Anda di halaman 1dari 28

Makalah Etika Komunikasi Dalam Media Sosial

Anggota Kelompok:

Fina Kesuma N (5535162172)

Firda Oktaviani (5535163874)

Hafni Nur Afifah (5535164051)

Rahma Adiharsinta (5535163994)

Pendidikan Vokasional Tata Rias

Universitas Negeri Jakarta

Mei 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah yang berjudul Etika Komunikasi Dalam Media Sosial ini dapat
tersusun hingga selesai untuk memenuhi mata kuliah Etika Komunikasi. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………...……………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………........ ii

DAFTAR ISI………………………………………………...………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………......... 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………........ 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………......... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Etika Komunikasi ……..…………………………………………………………… 3


2.1.1 Etika ……………………………………………………………………. 3
2.1.2 Komunikasi …………………………………………………………….. 5
2.1.3 Etika Dalam Berkomunikasi ……………………………………………. 6
2.2 Media Sosial………………………………………………………………………….. 7
2.2.1 Pengertian Media Sosial………………………………………………… 7
2.2.2 Fungsi Media Sosial ……………………………………………………. 8
2.2.3 Jenis-jenis Media Sosial ……………………………………...………… 9
2.2.4 Dampak Media Sosial…………………………………………..……... 10
2.3 Etika Komunikasi Dalam Media Sosial …………………………………….……… 11
2.3.1 Pentingnya Etika Komunikasi Dalam Media Sosial …………….……. 11
2.3.2 Membina Sikap Dalam Media Sosial …………………………….…… 14
2.3.3 Etika Dalam Menggunakan Media Sosial ……………………….……. 17
2.4 Contoh Penyimpangan Etika Dalam Penggunaan Media Sosial ………………...… 20
2.4.1 Hoax …………………………………………………………………... 20
2.4.2 Politisasi Media Sosial ………………………………………………... 22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………..………………..………………. 24

DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………………………………….... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu dengan individu yang lainnya


melakukan komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung .Komunikasi
sangat penting dalam kehidupan manusia, karena melalui kegiatan komunikasi
seseorang dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dan informasi
kepada individu yang lainnya .

Di zaman yang sudah memasuki era digital ini, dalam proses komunikasi
seseorang tidak perlu memikirkan jarak karena sudah banyak berbagai media yang
bisa di gunakan untuk berkomunikasi, sehingga seseorang yang ingin
menyampaikan infromasi atau pesan baik jarak dekat ataupun jarak jauh akan lebih
mudah dan praktis. Namun, dengan kecanggihan media yang ada dalam
berkomunikasi, tentu nya seorang individu juga perlu memperhatikan etika dalam
berkomunikasi.

Etika itu sendiri tercermin pada diri setiap individu masing-masing yang di
apliksikan dalam berbagai kegiatan salah satu nya dalam komunikasi. Dengan
adanya etika itu sendiri bertujuan untuk menonjolkan karakter seseorang, dan untuk
menjalin hubungan yang lebih baik karena satu sama lain saling menghargai dengan
adanya etika.

Etika dalam berkomunikasi memang sangat penting guna menjalin suatu


hubungan dari satu individu dengan individu yang lainnya. Dalam proses
komunikasi, seorang individu bisa menggunakan berbagai cara salah satu nya
berkomunikasi melalui media sosial. Dalam kegiatan komunikasi melalui media
sosial, tentu nya seseorang harus juga memperhatikan etika ketika melakukan
komunikasi di media sosial.

1
Mengapa dalam berkomunikasi di media sosial seorang individu perlu juga
memperhatikan etika. Hal ini di karenakan agar tidak terjadi kesalah pahaman atau
menyakiti pihak yang lainnya. Apalagi di era yang sudah serba digital yang
membuat seorang individu lebih mudah untuk melakukan komunikasi secara cepat.
hal ini akan lebih mudah untuk menyebarkan informasi yang belum tahu
kebenarannya. Oleh karena itu, dalam proses komunikasi baik komunikasi langsung
maupun komunikasi melalui media sosial, seorang individu harus menerapkan
Etika dalam berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah


• Bagaimana prinsip dasar etika komunikasi
• Apa yang dimaksud dengan Media sosial?
• Bagaimana etika komunikasi dalam bermedia sosial?

1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika komunikasi?
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media sosial?
• Untuk mengetahui bagaimana etika berkomunikasi dalam bermedia sosial?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika komunikasi


2.1.1 Etika

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata


cara manusia bergaul. Tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita
kenal dengan sebutan sopan santun. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga
kepentingan komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram,
terlindungi tanpa ada pihak lain yang dirugikan kepentingannya dan perbuatan yang
dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan
dengan hak asasi.

Secara umum tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik disebut
sebagai etika. Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani
disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya, yaitu:
• Menurut Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat
• Menurut Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat
moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-
konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.

