DOSEN PEMBIMBING :
Yendrizal Jafri, S.Kp.,M.Biomed
Oleh Kelompok 3 :
Daswiti (2220243132)
Resika Andriad (2220243137)
Surya Ningsih (2220243138)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DaftarIsi..................................................................................................................ii
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari
aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku
dalam masyarakat. Etika juga merupakan sopan santun atau tata krama yang
mengatur hubunganhubungan dan prilaku di dalam masyarakat. Menurut
pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi
filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat
moral. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang
dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis
yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya
perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika
dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsipprinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian.Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta
menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang
dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau
membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan
aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob,
2004) Bagi masyarakat modern, kita berfikir secara sistematis dalam prinsip
moral dari temuan penelitian yang telah terjadi pada abad-abad yang lalu.
Menurut percobaan bagian medis (NAZI) tahun 1930-1940 yang paling terpopuler
yaitu sikap yang tidak peduli terhadap etika, pada program nazi tersebut lebih
mengutamakan kekerasan dalam peperangan dan prisip rasisme “ musuh “ serta
ketahanan seseorang terhadap penyakit tanpa adanya pengobatan. Pada tahun
1974 congres mendirikan komisi perlindungan nasional perlindungan manusia
dalam penelitian medis dan tingkah laku komisi ini menyelidiki etika yang
mendasar tentang manusia dalam penelitian dan mengidentifikasi prinsipprinsip
yang membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian etis. Karena para
perawat lebih banyak terliat dalam penelitian, isu perlindungan subjek manusia
1
menjadi hal yang kritis. Profesi bertanggungjawab menetapkan untuk menerapkan
etika dalam penelitian keperawatan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika penelitian?
2. Untuk mengetahui kenapa penting etika dalam penelitian?
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip etik penelitian dalam keperawatan?
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi penelitian dan etika?
5. Untuk mengetahui apa saja poin-poin penting dalam etika penelitian?
6. Untuk mengetahui bagaimana pelanggaran dalam etik penelitian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari
aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang
berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika
dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat
sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral. Dalam bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta (1953) menyatakan etika atau akhlak adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban orang
dalam kelompok sosial.
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Etika
membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang
lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya
perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika
dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsipprinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian.
Etika adalah serangkaian tingkah laku, prinsip-prinsip dan aturanaturan
moral yang menentukan tindakan mana yang benar dan mana yang salah. Etika
adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia, terkait dengan
perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia. Keputusan etika
adalah keputusan yang diambil oleh seseorang pada suatu tindakan khusus
benar atau salah.
Penelitian adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena
kehidupan manusia, baik yang menyangkut fenomena alam maupun sosial,
budaya, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan sebagainya. Dalam
kegiatan penelitian tidak akan terlepas terjadinya hubungan atau relasi antara
pihak-pihak yang berkepentingan, sekurangkurangnya antara kedua belah
pihak, yakni pihak peneliti dengan pihak subjek yang diteliti. Dalam penelitian
3
kesehatan, khususnya penelitian kesehatan masyarakat, subjek penelitian
tersebut adalah manusia.
Dapat disimpulkan etika penelitian mencakup juga perilaku peneliti atau
perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh
peneliti bagi masyarakat.
4
C. PRINSIP DASAR ETIK PENELITIAN KEPERAWATAN
Etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan
dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan publikasi
hasil penelitian (Notoatmodjo,2010). Secara garis besar, dalam melaksanakan
sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999
dalam Bondan Palestin Dalam Notoatmodjo), yakni :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melalukan penelitian
tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada
subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi
(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan
martabat subjek penelitian, peneliti mempersiapkan formulir
persetujuan subjek (inform consent) yang mencakup :
a. Penjelasan manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
c. Penjelasan manfaat yang didapatkan.
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.
e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek
penelitian kapan saja.
f. Jaminan anonimitas dan kerahasian terhadap identitas dan
informasi yang diberikan oleh responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek penelitian (respect for
privacy dan confidentiality) Setiap orang mempunyai hak-hak dasar
individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan
informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang
diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh
menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasian identitas
5
subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai pengganti
identitas responden.
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness) Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti
dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu,
lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip
keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip
keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender,
agama, etnis, dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefit) Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat
semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek
penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya berusaha
meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu,
pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak
mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek
penelitian. Mengacu pada prinsip-prinsip dasar penelitian tersebut,
maka setiap penelitian yang dilakukan oleh siapa saja, termasuk para
peneliti kesehtan hendaknya :
a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati
nurani, moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.
b. Merupakan upaya untuk mewujudkan ilmu pengetahuan,
kesejahteraan, martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar
dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian atau
membahayakan subjek penelitian atau masyarakat pada
umumnya.
6
1. Plagiarisme dan manipulasi didalam penelitian. Tidak mengutip
sebagian ataupun keseluruhan dari isi referensi yang menjadi panutan,
sekaligus memanipulasi rancangan penelitian hingga titik akhir dari
penyelesaian penelitian yang dijalankan menjadi prinsip yang harus
selalu ditekankan untuk setiap peneliti. Karena hal ini tidak
mencerminkan dari penghargaan terhadap hak cipta yang dimiliki orang
lain.
2. Privasi yang dimiliki oleh subjek Dalam melakukan proses penelitian,
dibutuhkan bantuan subjek untuk mencari kebenaran dari objek yang
akan diteliti. Khususnya untuk orang-orang atau lapisan masyarakat
tertentu. Terkadang, beberapa subjek lebih memilih untuk tidak diberi
tahu identitas aslinya karena hak privasi yang dimiliki. Sebagai peneliti,
harus mematuhi hal tersebut sebagai bentuk menghormati hak milik
orang lain.
D. FUNGSI PENELITIAN DAN ETIKA
Bidang ilmu apa pun, sebenarnya mempunyai aspek teori dan aspek
aplikatif atau penerapannya bagi kesejahteraan masyarakat. Demikian
pula kesehatan atau kesehatan masyarakat adalah ilmu (science) dan
seni (art). Oleh sebab itu, penelitian di bidang apa pun bukan sekadar
membuktikan teori atau memperoleh teori baru, tetapi juga harus
7
mempunyai impllikasinya terhadap program peningkatan
kesejahteraan masyarakat, termasuk program kesehatan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian harus dapat memenuhu dua
fungsi atau peranan ini : pengembangan ilmu dan pengembangan
kesejahteraan masyarakat. Apabila penelitian tidak memenuhi salah
satu fungsi tersebut, apalagi kedua-duanya maka penelitian tersebut
dapat dikatakan penelitian yang tidak etis, karena mengingkari hakikat
penelitian itu sendiri.
8
dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau
agen publikasi lainnya.
5. Keterbukaan, Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan
sumber daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
9
12. Kompetensi, Tingkat kemampuan dan keahlian melalui pendidikan
dan pembelajaran seumur hidup, secara bertahap tingkatkan
kompetensi anda sampai tahap pakar.
F. PELANGGARAN ETIK
Dalam masa modern ini pelanggaran terhadap moral tidak boleh
terjadi. Pengalaman kedokteran NAZI pada tahun 1930an - 1940an
merupakan contoh pelanggaran etik yang sangat terkenal. Program
penelitian Nazi melibatkan tawanan perang dan ras tertentu dalam
mengetes daya tahan manusia dan reaksi manusia terhadap penyakit dan
obat yang tidak di test. Penelitian ini tidak beretika bukan hanya mereka
mendapatkan penyiksaan secara fisik akan tetapi mereka juga tidak
memiliki kesempatan untuk menolak berpartisipasi.
Beberapa penelitian yag melanggar etik diantaranya penelitian
yang dilakukan tahun 1932 dan 1972 yang dikenal sebagai The Tuskegee
Syphilis Study, yang disponsori oleh Departemen Kesehatan yang
mengidentifikasi efek syphilis pada 400 laki-laki dari komunitas
AfrikaAmerika. Contoh lain adalah menginjeksi sel kanker hidup pada
10
pasien orang tua di Rumah Sakit Penyakit Kronis Yahudi di Brooklyn,
yang tidak menjelaskan dahulu kepada pasien. Kode etik penelitan
internasional yang dinamakan sebagai Nuremberg Code, dibuat setelah
kejadian yang dilakukan oleh NAZI. Pada tahun 1964 Declaration
Helsinki, diadopsi oleh World Medical Association dan direvisi pada tahun
2000.
Tujuan suatu penelitian adalah menghasilkan pengetahuan ilmiah
yang hanya bisa diperoleh melalui penelitian, pelaporan, dan publikasi
yang dilakukan secara jujur. Walaupun demikian, masih tetap banyak
publikasi penelitian di berbagai jurnal ilmiah terkenal ternyata melibatkan
prilaku curang.
Contoh ketidakjujuran dalam penelitian :
1. Pemalsuan, Penyampaian suatu temuan tentang informasi yang tidak
pernah ada. Manipulasi desain atau metode
4. Plagiat, Secara sengaja menggunakan hasil atau ide orang lain sebagai
miliknya
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika adalah serangkaian tingkah laku, prinsip-prinsip dan
aturanaturan moral yang menentukan tindakan mana yang benar dan mana
yang salah. Etika adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia,
terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia.
Keputusan etika adalah keputusan yang diambil oleh seseorang pada suatu
tindakan khusus benar atau salah.
Dapat disimpulkan etika penelitian mencakup juga perilaku peneliti
atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang
dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.
B. SARAN
Penulis yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu
sempurna karena penulis dalam tahap belajar, maka dari itu penulis
berharap bagi para pembaca dapat memberi saran dan usul serta kritikan
yang membangun, sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat. Dan apabila ada kesalahan serta kejang galan penulis mohon
maaf karena penulis hanya memiliki ilmu dan kemampun yang terbatas.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, soekidjo. 2014. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
13