Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI HUKUM

(Pengertian dan istilah Etika, Teori Etika dan tokoh filsafat Etika, tentang tanggung jawab
suara hati)

Dosen Pembingbing :
Dr. Nofi Sri Utami S.Pd, S.H, M.Hum

Disusun Oleh:
Sihono (22001021015)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga saya
dapat dengan tepat menyelesaikan tugas yang diberikan terhadap Dosen pengampu. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan kepada kita semuah jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan karya ilmiah yang menjadi tugas
mata kuliah “Etika Profesi Hukum”. Demikian karya ilmiah ini yang dapat saya sampaikan,
semoga karya ilmiahi ini dapat bermanfaat.

Malang, 28 september 2022


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
A. Pengertian dan istilah Etika
B. Teori Etika dan tokoh filsafat Etika
C. tentang tanggung jawab suara hati
BAB III PENUTUP………………………………………………………
Kesimpulan…………………......................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Etika atau dalam Bahasa inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu
tentan kesusilaan, yang menentukan bagaiman patutnya manusia hidup dalam
masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral;
kumpulan asas atau nilai yan berkenaan dengan ahlak ; nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Seseorang yang mengemban Profesi adaalah orang yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu. Karena itu, ia secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan warag
masyarakat yang memerlukan pelayanan dalam bidang yang memerlukan keahlian
berkeilmuan itu.

B. Rumusan Masalah
Dalam karya ilmiah iniPenulis akan mengangkat satu rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu meliputi

1. Apa Pengertian Etika


2. Teori Etika dan tokoh filsafat Etika
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA

Etika dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ethics, yang artinya adalah
ilmu tantang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup
dalam masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak; nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Secara Etimologi Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno, Ethos, yang
berarti kebiasaan, adat, ahlak, watak, perasaan.. Filsuf pertama yang berbicara
tentang etika secara kritis, reflektif, dan khomprehensif adalah Aristoteles.
Aristoteles juga filsuf pertama yang menempatkan etika sebagai cabang filsafat
tersendiri. Aristoteles dalam konteks ini lebih menyoal tentang tentang hidup yang
baik dan bagaimana pula mencapai hidup yang baik itu, yakni hidup yang
bermutu/bermakna Ketika manusia itu mencapai apa yang menjadi tujuan
hidupnya. Menurut Aristoteles, apa yang mencapai tujuan hidupnya berarti
manusia itu mencapai dirinya sepenuhnya.manusia ingin meraih apa yang disebut
nilai (value), dan yang menjadi tujuan akhir hidup manusia adalah kebahagiaan,
eudaimonia.

Etika adalah salah satu bagian dari filsafat. Filsafat sebagai suatu
interpretasi tantang hidup manusia mempunyai tugas meneliti dan menentukan
semuah fakta konkret samapai pada dasarnya yang mendalam. Bertens (1994)
menjelaskan, etika berasal dari Bahasa Yunani kuno, ethos, dalam bentuk tunggal
yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, ahlak yang baik. Dari bentuk jamak dari
ethos adalah ta etha, artinya adat kebiasaan. Dari bentuk jamak ini terbentuklah
istilah etika yang oleh filsuf Yunani, Aristoteles (384-322 BC), sudah dipakai
untuk untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal usul kata ini, maka etika
berarti ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1988).

etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu:


 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau nasyarakat.

Bertens mengemukakan bahwa urutan tiga arti tersebut kurang kena,


sebaiknya arti ditempatkan di depan, karena karena lebih mendasar daripada arti
pertama dan rumusannya juga bisa dipertajam lagi. Dengan demikian, menurut
Bertens tiga arti etika dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Etika dipakai dalam arti: nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya, arti ini disebut juga sebagai “system nilai” dalam hidup manusia
perorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya: etika orang Jawa, etika
agama Buddha.
 Etika dipakai dalam arti: kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud
disini yakni kode etik. Misalnya: Kode Etik Advokad Indonesia, Kode Etik
Notaris Indonesia.
 Etika dipakai dalam arti: ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti etika
disini sama dengan filsafat moral.

