Anda di halaman 1dari 20

ETIKA PENELITIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu

Rahmat Hidayatullah, S.S, M.A

Disusun oleh :
Kholil Umami 11210340000068
Isna Amalia Husna 11210340000075
Haris Anshori 11210340000016
Fawaidul Umam 11210340000216

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puja dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah Filsafat Ilmu . Sholawat serta salam semoga tercurahkan setiap saat
kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Terima kasih kepada Rahmat Hidayatullah, S.S, M.A yang telah


memberikan banyak arahan dan petujuk yang jelas sehingga dapat
mempermudah kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Dalam proses penulisan makalah ini kami menyadari banyaknya


kesalahan dan kekurangan dalam materi. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya agar dapat menjadi
lebih baik.

Demikian makalah ini kami susun, mohon maaf atas segala


kekurangan dan kesalahan. Atas perhatian, saran dan kritIk dari dosen
pengampu maupun pembaca kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, 15 Juni 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................4
PEDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................6
A. Pengertian Etika Penelitian Ilmiah :..............................................................6
B. Etika dalam filsafat ilmu...............................................................................7
C. Macam-macam Etika dalam Filsafat :...........................................................9
D. Prinsip-Prinsip dalam Etika Penelitian.........................................................11
E. Prinsip dan Fungsi Etika Penelitian..............................................................14
BAB III...................................................................................................................16
PENUTUPAN.........................................................................................................16
Kesimpulan.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

3
BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah sehingga


didapatkan kebenaran yang sifatnya kebenaran ilmiah kita membutuhkan
penelitian. Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu permasalahan.
Dalam diri seorang peneliti harus memiliki etika-etika yang dapat menjaga
peneliti tersebut terhindar dari risiko dan kerugian yang tidak diinginkan.
Etika tersebut merupakan bagian dari Filsafat Ilmu. Dengan menerapkan
4
prinsip-prinsip etika penelitian, bukan hanya menjaga integritas penelitian
dan meningkatkan percaya diri dengan tetapi juga melindungi hak-hak
subjek penelitian titik dalam rangka mencapai tujuan peneliti yang
bermanfaat untuk masyarakat.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Etika Penelitian Ilmiah ?

B. Bagaimana Etika dalam Filsafat Ilmu ?

C. Bagaimana bentuk ragam Etika dalam Filsafat ?

D. Apa Prinsip dan fungsi Etika Penelitian ?

C. Tujuan Penelitian
A. Mengetahui apa itu pengertian Etika Penelitian Ilmiah
B. Mengetahui bagaimana Etika dalam Filsafat Ilmu

C. Mengetahui bentuk ragam Etika dalam Filsafat

D. Mengetahui Prinsip Penelitian Etika

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Penelitian Ilmiah :


Etika menurut KBBI yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 1 Etika secara etimologi
berasal dari kata Yunani, yakni ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Secara terminologi, etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah
laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Etika
disebut pula akhlak atau disebut pula moral.

Ruang lingkup etika meliputi bagaimana caranya agar dapat hidup


lebih baik dan bagaimana caranya untuk berbuat baik serta menghindari
keburukan. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu,
objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan

1
https://kbbi.web.id/etika

6
ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia.

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung


menyambung, berakumulasi 'dan melahirkan teori-teori yang mampu
menjelaskan dan meramalkan fenomena -fenomena. Penelitian ilmiah sering
diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang
digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan


gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang,
karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah sering kali
mengalami retroduksi. Penelitian ilmiah menggunakan bahasa umum
sehingga mudah dipahami oleh orang banyak.2 Jadi, dapat disimpulkan Etika
Penelitian Ilmiah adalah seperangkat nilai-nilai, Prinsip dan aturan yang
mengatur perilaku peneliti dalam melakukan penelitian, baik yang
melibatkan manusia hewan maupun benda. jika penelitian mengacu pada
standar moral, maka dari itu seorang peneliti harus memenuhi standar
tersebut.

B. Etika dalam filsafat ilmu

Ilmu filsafat sebagai usaha ilmiah terbagi menjadi beberapa cabang


menurut lingkup bahasannya masing-masing. Cabang-cabang itu dibagi
menjadi dua kelompok bahasan yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis.
Kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan
kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang
ada tersebut. Jadi filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari
jawabannya tentang segala sesuatu, misalnya manusia, alam, hakikat realitas
2
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Mei 2007. Remaja Rosdakarya.

7
sebagai keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang di ketahui,
tentang yang transenden, dan sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritis pun
mempunyai maksud dan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis,
karena pemahaman yang dicarinya untuk menggerakkan kehidupan.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua


kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika secara umum
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan pelbagai masalah-
masalah predikat nilai “susila” dan “tidak susila” “baik” dan “buruk”.

Masalah dasar bagi etika khusus adalah bagaimana seseorang harus


bertindak dalam bidang atau masalah tertentu, dan bidang itu perlu ditata
agar mampu menunjang pencapai kebaikan hidup manusia sebagai manusia.
Menurut Magnis Suseno, etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika
individual dan etika sosial, yang keduanya berkaitan dengan tingkah laku
manusia sebagai masyarakat. Etika individual membahas kewajiban manusia
terhadap diri sendiri dalam kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai
warga masyarakat. Etika social membicarakan tentang kewajiban manusia
sebagai anggota masyarakat atau umat manusia. Dalam masalah ini etika
individual tidak dapat dipisahkan dengan etika social, karena kewajiban
terhadap diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat atau umat manusia
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Etika social menyangkut
hubungan manusia-dengan manusia lain baik secara langsung maupun dalam
bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, dan Negara), sikap kritis
terhadap pandangan-pandangan dunia, ideologi-ideologi maupun tanggung
jawab manusia terhadap lingkungan hidup. Jadi etika social tentang ilmuwan
yang baik (etika ilmiah) adalah salah satu jenis etika khusus, disamping

8
etika-etika khusus lainnya, seperti etika profesi, etika politik, etika bisnis,
dan lain sebagainya.

Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar tentang


tanggung jawabnya sebagai manusia dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat, menurut semua dimensinya. Demikian juga etika profesi yang
merupakan etika khusus dalam etika social mempunyai tugas dan tanggung
jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Dalam hal ini, para
ilmuwan harus berorientasi pada rasa sadar akan tanggung jawab profesi dan
tanggung jawab sebagai ilmuan yang melatar belakangi corak pemikiran
ilmiah dan sikap ilmiahnya.

C. Macam-macam Etika dalam Filsafat :


A. Etika Berdasarkan Jenisnya :

Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika di antaranya etika


normatif dan etika deskriptif. Berikut penjabarannya secara singkat.

1. Etika Normatif

Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan


menetapkan berbagai perilaku, perbuatan, sikap ideal yang seharusnya
dimiliki oleh tiap individu di dalam hidup ini.

2. Etika Deskriptif

Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha memandang


perilaku dan sikap individu, serta apa yang individu itu kejar di dalam hidup
ini atas perkara yang memiliki nilai.

B. Etika Berdasarkan Cakupannya :

Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu etika khusus


dan etika umum. Berikut penjabarannya secara singkat.
9
1. Etika Khusus

Etika khusus merupakan jenis etika yang menjadi suatu implementasi


dari prinsip atau asas moral di dalam kehidupan individu secara khusus.

2. Etika Umum

Etika umum merupakan jenis etika yang berkaitan dengan situasi dan
kondisi dasar mengenai perilaku dan tindakan individu secara etis.

C. Etika Berdasarkan Lingkungannya

Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika, yaitu etika


individual dan etika sosial. Berikut penjabarannya secara singkat.

1. Etika Individual

Etika individual merupakan etika yang memiliki kaitannya dengan


sikap dan kewajiban dari individu atas dirinya sendiri.

2. Etika Sosial

Etika sosial merupakan jenis etika yang memiliki kaitannya dengan


sikap dan kewajiban, serta perilaku suatu individu sebagai umat manusia.

D. Etika Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya, ada dua jenis etika, di antaranya etika teologis


dan etika filosofis. Berikut penjabarannya di bawah ini.

1. Etika Teologis

Etika teologis adalah jenis etika yang berhubungan dengan agama


juga kepercayaan suatu individu, tanpa adanya batasan pada suatu agama
tertentu. Ada dua hal yang perlu ditekankan dalam etika teologis ini.

10
Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu
karena mengingatnya banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada
hakikatnya, setiap agama pastinya memiliki etika teologisnya masing-masing
berbeda dan juga spesifik.

Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang


sebagian besar individu telah menerapkan dan mengetahuinya. Etika umum
ini condong luas dan banyak dengan bagian-bagian yang tak terbatas.
Sehingga secara tak langsung, seorang individu memahami etika teologis
dengan cara mengetahui dan memahami pula dari etika umum, dan
sebaliknya.

2. Etika Filosofis

Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir atau
berfilsafat yang dilakukan oleh individu dan termasuk dalam bagian dari
filosofis (berdasarkan filsafat).

Filsafat sebagai suatu bidang ilmu yang salah satunya mempelajari


pikiran manusia. Adapun etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni
empiris dan non-empiris.

1. Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan


sesuatu yang nyata, berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu
individu mengambil salah satu bidang filsafat hukum, akan membahas terkait
hukum

2. Non-empiris merupakan bagian yang berupaya melebihi suatu


yang nyata, berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat non-empiris ini
cenderung menanyakan gejala konkret yang menyebabkannya

D. Prinsip-Prinsip dalam Etika Penelitian

11
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang
akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa
prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami antara lain :

a. Prinsip manfaat
Dengan prinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian
yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.prinsip
ini dapat ditegakkandengan membebaskan, tidak memberikan atau
menimbulkan kekerasan pada manusia, tidakmenjadikan manusia untuk
di exploitasi.
b. Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang
harus di hormati,karena manusia berhak untuk menentukan pilihan
antara mau dan tidak untuk diikut sertakanmenjadi subjek penelitian.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargaihak atau membrikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia, dan tidak berpihakdalam perlakuan terhadap
manusia.
Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus
memegang teguh sikapilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan
dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan
ataumembahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosio etika dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).

Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat


prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca, yaitu:

12
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk
mendapatkan informasi yangterbuka berkaitan dengan jalannya penelitian
serta memiliki kebebasan menentukan pilihandan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapatindakan
yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia,
adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed
consent) yang terdiri dari:
a. penjelasan manfaat penelitian
b. penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan
c. penjelasan manfaat yang akan didapatkan
d. persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian
e. persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
f. jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Namun kadangkala, formulir persetujuan subyek tidak


cukup memberikan proteksi bagi subyek itu sendiri terutama untuk
penelitian-penelitian klinik karena terdapat perbedaan pengetahuan
dan otoritas antara peneliti dengan subyek3.Kelemahan tersebut
dapat diantisipasi dengan adanya prosedur penelitian (Syse, 2000).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy


and confidentiality.
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat
terbukanya informasi individutermasuk informasi yang bersifat pribadi.
Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh
3
Sumathipala & Siribaddana, 2004

13
orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar Individu
tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenaiidentitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner
dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas
subyek. Peneliti dapat menggunakan koding(inisial atau identification
number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).


Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor
ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan
religius subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar
memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian.
Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah
bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara
anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana
kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau
menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.
Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan
aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang
sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam
penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan 4


Peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
4
balancing harms and benefits, Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGrath, Polit
& Beck, 2004

14
gunamendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapatdigeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).
Peneliti meminimalisasi dampak yangmerugikan bagi subyek
(nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensimengakibatkan
cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan
penelitianuntuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun
kematian subyek penelitian.

Fungsi Etika

Tentu etika memiliki beberapa fungsi,yaitu ;

1. Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang


berhadapan langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.
2. Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap
yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk
(pluralisme).
3. Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu
kebolehan untuk berargumentasi secara kritis dan rasional.
4. Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak
dapat diubah.
5. Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-
akarnya.
6. Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
7. Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas maupun
konflik sosial lainnya, dengan bentuk gagasan yang tersistematis juga kritis.

15
Kesimpulan
Etika Penelitian Ilmiah adalah seperangkat nilai-nilai, Prinsip dan aturan
yang mengatur perilaku peneliti dalam melakukan penelitian, baik yang
melibatkan manusia hewan maupun benda. jika penelitian mengacu pada
standar moral, maka dari itu seorang peneliti harus memenuhi standar
tersebut. Ilmu filsafat sebagai usaha ilmiah terbagi menjadi beberapa cabang
menurut lingkup bahasannya masing-masing. Cabang-cabang itu dibagi
menjadi dua kelompok bahasan yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis.
Kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada, sedangkan
kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang
ada tersebut.
Jadi filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari
jawabannya tentang segala sesuatu, misalnya manusia, alam, hakikat realitas
sebagai keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang di ketahui,
tentang yang transenden, dan sebagainya. Dalam hal ini filsafat teoritis pun

16
mempunyai maksud dan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis,
karena pemahaman yang dicarinya untuk menggerakkan kehidupan.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua


kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika secara umum
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika berkaitan erat dengan pelbagai masalah-
masalah predikat nilai “susila” dan “tidak susila” “baik” dan “buruk”.

Etika dibagi menjadi banyak macam :

1. Etika berdasarkan jenis

2. Etika berdasarkan cakupan

3. Etika berdasarkan sumber

Dalam etika Penelitian, seorang peneliti harus memiliki Prinsip dalam


beretika, yaitu Prinsip Manfaat, prinsip keadilan, prinsip menghormati
manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kbbi.web.id/etika
2. Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Mei
2007. Remaja Rosdakarya
3. Sumathipala & Siribaddana, 2004
4. balancing harms and benefits, Milton, 1999; Loiselle, Profetto-
McGrath, Polit & Beck, 2004

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai