Anda di halaman 1dari 10

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti

Dosen Pengampu : Ibu Masini, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes

Oleh

1. Renata Amelia (P1337424523052)


2. Rika Praweswati (P1337424523037)
3. Safira Azzahra Askal A. (P1337424523003)
4. Salma Amara Recinta (P1337424523028)

Kelas : Zapota

PRODI KEBIDANAN MAGELANG PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023/2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
B. Etika: Ilmu Tentang Moralitas....................................................................................................5
C. Etika Deskriptif...........................................................................................................................5
D. Etika Normatif............................................................................................................................5
E. STUDI KASUS..............................................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyeselaikan tugas makalah tentang konsep etika ilmu tetang
moralitas ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai beberapa macam kepribadian yang dimiliki manusia dan cara
menanganinya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masini, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 27 Agustus 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Etika berasal dari kata ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan" adalah sebuah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-
7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan
kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak
jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.
Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah
tingkah laku manusia Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut
baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Pada Makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai Etika ilmu tentang
moralitas, Etika deskriptif, Normatif, Meta-Etika, dan juga Hakekat etika filosofis agar kita
semakin mengerti tentangf materi tersebut.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Etika?


2. Apa yang dimaksud dengan Etika Ilmu tentang moralitas?
3. Apa yang dimaksud engan Etika Normatif serta studi kasusnya?
4. Apa yang dimaksud dengan Etika Meta-Etika?
BAB II

PEMBAHASAN

B. Etika: Ilmu Tentang Moralitas

Setalah dipelajari apa yang dimaksud dengan moralitas, sekarang kita siap untuk
mengerti langkah berikut: etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau
tentang manusia sejauh berkaitan denagan moralitas. Suaru cara lain untuk merumuskan
hal yang sama adalah bahwa etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral.
Tetapi ada berbagai cara untuk mempelajari moralitas atau berbagai pendekatan ilmiyah
tentang tingkah laku moral. Disini kita mengikuti pembagian atas tiga pendekatan yang
dalam konteks ini serin diberikan, yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika.

C. Etika Deskriptif

Etika deskriptif menggambarkan suatu obyek secara cermat mengenai segala yang
bersang-kutan dengan bermacam-macam predikat dan tanggapan, terutama predikat dan
tanggapan kesusi-laan yang telah diterima dan digunakan dalam masyarakat. Etika
deskriptif melukiskan segala sesuatu secara secara netral dan tidak memberikan peni-
laian. Etika deskriptif hanya memberikan gambaran apa adanya, berikut makna-makna
yang terkandung dalam setiap perbuatan dan tidak memberikan peni-laian.

D. Etika Normatif

Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana
berlangsung diskusi diskusiyang palin menariktentang masalah masalah moral. Disini
ahli bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika
deskriptif , tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku
manusia, ia tidak algi melukiskan adat mengayau yang pernah terdapat dalam
kebudayaan kebudayaan masa lampau, tapi ia menolak adat itu, karena bertentanagan
dengan maratabat manusia. Ia tidak laagi membatasi diri dengan memandang fungsi
prostitusi dalam suatu masyarakat, tetapi menolak prostitusi sebagai suatu lembaga yang
bertentanagan dengan martabat wanita, biarpun dalam praktek belum tentu dapat
diberantas sampai tuntas. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma norma . “Martabat
manusia harus dihormati” dapat dianggap sebagai contoh tentang norma semacam itu.
Tentu saja, etika deskriptif dapat juga berbicra tentang norma semacam itu, mksalnya
bila ia membahas tabu tabu yang terdapat dalam suatu masyarakat primitif . tapi kalu
begitu etika deskriptif hanya melukiskan norma norma itu. Ia tidak memeriksa apakah
norma norma itu sendiri benar atau tidak. Etika normatif meninggalkan sikap ntral itu
dengan mendasarkan pendiriannya atas norma. Dan tentang norma norma yang diterima
dalam suatu masyarakat atau diterima oleh seorang filsuf lain ia berani bertanya apakah
norma norma itu benar atau tidak.
Hal yang sama bisa dirumuskan juga dengan mengatakan bahwa etika normatifitu
tidak deskrptif melainkam prespektif (memerintahkan) tidak melukiskan melainkan
menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Untik itu ia mengadakan
argumentasi argumentasi , jadi ia mengemukakan alasan alasan mengapa suatu tingkah
laku harus disebut bai atau buruk dan mengapa suatu anggpan moral dapat dianggap
benar atau salah. Pada akhirnya argumentasi argumentasi itu akan bertumpu pada norma
nrma atau prinsip prinsip etis yang dianggap tidak dapat ditawar tawar. Seacar singkat
dapat dikatakan, etika nomatif bertujuan merumuskan prinsip prinsip etis yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek.
Etika normatif dapat dibagi lebih lanjut dalam etika umum dan etika khusus.
1) Etika Umum
Memandang tema tema umum seperti: apa itu norma etis? Bagaiman
hubungannya satu sama lain? Mengapa norma moral mengikat kita? Apa itu nilai
dan apakah kekhususan nilai moral? Bagaimana hubungan antara tanggung
jawab manusia dan kebebasan? Fdapat dipastikan bahwa manusia sungguh
sungguh bebas? Apakah yang dimaksud dengan “hak” dan “kewajiban” dan
bagaimana perkaitannya satu sama lain? syarat syarat mana harus dipenuhi agar
manusia dapat dianggap sungguh sungguh bai dari segi moral? Tema tema seperti
itulah yang menjadi objek penyelidikan etika umum.
2) Etika Khusus
Berusaha menerapakan prinsip prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku
manusia yang khusus. Dengan menggunakan suatu istilah yag lazim dalm konteks
logika, dapat dikatakn juga bahwa dalm etika khusus itu premis normatif dikaitkan
dengan premis faktual untuk sampai pada suatu kesimpulan etis yang bersifat
normatif juga. Etika khusus mempunyai tradisipanjang dalam sejarah filsafat
moral. Kini tradisi ini kearp kali dilanjutkan dengan memakai suatu nama baru,
yaiu “etika terapan” (applied ethics). Dalm buku ini akn dibicarakn lagi tentang
ciri ciri khas etika terapan dalam pemikiran moral dewasa ini.

