Anda di halaman 1dari 17

Teori-Teori Dasar Etika

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Etika Administrasi

Dosen Pengajar :
Edlyn Khurotul Aini, S.AB, M.AB, MBA

NAMA ANGGOTA:
1. Adjwa Annisa Arinara ()
2. Muhammad Fahri Ihsan (215030200111147)
3. Nabila Aulia Rahma Maulida ()

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PRODI ADMINISTRASI BISNIS
MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “TEORI TEORI DASAR ETIKA dengan tepat waktu.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ibu Edlyn Khurotul Aini, S.AB,
M.AB, MBA pada mata kuliah Etika Administrasi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca tentang
teori teori dasar etika.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Edlyn Khurotul Aini, S.AB, M.AB,
MBA, selaku dosen pada mata kuliah ini yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk membuat makalah ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kami sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagikan pengetahuannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.

Kami memohon maaf jika makalah yang kami tulis terdapat kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat kami
perlukan untuk meningkatkan kemampuan kami.

Malang, 26 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB
I

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4

C. TUJUAN.......................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

Konsep Dasar Etika..................................................................................................7

B.JENIS JENIS TEORI DASAR ETIKA................................................................9

C.KAUSALITAS HUBUNGAN ETIKA DENGAN HAKIKAT MANUSIA.....11

D.ETIKA DAN ADMINISTRASI........................................................................12

E.TANTANGAN ETIKA SEBAGAI ILMU DI MASA DEPAN DAN ETIKA


ABAD 20...................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................15

 KESIMPULAN...........................................................................................15

 SARAN.......................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

Manusia memiliki akal yang menjadikan pembeda paling mencolok


dari makhluk hidup lainnya. Dengan menggunakan akal, manusia dapat
memilih tindakannya seperti memutuskan 'benar atau salah', 'baik atau
buruk'. 'keadilan maupun kesenjangan', dan seterusnya. Jadi etika atau
filsafat moral sangat penting bagi manusia. Dalam etika
administrasi,atribut moral seperti rasa tanggung jawab, rasa kewajiban
sosial atau mengabdikan diri pada tugas sosial seseorang sangat penting
bagi administrator publik atau pegawai negeri.

Manfaat dari mempelajari etika adalah memahami pemikiran


tentang bagaimana orang harus bertindak sehubungan dengan satu sama
lain dan bagaimana mereka harus menggunakan cara yang bijaksana
untuk bertindak dan sebagian besar konsep, masalah, dan proses penting
untuk analisis telah menjadi bagian dari praktik manusia sejak nenek
moyang kita mulai hidup dalam kelompok komunal.

Saat ini, transformasi sosial global terjadi dengan sangat pesat di


berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan masyarakat, ekonomi,
dan gaya hidup disertai dengan ketegangan dan konflik sosial. Peran
bagian moral dalam pengaturan hubungan masyarakat menjadi semakin
penting bagi masyarakat modern.

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang tersebut adapun rumusan masalah
tergambar sebagai berikut :
1. Memahami konsep dasar dalam etika
2. Memahami adanya jenis-jenis dari teori etika
3. Mengetahui konsep kausalitas teori etika dengan hakikat manusia
4. Mengetahui hubungan etika dan administrasi

4
5. Memahami tantangan etika sebagai ilmu di masa depan dan etika abad
20
B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
1.Untuk memahami bagaimana relevansi teori etika dalam kehidupan.
2.Untuk mengetahui konsep dasar dan jenis jenis etika
3.Untuk memahami hubungan etika dan hakikat manusia
4.Untuk mengetahui hubungan etika dan administrasi
5.Untuk mengetahui adanya tantangan etika sebagai ilmu di masa depan
dan etika abad 20