3
Dari definisi etika diatas, dapat diketahui bahwa “etika”berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas
perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau
filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak,
absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah,
memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika
juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas perilaku
manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik,
ilmu ekonomi dan sebagainya.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu
dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh
manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk,
mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih
berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Etika adalah cabang
dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada
pencarian salah dan benar atau dalam pengertian lain tentang moral
dan immoral.
Tugas etika, tidak lain berusaha untuk mengetahui hal yang baik dan yang
dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, adalah agar setiap manusia mengetahui
dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik itu bukan saja penting bagi
dirinya saja, tapi juga penting bagi orang lain, bagi masyarakat, bagi bangsa dan
Negara, dan yang terpenting bagi Allah swt.

Setelah menjelajahi etimologi kata “etika”, mari kita berusaha menyingkap


arti etika secara lebih konprehensif.

4
Pertama, secara konprehensif kata “etika” dapat dimaknai dalam arti nilai-
nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan moral bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, kata “etika” juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai
moral, yang sering disebut sebagai kode etik, seperti kode etik periklanan yang
Indonesia yang dikeluarkan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, kode
etik jurnalistik yang berasal dari berbagai organisasi jurnalis, kode etik kehumasan,
kode etik penyiaran dan sebagainya.
Ketiga, kata “etika” dapat berarti pula sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai hal yang baik dan buruk dalam masyarakat.

2.1.2 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan,


ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi
ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak
untuk saling mengerti.

Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau
lebih untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi. Komunikasi secara umum
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang lain.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dimengerti dan


diterima oleh orang lain. Selain dengan cara verbal, komunikasi juga bisa dilakukan
dengan bahasa tubuh atau menggunakan gesture untuk tujuan tertentu.

Menurut William F. Glueck, definisi komunikasi dapat dibagi menjadi


dengan dua bentuk, diantaranya:

• Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communications) adalah


proses saling bertukar informasi serta pemindahan pengertian antara dua
individu atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.

5
• Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi Dalam Organisasi (Organization Communications) adalah


proses dimana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan
memindahkan pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan
juga kepada orang-orang dan lembaga-lembaga di luar organisasi
namun masih terkait dengan organisasi tersebut.

2.1.3 Etika Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan


sehari-hari kita. Dan seperti yang telah diulas sebelumnya, komunikasi sebagai
bagian dari kehidupan juga memiliki etika di dalamnya. Etika komunikasi
merupakan salah satu dari etika khusus, karena membahas bagian tertentu dari
kehidupan manusia. Etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku
baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat. Dalam hubungan seseorang
dengan orang lain terjadi proses komunikasi diantaranya. Tetapi ketika sedang
melakukan komunikasi terkadang tidak memperhatikan etika-etika komunikasi
dengan baik. Hal ini yang terkadang orang salah menafsirkan isi dari informasi yang
diberikan atau pun yang didengarkannya.

Hakikat dan peranan etika dalam komunikasi yaitu: proses dalam


menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dengan mempunyai
maksud dan makna. Artinya dalam menyampaikan pesan tersebut perlu adanya
etika atau aturan. Hal ini agar pesan komunikasi yang ingin disampaikan memiliki
kesamaan makna baik dari komunikator maupun komunikan.

Oleh karena itu, peran etika dalam komunikasi sangat diperlukan mengingat
manusia adalah makhluk yang beretika dan berkomunikasi. Etika adalah sebuah
aturan yang mengatur manusia agar hidup sesuai dengan norma-norma dan adat
kebiasaan.

6
2.2 Media Sosial

2.2.1 Pengertian Media Sosial


Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai


“sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content”.

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page
pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter.
Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media
sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi
komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter
misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di
negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial
juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam
menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti


bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi,

7
radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka
lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses
menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat
sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai
model content lainnya.

2.2.2 Fungsi Media Sosial

Media sosial dalam perannya saat ini, telah membangun sebuah kekuatan
besar dalam membentuk pola perilaku dan berbagai bidang dalam kehidupan
manusia. Hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapun fungsi
media sosial diantaranya sebagai berikut:

• Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial
manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web.
• Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media
siaran dari satu institusi media ke banyak audience (one to many) ke dalam
praktik komunikasi dialogis antara banyak audience (many to many).
• Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan juga informasi.
Mentranformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan
itu sendiri.

Selain itu, terdapat pendapat lain menurut Puntoadi (2011:5) pengguna


media sosial berfungsi sebagai berikut.
• Keunggulan membangun personal branding melalui sosial media adalah
tidak mengenal trik atau popularitas semu, karena aduensilah yang akan
menentukan. Berbagai sosial media menjadi media untuk orang yang
berkomunikasi, berdiskusi dan bahkan menberikan sebuah popularitas di
media sosial.

8
• Media sosial memberikan sebuah kesempatan yang berfungsi interaksi lebih
dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan content komunikasi
yang lebhi individual. Melalui media sosial pula berbagai para pemasar
dapat mengetahui kebiasaan dari konsumen mereka dan melakukan suatu
interaksi secara personal serta dapat membangun sebuah ketertarikan yang
lebih dalam.

2.2.3 Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Kaplan dan Haenlein, bahwa jenis-jenis media sosial adalah


sebagai berikut
• Konten. Pengguna situs demikian mengklik setiap konten saham-konten
media, misalnya, gambar, video, ebook dll.
• Proyek Kolaborasi. Situs demikian mengguna dapat mengubah,
menambah, ataupun menghapus suatu konten sedikit yang tersedia di
website ini. Contohnya wikipedia.
• Blog dan Microblog. Pengguna bebas dalam mengekspresikan sesuatu hal
misalnya ventilasi atau mengkritik kebijakan pemerintah. contohnya
twitter.
• Virtual Game World. Sebuah dunia maya, dalam lingkup 3D
mengreplikasikan sebuah pengguna yang dalam bentuk yang diinginkan
dan berinteraksi dengan orang lain baik dunia nyata.
• Virtual Social World. Virtual dunia yang pengguna merasa hidup dunia
maya, misalnya dunia game virtual berinteraksi dengan orang lain. Akan
tetapi, dunia virtual sosial lebih luas dan lebih ke arah kehidupan misalnya
second life.

9
2.2.4 Dampak Medial Sosial

Berbagai fitur dalam media sosial dan juga menjamurnya berbagai macam-
macam media sosial saat ini, tak pelak memberikan dampak bagi seluruh kehidupan
masyarakat, hingga setiap individu-individu. Demikian terjadi, diakibatkan siklus
partisipasi masyarakat ataupun individu semakin berakselerasi dengan
pertumbuhan pengguna yang semakin tinggi. Namun, bukanlah hal yang lumrah
untuk saat ini. Media sosial memberikan efek atau dampak yang memiliki
perubahan besar dalam seluruh bidang, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan
budaya yang menyeluruh.
Hal ini, media sosial memberikan kelebihan, keuntungan atau dampak
positif hadirnya media sosial bagi masyarakat. Akan tetapi, media sosial dalam
sejarahnya, juga memberikan kerugian, kelemahan atau dampak negatif yang tidak
sedikit hingga menyentuh kasus kriminal yang diperantarai dari hadirnya media
sosial. Adapun dampak positif media sosial dan juga dampak negatif media sosial
sebagai berikut.

• Dampak Positif
Berikut dampak positif media sosial..
1. Mempererat silaturahim. Dalam hal silaturahim penggunaan media sosial
sangat cocok berinteraksi dengan orang berjauhan tempat tinggalnya.
2. Menyediakan ruang untuk berpesan positf. Penggunaan sosial media
tersebut telah banyak digunakan oleh para tokoh agama, motivator, dan juga
ulama.
3. Mengakrabkan hubungan pertemanan. Media sosial akan mengakbrakan
suaut pertemanan kala seseorang malu bertama di dunia nyata.
4. Menyediakan informasi yang tepat dan akurat. Informasi yang diperoleh
dari media sosial baik itu informasi perguruan tinggi, beasiswa dan juga
lowongan kerja.

10
5. Menambah wawasan dan pengetahuan. Akhir ini terdapat akun media sosial
yang membagi wawasan dan juga pengetahuan yang dapat menarik
wawasan juga pengetahuan praktis.

• Dampak Negatif
1. Penipuan. Bukan hal yang tabu lagi dimana media sosial juga turut serta tak
luput dari serangan penipu.
2. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata.
3. Situs jejaring sosial merupakan lahan subur bagi predator dalam melakukan
kejahatan
4. Pornografi. Tidak salah, jika penyebaran terbaik adalah media sosial.
Namun, hal ini juga memberikan efek yang tidak baik dan jauh dari moral
dimana informasi mengenai pornografi juga tersebar di media sosial.
5. Remaja dan anak, mudahnya mengeluarkan bahasa apapun dalam media
sosial
6. Prostitusi. Media sosial juga tempat penyebaran informasi berbagai tempat-
tempat prostitusi.
7. Sarana penyebaran ideologi paling efektif dan efisien.

2.3 Etika Komunikasi Dalam Media Sosial

2.3.1 Pentingnya Etika Komunikasi Dalam Media Sosial

Peran etika komunikasi tidak terbantahkan dalam media sosial. Dengan


menerapkan tata krama dalam bidang komunikasi setiap orang akan menghargai
sesamanya dan berbicara tidak sewenag-wenang. Aturan yang mengawala
kesantunan diteraojan dengan baik sehingga terhindar dari keadaan yang tidak
diinginkan. Komunikasi yang santun akan meningkatkan dan menyuburkan mutu
hubungan pribadi dan nilai-nilai etis dan kultural dapat dipertahankan. Komunikasi

11
yang menjunjung etiket menunjukkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai
humaniora dalam kehidupan bersama.

Dalam etiket komunikasi, nilai saling menghormati, menghargai dan


membangun relasi kerja sama yang baik dijunjung tinggi dan sopan santun sangat
ditekankan, setiap pribadudihargai dan dihormati. Prinsip utama dalam etiket
penggunan media sosial adalah saling menjunjung nilai kemanusian, terlepas dari
asal-usul, latar belakang budaya, etinis, bahasa dan agama. Kesantunan seseorang
dalam berkomunikasi di media sosial haruslah diimbangi dengan kejujuran dan
pesan baik bagi pribadi, lingkungan dan masyarakat.

Etika komunikasi masih terpelihara ketat dalam sejumlah budaya, namun di


sisi lain etika komunikasi harus diperkenljan kepada kalangan yang belum
menyentuhnya. Perkenalan etiket ini bias terjadi dengan sendiri dalam Pendidikan
informal dalam keluar, formal maupun non-formal.

Menanggapi gejala sosial di tengah kemajuan teknologi modern, peran etika


pergaulan sangat diperlukan, sehingga hubungan antarpribadi dalam dunia
komunikasi tetap dijunjung dengan nilai kesantunan dan sikap saling menghargai.
Proses komunikasi berjlan dengan semestinya. Relasi antarapribadi berada dalam
jalur sopan santun, nilai-nilai kemanusian dan kepribadian didahulukan dalam
dunia komunikasi antarpriadi dan antargolongan. Etiket berusaha mengingatkan
manusia untuk menempatkan diri sebagaimana mestinya sehingga tidak terjadi
pergesekan individu maupun kelompok sosial.

Dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, dunia terasa kian


sempit. Dalam tempo singkat kira dapat mengikuti perkembangan dunia dan dunia
dapat mengetahui apa yang sedang kita hadapi. Dalam era globalisasi ini telah
terjasu suatu hubungan keterkaitan belahan dunia dengan sistem komunikasi baru,
yang sangat mempengaruhi seluruh kehidupan manusia modern. Berkomunikasi
dalam era ini menuntut sikap komunikator yang lebih bijkasana dan hati-hati agar
proses komunikasi berjalan lancar. Kebijakasanaan salam berkomunikasi selalu
terkait dengan pemilihan kata-kata yang tepat dan tidak provokatif untuk mencegah

12
timbulnya efek samping yang merugikan kehidupan bermasyarakat ataupun juga
miskomunikasi. Cukup sering kita mendengar pribahasa “Mulutmu adalah
harimau-mu” dimana bila diartikan setiap perkataan yang kita ucapkan dapat
menyerang diri kita sendiri apabila perkataan tersebut mengandung unsur yang
tidak etis diucapkan. Begitu juga dengan tulisan-tulisan yang kita tuangkan melalui
sosial media.

Seseorang pengguna media sosial yang tidak menjunjung etika akan tampak
tidak menghargai lawan bicaranya dalam berkomunikasi. Sikap yang acuh tak acuh,
isi dan intonasi yang menyerang dan melukai perasaan orang lain tanpa alasan yang
rasioanla serta lagam bahasa yang tidak sopan akan terlihat darinya. Akibatnya,
lawan bicaranya dapat merasa rishi atau bahkan tersinggung.

Tanpa etika komunikasi, tampak mustahil seseorang dapat menjagi relasi


antarpribadi tidak terganggu. Seseoran akan mudah tersinggung apabila tidak
dihargai. Pentingnya etika komunikasi tidak terlepas dari kontek kebudayaan
tempat komunikasi itu dilangsungkan. Setiap budaya memiliki norma dalam
komunikasi. Penggunaan media sosial tanpa etika akan melanggar tata krama yang
sebenarnya dijunjung oleh masyarakat.

Sebaiknya sebagai pengunna media sosial dalam menyampaikan atau


menyebarkan suatu pesan, hendaknya pesan tersebut disampaikan dengan tenang
dan telah dikaji ulang sebelumnya. Akan lebih bijaksana bahwa setiap
pembicaraaan dan tulisan yang akan sampaikan telah sesuai dengan maksud dan
alasan yang jelas sehingga memiliki dampak bagi komunikan atau lawan bicara.
Perlu diingat bahwa setiap kata yang dikirimkan kepada orang lain lewat media
sosial bukan lagi milik pribadi, melainkan milik semua orang yang akan membaca
pesan kita dalam media sosial tersebut.

13
2.3.2 Membina Sikap Dalam Media Sosial

Pembinaan sikap dalam media sosial merupakan suatu keharusan dimana


perlunya pembelajaran etika dan etiket berkomunikasi dalam media sosial. Tidak
hanya membina remaja, namun juga orang tua, pendidik, pekajar, jurnalis dan
segenap orang yang menggunakan media sosial. Jika tidak maka media sosial, tidak
lagi digunakan sebagai sarana komunikasi namun juga dapat berubah sebagai
senjata perumusuhan dan juga sarana penyesatan opini masyarakat.