STUDI KASUS

Negara Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak nilai nilai norma yang
secara tak sadar selalu di laksanakan dan ditaati. Semua orang tau bahwa melakukan hal hal
yang tidak baik adalah merupakan suatu tindakan yang buruk. Salah satu tindakan yang buruk
itu adalah mengenai tindakan korupsi. Korupsi adalah tindakan yang ditolak oleh Negara
Indonesia. Jadi, seacara tak langsung etika normatif dari hal ini adalah “Indonesia menolak
tindakan korupsi karena sangat merugikan orang lain”. Lebih jelasnya tindakan korupsi akan
merugikan pihak pihak yang terkait didalamnya seperti Negara, masyarakatnya, lembaga
bersangkutan atau bahkan keluarga dari si pelaku.

Maka seorang PNS, jika ia bertindak sesuai etika tidak akan melakukan tindakan
korupsi karena memang bertentang dengan nilai nilai yang ada. PNS tersebut menolak hal
tersebut karena tidak sesuai dengan kaidah etika yang ia pahami, yakni tindakan itu
merugikan orang lain.

Berdasarkan contoh diatas dapat dirumuskan bahwa etika normatif berisikan


penilaiaan yang didasrakan pada baik atu buruk kah tindakan tersebut. Tindakan korupsi
ditolak oleh masyarakat Indonesia karena menurut penilaian masyarakat Indonesia hal itu
merupakan hal buruk yang tidak sesuai dengan pemahaman nilai nilai dan norma masyarakat
Indonesia.

Meta-etika

Cara lain lagi untuk mempraktekkan etika sebagi ilmu adalh metaetika. Awalnta
meta-(dari bahasa yunani) mempunyai arti “melebihi”, “melampaui”. Istilah ini
diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas disini bukanlah moralitaas secara
langsung, melainkan ucapan ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika seolah olah
bergerak pada tarf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau
bahas yang kita pergunakan dibidang moral. Dapat dikatakan juga bahwa metaetika
mempelajari logika khusus dari ucapan ucapan etis.

Dipandang dari segi tata bahasa, rupanya kalimat kalimat etis tidak berbeda dari
kalimat kalimat jenis lain (khususnya, kalimat kalimat yang mengungkapkan fakta). Tapi
studi lebih mendalam dapat menunujkkan bahwa kalimat kalimat etika, dan pada
umumnya bahasa etika – mempunyai ciri ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh kalimat
kalimat lain. Metaetika mengarahkan perhatiannya pada arti khusus dari bahsa etika itu.
Filsuf inggris George Moore (1873-1958) misalnya menulis sebuah buku terkenal yang
sebagian besar terdiri dari analisis pada kata yang sangat penting dalam konteks etika,
yaitu kata “baik”. Ia tidak bertanya apakah tingkah laku itu boleh boleh disebut baik.
Lebih konkret: ia tidak bertanya apakah menjadi donor organ tubuh untuk
ditransplantasi pada pasien yang membutuhkan boleh disebut baik dari segi moral dan
apakh syarat syartnya agar disebut baik (apakah perbuatan itu masih baik, jika organnya
dijual?). ia hanya bertanya apakah artinya kata “baik” dengan membandingkan kalimat
“Menjadi donor organ tubuh adalh perbuatan yang baik” dengan kalimat jenis lain
seperti “Mobil ini masih dalam keadaan baik” .

E. STUDI KASUS

Ada seorang anak laki-laki yang bernama Badu, ia merupakan seorang anak yang
terlahir dari kelurga broken home. Ia tidak akrab dengan kedua orangtuanya dan tidak mau
tahu dengan apapun yang terjadi didalam keluarganya. Seiring berjalannya waktu, ia tumbuh
menjadi seorang anak yang tidak tahu sopan santun dalam berbicara maupun bertingkah laku.
Ia menjadi pribadi yang kasar dan acuh tak acuh. Sangat sering ia mengeluarkan kata-kata
yang kasar dan kotor secara spontan kepada siapapun dia berkomunikasi.

Tetapi ada aturan tertentu yang berlaku di disuatu lembaga yaitu sekolah tempatnya
menuntut ilmu yang menyatakan bahwa didalam lingkungan sekolah semua siswa harus
menjaga sopan santun baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ketika anak tersebut berada
di lingkungan sekolah, ia berusaha menjaga sopan santun baik dalam perkataan maupun
perbuatan karena ia menggunakan logikanya untuk menahan diri dari perbuatan yang
sebenarnya sangat bertentangan dari aturan yang berlaku didalam lingkungan tempat dia
berada yaitu lingkungan sekolah.

Dari kasus tersebut kita dapat melihat bahwa aturan yang berlaku didalam sebuah
institusi dapat mengubah perilaku kita yang sebenarnya. Dan aturan yang berlaku didalam
institusi tersebut mengandung nilai etika yang baik dan benar, hal tersebut dapat tercermin
dari bahasa atau kata yang digunakan dalam sebuah slogan yang berada di dalam sebuah
lembaga tersebut yang menyatakan bahwa semua siswa harus menjaga sopan santun baik
dalam perkataan maupun perbuatan.
BAB III

PENUTUP

Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh
berkaitan denagan moralitas. Suatu cara lain untuk merumuskan hal yang sama adalah bahwa
etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral. Tetapi ada berbagai cara untuk
mempelajari moralitas atau berbagai pendekatan ilmiyah tentang tingkah laku moral. Disini
kita mengikuti pembagian atas tiga pendekatan yang dalam konteks ini serin diberikan, yaitu
etika deskriptif , etika normatif, dan metaetika. Etika terapan merupakan pendekatan ilmiah
yang pasti tidak seragam. Etika sebagai ilmu yang praktis tidak ada metode yang siap pakai
yang dapat begitu saja digunakan oleh orang yang berkecimpung dalam bidang ini. Pada etika
terapan, variasi metode dan variasi pendekatan berbeda-beda.

Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana
berlangsung diskusi diskusiyang palin menariktentang masalah masalah moral. Disini ahli
bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika deskriptif ,
tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia, ia tidak
algi melukiskan adat mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan kebudayaan masa
lampau, tapi ia menolak adat itu, karena bertentanagan dengan maratabat manusia.

Metaetika seolah olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu
pada taraf “bahasa etis” atau bahas yang kita pergunakan dibidang moral. Dapat dikatakan
juga bahwa metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan ucapan etis. Dipandang dari
segi tata bahasa, rupanya kalimat kalimat etis tidak berbeda dari kalimat kalimat jenis lain
(khususnya, kalimat kalimat yang mengungkapkan fakta). Tapi studi lebih mendalam dapat
menunujkkan bahwa kalimat kalimat etika, dan pada umumnya bahasa etika – mempunyai
ciri ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh kalimat kalimat lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens , K .2004. ETIKA .Jakarta : Gramedia

Bertens, K., ”Etika”, PT Gramedia Utama,

Jakarta, 2001.

Kasmir, ”Etika Customer Service, PT Radja Grafindo,

Jakarta, 2005.

Kattsoff, Louis O., ”Pengantar Filsafat”, Penerbit Tiara Wacana,

Yogyakarta, 1996.

Kirana, Andi, ”Etika Manajemen”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997.

Poedjawiyatna, IR., ”Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat”, PT. Pembangunan,

Jakarta, 1983.

Ruslan, Rosadi, ”Etika Kehumasan”, Radja Grafindo, Jakarta, 2001.

Suriasumantri, Jujun S., ”Ilmu Dalam Persfektif”, Yayasan Obor Indonesia,

Jakarta, 1999.

Anda mungkin juga menyukai