BAB II – PEMBAHASAN
…………………………………………………
…………………………………………………
………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Etika merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan dan dapat dirumuskan sebagai suatu
batasan yang menilai tentang salah atau benar serta baik atau buruk suatu tindakan.Kunci
utama penerapan etika adalah memperlihatkan sikap sopan santun, rasa hormat terhadap
keberadaan orang lain dan mematuhi peraturan serta tatakrama yang berlaku pada lingkungan
tempat kita berada.
Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang didapat dari sebutan suatu kartu undangan
yang biasanya digunakan semasa raja-raja di Perancis untuk mengadakan pertemuan resmi,
pesta pada resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan
tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus
dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara,
dan cara bertamu dengan sikap perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal
atau resmi.
Definisi etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata
cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan
bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan
menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik
dan menyenangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Etika merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai
nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989).Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani
“ethos” berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Berdasarkan beberapa pemikiran diatas etika menurut Bartens memberikan tiga arti etika
yaitu: Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Arti ini dapat juga
disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Etika
dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral yang dimaksud disini adalah kode etik.
Dan etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk arti ini sama dengan
filsafat moral
Dalam perkembangannya etika dapat dibagi dua yaitu etika perangai dan etika moral. Etika
perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam
hidup bermasyarakat didaerah tertentu dan pada waktu tertentu. Etika perangai tersebut
diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penelitian.Sementara itu
untuk etika moral adalah berhubungan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika tersebut dilanggar timbullah kejahatan yaitu
perbuatan yang tidak baik dan tidak benar,kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral, contohnya adalah berkata dan berbuat jujur, menghormati orang tua, dan
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Magnis Suseno yang menyatakan bahwa etika adalah pemikiran
sistematis tentang moralitas ,dan yang dihasilkan secara langsung, bukan melalui kebaikan
melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.Menurut Magnis Suseno ada
empat alasan yang melatarkan belakanginya, yaitu yang pertama etika dapat membantu dalam
menggali rasionalitas dan moralitas agama, seperti “mengapa Tuhan memerintahkan ini
bukan itu?”. Kedua, etika membantu dalam menginterprestasikan ajaran agama yang saling
bertentangan. Selanjutnya, etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap
masalah masalah baru dalam kehidupan manusia dan yang terdapat membantu mengadakan
dialog antar agama yang terakhir, etika mendasarkan pada rasionalitas bukan wahyu.
Etika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang adat istiadat serta membahas
perbuatan baik dan buruk di dalam kehidupan manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia yang mencakup tata sikap, tata tutur dan tata pikir.Etika memiliki
cakupan yang sangat luas, contohnya etika bisnis, politik.Dalam membahas Etika sebagai
ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan
berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai
atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika,Terciptanya hubungan yang baik antar
mempengaruhi kehidupan manusia. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita
lakukan. Dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi sesuai
Etika dalam pergaulan bermasyarakat adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan bermasyarakat antara sesama dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang salah. Etika dalam masyarakat berkembang sesuai dengan adat istiadat ,
kebiasaan, nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika yang menyoroti secara rasional dan
kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai.
Terciptanya kerukunan, rasa saling tolong menolong dan rasa gotong royong antar
sesama
menghargai kehidupannya
Etika memberikan self control bagi manusia agar dapat menyadari apa yang sedang ia
Unsur atau hal dasar yang dapat disebut sebagai sebuah etika adalah memiliki 5 unsur
berikut:
1. Bersikap sopan santun dan ramah
2. Perhatian terhadap orang lain
3. Mampu menjaga perasaan orang lain
4. Toleransi dan rasa ingin membantu
5. Mampu mengendalikan emosi diri
sedangkan etika yang dapat kita terapkan pada pergaulan atau lingkungan pergaulan
kita sehari-hari adalah berikut contohnya:
Membiasakan mengucapkan salam jika bertemu muka dengan orang lain seperti
(assalamualaikum “jika muslim”, selamat pagi, siang atau malam, apa kabar,
tersenyum.
Bertutur kata dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa yang sopan mudah
dimengerti dan benar. Arahkan mata pada lawan bicara, tidak memotong pembicaraan
orang lain kecuali bila terpaksa, namun harus diawali dengan permintaan maaf.
kebenarannya.
Contoh lain dari penerapan etika adalah : tidak meludah didepan orang lain, menggunakan
pakaian yang pantas sesuai keadaan, mendengarkan orang yang sedang menerangkan
pelajaran atau siapapun yang sedang berbicara, tidak berkata kasar terutama kepada orang
1. Di Sekolah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal (Kepala Sekolah, Guru,
Tenaga Administrasi/TU, Pesuruh Sekolah, Teman dan lain sebagainya.
2. Di Masyarakat
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat. Misal di Toko dengan
pelayan Toko, di Kantor Pos dengan karyawannya, dan sebagainya.
3. Di Rumah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota keluarga, baik orang tua maupun
saudara.
Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik atau
sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat
meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat
diperoleh dangan cara :
1. Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam
pergaulan.
2. Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.
3. Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka
menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.
4. Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan
mau mengampuni kesalahan orang lain.
5. Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang
ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya lebih
di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau
guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.
dan merasa paling benar. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti
akan membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita
tidak menjadi manusia paling egois
Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin
anda tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita
rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis
mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain
Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik,
psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan
tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.
Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan
yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip
pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak
langsung, menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi
juga untuk akhirat kelak.
Dengan memiliki etika pergaulan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan
tercipta hubungan yang harmonis dengan orang-orang di lingkungan tempat kita
berada.
3.2 SARAN
Melihat dari manfaat dan peranan etika dalam pergaulan masyarakat, maka
lingkungan sekolah atau perguruan tinggi. Selain itu masyarakat luas juga diharapkan
dapat lebih memahami serta menerapkan hal-hal yang berhubungan erat dengan etika,
akhlak dan moral agar nantinya generasi penerus bangsa dapat bersikap sewajarnya
menurut etika yang dianut dalam sebuah kelompok masyarakat. Apalagi melihat dari
latar belakang budaya Indonesia yang terkenal dengan sikap moral dan budi pekerti
luhur yang baik. Sehingga di masa yang akan datang bangsa Indonesia dapat menjadi
bangsa dikenal dimata dunia sebagai negara maju yang tetap menjunjung tinggi etika