5
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Dasar Etika


Secara etimologi, akar kata etika berasal dari bahasa Yunani,
yakni“ethos”. Kata tersebut merupakan istilah dalam Yunani yang berarti
karakter atau watak tertentu dari seseorang, masyarakat atau budaya. Etika
sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-
sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki
perbedaan pengertian.Dalam Etika terdapat esensi moral. Jadi perlu diketahui
apa itu moral. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk
dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang
mempelajari tentang baik dan buruk. Dalam sejarah filsafat, kata moral
berasal dari kata latin“mores” yang berarti adat istiadat, aturan sosial,
larangan-larangan dari masyarakat dan sebagainya. Sedangkan Etika
mendefinisikan istilah-istilah beretika seperti baik, jahat, benar, salah,
keadilan, tugas, tanggung jawab dan sebagainya.

Secara umum, seseorang membuat keputusan tentang suatu tindakan


dengan norma-norma umum seperti contohnya 'Seseorang tidak boleh
berbohong'. Beberapa standar dapat dikodifikasikan dalam hukum perdata
atau pidana, dalam kasus seperti itu masing-masing dan setiap orang dalam
masyarakat diperlukan untuk mematuhinya. Jadi moralitas berarti prinsip atau
standar perilaku yang didasarkan pada penentuan apa yang benar dan apa
yang salah.

Secara tradisional, bidang etika dibagi menjadi tiga bagian utama:

1. meta-etika,

2. etika normatif

3. etika terapan.

Meta-etika adalah penyelidikan sifat pernyataan etis. Ini melibatkan


pertanyaan seperti: 'Apakah klaim etis mampu menjadi benar atau salah?'

6
Jadi dapat dikatakan bahwa meta-etika mempelajari hakikat kalimat dan
sikap etis. Ini juga menyelidiki dari mana prinsip-prinsip etika kita berasal
dan apa artinya.

Etika normatif menjembatani kesenjangan antara meta-etika dan etika


terapan. Ini adalah upaya untuk sampai pada standar moral praktis yang
memberi tahu kita bagaimana membedakan antara yang benar dan yang
salah, dan bagaimana menjalani kehidupan moral. Dan kemudian salah satu
aspek etika normatif adalah teori perilaku dan aspek lainnya adalah teori
nilai.

Etika terapan menggunakan etika normatif untuk isu-isu kontroversial


khusus dalam kehidupan praktis. Sebagian besar masalah etika berhubungan
langsung dengan kebijakan publik. Misalnya, beberapa pertanyaan tentang
etika terapan seperti ‘Apa saja yang termasuk HAM’, 'Apakah hewan
memiliki hak?', dan seterusnya.

B.JENIS JENIS TEORI DASAR ETIKA


Etika secara umum dibagi menjadi sebagai berikut:

a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar cara manusia


bertindak secara etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moraldasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam
menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud:Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori atau prinsip-prinsip
moral dasar, bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam
bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi
yang memungkinkan manusia bertindak etis. Cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar
yang ada di baliknya. Etika khusus dibagi menjadi dua bagian:

7
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia. Perlu diperhatikan bahwa etika
individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam
karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi perkembangan


manusia. Etika memberi manusia orientasi cara ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian kehidupan sehari – hari. Ada dua macam etika yang harus
kita pahami bersama dengan menentukan baik dan buruknya perilaku
manusia: .

1.Etika Deskriptif

Mendiskripsikan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan,
anggapan tentang baik dan buruk, tindakan – tindakan yang diperbolehkan.
Objek penelitiannya adalah individu – individu, kebudayaan – kebudayaan

2. Etika Normatif

Dalam hal ini, sesorang dapat dikatakan sebagai participation approach


karena yang bersangkutan telah melibatkan diri dengan mengemukakkan
penilaian tentang perilaku manusia. Ia tidak netral karena berhak untuk
mengatakan atau menolak suatu etika tertentu.