Harus diakui, control dalam penggunaan media sosial sangat sulit dan masih
lemah. Yang perlu diperhatikan adalah bagimana kita menanamkan nilai-nilai
komunikasi dalam kesadaran manusia sehingga dapat melakukan komunikasi yang
baik dan benar. Nilai-nilai perlu ditanamkan ialah pembinaan watak etis dan bersih,
menjunjung kebenaran, prinsip kesejahteraan umum, kerahasiaan, dan serta
tanggung jawab dalam berkomunikasi.

1. Pembentukan watak etis

Pembentukan watak berlangsung seumur hidup. Watak seseorang


ditentukan oleh keadaan hati nurani dan bagaimana ia menyikapi hidupnya, bias
jadi watak seorang anak jauh lebih baik daripada watak seorang dewasa.
Pembinaan watak seseorang sebenarnya, dapat dilakukan semenjak ia
dilahirkan. Keluargalah yang menjadi sekolah utama pembentukan watak
seseorang. Anak akan melihat dan mendengarkan perilaku orang tuanya dan
menjadikannya panutan. Keluarga yang memiliki watak sejuk, akan
mendatangkan watak anak yang sejuk dan keluarga temperament akan
mendatangkan anak yang berwatak temperament. Keteladanan orang tua
menjadi pelajaran terbaik untuk anak yang sedang mencari identitasi diri.

Pembentukan watak seorang anak juga dipegaruhi oleh pendidikan formal,


yakni sekolah. Di lingkungan sekolah guru dan teman sepermainan juga akan
membentuk watak atau karakter anak. Seorang guru patutnya mengawasi serta
sadar akan dirinya yang dijadikan contoh, dan cerminan anak didiknya.

14
Pembentukan karakter inilah yang dapat dijadikan awal dari komunikasi sosial
yang etis dan saling menghargai.

2. Prinsip kebenaran

Kebenaran merupakan nilai dasar yang berperan penting dalam duna


komunikasi. Kebenaran dalam komunikasi adalah ciri khas hubungan
antarpribadi. Dalam hal ini tidak disororti nilai kebenaran dalam dirinya,
sebaliknya kebenaran lebih berupa suatu ruangan untuk gagasan antarsubjek
dan dialog. Kebenaran dipertimbangkan seagi sesuatu peristiwa yang dibentuk
dalam hubungan dengan yang lain yaitu makna dan realitas.kebenaran dalm
komunikasi menyoroti autentitas diri seseorang. Penerimaan diri dan
keberagaman menrupakan syarat penerimaan perbedana orang lain.
Komunikasi mengandaikan sikap dasar menerima pihak lain dalam segala
kelebihan dan kekurangannya.

Kebenaran komunikasi dalam komunikasi dibangun dari ciri transparasi dan


keindahan. Ini dipandang sebagai dimensi terdalam untuk memasuki kebenaran
berkomunikasi. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan kebenaran
adalah bahasa yang membuka wawasan yang tak tergarap dan selalu dapat
diungkapkan realitasnya.

3. Kerahasiaan

Rahasia adalah suatu kenyataan tersembunyi yang tidak boleh dibocorkan


atau diberitahukan. Terdapat berbagai macam rahasia, diantaranya kerahasiaan
personal/ privacy, rahasia yang dijanjikan atau yang telah disumpahkan, dan
rahasia profesi yang harus dipegang oleh mereka yang menekuni profesi
tersebut. Pembeberan sebuah rahasia merupakan hal yang melawan keadilan
dan dapt merugika pihak terkait. Misalnya saja sebuah restoran terkenal, mantan
karyawannya dengan sengaja membocorkan resep rahasia menu mereka, hal
tersebut tentu saja merugikan pihal restoran dan juga ia telah melanggar etika
komunikasi, karena menyebarkan sebuah rahasia.

15
Namun tedapat alasan sebuah rahasia patut dibeberkan kepada seseorang
atau badan yang dapat menanganinya, yaitu sebagai berikut:

• Dapat menyebabkan bahaya berat bagi kesejahteraan umum


• Dapat menyebabkan bahaya sesungguhnya kepada pihak ketiga/
pihak tidak bersalah
• Dapat menyebabkan kejahatan serius
• Dapat membahayakan penerima pesan rahasia lainnya

Dalam komunikasi perlu diingat bahwa, tidak semua informasi yang didapat
harus disampaikan pada orang lainnya. Pesan yang sehat seharusnya mengenal
batas-batas yang tidak melanggar hak-hak pribadi orang lain.

4. Kesejahteraan umum

Manusia tidak bias begitu saja berkomunikasu atau bermedia sosial sesuka
hati tanpa memperhitungkan dampak samping pembicaraan atau tulisan melalui
alat-alat komunikasi modern. Kebebasan dalam media sosial adalah kebebasan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam bermedia sosial hendaknya
memahami keadaan sosial masyarkat luas.

