Anggota Kelompok:
Mei 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah yang berjudul Etika Komunikasi Dalam Media Sosial ini dapat
tersusun hingga selesai untuk memenuhi mata kuliah Etika Komunikasi. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………...……………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………........ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………..………………..………………. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………………………………….... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman yang sudah memasuki era digital ini, dalam proses komunikasi
seseorang tidak perlu memikirkan jarak karena sudah banyak berbagai media yang
bisa di gunakan untuk berkomunikasi, sehingga seseorang yang ingin
menyampaikan infromasi atau pesan baik jarak dekat ataupun jarak jauh akan lebih
mudah dan praktis. Namun, dengan kecanggihan media yang ada dalam
berkomunikasi, tentu nya seorang individu juga perlu memperhatikan etika dalam
berkomunikasi.
Etika itu sendiri tercermin pada diri setiap individu masing-masing yang di
apliksikan dalam berbagai kegiatan salah satu nya dalam komunikasi. Dengan
adanya etika itu sendiri bertujuan untuk menonjolkan karakter seseorang, dan untuk
menjalin hubungan yang lebih baik karena satu sama lain saling menghargai dengan
adanya etika.
1
Mengapa dalam berkomunikasi di media sosial seorang individu perlu juga
memperhatikan etika. Hal ini di karenakan agar tidak terjadi kesalah pahaman atau
menyakiti pihak yang lainnya. Apalagi di era yang sudah serba digital yang
membuat seorang individu lebih mudah untuk melakukan komunikasi secara cepat.
hal ini akan lebih mudah untuk menyebarkan informasi yang belum tahu
kebenarannya. Oleh karena itu, dalam proses komunikasi baik komunikasi langsung
maupun komunikasi melalui media sosial, seorang individu harus menerapkan
Etika dalam berkomunikasi.
1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika komunikasi?
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media sosial?
• Untuk mengetahui bagaimana etika berkomunikasi dalam bermedia sosial?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik disebut
sebagai etika. Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani
disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya, yaitu:
• Menurut Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat
• Menurut Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat
moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-
konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.
3
Dari definisi etika diatas, dapat diketahui bahwa “etika”berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas
perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau
filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak,
absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah,
memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika
juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas perilaku
manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik,
ilmu ekonomi dan sebagainya.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu
dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh
manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,
mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih
berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Etika adalah cabang
dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada
pencarian salah dan benar atau dalam pengertian lain tentang moral
dan immoral.
Tugas etika, tidak lain berusaha untuk mengetahui hal yang baik dan yang
dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, adalah agar setiap manusia mengetahui
dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik itu bukan saja penting bagi
dirinya saja, tapi juga penting bagi orang lain, bagi masyarakat, bagi bangsa dan
Negara, dan yang terpenting bagi Allah swt.
4
Pertama, secara konprehensif kata “etika” dapat dimaknai dalam arti nilai-
nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan moral bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, kata “etika” juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai
moral, yang sering disebut sebagai kode etik, seperti kode etik periklanan yang
Indonesia yang dikeluarkan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, kode
etik jurnalistik yang berasal dari berbagai organisasi jurnalis, kode etik kehumasan,
kode etik penyiaran dan sebagainya.
Ketiga, kata “etika” dapat berarti pula sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai hal yang baik dan buruk dalam masyarakat.
2.1.2 Komunikasi
Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau
lebih untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi. Komunikasi secara umum
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain.
5
• Komunikasi Dalam Organisasi
Oleh karena itu, peran etika dalam komunikasi sangat diperlukan mengingat
manusia adalah makhluk yang beretika dan berkomunikasi. Etika adalah sebuah
aturan yang mengatur manusia agar hidup sesuai dengan norma-norma dan adat
kebiasaan.
6
2.2 Media Sosial
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page
pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter.
Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media
sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi
komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter
misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di
negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial
juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam
menyebarkan berita-berita.
7
radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka
lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses
menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat
sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai
model content lainnya.
Media sosial dalam perannya saat ini, telah membangun sebuah kekuatan
besar dalam membentuk pola perilaku dan berbagai bidang dalam kehidupan
manusia. Hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapun fungsi
media sosial diantaranya sebagai berikut:
• Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial
manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web.
• Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media
siaran dari satu institusi media ke banyak audience (one to many) ke dalam
praktik komunikasi dialogis antara banyak audience (many to many).
• Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan juga informasi.
Mentranformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan
itu sendiri.
8
• Media sosial memberikan sebuah kesempatan yang berfungsi interaksi lebih
dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan content komunikasi
yang lebhi individual. Melalui media sosial pula berbagai para pemasar
dapat mengetahui kebiasaan dari konsumen mereka dan melakukan suatu
interaksi secara personal serta dapat membangun sebuah ketertarikan yang
lebih dalam.
9
2.2.4 Dampak Medial Sosial
Berbagai fitur dalam media sosial dan juga menjamurnya berbagai macam-
macam media sosial saat ini, tak pelak memberikan dampak bagi seluruh kehidupan
masyarakat, hingga setiap individu-individu. Demikian terjadi, diakibatkan siklus
partisipasi masyarakat ataupun individu semakin berakselerasi dengan
pertumbuhan pengguna yang semakin tinggi. Namun, bukanlah hal yang lumrah
untuk saat ini. Media sosial memberikan efek atau dampak yang memiliki
perubahan besar dalam seluruh bidang, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan
budaya yang menyeluruh.
Hal ini, media sosial memberikan kelebihan, keuntungan atau dampak
positif hadirnya media sosial bagi masyarakat. Akan tetapi, media sosial dalam
sejarahnya, juga memberikan kerugian, kelemahan atau dampak negatif yang tidak
sedikit hingga menyentuh kasus kriminal yang diperantarai dari hadirnya media
sosial. Adapun dampak positif media sosial dan juga dampak negatif media sosial
sebagai berikut.
• Dampak Positif
Berikut dampak positif media sosial..
1. Mempererat silaturahim. Dalam hal silaturahim penggunaan media sosial
sangat cocok berinteraksi dengan orang berjauhan tempat tinggalnya.
2. Menyediakan ruang untuk berpesan positf. Penggunaan sosial media
tersebut telah banyak digunakan oleh para tokoh agama, motivator, dan juga
ulama.
3. Mengakrabkan hubungan pertemanan. Media sosial akan mengakbrakan
suaut pertemanan kala seseorang malu bertama di dunia nyata.
4. Menyediakan informasi yang tepat dan akurat. Informasi yang diperoleh
dari media sosial baik itu informasi perguruan tinggi, beasiswa dan juga
lowongan kerja.
10
5. Menambah wawasan dan pengetahuan. Akhir ini terdapat akun media sosial
yang membagi wawasan dan juga pengetahuan yang dapat menarik
wawasan juga pengetahuan praktis.
• Dampak Negatif
1. Penipuan. Bukan hal yang tabu lagi dimana media sosial juga turut serta tak
luput dari serangan penipu.
2. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata.
3. Situs jejaring sosial merupakan lahan subur bagi predator dalam melakukan
kejahatan
4. Pornografi. Tidak salah, jika penyebaran terbaik adalah media sosial.
Namun, hal ini juga memberikan efek yang tidak baik dan jauh dari moral
dimana informasi mengenai pornografi juga tersebar di media sosial.
5. Remaja dan anak, mudahnya mengeluarkan bahasa apapun dalam media
sosial
6. Prostitusi. Media sosial juga tempat penyebaran informasi berbagai tempat-
tempat prostitusi.
7. Sarana penyebaran ideologi paling efektif dan efisien.
11
yang menjunjung etiket menunjukkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai
humaniora dalam kehidupan bersama.
12
timbulnya efek samping yang merugikan kehidupan bermasyarakat ataupun juga
miskomunikasi. Cukup sering kita mendengar pribahasa “Mulutmu adalah
harimau-mu” dimana bila diartikan setiap perkataan yang kita ucapkan dapat
menyerang diri kita sendiri apabila perkataan tersebut mengandung unsur yang
tidak etis diucapkan. Begitu juga dengan tulisan-tulisan yang kita tuangkan melalui
sosial media.