Dihubungkan dengan etika profesi hukum, etika dalam pertama dan kedua
adalah relevan, karena kedua arti tersebut berkenaan dengan perilaku seseorang
atau kelompok profesi hukum. Misalnya Advokad tidak bermoral, artinya
perbuatan Advokad itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
dalam kelompok profesi Advokad. Dihubungkan dengan arti yang kedua, Etika
profesi hukum beraarti Kode Etik Profesi Hukum. Pengertian etika juga
dikemukakan oleh Sumaryono (1995), menurut beliau etika berasal dari istilah
Bahasa Yunani, ethos, yang mempunyai aarti adat istiadat atau kebiasaan yang
baik. Bertolak dari pengertian ini, kemudian etika berkembang menjadi studi
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu
yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada
umumnya. Selain itu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan
ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak
manusia. Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika
perangai dan etika moral.

B. Moral, Moralitas, dan Etika

Menyoal moral, moralitas, dan etika sepintas bukanlah sesuatu yang harus
dipertanyakan, baik dalam konteks definisi maupun ruang lingkupnya. Akan
tetapi, setelah direnungkan ternyata terdapat perbedaan yang semestinya harus
dipahami menggambarkan hukum dan moral.

Moral dari Bahasa Latin (Yunani), yaitu moralis mos, moris yang diartikan
sebagai adat, istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, dan kelakuan. Atau dapat pula
diartikan mores yang merupakan gambaran adat istiadat, kelakuan tabiat, watak,
akhlak, dan cara hidup. Istilah dikenal moral dalam Bahasa inggris.

Moral pada umumnya dapat diartikan sebagai berikut:

 Menyangkut kegiatan-kegiatan manusia yang dipandang sebagai baik/buruk,


benar/salah,tepat/tidak tepat.
 Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima menyangkut apa yang yang
dianggap benar, bijak, adil, dan pantas.
 Memiliki kemampuan untuk diarahkan oleh atau dipengaruhi oleh keinsafan
akan benar atau salah, dan kemampuan untuk mengarahkan atau memengaruhi
orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku yang dinilai benar atau salah.
 Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam hubungan dengan orang
lain.

