Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PELANGGARAN HAM BERAT DALAM KASUS PEMBANTAIAN

11 ORANG ETNIS HAZARA DI PAKISTAN OLEH ISIS

ARTIKEL ILMIAH

Ditulis Untuk Memenuhi


Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia
Yang Dibina Oleh Ibu Frida Siswiyanti, M.Pd.

Oleh :
NAMA : SIHONO
:22001021015

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS HUKUM
PRODI AKUNTANSI
JANUARI 2021
ANALISIS PELANGGARAN HAM BERAT DALAM KASUS PEMBANTAIAN
11 ORANG ETNIS HAZARA DI PAKISTAN OLEH ISIS

Sihono

Fakultas Hukum Universitas Islam Malang


Jalan Mayjen Haryono No. 193, Dinoyo, Kota Malang, 65144

ABSTRACT
ISIS is no longer a name that sounds foreign to us Indonesian citizens and to
the international community. ISIS is now recognized by the world as one of the
organizations with terrorism movements. ISIS is often in the world spotlight because
of violations and crimes such as treason, terrorism, and even gross human rights
violations. Human rights are basic rights inherent in humans from birth, which cannot
be limited, denied or reduced by anyone. The issues that can be raised are 1. Has ISIS
committed gross human rights violations? ; 2. What is the legal effect of the case of
the ethnic hazara massacre in Pakistan by ISIS? The massacre carried out by ISIS
which killed 11 ethnic Shia Hazara miners was a gross human rights violation. The
Pakistani government strongly condemns ISIS's actions against the Hazara Shia and
hopes that the perpetrators will be found and put on trial. To this day there has been
no firm and serious action from the United Nations as an organization that plays an
important role in upholding and protecting human rights in the international realm, in
responding and resolving these cases.

Keywords: ISIS, Abuses, Human Rights


ABSTRAK
ISIS sudah tidak menjadi nama yang terdengar asing lagi bagi kita warga
negara Indonesia maupun bagi masyarakat dunia internasional. ISIS kini dikenal oleh
dunia sebagai salah satu organisasi dengan gerakan-gerakan terorisme. ISIS seringkali
menjadi sorotan dunia karena pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan seperti makar,
terorisme, bahkan pelanggaran HAM berat. HAM sendiri merupakan hak-hak dasar
yang melekat pada manusia sejak ia lahir, yang tidak bisa dibatasi, diingkari atau
dikurangi oleh siapapun. permasalahan yang dapat diangkat yaitu 1. Apakah ISIS telah
melakukan Pelanggaran HAM berat? ; 2. Bagaimana akibat hukum kasus pembantaian
terhadap etnis hazara di Pakistan oleh ISIS? pembantaian yang dilakukan oleh ISIS
sehingga menewaskan 11 orang penambang etnis Syiah Hazara merupakan
pelanggaran HAM berat, Pemerintah Pakistan mengecam keras tindakan ISIS terhadap
etnis Syiah Hazara dan berharap agar pelaku segera ditemukan dan di adili. Sampai
hari ini belum ada tindakan tegas dan serius dari PBB sebagai organisasi yang
berperan penting menjunjung dan melindungi HAM di ranah Internasional, dalam
menanggapi dan mengatasi kasus tersebut.