5. Tanggung jawab

Berkomunikasi dalam era digital menuntut tanggung jawab yang tidak kecil.
Setiap kata dalam media sosial bias saja disalahgunakan oleh pihak tidak
bertanggung jawab untuk menimbulkan kekacauan dan penghasutan. Adu
domba acap kali muncul karena gangguna yang timbul dari pihak yang tidak
bertanggung jawab. Setiap pemegang dan pengguna media sosial bertanggung
jawab atas setiap perbuatan yang terkait dengan penggunaan media sosial
tersebut. Setiap kata, kalimat dan berita yang muncul dari media sosialnya
menuntut tanggung jawab pengguna tersbut.

Tanggung jawab mengingatkan public supaya tidak sembarangan dan


berperilaku arif dalam menggunakan media sosial. Kesadaran akan tanggung
jawab ini ikut membentuk sikap lebih dewasa dalam berkomunikasi.

16
Penggunaan media sosial sebaiknya dilakukan dengan terkontrol dan juga
digunakan sesuai mestinya dan dalam takarannya. Penggunaan media sosial
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan sehari-
hari.

2.3.3 Etika Dalam Menggunakan Media Sosial

1. Memberikan Informasi Pribadi dan keluarga secara bijak.

Sangat penting bagi kita untuk memperhatikan dalam membagikan


Informasi kepada khalayak umum, terutama yang berhubungan Informasi
pribadi dan keluarga. Bagikanlah hal-hal yang bersifat umum. Hindari
memberikan informasi yang bersifat privasi dan rahasia seperti: nomor
rekening dan nomor telepon, alamat rumah, email, link, konflik keluarga
dan foto-foto yang bisa membahayakan. Karna, Semua itu merupakan
peluang seseorang untuk melakukan kejahatan dan kriminalitas terhadap
kita.

2. Berkomunikasi dengan sopan dan santun

Gunakanlah Kaidah Bahasa dengan baik dan benar dalam


berkomunikasi, baik itu dalam bentuk tulisan ataupun ucapan. Jangan
Menggunakan Huruf Kapital semua, karna orang berpandangan kita yang
menulis sedang marah.Buatlah tulisan tanpa singkatan yang sulit
dimengerti.

3. Larangan menyebarkan konten Pornografi

Memang benar apapun yang kita posting di internet bebas tanpa dicekal,
terutama konten pornografi yang sangat berbahaya bagi diri kita dan juga
orang lain. Film porno akan merusak otak dan membuat kinerja otak akan
semakin melemah.

4. Larangan menganggu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)

17
Inilah kasus yang sering terjadi di media social saat ini, terutama
menyinggung agama. Bisa kita lihat saat ini kasus Gubernur DKI Jakarta
yang telah menghina ajaran agama islam dan membuat kaum muslim marah
atas ucapan dari Gubernur DKI Jakarta tersebut, mengatakan Surat Al-
Maidah ayat 51 isinya adalah bohong. Ada juga anak muda yang menginjak
Al-Qur-an dan mempermainkan Shalat. Akibatnya mereka ditangkap dan
berurusan dengan polisi.

5. Menghargai dalam perbedaan

Ini termasuk hal yang sangat penting bagi kita, sadarilah bahwa kita
sebagaimana manusia memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menanggapi sesuatu hal. Jangan terlalu menganggap apa yang dibuat
seseorang tersebut hal yang tidak penting. Sehingga saling menjelek-
jelekkan, akibatnya terjadilah pertempuran di media social.

6. Pastikan ada fakta dan data

Jika ingin Membuat Suatu Opini ataupun suatu tulisan, Pastikan Fakta
dan Data itu memang ada. Think before you write (berpikirlah sebelum
menulis). Begitu banyak media yang membuat opini tidak sesuai dengan
Fakta dan Data yang ada. Mereka hanya mengedepankan bagaimana orang
tertarik walau menempuh cara yang salah. Barhati-hatilah dalam beropini
negatif pada seseorang, karna ini bisa dapat melanggar hukum mengenai
UU ITE Pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik di dunia maya.

7. Mengecek dan memastikan kebenaran Informasi

Bagi kita yang ingin membagikan suatu informasi kepada orang lain,
agar mereka juga mendapatkan informasi yang telah kita lihat. Namun,
Sebelum membagikannya kita pastikan kebenaran dan ke akuratan dari
informasi yang dibagikan. Jangan tetipu dengan judul yang seolah-olah
benar, tapi nyatanya salah.

8. Menghargai hak cipta dengan menyebutkan sumber

18
Begitu banyak kasus yang kita lihat tentang pengambilan hak cipta
seseorang dengan cara mengganti dan menghapusnya. Hak cipta ini bisa
berbentuk hasil lukisan, gambar, lagu dan video. Sangat dianjurkan untuk
mencantumkan sumber yang membuat sebagai penghargaan atas karya yang
telah dihasilkan.

9. Hindari menggunakan media sosial disaat emosi sedang buruk

Emosi sangat menpengaruhi apa yang kita tulis, menulis dan


berkaryalah ketika emosi sedang baik supaya apa yang kita buat bukan
karna kebencian dan kemarahan terhadap seseorang. Karna, disaat Emosi
sedang buruk, Bisa jadi apa yang kita buat bukanlah konsumsi public.

10. Hindari menggunakan Identitas Palsu

Begitu banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk menjatuhkan


Karakter orang lain, salah satunya menggunakan identitas palsu suatu tokoh
pada akun facebook. Sehingga, nama tokoh tersebut menjadi bahan
pembicaraan dan berdampak jelek terhadap tokoh tersebut. Biasanya orang
seperti ini akan menyebarkan informasi bohong, menyesatkan, fitnah,
mengadu domba, memperkeruh suasana, memanipulasi informasi, dan
membunuh karakter pihak lain. Ini adalah termasuk perbuatan penipuan dan
perbuatan yang sangat merugikan orang lain.

19
2. 4 Contoh Penyimpangan Etika Dalam Penggunaan Media Sosial

2.4.1 Hoax

Hoax atau berita bohong adalah berita-berita bohong atau palsu yang
menipu dan menyesatkan publik. Berita yang diturunkan berciri sensasional,
provokatif, agresif, sarat muatan politis, memcah belah, menghasut, dan
menghancrkan kelompok lain. Yang berbahaya adalah tedapat sindikat penyebar
berita bohong yang bermunculan dan bertujuan memecah belah bangsa. Dalam
tempo singkat berita bohong ini tersebar ke berbagai lapisan masyarakat. Daya
kritis untuk menyaring berita melalui media sosial perlu diasah dan ditingkatkan.
Agar terhindar dari hoax dan penyesatan, setiap berita yang masuk perlu dicerna
dengan cermat. Menanyakan informasi kepada orang yang lebih mengetahui suatu
peristiwa merupakan salah satu metode untuk menyaring berita dan tehindar dari
pembohongan public.

Setiap pribadi hendaknya menjadi semacam “badan sensor” tehadap setiap


berita atau informasi yang masuk. Badan ini tisak sembarangan menerima dan
mempercayai berita yang masuk atau terjaring. Cross-check sangat penting
dilakukan, kebenaran sebuah berita perlu dikaji dan diperiksa dengan telti sehingga
terlepas deari usaha pembohongan dan penipuan publik.

Banyaknya akun-akun pada media sosial akan memberikan implikasi pada


semakin cepatnya penyebaran dari sebuah konten atau informasi. Kini tidak sulit
lagi untuk mendapatkan informasi dari berbagai tempat meskipun peristiwa tersebut
baru saja terjadi. Faktor selanjutnya adalah adanya semacam euforia dalam
menggunakan internet dan media sosial. Seperti kita ketahui sebelum adanya
reformasi, masyarakat di Indonesia mengalami keterbatasan dalam
mengekspresikan pendapat dan berdemokrasi. Tetapi, semenjak reformasi bergulir
masyarakatpun seakan mendapat angin segar untuk secara lebih bebas menyatakan
aspirasi dan pendapat-pendapat mereka terkait persoalan politik, ekonomi, sosial,
dan budaya, bahkan persoalan keseharian dalam kehidupan pribadi mereka.

20
Banyak masyarakat yang memang secara arif bisa menyampaikan aspirasi
mereka melalu media sosial. Namun, tidak sedikit juga yang malah kebablasan
dalam menyampaikan aspirasinya tanpa memperhatikan etika dan norma dalam
berpendapat. Sekali lagi dengan mengatasnamakan kebebasan, membuat pengguna
media sosial (netizen) sering lupa diri sehingga tidak mengindahkan perkara etika
dan moral dalam berkomunikasi melalui media sosial. Persoalan lainnya yang
menyebabkan informasi palsu atau hoax menjadi semakin sulit dikendalikan
adalah, adanya kebiasaan sebagian besar masyarakat yang ingin cepat berbagi
informasi. Masyarakat Indonesia memang memiliki karakteristik ‘suka bercerita’
sehingga sifat ini juga terbawa dalam cara mereka berkomunikasi dengan
menggunakan media sosial. Sering terjadi bahwa para pengguna media sosial ini
membagikan sebuah informasi yang mereka dapatkan tanpa melakukan pengecekan
terhadap kebenarannya. Mereka kadang bahkan tidak tau dari mana sumber berita
atau siapa orang yang pertama-tama yang membuat berita tersebut. Banyak yang
langsung percaya dan secara tergesa-gesa membagikan berita atau informasi
tersebut kepada pengguna lainnya. Pengguna lain yang mendapat informasi ini juga
acapkali juga memiliki kecenderungan yang sama dengan pengguna sebelumnya,
tanpa menelisik lebih jauh tentang informasi dan berita yang ia terima, langsung
membagikan kembali informasi yang didapatnya itu. Demikian terus berlanjut
sehingga berita yang sebenarnya belum sempat divalidasi kebenarannya itu malah
telah menjadi viral dan dipercaya oleh masyarakat.

Contohnya, penyebaran berita bohong yang dilakukan oleh Ratna


Sarumpaet simpatisan atau pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden
nomor urut 02. Dimana ia terbukti telah menyebarkan berita bohong mengenai
dirinya yang “dikeroyok” sejumlah oknum. Sehingga membuat kalangan
pendukung partai oposisi geram dan menuduh pengeroyokkan tersebut dilakukan
oleh suruhan pendukung calon presiden wakil presiden nomor urut 01. Dan
menyebabkan kekacauan dan membludaknya ujaran kebencian pada kedua kubu
pendukung. Oleh sebab itu, Ratna Sarumpaet dikenakan pasal 14 ayat 2 UU ITE
yang berisi: “Barang siapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan
pemberitahuan yang dapat menimbulkan keonaran di kalangan rakyat, sedangkan

21
ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong,
dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun”. Dan juga Pasal 28 ayat 2
UU ITE yang berisi: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun.”

2.4.2 Politisasi Media Sosial

Proses politisais media social sedang marak dilakukan di Indonesia, melihat


diadakannya pemilu 2019. Telah terbentuk lembaga-lembaga khusus penyebar
berita bohong dan juga ujaran kebencian lewat media social yang mempengaruhi
masyarakat luas. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan opini public dan memecah
belah bangsa, kelompok-kelompok yang berbeda pandangan diadu domba.
Sehingga membuat seakan-akan telah berlangsung perang lewat media social di
tanah air.

Berdasarkan contoh kasus Saracen, yang membagikan ujaran kebencian


lewat media social Facebook, kelompok ini bahkan memiliki lebih dari 800.000
akun pengikut. Saracen rupanya tidak berdiri sendiri tapi melibatkan pihak-pihak
tertentu yang bercita-cita merebut kekuasaan dalam pemilu 2019 dan memecah
belah NKRI.

Kasus politisasi media social mencerminkan bahwa kepentingan-kepentingan


politik telah berusaha menguasai media sosia sehingga agenda tersembunyi dari
oknum partai politik tertentu dapat terwujud. Sistem politik yang dianut partai
politik untuk menyalahgunakan media social termasuk pada strategi politik
machiavelian, yaitu menghalalkan semua cara agar mencapai sasaran perjuangan
politik. Media social tidak lagi digunakan untuk kepentingan kesejahteraan orang
banyak dalam dunia komunikasi social, namun media sosial diselewengkan untuk
memenuhi ambisi politik golongan tertentu.

22
Tentu saja penyalahgunaan atau penyelewengan media sosial ini merupakan
tindakan jahat ynag melanggar kode etis, karena mengandung unsur-unsur
kejaharan. Yang hanya mewujudkan kepentingan golongan tertentu, dan juga
membuat isu-isu SARA untuk menggiring opini masyarakat dalam menentukan
pilihannya pada pemilu 2019 ini.

23
BAB III

KESIMPULAN

Etika berperan penting dalam dunia komunikasi antapribadi karena nilai-


nilai dalam hidup manusia selalu memengaruhi hidup manusi. Komunikasi ini tidak
mungkin berjalan tanpa keterkairan dengan perangkt nilai dalam keluarga,
lingkunga dan masyarakat, etika dapat siibaratkan sdengan rambu-rambu lalu lintas
yang semestinya siikuti oleh setiap pengguna lalu lintas. Supaya tidak terjadi
penyenggolan, perbenturan dan pertentangan para pengendara.

Pelanggaran dalam rambu-rambu komunikasi akan menimbulkan


pergesekan dan perbenturan sosial. Penghargaan terhadp kekayaan kultural dalam
suatu masyarakat umumnya bertujuan untuk menghargai dan mengikuti norma-
norma yang ada di masyarakat. Etika komunikasi pada dasarnya akan menolong
dan menghindari dari timbulnya pelanggaran, penipuan dan kekacaun sosial akibat
komunikasi. Etika komunikasi merupakan kunci utama dalam menggunakan media
sosial secara baik dan bertanggung jawab. Sehingga pelanggaran-perlanggran
normatif tidak terjadi dimasa mendatang. Dalam bermedi sosial hendaknya kita
menjunjung nilai-nilai luhur yang memperhatikan kemanusian, kejujuran, sikap
saling menghargai, dan kerja sama yang baik antaranggota masyarakat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Chang, William.2018. Etika & Etiket Komunikasi. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Effendi, M. (2010). Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi. Jurnal Dakwah

dan Komunikasi Vol. 4 No. 1.Dalam


http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/download/143/11
7 diakses pada 18/5/2019

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi. Indonesia : Kanisius

Maulinda, Rerin. 2018. ETIKA KOMUNIKASI DALAM MENGGUNAKAN


MEDIA SOSIAL. Dalam
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Proceedings/article/viewFile/1182/950 diakses
pada 18/5/2019

Riyanto, Octo. 1995. Etika Komunikasi Di Tengah Eraglobalisasi. Jakarta: CV.


Manasco.

25

Anda mungkin juga menyukai