Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MENJELASKAN KONSEP DASAR ETIKA

KELOMPOK 1B

DISUSUN OLEH :

1. ANANDA UMAIRAH.S
2. FITRAYANA IRMA SARI
3. JUWITA LESTARI
4. KORI RAMADHANIA
5. MEIRANTI RUSMAMI
6. RENA YULINDRI
7. TASKIF IRSHAHUDINNI

PRODI D3 KEBIDANAN TINGKAT II B

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan
kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH
MENJELASKAN KONSEP DASAR ETIKA” makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN”. Kami menyadari
banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini.
Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih
banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar
harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan tentang pembahasan konsep diri keterampilan dasar kebidanan ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita amin.

Bengkulu, Juli 2021

Kelompok 1B

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
C. TUJUAN................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. PENGERTIAN ETIKA........................................................................................3
B. SISTEMATIKA ETIKA......................................................................................3
D. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN...............................................................................................................4
E. SUMBER ETIKA.................................................................................................5
F. HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB...........................................8
G. KODE ETIK KEBIDANAN..........................................................................11
H. STUDY KASUS...............................................................................................15
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebuah pendidikan etika dimulai dari keluarganya pendidikan dari ayah,
ibunya kakak dan saudara lainnya atau dari lingkungan sekitarnya, pendidikan
ini yang dapat memunculkan perilaku seseorang. Pendidikan tersebutlah yang
menjadi pedoman hubungan manusia dengan manusia lainnya dan juga
hubungan manusia dengan masyarakat lainnya. Etika sosial merupakan
pengamalan pola tingkah laku manusia dengan sesama manusia dalam
kehidupan sosial dimasyarakat. Adanya etika terhadap sesama manusia dan etika
profesi atau etika sosial saling melengkapi sehingga kebahagiaan akan terwujud.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari etika
2. Bagaimana sistematika etika
3. Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
4. Apa saja sumber etika
5. Apa hak, kewajiban dan tanggung jawab bidan
6. Apa saja kode etik kebidanan
7. Bagaimana study kasus yang berkaitan dengan hak, kewajiban dan
tanggung jawab bidan

C. TUJUAN
1. Tujuan khusus
a. Agar kita mengetahui apa itu etika.
b. Agar kita mengetahui apa saja sistematika etika
c. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
d. Mengetahui sumber etika
e. Mengetahui hak, keajiban dan tanggung jawab bidan

1
f. Mengetahui kode etik kebidanan
g. Mengetahui study kasus yang berkaitan dengan hak, kewajiban dan
tanggung jawab bidan
2. Tujuan umum
a. Untuk memenuhui penugasan kelompok pada mata kuliah ETIKA
DAN HUKUM KESEHATAN.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA
Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata.
Etika berpusat padaprinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir dan
tindakannya didasari nilai-nilai (Wahyuningsih, 2006).
Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat. Maka di dalam literatur, dinamakan
juga filsafat moral, yaitu suatu sistem prinsip-prinsip tentang moral, tentang baik
atau buruk. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etika adalah disiplin yang
mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia (Sofyan, dkk
(Peny.), 2006).
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (Bertens, 2004).
Menurut Siagian (1996) menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan
mengapa mempelajari etika sangat penting: (1) etika memandu manusia dalam
memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam kehidupan, (2) etika
merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai sehingga
kehidupan yang harmonis dapat tercapai, (3) dinamika dalam kehidupan
manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan
analisa dan ditinjau ulang (4) etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan
mengilhami manusia untuk sama-sama mencari, menemukan dan menerapkan
nilai-nilai hidup yang hakiki. Pelajaran mengenai etika tidak dapat dilepaskan
dari usaha untuk pencarian/penguasaan ilmu.

B. SISTEMATIKA ETIKA
Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika
umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan secara etis, teori-teori

3
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas, mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dalam bidang
kehidupan khusus. Penerapan ini bisa berwujud: bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang disadari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat berwujud; bagaimana saya menilai perilaku pribadi saya dan
orang lain dalam suatu bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dlatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis; cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada di baliknya.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua etika yaitu etika individual dan etika
sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota umat manusia. Etika sosial menyangkut
hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan maupun secara
bersama dan dalam bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap
kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi, sikap dan pola
perilaku dalam bidang kegiatan masing-masing, maupun tentang tanggungjawab
manusia terhdapa makhluk hidup lainnya, serta alam semesta pada umumnya.

D. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN
Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan:
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah
tindakan yang merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.

4
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan
porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya.
6. Mengarahkan pola piker seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalis suatu masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar.
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara
baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada
umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik didalam tata tertib masyarakat
maupun tata cara di dalam organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas
profesinya yang biasa disebut kode etik profesi.

E. SUMBER ETIKA
1. Etika Pelayanan Kebidanan
a. .Pelayanan Ke bidanan yang AdilKeadilan dalam memberikan pelayanan
kebidanan adalahaspek yang pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia.
Keadilandalam pelayanan ini dimulai dengan :
1) Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.
2) Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk
melayani.
3) Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan
pelayanan.

5
4) Adanya keterjangkauan ke tempat pelayananTingkat ketersediaan
tersebut di atas adalah syarat utamauntuk terlaksananya
pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnyaditeruskan dengan
sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuaidengan kebutuhan
klien, dan tidak membedakan pelayanan kepadasiapapun.

b. Metode Pemberian Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitumemperhatikan
aspek bio, psiko sosio dan kultural sesuai dengankebutuhan pasien.
Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuankehidupan dan kelangsungan
pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) semangat untuk melayani
2) simpati
3) empati
4) tulus ikhlas
5) memberikan kepuasan
Setelah itu, bidan sebagai pemberi pelayanan
harusmemperhatikan hal-hal seperti di bawah ini :
1) aman
2) nyaman
3) privacy
4) alami
5) tepat
Bidan adalah tenaga pelayanan profesional
yangmemberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat
kebidanan.Untuk dapat memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasiendiperlukan data masukan. Data
tersebut dikumpulkan denganformat pengumpul data yang
didesain sesuai dengan kasus yang ada. Teknik

6
pengumpulan data memakai metode wawancara,
observasi, inspeksi, palpasi dan auskultasi serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
Metode pelayanan kebidanan yang sistematis, tearah
danterukur ini dinamakan manajemen kebidanan.
Langkah-langkah dari manajemen kebidanan adalah :
1) Mengumpulkan data dan dilanjutkan dengan
membuat/menentukan diagnose kebidanan.
2) Membuat perencanaan tindakan dan asuhan.
3) Melaksankan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan.
4) Evaluasi.Semua langkah manajemen kebidanan
didokumentasikansebagai aspek legal dan informasi
dalam asuhan kebidanan.
c. Dokumentasi Pelayanan Kebidanan
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan
pustaka, baik berbentuk tulisan maupun berbentuk rekamanlainnya,
seperti pita suara/cassette, video, film, gambar dan foto. Kegunaan
dokumentasi adalahsebagai berikut:
1) Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk
mendukungilmu dan pengetahuan.
2) Merupakan alat untuk mengambil keputusan, perencanaan,
pengontrolan terhadap suatu masalah.
3) Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman
danterpelihara dengan baik.
Sifat dokumentasi adalah : tertutup dan terbuka. Tertutup artinya
apabila didalamnya berisi rahasia yang tidak pantas untuk
diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada
masyarakat. Bersifat terbuka artinya, dokumentasi selalu
berinteraksi denganlingkungannya untuk menerima dan
menghimpun informasi

7
d. Keikutsertaan Suami dalam Pelayanan Kebidanan
Kelahiran Dalam memberikan pelayanan kebidanan/kelahiran,
bidandituntut untuk mengaplikasikan beberapa disiplin keilmuan, baik
ilmu sosial, psikologi, kebutuhan dasar manusia secara
holistik,komunikasi serta ilmu kebidanan itu sendiri. Interaksi
pasiendengan lingkungannya merupakan faktor pendukung terjadinya
proses kelahiran yang fisiologis.Suami adalah orang terdekat yang
menyebabkan proseskehamilan terjadi. Kehadiran suami dalam
persalinan masihdianggap janggal. Beberapa tempat persalinan
belummemperbolehkan kehadiran suami dalam proses
persalinanisterinya. Apabila ada seorang pasien yang menginginkan
suaminyamenuggu pada saat isterinya melahirkan, sebaiknya
bidanmemperbolehkan dengan lebih dahulu memberikan wawasan
pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan tidak mengganggu
jalannya persalinan.

2. Kode etik
kode etik adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

F. HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


1. Hak bidan
1) Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

8
2) Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi
pada setia tingkat/ jenjang pelayanan kesehatan.
3) Bidan berhak menolak keinginan pasien/ klien dan keluarga
yang bertentangan dengan peraturan perundangan, dank ode
etik profesi.
4) Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh keluarga, maupun profesi
lain.
5) Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan.
6) Bidan berhak atas kesempatan meningkatka jenjang kair dan
jabatan yang sesuai.
7) Bidan berhak mendapt kompensasi dan kesejahteraan yang
sesuai.
2. Kewajiban bidan
1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit dan
sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak hak pasien.
3) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter
yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pasien.
4) Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
5) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
6) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien.

9
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang
tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat
timul.
8) Bidan wajib meminta tertulis (informed consent) atas tindakan
yang akan dilakukan.
9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
diberikan.
10) Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah
ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non
formal.
11) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang
terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan
kebidanan.
3. Tanggung Jawab Bidan
1) Melaksanakan kegiatan berdasarkan urutan prioritas masalah
sesuai kewenangan bidan
2) Menggerakkan dan membina masyarakat desa berperilaku hidup
sehat
3) Menjaga pengetahuannya agar tetap up to date. Terus
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemahiran
agar bertambah luas serta mencangkup semua aspek dari peran
seorang bidan
4) Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan, pribadinya
dan tidak berupaya melampaui wewenang dalam praktik
kliniknya
5) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta
konsekuensi dari keputusan itu
6) Berkomunitas dengan pekerja Kesehatan professional lainnya
(bidan, dokter dan perawat) dengan hormat dan martabat

10
7) Membina dan menjaga kerja sama yang baik dengan staf
Kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan
system penyuluhan yang optimal
8) Bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan mutu
asuhan kessehatan

G. KODE ETIK KEBIDANAN


kode etik adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode
etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Umumnya kode etik ditetapkan oleh profesi sendiri dalam suatu kongres.
Kode etik harus menjadi self regulation dari profesi. Agar kode etik berhasil
dengan baik, maka pelaksanaannya sebaiknya diawasi dan dikontrol.

1. TUJUAN KODE ETIK KODE ETIK


Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota dan organisasi, meliputi:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi

2. KODE ETIK BIDAN INDONESIA


Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang
bersumber dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode etik

11
profesi bidan juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan
keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional bidan. Kode etik
bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan disyahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk
pelaksanaannya disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI
tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) bab, yang
dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksankan
tugas pengabdiannya.
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas, dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keliarga, dan masyarakat.
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai nilai
yang dianut oleh klien,
e. Setiap bidan dalam menjalakan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yangsama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)

12
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan
sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan
termasuk mengadakan konsultasi dan/ atau rujukan
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan/ atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
(2 butir)
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
b. Setiap bidan senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dankegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)

13
a. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
b. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air
(2 butir)
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/ KB
dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintahuntuk
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/ KB dan kesehatan keluarga
7. Penutup (1 butir)
Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijakan yang berlaku
bagi bidan, kode etik merupakan pedoman dalam tata cara
keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan
professional.

3. KODE ETIK BIDAN INTERNASIONAL


Kode etik kebidanan Internasional menghargai perempuan berdasarkan
HAM, mencari keadilan bagi semua dalam memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan
dengan penuh hormat, saling percaya bermartabat bagi seluruh anggota
masyarakat. Operasionalisasi kode etik kebidanan, kewajiban profesi,

14
peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan. Kode etik kebidanan
internasional adalah sebagai berikut :
a. Hubungan dengan perempuan sebagai klien
b. Praktik kebidanan
c. Kewajiban profesi bidan
d. Peningkatan pengetahuan dan praktik kebidanan

H. STUDY KASUS
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama
satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny „A‟ usia kehamilan 38
minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng sejak 5 jam yang lalu. Setelah
dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang. Oleh karena itu bidanmenyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk
melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di
Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untukmembayar operasi. Tapi bidan tersebut
berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan diRujuk demi keselamatan janin dan
juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangatmembahayakan janin
maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut.
Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan dengan
keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal inimasih belum
begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan denganlancar
dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak
sungsangseperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti
kemauan klien sertakeluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan
sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah
meninggal. Dalam hal ini keluargamenyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja
secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam
melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

KONFLIK:

15
keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan secara
operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untukmembayar operasi.

ISSU:

Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukantindakan tidak


sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan
tersebut dalam menangani pasiendengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau
membeda-bedakan antara pasien yang ekonomiatas dengan ekonomi rendah.

DILEMA:

Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untukmenolong


persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak
bolehdilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.
Seharusnyaditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalinan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga
dalam hatinya merasa kesulitan untukmemutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan di
lapangan

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika
umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan secara etis, teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas, mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Menurut Siagian (1996) menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan
mengapa mempelajari etika sangat penting: (1) etika memandu manusia dalam
memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam kehidupan, (2) etika
merupakan pola perilaku yang di dasarkan pada kesepakatan nilai-nilai sehingga
kehidupan yang harmonis dapat tercapai, (3) dinamika dalam kehidupan
manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan
analisa dan ditinjau ulang (4) etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan
mengilhami manusia untuk sama-sama mencari, menemukan dan menerapkan
nilai-nilai hidup yang hakiki. Pelajaran mengenai etika tidak dapat dilepaskan
dari usaha untuk pencarian/penguasaan ilmu.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/131779392/fungsi-etika-dan-moralitas-dalam-
pelayanan-kebidanan-2-docx
https://www.academia.edu/25340511/ETIKA_PROFESI_KEBIDANAN
https://id.scribd.com/doc/152891699/Makalah-Sumber-Etika-Profesi-Bidan-
Dalam-Pelayanan-Kebidanan
file:///C:/Users/user/Downloads/jiptummpp-gdl-ekofirmans-48947-3-babii.pdf
MODUL ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

18

Anda mungkin juga menyukai