Kata kunci: ISIS, Pelanggaran, Hak Asasi Manusia


A. PENDAHULUAN

ISIS sudah tidak menjadi nama yang terdengar asing lagi bagi kita warga negara
Indonesia maupun bagi masyarakat dunia internasional. ISIS dideklarasikan sebagai
negara baru oleh .Abu Bakar al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, yang menyusul
kejadian perangsaudara di Irak dan Suriah..1 ISIS kini dikenal oleh dunia sebagai salah
satu organisasi dengan gerakan-gerakan terorisme. Dalam resolusinya PBB
menegaskan pernyataan ISIS sebagai organisasi teroris.2 ISIS seringkali menjadi
sorotan dunia karena pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan seperti makar, terorisme,
bahkan pelanggaran HAM berat.
HAM sendiri merupakan hak-hak fundamental yang ada dan melekat pada
manusia sejak ia lahir, yang tak dapat dibatasi, diingkari serta dikurangi oleh siapapun.
Makna setiap orang dalam Pasal ini berarti tanpa terkecuali dan tanpa membedakan
ras, golongan, agama dan perbedaan-perbedaan lainnya.
HAM menjadi sesuatu yang mendasar dan sangat penting dalam kehidupan
manusia yang perlu bahkan wajib dilindungi baik oleh pemerintah, negara, organisasi
maupun antar individu karna didalamnya menyangkut hak-hak setiap individu yang
melekat dari sejak lahir tanpa membedakan ras, golongan, agama, kewarganegaraan,
jenis kelamin dan sebagainya. Oleh karena itu, adanya pelanggaran HAM, terutama
pelanggaran HAM berat menjadi sorotan semua negara di dunia, dan menjadi isu
internasional. Hal tersebut menitikberatkan HAM sebagai objek universal yang sudah
menjadi tanggung jawab semua orang untuk melindungi dan menjunjungnya.
Sebenarnya Hak Asasi Manusia sudah diakui secara luas dan universal. Hal ini
dibuktikan dengan adanya deklarasi Majelis Umum PBB, Universal Declaration of
Human Rights. (.Deklarasi Hak Asasi Manusia Sedunia) yang mencantumkan, bahwa
setiap ,orang di dunia mempunyai hak-hak yang sama tanpa di sekat oleh perbedaan-
perbedaan yang dimiliki. Hak tersebut diantaranya berupa hak atas hidup, hak atas
keamanan di muka badan-badan peradilan, hak atas kebebasan berpikir, hak atas
kebebasan dan keamanan diri, mempunyai keyakinan dan beragama, hak atas

1
Indri Susilo dkk, (2018, January-june), United States’s Intervention against the Islamic State,
Islamic World and Politics, Vol. 2, No. 1. Hlm. 175.
2
Andi Saputra. (2020, Februari, 12). Ini Dasar Hukum Pemerintah Bisa Menolak WNI Eks ISIS
Masuk Indonesia Lagi. Diakses pada Januari, 05, 2021. Dari nama website: https://news.detik.com/berita/d-
4895818/ini-dasar-hukum-pemerintah-bisa-menolak-wni-eks-isis-masuk-indonesia-lagi/2
kebebasan berkumpul secara damai, dan hak untuk berserikat. serta hak berpendapat
tanpa mengalami gangguan,3 .Majelis Umum PBB menyerukan pernyataan tentang
Hak Asasi M.anusia kepada dunia, agar dapat menjadi tolak ukur untuk semua aspek
golongan baik dalam lingkup nasional maupun internasional, agar dapat memajukan
dan menjaminpengakuan serta pemenuhan hak-hakdan kebebasan-kebebasan
masyarakatnya.4
Idealnya Hak Asasi Manusia haruslah dihormati dan dilindungi oleh semua
elemen masyarakat nasional maupun internasional, baik itu Negara, pemerintah, dan
orang per orangan. Namun hal tersebut sepertinya tidak berlaku untuk ISIS yang
bertanggung jawab atas serangan yang -menewaskan 11 penambang dari etnis
minoritas Syiah Hazara di Provinsi Baluchistan., Pakistan. ISIS kembali menarik
perhatian dan kecaman dari dunia internasional terkait pembantaian yang
dilakukannya kepada 11 orang penambang etnis syiah di Hazara. Dari fakta kasus
tersebut dapat kita simpulkan bahwa ISIS telah melakukan pelanggaran HAM berat
terhadap etnis syiah di Hazara. Sehingga permasalahan yang dapat diangkat yaitu 1.
Apakah ISIS telah melakukan Pelanggaran HAM berat? ; 2. Bagaimana akibat hukum
kasus pembantaian terhadap etnis hazara di Pakistan oleh ISIS?