Seseorang pengguna media sosial yang tidak menjunjung etika akan tampak
tidak menghargai lawan bicaranya dalam berkomunikasi. Sikap yang acuh tak acuh,
isi dan intonasi yang menyerang dan melukai perasaan orang lain tanpa alasan yang
rasioanla serta lagam bahasa yang tidak sopan akan terlihat darinya. Akibatnya,
lawan bicaranya dapat merasa rishi atau bahkan tersinggung.
13
2.3.2 Membina Sikap Dalam Media Sosial
Harus diakui, control dalam penggunaan media sosial sangat sulit dan masih
lemah. Yang perlu diperhatikan adalah bagimana kita menanamkan nilai-nilai
komunikasi dalam kesadaran manusia sehingga dapat melakukan komunikasi yang
baik dan benar. Nilai-nilai perlu ditanamkan ialah pembinaan watak etis dan bersih,
menjunjung kebenaran, prinsip kesejahteraan umum, kerahasiaan, dan serta
tanggung jawab dalam berkomunikasi.
14
Pembentukan karakter inilah yang dapat dijadikan awal dari komunikasi sosial
yang etis dan saling menghargai.
2. Prinsip kebenaran
3. Kerahasiaan
15
Namun tedapat alasan sebuah rahasia patut dibeberkan kepada seseorang
atau badan yang dapat menanganinya, yaitu sebagai berikut:
Dalam komunikasi perlu diingat bahwa, tidak semua informasi yang didapat
harus disampaikan pada orang lainnya. Pesan yang sehat seharusnya mengenal
batas-batas yang tidak melanggar hak-hak pribadi orang lain.
4. Kesejahteraan umum
Manusia tidak bias begitu saja berkomunikasu atau bermedia sosial sesuka
hati tanpa memperhitungkan dampak samping pembicaraan atau tulisan melalui
alat-alat komunikasi modern. Kebebasan dalam media sosial adalah kebebasan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam bermedia sosial hendaknya
memahami keadaan sosial masyarkat luas.
5. Tanggung jawab
Berkomunikasi dalam era digital menuntut tanggung jawab yang tidak kecil.
Setiap kata dalam media sosial bias saja disalahgunakan oleh pihak tidak
bertanggung jawab untuk menimbulkan kekacauan dan penghasutan. Adu
domba acap kali muncul karena gangguna yang timbul dari pihak yang tidak
bertanggung jawab. Setiap pemegang dan pengguna media sosial bertanggung
jawab atas setiap perbuatan yang terkait dengan penggunaan media sosial
tersebut. Setiap kata, kalimat dan berita yang muncul dari media sosialnya
menuntut tanggung jawab pengguna tersbut.
16
Penggunaan media sosial sebaiknya dilakukan dengan terkontrol dan juga
digunakan sesuai mestinya dan dalam takarannya. Penggunaan media sosial
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan sehari-
hari.
Memang benar apapun yang kita posting di internet bebas tanpa dicekal,
terutama konten pornografi yang sangat berbahaya bagi diri kita dan juga
orang lain. Film porno akan merusak otak dan membuat kinerja otak akan
semakin melemah.
17
Inilah kasus yang sering terjadi di media social saat ini, terutama
menyinggung agama. Bisa kita lihat saat ini kasus Gubernur DKI Jakarta
yang telah menghina ajaran agama islam dan membuat kaum muslim marah
atas ucapan dari Gubernur DKI Jakarta tersebut, mengatakan Surat Al-
Maidah ayat 51 isinya adalah bohong. Ada juga anak muda yang menginjak
Al-Qur-an dan mempermainkan Shalat. Akibatnya mereka ditangkap dan
berurusan dengan polisi.
Ini termasuk hal yang sangat penting bagi kita, sadarilah bahwa kita
sebagaimana manusia memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menanggapi sesuatu hal. Jangan terlalu menganggap apa yang dibuat
seseorang tersebut hal yang tidak penting. Sehingga saling menjelek-
jelekkan, akibatnya terjadilah pertempuran di media social.
Jika ingin Membuat Suatu Opini ataupun suatu tulisan, Pastikan Fakta
dan Data itu memang ada. Think before you write (berpikirlah sebelum
menulis). Begitu banyak media yang membuat opini tidak sesuai dengan
Fakta dan Data yang ada. Mereka hanya mengedepankan bagaimana orang
tertarik walau menempuh cara yang salah. Barhati-hatilah dalam beropini
negatif pada seseorang, karna ini bisa dapat melanggar hukum mengenai
UU ITE Pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik di dunia maya.
