Allah yang
berbudi dan dipanggil untuk tujuan adikodrati, menurut hakikat seutuhnya. Hukum moral
itu jugalah, yang bila dipatuhi sepenuhnya dengan setia, mengatur manusia untuk mencapai
kepenuhan, kesempurnaan, serta kebahagiaanya.[4] Kita bertindak bukan hanya karena
keyakinan akan kemampuan intelektual, melainkan karena dorongan hati agar diri
berkembang.[5]

2.5 Makna Hukum Moral

Hukum moral memberikan makna bagi kehidupan manusia. Makna tersebut antara lain:
9

1. Mewariskan himpunan kebijakan moral yang sudah dirumuskan sebelumnya, kepada


generasi berikutnya.

2. Membantu manusia dalam mengambil keputusan.

3. Membantu manusia dalam mengenali kekurangan dan kegagalan, sehingga manusia


dapat memperbaiki diri.

4. Membagikan pengalaman agar dapat tercipta tingkah laku personal dan sosial.

5. Membantu manusia dalam melayani sesama penuh cinta serta dalam menuju kebaikan
secara otentik. Manusia yang memiliki cinta kasih yang otentik adalah orang yang taat
pada peraturan.

2.6 Kewajiban Moral

Kewajiban moral muncul bukan hanya sebagai pemenuhan tuntutan norma dan hukum
moral, melainkan sebagai pemenuhan serta keharusan moral atas tuntutan keadaan manusia
yang diterapkan pada kehendak bebas. Manusia menyadari bahwa Allah hadir dalam setiap
peristiwa hidup manusia. Ia mencintai umatNya tanpa batas. Dan dalam semuanya itu
manusia mengucap syukur kepada Allah atas segala kebaikanya.

Adapun untuk 3 bentuk persamaan yang ada dalam etika, etiket, dan moral. Antara lain;

 Memberikan Aturan yang Normatif

Perwujutan atas etiket, etika, dan moral sejatinya sama-sama dipergunakan


oleh individu dan kelompok sebagai bagian daripada ketentuan yang bersifat umum
(normatif). Aturan ketiganya sendiri dihadirkan sebagai implementasi atas
terbentuknya keteraturan sosial bersama-sama.

 Berhubungan Prilaku

Kesamaan yang lainnya dalam adanya penerapan ketiganya ialah terlihat


dari bentuk tindakan sosial yang dijalankan. Tentu saja tindakan ini sendiri ada
10

penilaian atas baik dan buruk sehingga apabila dianalisis lebih mendalam lagi
ketiganya memiliki keterkaitan yang tinggi.

 Memiliki Tingkatan Baik dan Buruk

Perwujutan atas sikap etika, etiket, dan prilaku tentu saja mempunyai
tingkatan penilaian atas baik dan buruknya seseorang. Prihal ini tentu tidak terlepas
dari makna etika dan etika yang biasanya berkaitan erat dengan perkataan akan
adanya moral.

2.7 Perbedaan Etika dan Etiket :

Seringkali dua istilah tersebut disamakan artinya, padahal perbedaan antara keduanya
sangat mendasar. Dari asal katanya saja berbeda, yakni Ethics dan Ethiquetle. Etika berarti
moral sedangkan Eiket berarti sopan santun.

Namun meskipun berbeda, ada persamaan antara keduanya, yaitu :

• Keduanya menyangkut perilaku manusia

• Etika dan eiket mengatur perilkau manusia secara normative, artinya memberi norma
bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau
tidak boleh dilakukan.

2.8 perbedaan moral dan hukum

Sebenarnya kata keduanya terdapat hubungan yang cukup erat. Karena anatara satu
dengan yang lain saling mempegaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas hukum
ditentukan oleh moralnya. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral.
Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran
moralnya mencapai tahap cukup matang. Secaliknya moral pun membutuhkan hukum,
moral akan mengambang saja apabil atidak dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan
dalam masyarakat. Dengan demikian hukum dapat meningkatkan dampak social moralitas.
11

Walaupun begitu tetap saja antara Moral dan Hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut
antara lain :

• Hukum bersifat obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-
undang. Maka hkum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.

• Norma bersifat subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi
yang menginginkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.

• Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.

• Sedangkan moralitas menyangkut perilaku batin seseorang.

• Sanksi hukum bisanya dapat dipakasakan.

• Sedangkan sanksi moral satu-satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan
merasa tidak tenang.

• Sanksi hukum pada dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.

• Sedangkan moralitas tidak akan dapat diubah oleh masyarakat.


12

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Dari makalah tersebut memberi pengertian bahwa etika adalah ilmu yang mecari orientasi
(ilmu yang memberi arah dan pijakan pada tindakan manusia). Berdasarkan pengertian tadi,
dapat dirumuskan pengertian etika menjadi tiga, pertama etika merupakan sistem nilai, yakni
nilai-nilai atau norma norma moral yang menjadi pegangan (landasan, alasan, orientasi hidup)
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk. Hal ini terjadi apabila nilai-
nilai, norma-norma moral, asas-asas akhlak (moral), atau kode etik yang terdapat dalam
kehidupan suatu masyarakat menjadi bahan refleksi (pemikiran) secara menyeluruh (holisti),
sistematis, dan metodis Etika sering disebut filsafat moral, karena berhubungan dengan adat
istiadat, norma-norma, dan nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam suatu kelompok atau
seseorang untuk mengatur tingkah laku.

3.2 Saran

Saran yang bisa penulis berikan yaitu sebagai berikut: perlu adanya pemahaman
yang mendalam terkait dengan etika dan hukum kesehatan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat dan kelancaran dalam tindakan kepada pasien serta dapat
meningkatkan wawasan kami di bidang etika,etiket,hukum serta moral yang dapat
kami aplikasikan secara nyata pada masyarat.
13

DAFTAR PUSTAKA

Djoko, S., & Warsito, F. X. (2019). Etika moral berjalan, hukum jadi sehat. Binamulia
Hukum, 7(1), 26-35.
Miswardi, M., Nasfi, N., & Antoni, A. (2021). Etika, moralitas dan penegak
hukum. Menara Ilmu, 15(2).
14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai