Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA UMUM

“ETIKA MORAL DAN NILAI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”

DOSEN PEMBIMBING : HENI SUMASTRI, SPd.M.Kes

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. ANISA NUR OCTALIKA


2. AYU DESKA SARI
3. AYU LUTHFIYAH
4. DWI RAMAYANTI
5. DYAH AYU MIFTAHUS SAFITRI
6. IRDINDA FADILLAH KINANTI
7. MAHARANI GAPENA PUTRI
8. PUTRI ADELIA SHOLEHA
9. SITI KAVLIANI

PROGRAM STUDI D3 – KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ETIKA MORAL DAN
NILAI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
pada mata kuliah Etika Umum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen Etika Kehanilan yaitu
ibu Heni Sumastri, SPd.M.kes yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Prabumulih, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1

PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………….1

1.2 RUMUSAN MASALAH 1

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN 1

BAB2

PEMBAHASAN 3

2.1 FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN 3

2.2 PERAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN……………………………………………………….3

2.3 PELAKSAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN……………………………………..................4

2.4 HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PELAYANAN KEBIDANAN………………….4

2.5 ISI DARI KODE ETIK………………………………………………………………………………………….7

2.6 TUJUAN DIPERLUKANNYA KODE ETIK…………………………………………………………………..9

2.7 ISI DARI KODE ETIK PROFESI BIDAN…………………………………………………………………….9

2.8 SUMBER ETIKA DALAM PROFESI BIDAN………………………………………………………………..9

BAB 3

PENUTUP 11

3.1 KESIMPULAN 11

3.2 SARAN 11
i
DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan". Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan
manusia.Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994). Menurut bahasa, Etika pada bahasa yunani diartikan sebagai ethos, kebiasaan atau tingkah
laku. Pada bahasa inggris yaitu à Ethis, tingkah laku atau prilaku manusia yg baik tindakan yg harus
dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Etika adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.Sedangkan Moral Adalah
pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti
ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakukan. Moralisasi yaitu uraian “pandangan dan ajaran”
tentang perbuatan serta kelakukan yang baik. Demoralisasi yaitu kerusakan moral.Pada dasarnya
tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah Untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi.
1.2 Rumusan Masaalah
1. Apa fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan?
2. Bagaimana peran etika dalam pelayanan kebidanan ?
3. Bagaimana cara Pelaksanaan Etika Dalam Pelayanan Kebidanan?
4. Bagaimana hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam pelaksaan etika pada praktik kebidanan?
5. Apa saja isi dari kode etik?
6. Apa tujuan diperlukannya kode etik dan moral dalam profesi bidan?
7. Bagaimana isi dari Kode Etik Profesi Bidan?
8. .Apa Sumber Etika dalam profesi bidan?
1.3 Tujuan Pembahasan

1
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu mengenai etika moral dan nilai dalam kebidanan.
2. Untuk memahami dan mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.
3. Untuk memahami dan mengetahui peran etika dalam pelayanan kebidanan.
4. Untuk memahami dan mengetahui cara pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan.
5. Untuk memahami dan mengetahui hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam pelaksanaan etika
pada praktik kebidanan.
6. Untuk memahami dan mengetahui isi dari kode etik.
7. Untuk memahami dan mengetahui tujuan dioerlukannya kode etik dan moral dalam profesi bidan.
8. Untuk memahami dan mengetahui isi dari kode etik profesi bidan.
9. Untuk memhami dan mengetahui sumber etika dalam profesi bidan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan, yaitu :
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang Merugikan atau
membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan mengapa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku atau perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa disebut
kode etik profesi.
2.2. PERAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Bidan merupakan salah satu profesi yang berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, juga harus mempunyai sikap Yang baik. Di
masyarakat, terutama di daerah bidan yang dapat diterima masyarakat adalah Bidan yang beretika
baik. Dengan etika yang baik bidan mudah mendapatkan relasi dan akan mendapat kepercayaan dari
masyarakat.Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama di berbagai tempat pelayanan,
Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman petugas kesehatan terhadap etika. Penerapan etika
dalam pelayanan kebidanan akan menjamin bidan memberikan pelayanan yang profesional dan

3
berkualitas.Dalam pemberian layanan kebidanan, Bidan haruslah berlandaskan pada fungsi etika dan
moralitas pelayanan kebidanan.
2.3. PELAYANAN ETIKA DALAM PELAKSANAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Setiap institusi pelayan memeiliki norma dan budaya unik yang terdiri dari beberapa prakatisi akan
tetapi subyek pelayanan hanya satu.Kewengangan bidan yang terdapat dalam Kepmenkes
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Contoh pada Etika dalam pelayanan
kontrasepsi. Bidan sebagai konselor KB harus memiliki kemampuan teknik konseling, pengetahuan
tentang alat kontrasepsi dan pemakaiannya, indikasi, konta indikasi, efeksamping. Bidan sebagai
konselor hendaknya memiliki pribadi yang minnat untuk membantu atau menolong orang lain, Mampu
untuk empati, Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif.
2.4. HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PELAKSAAN ETIKA PADA PRAKTIK
KEBIDANAN
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.Pasien
memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan
individu, yaitu pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban atau keharusan untuk pasien, jadi hak
adalah sesuatu yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan.
Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh
pasien.
A. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien atau klien:
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya
yang baru dilahirkan.
6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.

4
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya Sepengatahuan dokter yang merawat.
10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c. Alternatif terapi lainnya
d. Prognosisnya
e. Perkiraan biaya pengobatan
12. Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya.
14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
B. Kewaiiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat tertib rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
Merawatnya.
3. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
4. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati atau
perjanjian yang telah dibuatnya.
C. Hak Bidan

5
1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang
pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien atau klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh Pasien,
keluarga maupun profesi lain.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan Maupun
pelatihan.
6. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan yang
sesuai.
7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
D. Kewaiiban Bidan
1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai Kemampuan dan
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta
risiko yang mungkiri dapat timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.

6
11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal Balik dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2.5. ISI DARI KODE ETIK
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres
nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat Kerja nasional
(RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII
tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa
kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah,tujuan dan bab.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yaitu :
A. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan Martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan Klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
– tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
B. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan Kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
Mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi Dan
atau rujukan.

7
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan
klien.
C. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
Suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
D. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan
profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis
yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
E. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.
2. Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi.
F. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
Kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan
Terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
G. Penutup (1 butir)
1. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

8
2.6. TJUAN DIPERLUKANNYA KODE ETIK DAN MORAL DALAM PROFESI BIDAN
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah
sebagai berikut
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat mencegah orang
luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi
akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode
kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota.
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau
mental.Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik
juga menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam interaksinya dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
2.7. ISI DARI KODE ETIK PROFESI BIDAN
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter,Perawat,
bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai Kode etik. Kode
etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang
bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.Kode etik
profesi merupakan “suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang Memberikan tuntunan bagi
angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya.
2.8. SUMBER ETIKA DALAM PROFESI BIDAN
1. Act Utilitarian: semakin besar manfaat yang diperoleh, semakin besar pula kemungkinan suatu
tindakan dianggap benar
2. Rule Utilitarian: suatu tindakan dianggap benar jika sesuai dengan peraturan yang benar.Peraturan
disebut benar jika isinya dapat memaksimalkan manfaat.

9
3. Deontology: paham deontology berkeyakinan bahwa sesuatu yang baik berakar dari keberhasilan
manusia mengerjakan tugas atau kewajibannya. Paham Deontologi biasanya merupakandorongan
hati individu terjadi saat membela Negara atau membela keluarganya.
4. Intuitionistic Pluralism : paham ini tidak memeiliki prinsip utama yang harus dilakukan manusia:
a. Kewajiban kebenaran, kepatuhan, menjaga rahasia, setia dan tidak berbohong.
b. Berdherma, murah hati, membantu orang lain.
c. Tidak merugikan orang lain
d. Menjunjung tinggi keadilan.
e. Wajib memperbaiki kesalahan yang ada.
f. Bersyukur, membalas budi.
g. Mengembangkan kemampuan diri

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

3.2. SARAN
Bidan lebih memperhatikan etika moral dan nilai saat sedang dalam menjalanhkan praktik
kebidanan. Sering membaca dan mulai memahami akan membangun hubungan yang baik dengan
pasien. Memulai komunikasi adalah awal dari keberhasilan dalam melakukan asuhan asuhan dengan
tetap memperhatikan kode etik yang sudah ada.
Dalam penulisan makalah ini penulis sadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekeliruan dan
kesalahan yang terdapat di dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini. Penulis
menyarankan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai