Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUKUM DAN ETIKA YANG DITERAPKAN BIDAN DALAM

PRAKTIK SEHARI - HARI

Disusun oleh:

Isfiyantasi Syafi’i (23089151007)

Laeli Ilma Ihzati (23089151004)

Ayu Suliantini (23089151008)

Kadek kristin dwiyanti (23089151010)

Ni komang karina diah p (23089251009)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.Tidak
lupa, tim penyusun atau kelompok satu ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen
Indrie Lutfiana,S.ST., MH Selaku Dosen Mata kuliah etika dan hukum keshatan.

Makalah yang berjudul “ hukum dan etika yang diterapkan bidan dalam praktik sehari-hari”
disusun oleh kami selaku kelompok dua untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya kepada kami agar
di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.

Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat bagi alam dan
lingkungan di sekitar kita.

Bungkulan 12 oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN…..……………………………………………………………………1

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………...1


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………...1
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………2

2.1 DEFINISI STANDAR………………………………………………………………...2

2.2 DEFINISI STANDAR PRAKTIK…………………………………………………….2

2.3 STANDAR PRAKTIK BIDAN DI INDONESIA…………………………………….3

2.4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MELANDASI TUGAS,


FUNGSI DAN PRAKTIK BIDAN……………………………….………………………7

2.5 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MELANDASI PELAYANAN


KESEHATAN……………………………………………………………………………..7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..10

3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………10

3.2 SARAN………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bidan sebagai tenaga perawat mempunyai tanggung jawab utama yaitu melindungi
masyarakat / publik, profesi keperawatan dan praktisi perawat.Praktek Bidan ditentukan dalam
standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang –
undangan yang ada, dimanapun bidan itu bekerja.Kebidanan hubungannya sangat banyak
keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan,Penerimaan dan pengakuan organisasi
profesi bidan sebagai pelayanan profesional diberikan oleh bidan profesional sejak tahun 1983,
maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain kebidanan di Indonesia
menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan
upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan
berkepentingan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. apa itu standar?
2. apa itu standar praktik kebidanan?
3. bagaimana standar parktik bidan di indonesia?
4. Bagaimana peraturan dan perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi dan prktik
kebidanan?
5. Bagaimana peraturan dan perundang-undangan yang melandasi pelayanan kesehatan?

1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa itu standar
2. Mengetahui definisi standar praktik kebidanan
3. Dapat mengetahui standar praktik kebidanan
4. Dapat memahami peraturan perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi, dan
praktik bidan
5. Dapat memahami peraturan perundang-undangan yang melandasi pelayanan kebidanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian standar

Pengertian Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal ( Clinical Practice Guideline , 1990)
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1980) Standar adalah spesifikasi dari
fungsi tau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan
dapat memperoleh keuntungan maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan
( Rowland and Rowland, 1983)

· Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang
menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).

2.2 Definisi Standar Praktik Kebidanan

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan /


asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan managemen kebidanan.

Standar praktik kebidanan adalah uraian pernyataan tentang tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan kebidanan
berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai dengan pemberian asuhan
kebidanan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang
saling terkait erat, karena malelui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat
dan memburuk.

2
2.3 Standar Praktik Bidan Di Indonesia

Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah:


pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi.

Difinisi Operasional:

1. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
2. Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format

pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi

Standar II: Pengkajian

Data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data
yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Difinisi Operasional:

1) Ada format pengumpulan data


2) Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus,yang meliputi data:
 Demografi identitas klien.
 Riwayat penyakit terdahulu.
 Riwayat kesehatan reproduksi.
 Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi.
 Analisis data.
3) Data dikumpulkan dari:
 Klien/pasien, keluarga dan sumber lain.
 Tenaga kesehatan.
 Individu dalam lingkungan terdekat.
4) Data diperoleh dengan cara:
 Wawancara
 Observasi.
 Pemeriksaan fisik.
 Pemeriksaan penunjang.

3
Standar III : Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan.

Difinisi Operasional

1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau
suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang
bidan dan kebutuhan klien.
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan
kebidanan yang diperlukan oleh klien.

Standar IV :Rencana Asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.

Difinisi Operasional :

1) Ada format rencana asuhan kebidanan


2) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.

Standar V: Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien:


tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

Difinisi Operasional

1) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.


2) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.
3) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.
4) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan
5) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman.
6) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.

Standar VI : Partisipasi Klien

4
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.

Difinisi Operasional

1. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:


 Status kesehatan saat ini
 Rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
 Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan.
 Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan.
 Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan.
2. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindal kegiatan.

Standar VII :Pengawasan

Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus den, tujuan untuk
mengetahui perkembangan klien.

Difinisi Operasional

1. Adanya format pengawasan klien.


2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis un¬mengetahui keadaan
perkembangan klien.
3. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan

Standar VIII :Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.

Difinisi Operasional

 Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Men sesuai dengan


standar ukuran yang telah ditetapkan.
 Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
 Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

Standar IX : Dokumentasi

5
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan kebidanan yang
diberikan.

Definisi oprasional :

1. Dokumentasi dilaksanakan untuk di setiap langkah managemen kebidanan.


2. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur, sistematis, jelas, dan ada yang bertanggung
jawab.
3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal 50 penjelasan


menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan” standar profesi ”adalah batasan kemampuan
( knowledge, skill and professional attitude ) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu
untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat
oleh organisasi profesi.

Dalam melaksanakan profesinya, Bidan memiliki 9 (sembilan) kompetensi yaitu :

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,


kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
3. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan – 5 tahun).
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistemreproduksi.

6
Setiap Kompetensi dilengkapi dengan Pengetahuan dan keterampilan dasar, pengetahuan dan
keterampilan tambahan, yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan asuhan
kebidanan

Setiap Bidan harus bekerja Secara profesional dalam melaksanakan profesi asuhan kebidanan ,
dan dalam melaksanakan profesi tersebut Bidan harus bekerja sesuai standar yang meliputi
meliputi : standar pendidikan, standar falsafah, standar organisasi, standar sumber daya
pendidikan, standar pola pendidikan kebidanan, standar kurikulum, standar tujuan pendidikan,
standar evaluasi pendidikan, standar lulusan, standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan, standar
organisasi, standar falsafah, standar sumber daya pendidikan, standar program pendidikan dan
pelatihan, standar fasilitas, standar dokumen penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan, standar
pengendalian mutu,Standar Pelayanan Kebidanan, standar falsafah, Standar Administrasi Dan
Pengelolaan, Standar Staf Dan Pimpinan, Standar Fasilitas Dan Peralatan, Standar Kebijakan
Dan Prosedur, Standar Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan, Standar Asuhan, Standar
Evaluasi Dan Pengendalian Mutu, standar praktik kebidanan, Standar metode asuhan, Standar
pengkajian, Standar Diagnosa kebidanan, standar rencana asuhan, standar tindakan, standar
partisipasi klien, standar pengawasan, standar evaluasi, standar dokumentasi.

2.4 Peraturan Dan Perundang-Undangan Yang Melandasi Tugas, Funsgi Dan Praktik
Kebidanan

Perundang-Undangan Yang Melandasi Tugas, Praktik Dan Fungsi Bidan

 No. 23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan
 Kepmen Kes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002 TENTANG REGISTRASI DAN
PRAKTIK BIDAN
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
 NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN
 Permenkes RI No. 1464/Menkes/SK/X/2010 TENTANG IJIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTEK BIDAN

2.5 Peraturan Perundang-Undangan Yang Melandasi Pelayanan Kesehatan

Peraturan perundang-undangan yang melandasi pelayanan kesehatan

1. UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan

7
2. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. PP tentang Ketenaga Kerjaan
4. PP / UU tentang aborsi, bayi tabung, dan adopsi
5. Kepmenkes RI No. 1464/Menkes/per/X/2010
6. Kepmenkes RI No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan
7. Kepmenkes No. 938/ Menkes/ SK / VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan
8. Permenkes No. 161/ Menkes /per/ I / 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan

UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 36 TAHUN 2009

TENTANG KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimanadimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber
daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional;
c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
pembangunan negara;
d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam
arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam masyarakat
sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang tentang Kesehatan yang
baru;

8
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang tentang Kesehatan.

Mengingat : Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN

9
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Dalam melaksanakan praktiknya terdapat sembilan standar praktik kebidanan yaitu


metode asuhan, pengkajian, diagnosa kebidanan, rencana asuhan, tindakan, partisipasi
klien, pengawasan, evaluasi,dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaan praktiknya bidan berpegang pada beberapa peraturan perundangan,


yaitu :

1. UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.


2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi
Dan Praktik Bidan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Bidan

3.2 saran

10
Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan
masyarakat Standar praktik bidan yang berhubungan dengan profesi, wajib dipatuhi dan
dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

https://miswarymyusuf.blogspot.com/2015/07/makalah-standar-praktik-bidan-dan-
hukum_3.html?m=1

https://norwahidahdosen.wordpress.com/2011/02/07/perundang-undangan-yang-
melandasi-tugas-praktik-dan-fungsi-bidan/

https://id.scribd.com/document/231235570/Peraturan-Perundang-undangan-Yang-
Melandasi-Pelayanan-Kesehatan

11
12

Anda mungkin juga menyukai