Anda di halaman 1dari 16

METODOLOGI PENELITIAN

PROTOKOL ETIK

DISUSUN OLEH :

Aura Salsabila Khalishah

P05120318008

Dosen Pengajar :

Asmawati S.Kp,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN (NERS)

Page | 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Asmawati S.Kp,M.Kep selaku dosen mata kuliah
Metodologi Penelitian.Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan bantuannya berupa materil maupun non materil, karena tanpa bantuan pihak-
pihak tersebut kami tidak mungkin dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampunya.Kami berharap


dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi
siapa saja yang membacanya.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas kelompok . Makalah ini kami buat satu jilid
yang berisi ”Protokol Etik”.Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai
dengan materi yang sedang dibahas.Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula
dengan makalah ini. Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis,

Aura salsabila khalishah

Page | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………2

Daftar Isi……………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..4

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………..4


1.2. Tujuan Makalah…………………………………………………………………5
1.3. Manfaat Makalah……………………………………………………………….6

BAB II KONSEP TEORI…………………………………………………………..7

2.1. Pengertian Protokol Etik ….………..…………………………….………………...7


2.2. Pembuatan Protokol Etik ..………………………………..……………………….9
2.3. Tata Cara Pengusulan Etik Online……………..……..…………………………12
2.4. Tata Cara Pengusulan Etik Manual……………………………………………13

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..15

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………….15


3.2. Saran …………………………………………………………………………...15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..16

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang
ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah
pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh akal budi dan
buruk itu apabila dikuasai oleh hawa nafsu. (Franz Magnis Suseno, 1997:19) Etika
merupakan filsafat praktis, artinya filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada
tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang harus kita lakukan. Sifat praktis itu
bertahan sepanjang sejarah filsafat.
Etika (tatakrama) merupakan kebiasaan yang benar dalam pergaulan. Kunci utama
penerapan etika adalah memperlihatkan sikap penuh sopan santun, rasa hormat terhadap
keberadaan orang lain dan mematuhi tatakrama yang berlaku pada lingkungan tempat kita
berada.Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri manusia tidak bisa terlepas dari
manusia yang lain. Artinya ia mutlak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Di sinilah,
manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.Dalam
melakukan hubungan sosial di masyarakat diperlukan etika sebagai pedoman hidup dan
kebiasaan yang baik untuk dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Fakta tersebut menguatkan anggapan bahwa masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang berbudaya dan memiliki etika luhur dalam kehidupan bersosial dan
bermasyarakat. Maka dari itu, pemahaman akan etika dalam kehidupan bertetangga dan
bermasyarakat sangat penting untuk dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat.
Sejarah etika sudah sering digambarkan dan sempat mengisi beberapa buku tebal. Bahkan
banyak gejala menunjukan bahwa di zaman kita minat terhadap etika tidak berkurang tapi
justru bertambah. Sebabnya tentu karena kita lebih dari generasi- generasi sebelumnya yaitu
dengan menghadapi berbagai masalah moral yang baru dan berat. Masalah-masalah itu