Menurut Franz Magis-Suseno, kata moral selalu mengacu kepada baik buruknya
manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusiadilihat
dari segi baiknya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk
menentukan betul salahnya sikap dan Tindakan manusia dilihat dari segi-segi
buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa ada banyak norma yang harus
kita perhatikan. Ada norma-norma khusus yang hanya berlaku dalam bidang atau
situasi khusus misalnya peraturan tata tertib dikampus universitas hanya berlaku
selama kita berada dikampus itu. Norma umum ada 3 macam: norma-norma sopan
santun, norma-norma hukum, dan norma-norma sopan santun, norma-norma
hukum dan norma-norma sopan santun yang menyangkut sikap lahiriah manusia.
Orang yang melanggar norma kesopanan karena kurang mengetahui tata krama di
daerah itu. Norma hukum adalah norma yang tidak dibiarkan dilanggar. Orang
yang melanggar hukum, pasti akan dikenai hukuman sebagai sanksi. Bila terjadi
demi tuntutan suara hati; jadi demi kesadaran moral, kita harus melanggar hukum.
Hukum tidak dipakai untuk mengukur baik-buruknya seseorang sebagai manusia,
melainkan untuk menjamin tatatertib umum.
Norma-norma moral adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk
mengukur kebaikan seseorang. Penilaian moral selalu berbobot dilihat dari salah
satu segi, melainkan sebagai manusia, warga negara yang selalu taat dan selalu
bicara sopan belum mencukupi untuk menentukan dia betul-betul seorang
manusia yang baik. Barangkali ia seseorang munafik., atau ia mencari keuntungan
baik atau buruk itulah yang menjadi permasalahan moral.
Moralitas, di satu sisi berbeda dengan moral. Dalam halini moralitas
disebutkan sebagai sikap manusia berkenaan dengan hukum moral yang
didasarkan atas keputusan besarnya. Moralitas dalam hal ini bisa juga disebut
dengan ethos. Etos kadang kala diartikan untuk menunjukan karakter tertentu,
misalnya sikap moral dari satu nilai khusus. Suatu Tindakan bebas manusia yang
mengarfimasikan nilai etis objektif dan yang mangamfirmasikan hukum moral.
Sementara suatu Tindakan yang buruk secara moral digambarkan sesuatu
Tindakan yang buruk secara moral digambarkan sesuatu yang bertentangan
dengan nilai etis dan moral hukum.
Persepsi sebagai agama tentang etika bermacam-macam. Budha Gautama
yang melihat ketimbangan dalam etika hindu, mencoba mengeluarkan etika baru
yang meliputi dengan perkara : melakukan kebaikan, bersifat kasih saying, suka
menolong, mencintai orang lain. Demikian juga halnya dengan lao Tse dan Kong
Fu Tse.
Kedua kata tersebut (etika dan moral) menunjukan cara berbuat yang
menjaddi adat (kebiasaan) karena persetujuan terhadap praktek kelompok
manusia. Pada pemaknaan ini ada penajaman yang berkaitan dengan
“kesepakatan” yang dibuat oleh kelompok orang atau suatu komonitas. Karena itu,
keterikatan moral-etiknya diletakkan pada intensitas dan keberhasilan
mempermukan pilihan pilihan keinginan masyarakat.
Setidaknya ada empat lingkup pembahasan etika sebagai mana berikut:
1. Etika deskriptif. Sering kali menjadi bahan dalam ilmu sosiologi. Etika
deskripsi bersangkutan dengan pencatatan terhadap corak-corak, predikat-
predikat, serta tanggapan-tanggapan kesusilaan atau kepantasan yang dapat
ditemukan dilapangan penelitian.
2. Etika normatif, etika dipandang sebagai suatu ilmu yang mempunyai ukuran
atau nirma standar yang dipakai untuk menilai sesuatu perpuatan atau
Tindakan seseorang atau kelompok orang
3. Etika praktis. Etika praktis mengacu pada pengertian pada pengertian sehari-
hari, yaitu persoalan etis yang dihadapi seseorang Ketika berhadapan dengan
Tindakan nyata yang harus diperbuat dalam Tindakan sehari-hari.
4. Etika individual dan etika sosial. Etika demikian berurusan dengan manusia
sebagai perseorangan saja.di samping membahas atau mendiskusiakan kualitas
etis perorangan saja, etika juga membicarakan hubungan pribadi manusia
dengan lingkungannya seperti hubungan dengan orang lain. Etika individu
berhubungan dengan sikap atau tingkah laku perbuatan dari perorangan.
Sedangkan etika sosial.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Etika berkaitan dengan apa yang baik dan benar bagi masyarakat. Sebagian besar
masyarakat pada umumnya menerima prinsip etika berikut ini: kejujuran, integritas,
memenuhi komitmen, menaati kesepakatan, adil dan berpikiran terbuka serta bersedia
mengakui kesalahan, peduli dan berbelas kasih, menghormati martabat manusia, bertanggung
jawab untuk meraih keunggulan dan mempertanggungjawabkan satu keputusan dan
konsekuensinya.
Teori teori etika juga dapat digunakan untuk menjustifikasi kewajiban umum seorang
profesional dalam kaitannya dengan perkembangan teknologi.
Tampak bahwa etika profesi merupakan bidangg etika khusus atau terapan yang
menyangkut dimensi sosial, khususnya bidang profesi tertentu, termasuk arsiparis.
2. Dari pembahasan ini penulis harapkan kepada pembaca yang Budiman untuk kritik dan
sarannya karena sadar karya ilmiah ini banyak sekali kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Aburaera S. dkk “Filsafat hukum Teori dan Praktek” Prenada media, Jakarta 2016
2. Hidayat W. dkk “Filsafat Ilmu & Logika Sains’, Laros. Sidoarjo 2013
3. Wahid A. “ Penegakan Kode Erik Profesi Notaris”. Nirmana Media Tanggerang 2017
4. Nasution W.S.A “ Hukum Dalam Pendekatan Filsafat” KENCANA. Jakarta 2017
5. Soemandiningrat. “ Filsafat hukum – Perkembangan dan Dinamika masalah” refika
aditama 2010

Anda mungkin juga menyukai