3.Metaetika

Awalan meta (Yunani), berarti “melebihi”, “melampaui”. Metaetika bergerak


seolah – olah pada taraf lebih tinggi dari perilaku etis, yaitu pada taraf
“bahasa etis” atau bahasa yang digunakan dibidang moral. Etika selalu
berhubungan dengan hal – hal baik dan buruk, antara hal – hal yang susila
dan tidak susila, ataupun antara hal – hal yang tidak boleh dilakukan. Ada
beberapa mazhab dalam etika antara lain sebagai berikut:

8
 Egoisme, adalah tindakan taua perbuatan memberi hasil atau
manfaat bagi diri sendiri untuk jangka waktu selama diperlukan atau
dalam waktu yang lama. Egoisme secara praktis tampak dalam aliran
berikut: hedonisme, eudaemonisme.
 Deontologisme, berpendapat bahwa baik-buruknya atau benar-
salahnya suatu tindakan tidak diukur berdasarkan akibat yang
ditimbulkannya, tetapi berdasarkan sifat – sifat tertentu dari tindakan
dan perbuatan yang dilakukan. Bentuk deontologisme ada dua, yaitu:
deontologisme tindakan, deontologisme peraturan.
 Utilitarianisme, adalah jabaran dari kata latin utilis, yang berarti
bermanfaat. Utilisme mengatakan bahwa ciri pengenal kesusilaan
adalah manfaat suatu perbuatan. Ada dua bentuk utilitarianisme, yaitu:
utilitarianisme tindakan, utilitarianisme peraturan.
 Theonom, mazhab ini berpendapat bahwa kehendak Tuhan
merupakan ukuran baik-buruknya suatu tindakan yang terbagi dua
yaitu, teori theonom murni dan teori umum kodrat

C.KAUSALITAS HUBUNGAN ETIKA DENGAN HAKIKAT MANUSIA


Konsep tentang hakikat alam semesta dan hakikat manusia serta poko-
pokok pikiran dari berbagai macam teori etika yang berkembang. Maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

a. Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika
dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang
cukup berpengaruh.

b. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola


pikir, atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.

c. Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh
tentang hakikat manusia.

d.Dilihat dari semua proses evolusi kesadaran diri, semua teori yang ada
menjelaskan tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat
kesadaran diri seseorang.

9
e. Teori-teori yang tampak bagaikan potongan-potongan terpisah dapat
dipadukan menjadi suatu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat manusia
secara utuh.

f. Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada:

· Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan tuhan.


· Keseimbangan modal materi (PQ dan IQ), modal social (EQ), dan modal
spiritual (SQ).
· Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan
batin (Surgawi).
· Keseimbangan antara hak (Individu), dan kewajiaban kepada masyarakat
dan Tuhan.
Adapun hubungan dari teori teori dasar etika dengan paradigma manusia
dikaitkan melalui tabel sebagai berikut :

N Teori Paradigma
O Penalara Kriteria Etis Tujuan Hakikat
n Teori Hidup Manusia
dan
Kecerdasa
n
1 Egoisme Tujuan Kepentingan Kenikmatan Manusia
dari Pribadi Duniawi dan
Tindakan kecerdasan
2 Utilitarianism Tujuan Manfaat atau Kesejahtera Hakikat
e dari kegunaan an Duniawi tidak utuh
Tindakan bagi orang
banyak
3 Deontologi Tindakan Kewajiban Kewajiban Hakikat
itu sendiri mutlak setiap Sendiri tidak utuh
orang
4 Teori Hak Tingkat Aturan HAM Martabat Hakikat
Kepatuha

10
n HAM Manusia tidak utuh
5 Teori Disposisi Karakter Mental Hakikat
Keutamaan Karakter positif dan Psikologis tidak utuh
negatif
6 Teonom Disposisi Karakter Kebahagiaa Hakikat
Karakter Mulia n Rohani utuh
dan Iman

D.ETIKA DAN ADMINISTRASI


Adanya konsep hubungan antara etika dan juga administrasi di mana dalam
hal ini dapat dipisahkan secara definisi etika merupakan suatu aturan dan juga
administrasi adalah pengelolaan sehingga dalam hal ini keduanya berkaitan
antara satu sama lain.Dalam hubungan etika dan administrasi setidaknya ada
tiga perhatian (concern), antara lain;

1. Pelayan publik yang berkualitas dan relevan.

2. Dimensi normatif dan dimensi reflektif (bagaimana bertindak) menciptakan


suatu institusi yang adil.

3. Modalitas etika, menjembatani agar norma moral bisa menjadi tindakan


nyata (sistem, prosedur, sarana yang memudahkan tindakan etika).

Berdasarkan concern etika tersebut, dapat dilihat adanya suatu sistem sensor
yang menandai keberadaan etika administrasi. Untuk melihat apakah pelayan
publik berkualitas dan relevan, apakah dimensi normatif dan reflektif sudah
berjalan baik dan meciptakan suatu institusi yang adil dan apakah modalitas
etika sudah menjadi tindakan nyata membuat adanya suatu sistem sensor
yang menjadi penilai bagi perhatian publik yang ada. 8 unsur administrasi ,
yaitu; organisasi, manajemen, komunikasi, kepegawaian, perbekalan,
keuangan, ketatausahaan, dan hubungan masyarakat merupakan unsur-unsur
yang tak dapat terlepas dari etika administrasi negara. Sistem sensor, praktek
organisasi, praktek manajemen, praktek kepegawaian apabila dijalankan
sesuai etika administrasi negara maka akann berlangsung dengan baik dan

11
akan jauh lebih mudah dalam mencapai tujuan bersama. Dalam suatu
organisasi yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan kerjasama yang
biasanya dilakukan dengan adanya kelompok-kelompok kerja yang kemudian
juga berhubungan dengan proses manajemen memperlihatkan bahwa etika
administrasi yang paling berperan dalam proses tatanan perusahaan. Karena
sekalipun suatu organisasi telah menetapkan peraturan beserta sistem
manajemennya akan menjadi tidak berguna ketika ternyata etika administrasi
tidak diperhatikan.

E.TANTANGAN ETIKA SEBAGAI ILMU DI MASA DEPAN DAN ETIKA


ABAD 20
Teori Dasar Etika telah dikenal sebagai filsafat telah dikenal sejak jaman
masehi.Etika sebagai ajaran moral telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
semua agama sejak agama itu hadir.Namun sebagai ilmu, etika masih kalah
mapan bila dibandiingkan dengan ilmu-ilmu lainya seperti ilmu fisika, ilmu
ekonomi, dan lain-lain.Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena
hanya dilandasi oleh hakikat manusia utuh- suatu paradigma tentang hakikat
manusia yang hanya mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari
kebenaran, mengejar makna hidup duniawi, dan melupakan potensi kekuatan
spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan Tuhan dalam diri manusia tersebut.

Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigm manusia utuh,


yaitu suatu pola piker yang mengutamakan intregasi dan keseimbangan pada:

 Pertumbuhan PQ, IQ,EQ, Dan SQ


 Keseimbangan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan.
 Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual)

Semua teori etika yang pada awal kemunculanya bagaikan potongan-


potongan terpisah dan berdiri sendiri, ternyata dapat dipadukan karena
sifatnya yang saling melengkapi. Jika di abad 20 ini tidak hanya dilandasi
pada satu pola struktur mengenai teori dasar etika namun juga beberapa
pendapat ahli yang membahas mengenai teori etika abad 20 sebagai berikut:

 Tatanan Nilai Max Scheller

12
Menurut Scheller, ada empat gugus nilai yaitu nilai-nilai sekitar enak dan
tidak enak. Nilai-nilai vital, nilai-nilai rohani murni dan nilai-nilai sekitar roh
Kudus.

 Etika Situasi Joseph Fletcher

Joseph menentang adanya prinsip-prinsip yang bersifat mutlak, ia berpendapat


bahwa Setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situs konkret. Tanpa
adanya perhatian pada tuntunan situasi, hal-hal yang wajib dilakukan tidak
dapat diketahui. Itulah sebabnya, moralitas hanya dapat dipahami dalam
situasi konkret, padahal situasi konkret tidak selalu sama sehingga etika ini
sering juga disebut etika situasi.

 Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch

Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan


nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil.
Hanya pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian
yang betul-betul benar.

 Pengelolaan kelakuan byrrhus Frederic Skinner

Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia


tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika tetapi sebuah
kelakuan.

 Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas

Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada


tanggung jawab. Intinya kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas
keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia dimasa depan.

 Kegagalan Etika Pencerahan Alastair Maclntyre

13
Dengan membuang tujuan hakiki umat manusia dari ilmu etika, maka etika
menjadi tidak rasional lagi. Oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar
etika kembali pada paham teologis tentang manusia.

14
PENUTUP
 KESIMPULAN

1.Etika sebagai disiplin ilmu, berhubungan dengan kajian secara kritis tentang
adat kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma dan perilaku manusia yang
dianggap baik atau tidak baik.Sebagai ilmu etika belum semapan ilmu fisika
atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang
menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut
pandang atau prespektive yang berlainan. Etika sendiri juga memiliki
pengaruh bagi perkembangana administrasi secara menyeluruh.
2.Dan beberapa jenis teori antara lain teori egoisme, utilitarianisme,
deontology, teori hak, teori keutamaan, teori etika otonom. Sebagaimana
dikatakan oleh Peschke S.V.D (2003), Berbagai teori etika muncul antara lain
karena adanya perbedaan prespektif dan penafsiran tentang apa yang menjadi
tujuan akhir hidup umat manusia, seperti teori Egoisme, Utilitarianisme,
Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan (Virtue), dan teori etika etonom.
Disamping itu sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk
menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk meramalkan, apalagi
untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku.
3.Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh
hakikat manusia utuh- suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya
mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna
hidup duniawi, dan melupakan potensi kekuatan spiritual, kekuatan tak
terbatas, kekuatan Tuhan dalam diri manusia tersebut. Semua teori etika yang
pada awal kemunculanya bagaikan potongan-potongan terpisah dan berdiri
sendiri, ternyata dapat dipadukan karena sifatnya yang saling melengkapi.
4.Teori-teori etika yang dapat dianalogikan dengan alur proses evaluasi
kesadaran, yaitu hak (egoisme)-utilitaranisme-kewajiaban(deontology)-
teonom-keutamaan(virtue).

 SARAN
 Pentingnya teori etika dalam kehidupan sehari-hari agar mampu untuk
mengimplementasi adanya teori etika dalam administrasi secara menyeluruh.

15
 Memahami konsep dari pembagian etika sehingga mampu untuk
mengimplementasikan pada konsep administrasi di kehidupan sehari-hari
berdasarkan adanya etika dasar yang melandasi etika administrasi
 Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok kami,
meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini.kami selaku pemakalah menyadari dalam
penyusunan makalah ini yang membahas tentang kewarganegaraan masih
jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang
dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya.
 Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifa tkomulatif
sangat kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang
lebih baik dan lebih sempurna

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] Maw, N. T. (2018). The Role of Ethics in Administration.

[2] McCandless, S., & Ronquillo, J. C. (2020). Social equity in professional codes

of ethics. Public Integrity, 22(5), 470-484.

[3] Ruhulessin, P. D. J. C. (2020). Teori-teori Etika dan Sumbangannya bagi

Indonesia. PT Kanisius.

[4] AGAMA, K., & BUDIARTO, E.(2021) ETIKA DASAR.

[5] Nainggolan, N. T., Mawati, A. T., Gandasari, D., Ardiana, D. P. Y., Purba, B.,

Kato, I., ... & Simarmata, M. M. (2021). Komunikasi Organisasi: Teori, Inovasi

dan Etika. Yayasan Kita Menulis.

[6] GAUTAMA, K. (2018).ETIKA DASAR.Depublish

17

Anda mungkin juga menyukai