Page | 4
ditimbulkan karena perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga
karena perubahan sosio-budaya yang mendalam dan pada waktu yang bersamaan
berlangsung di mana-mana dalam masyarakat modern. Untuk lebih mengetahui perubahan
perubahan yang di sebutkan tadi kemungkinan akan di kaitkan dengan perubahan dalam etika
medis yang dewasa ini sering diperbincangkan di masyarakat luas karena seiring dengan
perubahan zaman masyarakat juga lebih peka terhadap kondisinya sekarang dibandingkan
waktu sebelumnya.
Secara terminologi atika adalah usaha manusia agar kehidupannya berada dalam aturan
yang baik, sesuai dengan naluri kemanusiaannya (Bertens, 1999:4), ketika dikaitkan dengan
Profesi medis terutama Keperawatan akan menjadi suatu aturan, standar atau kode yang
mengatur perilaku anggota profesi perawat tersebut. Adapun pengertian etika profesi seperti
yang dijelaskan oleh H. Pardjaman Tojo, dr,SpPA, SpPF,SH (2003:3) yaitu, (a) Moral
Community (Masarakat yang bermoral), (b) Memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama (c)
memiliki latar pendidikan yang sama (d) Memiliki keahlian yang sama dan tertutup bagi
kelompok lain (e) mempunyai kekuasaan tersendiri ; mempunyai tanggung jawab khusus,
semuanya itu bertujuan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok melalui
ketentuan tertulis untuk ditaati oleh anggota kelompok Dengan adanya aturan tersebut hak
dan kewajiban dari kedua pihak (perawat & pasien) tidak ada yang dilanggar dan secara
otomatis tidak ada yang dirugikan, karena tujuan utama dari adanya interaksi antara perawat
dan pasien adalah memberikan pelayanan yang manusiawi dan menjunjung tinggi martabat
manusia dan perawat harus memberikan pelayanan dan pengabdian yang sebaik-baiknya.

1.2. Manfaat Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa/mahasiswi keperawatan
dalam memahami berbagai materi dari salah satu mata kuliah.Yang mana materi ini masih
berkaitan dengan Metodologi Penelitian.

Page | 5
1.3. Tujuan Makalah
1) Sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
2) Sebagai sumber informasi dan bahan yang diharapkan bermanfaat untuk pembelajaran.
3) Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam asuhan keperawatan.

Page | 6
BAB II

KONSEP TEORI

2.1. Pengertian Protokol Etik


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan
etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
 Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi


manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari.
Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam

Page | 7
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Keprotokolan adalah norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang


dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara,berbangsa,berpemerintahan dan
bermasyarakat. Metode keprotokolan di indonesia adalah undang-undang protokol yaitu
peraturan perundang-undangan dibidang “domain” keprotokolan dan yang berkaitan
“related” dengan keprotokolan.

Kata Protokol berasal dari Bahasa Yunani“Prot os” (yang pertama) dan “Kolla”(lem atau
perekat). Diartikan sebagai lembaran perintah atau keputusan raja kepadarakyatnya. Kata
Protokol dibawa ke Indonesia oleh Belanda dan diterjemahkan dalamBahasa Inggris.Protokol
adalah serangkaian aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur
secara tertulis maupun dipraktekan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan terhadap
negara, jabatan kepala negara atau jabatan menteri yang lazim dijumpai dalam seluruh
kegiatan antar bangsa.

Ada beberapa pengertian protokol, yaitu :

 Menurut buku panduan lengkap dalam dunia diplomatik dan sosial.


- Protokol adalah seperangkat aturan tentang perilaku dalam tata kehidupan resmi
dalam upacara yang melibatkan pemerintah dan negara serta wakil-wakilnya.
- Protokol adalah suatu pedoman tata cara internasional.
 Menurut pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1987.
- Serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan
mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan, sehubungan dengan
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannaya
dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.
 Ruang Lingkup Protokol
- Penghormatan kedudukan, kebangsaan dan penghormatan terhadap jenazah.

Page | 8
- Perlakuan terhadap lambang kehormatan NKRI, pejabat negara , pejabat
pemerintah dan tokoh masyarakat tertentu.
- Pengaturan kunjungan dan upacara dalam acara kenegaraan dan acara resmi.
 Pengertian etika protokol
Etika protokol adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang
berupa aturan-aturan tatanan yang harus ditaati dalam acara kenegaraan atau acara resmi
yang meliputi pengaturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata
penghormatan.Etika bertujuan meneliti tingkah laku manusia yang dianggap merupakan
cerminan dari apa yang terkandung dalam jiwa atau dalam hati nuraninya.