B. PEMBAHASAN

ISIS melakukan pelanggaran HAM berat pada Kasus pembantaian yang


menewaskan 11 orang anggota pertambangan dari etnis minoritas Syiah
Hazara di Provinsi Baluchistan, Pakistan
Dilansir dari CNN Indonesia, pada 3 januari 2021. ISIS menyatakan
pengakuan organisasinya dalam pertanggungjawaban atas serangan pembantaian yang
mensewaskan 11 persnonil penambang dari etnis minoritas Syiah Hazara di Provinsi
Baluchistan, Paakistan pada Minggu, 3 januari 2021. Dalam kejadian tersebut, seorang
pejabat keamanan mengatakan kronologis kejadian penyerangan terjadi saat
penambang sedang ada di dalam tempat penginapan penambang yang letaknya dekat

3
Moch. Mulyadin dkk, (2018, Desember), Analisis ISIS Mengenai Pelanggaran HAM Berat Dalam
Konflik Di Suriah Melalui Yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional (ICC), hlm. 4. Diakses pada Januari,
05, 2021. Dari nama website:
https://www.researchgate.net/publication/329998910_ANALISIS_MENGENAI_PELANGGARAN_HAM_
BERAT_DALAM_KONFLIK_DI_SURIAH_MELALUI_YURISDIKSI_MAHKAMAH_PIDANA_INTER
NASIONAL_ICC
4
Moch. Mulyadin dkk, Loc.cit.
dengan lokasi tambang tempat penambangan pekerja Etnis Hazara. Pejabat keamanan
itu juga menjelaskan bahwa pelaku (militant ISIS) membantai dan membunuh korban
dengan cara menyayat leher para pekerja tambang etnis Hazara hingga putus, yang
sebelum dilakukannya eksekusi tersebut tangan korban diikat di belakang dengan mata
yang ditutup.5
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan kecamannya mengutuk
aksi penyerangan tersebut. Perdana Menteri tersebut menegaskan jika pembantaian 11
etnis Hazara yang bekerja sebagai penambang batu bara tersebut sebagai tindakan
yang tidak manusiawi dan mengatakan kegiatan itu sebagai tindakan Terorisme. Imran
juga menambahkan bahwa ia telah meminta Friontier Constabulary untuk
mengerahkan semua personilnya agar mencari teroris-teroris tersebut dan
membawanya untuk kemudian di adili ke pengadilan. Kantor berita Amaq melalui
saluran komunikasi Telegram mengumumkan kebenaran pertanggung jawaban ISIS
atas tindakan penyerangan tersebut.
Konfirmasi dari pemberitaan Amaq melalui Telegram dan pengakuan secara
nyata dari pihak ISIS bahwa mereka telah benar melakukan dan bertanggung jawab
atas kasus pembantaian etnis Syiah Hazara di Pakistan, membuktikan bahwa secara
nyata dan terang-terangan ISIS sadar dalam melakukan perbuatannya melakukan
pelanggaran HAM. Hal ini juga dikuatkan oleh Pasal diatas, bahwa ISIS adalah
kelompok yang dengan sengaja membantai etnis Syiah Hazara dan mencabut Hak
Asasi 11 orang penambang etnis Syiah Hazara, yaitu Hak Hidup.
Setiap manusia sudah seharusnya sadar bahwa Hak Asasi Manusia adalah
hal yang wajib dilindungi dan dijunjung oleh setiap manusia, bukan kemudian di
abaikan dan di rampas dengan perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi bahkan
melawan hukum. Bukti nyata bahwa HAM harus dijunjung dan dilindungi oleh semua
elemen masyarakat dunia, adalah dengan adanya Universal Declaration of Human
Rights (UDHR) yang dibentuk melalui deklarasi Majelis Umum PBB.

PBB adalah organisasi internasional yang memberi kontribusi besar bagi


perlindungan HAM internasional. Pasca PD II, tepatnya tahun 1946, PBB menyusun
rancangan Piagam Hak-Hak Asasi Manusia yang terdapat 18 anggota kenegaraan.
PBB kemudian membentuk komisi HAM (commission of human rights) yang

5
(2021, Januari, 04). Isis Bantai 11 Orang Etnis Hazara di Pakistan. Diakses pada Januari, 05,
2021. Dari nama website: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210104191521-113-589384/isis-
bantai-11-orang-etnis-hazara-di-pakistan
sidangnya dimulai bulan Januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Roosevelt.
Namun baru dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 10 Desember 1948, Sidang Umum
PBB menghasilkan .Universal Deeclaration of Human Rights. (UDHR) yang
merupakan seruan kepada dunia terkait HAM, yang terdiri dari 30 Pasal. Dari 58
negara menghadiri sidang umum itu, 48 negara mengatakan persetujuannya, 8 negara
abstain dan 2 lainnya tidak menghadiri sidang tersebut.6
Hal tersebut menunjukkan bahwa HAM benar-benar dilindungi dan di
junjung tinggi oleh setiap negara di dunia. Ini dibuktikan melalui Sidang Umum PBB
tentang .Universal Declaration of Human Rights (UDHR) yang di setujui oleh
mayoritas negara-negara yang menghadiri Sidang tersebut. Itulah mengapa banyak
negara yang mengecam dan turut ikut andil dalam menjaga HAM dan mengatasi
pelanggaran HAM yang terjadi, terutama oleh ISIS yang seringkali membuat dunia
gempar dan menyorotinya akibat perbuatan-perbuatan seperti makar, ancaman
terorisme, dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Majelis Umum PBB mengumumkan UDHR sebagai tolak ukur umum dan
merupakan hasil pemikiran dan kesatuan tekad bangsa dan rakyatnya, serta
menyerukan kepada anggota-anggota PBB dan semua bangsa agar patuh dan
menjunjung serta mengakui hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang dimaksud dalam
deklarasi tersebut. Meski pernyataan tersebut bukan merupakan perjanjian
Internasional (treaty), semua anggota PBB berkewajiban untuk merealisasikannya.
Sementara dalam kasus pembantaian yang dilakukan ISIS kepada etnis Syiah Hazara,
adalah suatu bentuk pelanggaran HAM berat karna perbuatan yang tersebut dapat
dikategorikan sebagai pemusnahan suatu golongan tertentu (yang dalam hal ini adalah
golongan etnis Syiah Hazara). Sudah jelas bahwa ISIS tidak patuh dan melawan
terhadap pernyataan tentang hak dan kebebasan manusia yang tercantum dalam
UDHR, terutama adalah hak untuk hidup. MUPBB pun sudah menyerukan kepada
negara-negara anggotanya dan kepada semua bangsa agar menjamin pengakuan dan
patuh terhadap UDHR.
Dengan adanya UDHR sebagai prodak hukum PBB dalam menjamin HAM
dapat menjadi acuan bahwa setiap perbuatan yang bertentangan dengan UDHR
merupakan sebuah pelanggaran HAM. Namun pelanggaran HAM dapat di kategorikan
menjadi pelanggaran berat apabila pelanggaran tersebut berdampak ancaman pada
keselamatan (jiwa) dan pelanggaran HAM ringan yang tidak terlalu berdampak pada
6
A. Widiada Gunakaya, (2017), Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Andi. Hlm. 39
hal yang berhubungan dengan keselamatan (jiwa). Jenis pelanggaran HAM ringan
antara lain melakukan penganiayaan, melakukan pencemaran nama baik,
menghalangai seseorang untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasi, dan
melakukan kekerasan seperti pemukulan. Sementara pelanggaran HAM berat adalah
pelanggaran seperti kejahatan genosida yang merupakan pembantaian secara masal
atau besar besaran terhadap satu golongan dan suku bangsa tertentu dengan maksud
untuk memusnahkan bangsa tersebut. Kemudian kejahatan kemanusiaan seperti
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, perbudakan, penghilangan paksa, dan
kejahatan apartheid. Dari kategori diatas, dapat di simpulkan bahwa pembantaian yang
dilakukan oleh ISIS sehingga menewaskan 11 orang penambang etnis Syiah Hazara
merupakan tindakan yang melanggar HAM dalam kategori pelanggaran berat, yaitu
kejahatan kemanusiaan berupa pembantaian dan pembunuhan, juga dapat
dikategorikan sebagai kejahatan genosida yang membunuh dan membantai etnis Syiah
Hazara di Pakistan.

Akibat hukum kasus pembantaian terhadap Etnis Hazara di Pakistan oleh ISIS
Pasca menyebarnya berita tentang pembantaian 11 etnis Hazara oleh ISIS,
Annggota minoritas etnis .Hazara di Quetta kemudian memblokir akses jalan dan
membakar ban sebagai bentuk .protes atas aksi pembantaian tersebut. 7 Etnis Hazara
yang dalam kejadian tersebut etnisnya menjadi korban pembantaian, mengecam
perbuatan yang dilakukan oleh ISIS kepada etnisnya. Etnis Hazara seringkali menjadi
target penyerangan militan Taliban dan ISIS di Afghanistan. Tidak hanya mereka,
pemerintah Pakistan bahkan Negara-negara lainnya di dunia memberi kecaman pada
tindakan pelanggaran HAM berat yang menewaskan 11 orang penambang etnis
Hazara oleh ISIS.
Pelanggaran HAM oleh ISIS kepada etnis Hazara tersebut menjadi sorotan
Negara-negara di dunia. Pelanggaran yang dilakukan ISIS itu bukan pertama kali,
sebelum Sebelum kejadian penyerangan pada April lalu terjadi kasus bom bunuh diri
yang memakan 18 korban. Sampai hari ini ISIS masih menjadi ancaman bagi dunia.
Tindakan-tindakan seperti terorisme dan pelanggaran HAM menjadi hal yang
menghantui dunia internasional, karena ISIS sudah menjadi organisasi dengan
ancaman gerakan terorisme yang sudah menjamah Negara-negara di dunia.
7
(2021, Januari, 04). Isis Bantai 11 Orang Etnis Hazara di Pakistan. Diakses pada Januari, 05,
2021. Dari nama website: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210104191521-113-589384/isis-
bantai-11-orang-etnis-hazara-di-pakistan
Sampai hari ini belum ada tindakan masif dari PBB sebagai organisasi yang
melindungi HAM di lingkup Internasional terkait pembantaian etnis Hazara yang
dilakukan oleh ISIS. Sebagai pelanggar HAM berat, ISIS menjadi isu serius di kancah
Internasional. Organisasi dengan yang seringkali melakukan tindakan-tindakan
terorisme dan pelanggaran HAM ini sudah seharusnya mendapat sanksi serius,
khususnya oleh PBB sebagai organisasi yang berperan besar menaungi Hak-Hak dan
Kebebasan Manusia yang terdapat dalam .Universal Declaration of Human Rights
(UDHR) yang UDHR sendiri adalah persetujuan dan hasil Sidang Umum PBB yang di
setujui oleh 48 Negara anggota nya. Hal ini perlu di lakukan untuk memutus dan
menghentikan pelanggaran-pelanggaran HAM dan tindakan-tindakan terorisme yang
dilakukan oleh ISIS.
Baik PBB maupun Negara-negara di dunia harus turut ikut andil dalam
menangani ISIS. Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi HAM
beberapa waktu lalu telah melakukan tindakan tegas dan serius dalam menanggulangi
dan melakukan perlawanan terhadap organisasi serta gerakan-gerakan ISIS baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tindakan tersebut seperti penolakan PBNU di
Indonesia terkait pemulangan mantan anggota ISIS kembali ke Indonesia. PBNU
menegaskan bahwa pemulangan eks kombatan ISIS mudharat atau membawa kerugian
yang lebih besar ancamannya dan hanya sedikit manfaatnya. Mengacu pada peristiwa
ketika beberapa ratus anggota militan Afghanistan kembali, kasus bom meledak
menjadi terror yang tidak bisa dihindari. Menurut Imdad, selaku wakil sekretaris
jendral PBNU, menegaskan bahwa ideologi ISIS lebih mengancam dibanding mantan
anggota militan Afghanistan sehingga lebih membahayakan dan mengancam. 8 Secara
tidak langsung kebijakan tersebut menjadi bukti perlawanan Indonesia terhadap ISIS
dan organisasi-organisasi dengan gerakan terorisme dan ideologi yang radikal.

C. KESIMPULAN
Dari uraian analisa kasus pelanggaran HAM berat 11 orang etnis Hazara
oleh ISIS di Pakistan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. ISIS adalah negara baru yang di deklarasikan oleh Abu Bakar al-
Baghdady tanggal .9 April 2013, yang menyusul kejadian perang

8
(2020, Februari, 17). Kejahatan ISIS dari Makar, Terorisme, hingga Pelanggaran HAM. Diakses
pada Januari, 05, 2021. Dari nama website: https://www.nu.or.id/post/read/116770/kejahatan-isis-dari-
makar--terorisme--hingga-pelanggaran-ham
saudara di Irak dan Suriah dan ISIS kini dikenal oleh dunia sebagai
salah satu organisasi dengan gerakan-gerakan terorisme.
2. ISIS terbukti melakukan pelanggaran HAM berat yang memakan korban
11 orang pekerja tambang etnis Hazara di Pakistan. Hal tersebut diakui
langsung oleh ISIS bahwa ISIS bertanggung jawab atas pembantaian
tersebut.
3. Pemerintah Pakistan mengecam keras tindakan ISIS terhadap etnis
Syiah Hazara dan berharap agar pelaku segera ditemukan dan di adili.
4. Sampai hari ini belum ada tindakan tegas dan serius dari PBB sebagai
organisasi yang berperan penting menjunjung dan melindungi HAM di
ranah Internasional, dalam menanggapi dan mengatasi kasus tersebut.

D. SARAN
Berawal dari lingkup kecil, yaitu diri kita sendiri, kita harus sadar dan
mengakui bahwa HAM adalah Hak yang ada dalam diri tiap manusia dari sejak lahir
yang harus dijaga dan di junjung tinggi. Dalam hal ini setiap elemen masyarakat, baik
individu, kelompok, pemerintahan dan Negara. Dalam ranah Nasional maupun
Internasional wajib mengakui, menjaga dan menjunjung tinggi HAM. Tiap individu,
Negara dan PBB yang merupakan organisasi Internasional yang menjunjung tinggi
perlindungan HAM (.dalam hal ini terbukti dengan adanya Universsal Declaration of
Human Riights (UDHR) yang dibentuk melalui deklarasi Majelis Umum PBB), harus
mampu bersikap tegas dalam melakukan perlawanan terhadap segala jenis
pelanggaran HAM, terutama oleh ISIS yang kini menjadi isu serius di ranah
Internasional dengan tindakan-tindakan pelanggaran HAM, gerakan-gerakan terorisme
dan perbuatan makar.
REFERENCE

A. Buku
Gunakaya, A. Widiada, (2017),, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Andi
B. Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia,, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
C. Jurnal
Susilo, Indri dkk, (2018, January-june), United States’s Intervention against the
Islamic State,, Islamic World and Politics, Vol. 2, No. 1
Saputra, Andi. (2020, Februari, 12). Ini Dasar Hukum Pemerintah Bisa Menolak WNI
Eks ISIS Masuk Indonesia, Lagi. Diakses pada Januari, 05, 2021. Dari nama
website: https://news.detik.com/berita/d-4895818/ini-dasar-hukum-
pemerintah-bisa-menolak-wni-eks-isis-masuk-indonesia-lagi/2
Moch. Mulyadin dkk, (2018, Desember),, Analisis ISIS Mengenai Pelanggaran HAM
Berat Dalam Konflik Di Suriah, Melalui Yurisdiksi Mahkamah Pidana
Internasional (ICC), hlm. 4. Diakses pada Januari, 05, 2021. Dari nama
website:
https://www.researchgate.net/publication/329998910_ANALISIS_MENGEN
AI_PELANGGARAN_HAM_BERAT_DALAM_KONFLIK_DI_SURIAH_
MELALUI_YURISDIKSI_MAHKAMAH_PIDANA_INTERNASIONAL_I
CC
(2021, Januari, 04). Isis Bantai 11 Orang Etnis Hazara,, di Pakistan. Diakses pada
Januari, 05, 2021. Dari nama website:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210104191521-113-
589384/isis-bantai-11-orang-etnis-hazara-di-pakistan

(2020, Februari, 17). Kejahatan ISIS dari Makar,, Terorisme, hingga Pelanggaran
HAM. Diakses pada Januari, 05, 2021. Dari nama website:
https://www.nu.or.id/post/read/116770/kejahatan-isis-dari-makar--terorisme--
hingga-pelanggaran-ham

Anda mungkin juga menyukai