Bagi kita yang ingin membagikan suatu informasi kepada orang lain,
agar mereka juga mendapatkan informasi yang telah kita lihat. Namun,
Sebelum membagikannya kita pastikan kebenaran dan ke akuratan dari
informasi yang dibagikan. Jangan tetipu dengan judul yang seolah-olah
benar, tapi nyatanya salah.
18
Begitu banyak kasus yang kita lihat tentang pengambilan hak cipta
seseorang dengan cara mengganti dan menghapusnya. Hak cipta ini bisa
berbentuk hasil lukisan, gambar, lagu dan video. Sangat dianjurkan untuk
mencantumkan sumber yang membuat sebagai penghargaan atas karya yang
telah dihasilkan.
19
2. 4 Contoh Penyimpangan Etika Dalam Penggunaan Media Sosial
2.4.1 Hoax
Hoax atau berita bohong adalah berita-berita bohong atau palsu yang
menipu dan menyesatkan publik. Berita yang diturunkan berciri sensasional,
provokatif, agresif, sarat muatan politis, memcah belah, menghasut, dan
menghancrkan kelompok lain. Yang berbahaya adalah tedapat sindikat penyebar
berita bohong yang bermunculan dan bertujuan memecah belah bangsa. Dalam
tempo singkat berita bohong ini tersebar ke berbagai lapisan masyarakat. Daya
kritis untuk menyaring berita melalui media sosial perlu diasah dan ditingkatkan.
Agar terhindar dari hoax dan penyesatan, setiap berita yang masuk perlu dicerna
dengan cermat. Menanyakan informasi kepada orang yang lebih mengetahui suatu
peristiwa merupakan salah satu metode untuk menyaring berita dan tehindar dari
pembohongan public.
20
Banyak masyarakat yang memang secara arif bisa menyampaikan aspirasi
mereka melalu media sosial. Namun, tidak sedikit juga yang malah kebablasan
dalam menyampaikan aspirasinya tanpa memperhatikan etika dan norma dalam
berpendapat. Sekali lagi dengan mengatasnamakan kebebasan, membuat pengguna
media sosial (netizen) sering lupa diri sehingga tidak mengindahkan perkara etika
dan moral dalam berkomunikasi melalui media sosial. Persoalan lainnya yang
menyebabkan informasi palsu atau hoax menjadi semakin sulit dikendalikan
adalah, adanya kebiasaan sebagian besar masyarakat yang ingin cepat berbagi
informasi. Masyarakat Indonesia memang memiliki karakteristik ‘suka bercerita’
sehingga sifat ini juga terbawa dalam cara mereka berkomunikasi dengan
menggunakan media sosial. Sering terjadi bahwa para pengguna media sosial ini
membagikan sebuah informasi yang mereka dapatkan tanpa melakukan pengecekan
terhadap kebenarannya. Mereka kadang bahkan tidak tau dari mana sumber berita
atau siapa orang yang pertama-tama yang membuat berita tersebut. Banyak yang
langsung percaya dan secara tergesa-gesa membagikan berita atau informasi
tersebut kepada pengguna lainnya. Pengguna lain yang mendapat informasi ini juga
acapkali juga memiliki kecenderungan yang sama dengan pengguna sebelumnya,
tanpa menelisik lebih jauh tentang informasi dan berita yang ia terima, langsung
membagikan kembali informasi yang didapatnya itu. Demikian terus berlanjut
sehingga berita yang sebenarnya belum sempat divalidasi kebenarannya itu malah
telah menjadi viral dan dipercaya oleh masyarakat.
21
ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong,
dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun”. Dan juga Pasal 28 ayat 2
UU ITE yang berisi: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun.”
22
Tentu saja penyalahgunaan atau penyelewengan media sosial ini merupakan
tindakan jahat ynag melanggar kode etis, karena mengandung unsur-unsur
kejaharan. Yang hanya mewujudkan kepentingan golongan tertentu, dan juga
membuat isu-isu SARA untuk menggiring opini masyarakat dalam menentukan
pilihannya pada pemilu 2019 ini.
23
BAB III
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25