2.2. Pembuatan Protokol Etik Keperawatan


Etik Keperawatan adalah norma-norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien,keluarga,kolega,atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan
keperawatan yang bersifat professional. Perilaku etik yang akan dibentuk oleh nillai-nilai dari
pasien,perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan.tujuan dari etika keperawatan,ialah :
1) Mengidentifikasi,mengorganisasikan,memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu.
2) Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari
informasi mengenai dampak –dampak dari keputusan perawat.

Sedangkan kode etik keperawatan adalah suatu pernyataan komprehensif dari profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan baik
yang berhubungan dengan pasien,keluarga,masyarakat,teman sejawat,diri sendiri dan tim
kesehatan lain.Pada dasarnya tujuan kode etik keperawatan ialah agar perawat,dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya,dapat menghargai serta menghormati martabat
manusia.

Tujuan etik keperawatan ialah :

1) Merupakan dasar dalam hubungan antar perawat,klien atau pasien,teman


sejawat,masyarakat,dan unsur profesi lain di luar profesi keperawatan.

Page | 9
2) Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3) Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4) Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap professional keperawatan.
5) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap professional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan(PPNI,2000).

Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus dibuat.(Arens dan Loebeccke,1991:77).Untuk itu diperlukan pengambilan
keputusan untuk menghadapi dilemma etika tersebut.Enam pendekatan dapat dilakukan
orang yang sedang menghadapi dilema tersebut,yakni :

1) Mendapatkan fakta-fakta yang relevan


2) Menentukan isu-isu dari fakta
3) Menentukan sikap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
4) Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5) Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif
6) Menetapkan tindakan yang tepat

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasikan atau


menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi : 1)semua orang melakukannya,2) jika
legal,maka disana terdapat keetisan dan 3)kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya.Pada
dilematik etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan
stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan,tetapi banyak rintangan yang
akan dihadapinya.Dilema etik biasanya timbul akibat nilai-nilai perawat,klien atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil
keputusan.Menurut Thompson & Thompson(1981) Dilema etik merupakan suatu masalah
yang sulit dimana tidak ada alternative yang memuaskan atau situasi dimana alternative yang
memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.Kerangka pemecahan dilema etik banyak

Page | 10
diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan
,antara lain :

1) Model Pemecahan Masalah(Megan,1989) :


- Mengkaji situasi
- Mendiagnosa masalah etik moral
- Membuat tujuan dan rencana pemecahan
- Melaksanakan rencana
- Mengevaluasi hasil
2) Kerangka Pemecahan Dilema Etik(Kozier & erb,2004):
- Mengembangkan data dasar
- Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
- Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
- Mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
- Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
- Mengidentifikasi kewajiban perawat
- Membuat keputusan
3) Model Murphy-Murphy
- Mengidentifikasi masalah kesehatan
- Mengidentifikasi masalah etik
- Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
- Mengidentifikasi peran perawat
- Mempertimbangkan berbagai alternative yang mungkin terjadi
- Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi yang akan terjadi
- Membuat keputusan
- Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
- Analisa situasi hingga hasil actual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya
4) Langkah-langkah (menurut Purtilo&Cassel,1981)
- Mengumpulkan data yang relevan

Page | 11
- Mengidentifikasi dilema
- Memutuskan apa yang harus dilakukan
- Melengkapi tindakan
5) Langkah –langkah (menurut Thompson-Thompson):
- Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan,keputusan yang
diperlukan,komponen etis dan petunjuk individual.
- Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasikan situasi
- Mengidentifikasi issue etik
- Menentukan posisi moral pribadi dan professional
- Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
- Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

2.3. Tata Cara Pengusulan Etik Online


Tata cara pengajuan dan pengusulan kaji etik penelitian kesehatan adalah harus mengisi dan
melengkapi dokumen yang dibutuhkan serta melakukan pengajuan etik secara online melalui
SIM-EPK, sesuai dengan petunjuk dibawah ini:
1) Menyiapkan Kelengkapan Dokumen yang dibutuhkan untuk diunggah yaitu Surat
Pengantar dari Program Studi atau Institusi asal Peneliti, ditujukan untuk Komisi Etik
Penelitian Kesehatan.
2) Form Etik Penelitian
3) Surat Pernyataan dari Peneliti bahwa tidak akan melakukan penelitian atau riset sebelum
adanya persetujuan etik (Surat Pernyataan) dalam bentuk PDF
4) Melampirkan CV Peneliti utama atau dengan anggota peneliti dalam bentuk PDF
5) Melampirkan daftar lembaga sponsor (jika ada) dalam bentuk PDF
6) Melampirkan Instrumen Penelitian atau Kuesioner (jika ada) dalam bentuk PDF
7) Melampirkan naskah persetujuan setelah penjelasan (PSP) untuk mendapatkan
persetujuan dari subyek penelitian dan informed consent yang sesuai dengan
rekomendasi.
8) Tanda tangan Peneliti Utama dalam bentuk PDF atau JPEG

Page | 12
2.4. Tata Cara Pengusulan Etik Manual
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penilaian Etik Penelitian Kesehatan:
1) Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal dari luar institusi
Badan Litbangkes yang memiliki Komisi Etik Institusi, maka usulan harus berasal dari
Komisi etik institusi tersebut (bukan dari peneliti utama/pimpinan insitusi).
2) Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah.
3) Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang menjelaskan secara
terperinci mengenai : tata cara pengambilan sample (darah/urine/spesimen lainnya),
tujuan pemeriksaan, intervensi yang diberikan, serta manfaat bagi responden (bila ada uji
klinik/ pengambilan sample), jumlah biaya yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
4) Daftar tim peneliti, beserta keahliannya.
5) Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan
peneliti utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.
6) Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu penelitian dilihat dari
jumlah biaya dan hasil yang akan didapat. Ethical clearance dari institusi lain (bila ada).
7) Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah.
8) Izin atau persetujaun dari subyek penelitian untuk turut berpartisipasi dalam penelitian,
dalam bentuk tulisan yang ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh subyek dan
saksinya, disebut informed consent.
Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut :
1) Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu,
termasuk penelitian eksperimen.
2) Penjelasan tentang penelitian.
3) Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian.
4) Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta
sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.
5) Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika
subyek berpartisipasi dalam penelitian.
6) Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi
dalam penelitian ini.

Page | 13
7) Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek,
jika subyek mengalami resiko dalam penelitian.
8) Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis sunyek.
9) Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada
subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian.
10) Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek
dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan
penelitian tersebut.
11) Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat
memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia
berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia
bebas pergi tanpa ada sanksinya.
12) Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian
akan dilaksanakan.
13) Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam
penelitian tersebut.
Informed Consent menurut Pilot and Beck (2003) dalam Suwarjana (2012),
Partisipan mempunyai informasi yang adekuat tentang penelitian, mampu memahami
informasi, bebas menentukan pilihan, memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut
atau tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela.
Tips membuat informed consent dalam penelitian
- Mengorganize logika IC sehingga mudah dipahami apa yang ingin
dikomunikasikan dalam IC.
- Gunakan tulisan yang mudah dibaca termasuk font sizenya.
- Simple, clear
- Mudah dibaca
- Tes terhadap orang-orang yang mirip dengan calon partisipan

Page | 14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi
antara klien dan perawat.Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara mempertahankan
hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian,upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan menetukan nasibnya dan penerapan terapi yang tidak ilmiah
dalam mengatasi permasalahan klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilemma etik,perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang diyakini klien.Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak
ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan
dapat dipertahankan.

3.2. Saran
Pembelajaran tentang etika dalam dunia profesi terutama di bidang keperawatan harus
ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya (kode etik keperawatan).

Page | 15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5690888/MAKALAH_Etika

https://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/06/makalah-dilema-etik.html

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai