Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

Hakikat Filsafat dalam Ilmu Komunikasi


Dr. Lukman El Hakim, M.Pd.
Pend. Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
Email : lukmanunj5@gmail.com

Digra Murtaza Izham


Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
Email : digramurtazaizham_1313621010@mhs.unj.ac.id

Muhammad Aqmal Khafidz Pratama


Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
Email : muhammadaqmalkhafidzpratama_1313621005@mhs.unj.ac.id

Artikel Dibuat : 23 Maret 2022, Direvisi : 28 Maret 2022, Dikumpulkan : 29 Maret 2022

Abstract
Of course we all know that humans as social beings cannot be separated from an interaction
between one creature and another, it is commonly called communication. However, in the
process of communicating there is often a misunderstanding in receiving and understanding the
content of the message. This can trigger conflicts or mistakes that lead to hoax news. Therefore,
humans need the science of communication. Communication science is the study of the process
of delivering messages effectively from the communicator (message giver) to the communicant
(message recipient) through various media. Given these problems, we conducted research using
qualitative methods which aimed to examine the nature of philosophy in communication
science. In this research, the author uses books, articles, and other documents to add data
sources, and conducts internet searching for smooth research. The results of research on the
nature of philosophy in communication science are 1) Knowing the understanding of
philosophy in communication science. 2) Knowing the basic philosophy of communication
science. 3) Knowing the philosophical paradigm in communication science.
Keywords: Philosophy, Communication, Information

Abstrak
Tentunya kita semua mengetahui bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari
sebuah interaksi antara satu makhluk dengan makhluk lainnya, hal itu biasa disebut dengan
komunikasi. Namun, dalam proses berkomunikasi sering terjadi adanya kesalahpahaman dalam
menerima dan memahami isi pesan. Hal ini dapat memicu timbulnya konflik atau keliru yang
berujung pada berita hoaks. Oleh karena itu, manusia memerlukan ilmu komunikasi. Ilmu
komunikasi adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian pesan secara efektif dari
komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui berbagai media.
Adanya permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif dimana bertujuan untuk mengkaji tentang hakikat filsafat dalam ilmu komunikasi.
Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan buku, artikel, dan dokumen lainnya untuk
menambah sumber data, dan melakukan internet searching guna kelancaran penelitian. Hasil
dari penelitian tentang hakikat filsafat dalam ilmu komunikasi adalah 1) Mengetahui
pemahaman dari filsafat dalam ilmu komunikasi. 2) Mengetahui landasan filsafat ilmu
komunikasi. 3) Mengetahui paradigma filsafat dalam ilmu komunikasi.
Kata Kunci: Filsafat, Komunikasi, Informasi.

Jurnal Filsafat Kelompok 7 1


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak akan terlepas dari hubungan interaksi antara
satu dengan yang lainnya. Dalam proses berinteraksi, manusia akan menyampaikan pesan kepada
manusia lain. Interaksi yang terjadi diri manusia disebut sebagai komunikasi. Komunikasi adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan)
melalui berbagai media dengan tujuan tertentu. Komunikasi juga merupakan hal penting yang harus
dipelajari dan dipahami. Setiap perilaku dapat menjadi komunikasi bila kita memberi makna terhadap
perilaku orang lain atau perilaku kita sendiri. Setiap orang akan sulit untuk tidak berkomunikasi
karena setiap perilaku berpotensi untuk menjadi komunikasi agar dapat dipahami.
Pada era globalisasi ini, komunikasi antara manusia satu dengan yang lain sangatlah mudah
dengan seiring berkembangnya teknologi seperti ragam media yang menjadi tempat utama
masyarakat untuk mendapatkan informasi dan menjalani kehidupannya. Namun, dalam menerima
informasi dari sesama pelaku komunikasi harus saling memberikan keuntungan dan respon yang
signifikan. Apabila pihak yang menyampaikan pesan atau informasi tidak menerapkan cara yang baik
dan benar maka informasi yang diterima oleh pihak penerima pesan atau informasi berpotensi
menjadi kesalahpahaman yang bisa berujung menjadi informasi hoaks.
Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari cara berkomunikasi secara tepat dan
efisien. Melihat perkembangannya, ilmu komunikasi mengalami kemajuan yang pesat. Kenyataan ini
didukung oleh ragam inovasi teknologi komunikasi seperti televisi, komputer, internet, smartphone,
dan sebagainya. Adanya ilmu komunikasi maka manusia diharapkan dapat mempelajari dan
menerapkan ilmu komunikasi pada kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pada saat menggunakan
media massa agar mendapatkan informasi yang real dan benar tanpa adanya isu hoax apapun.

Tujuan

Dengan pembuatan jurnal ini penulis mengharapkan pembaca dapat memahami hakikat dari
filsafat dalam ilmu komunikasi serta dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari hari.

Metode Kajian

Metode penelitian yang akan kami lakukan berupa studi dokumentasi, dan pengumpulan data
observasi. Teknik analisis data yang akan kami lakukan adalah menarik hipotesis dari berbagai
dokumentasi, jurnal, dan berbagai data observasi.

2 Jurnal Filsafat Kelompok 7


Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

Kajian Teoritis
Filsafat Komunikasi menurut Kriyantono (2012: 47) bisa didefinisikan sebagai
kegiatan berpikir dan menyelidiki secara lebih mendalam, cermat, dan kritis terhadap proses
komunikasi yang meliputi ontologinya, epistemologinya juga aksiologinya dan mencoba
memperoleh jawaban yang tepat dengan terus menanyakan jawaban-jawaban buat
memecahkan masalah pada proses komunikasi tadi.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendi (2003: 321), filsafat komunikasi adalah suatu disiplin
yang menelaah pemahaman (versteben) secara lebih mendalam, funda-mental, metodologis,
sistematis, analitis, kritis dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi
menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya.

Pembahasan

Tiga Landasan Filsafat Komunikasi

Filsafat sebagai akar dari berbagai ilmu akan diuraikan melalui tiga landasan yakni ontologi
(apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (kegunaan). Ketiga landasan tersebut merupakan
bagian penting untuk menentukan strategi dalam pengembangan ilmu yang dipilih termasuk
pengembangan ilmu komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif yakni
psikologis dan mekanis. Perspektif psikologis menjelaskan bahwa komunikasi adalah kegiatan
psikologi sosial yang melibatkan komunikan, komunikator, isi pesan, sifat hubungan, persepsi,
lambang, proses memahami dan dipahami. Sedangkan perspektif mekanis menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan kegiatan mekanik yang dilakukan oleh komunikator yang bersifat
kontekstual.
Dari proses komunikasi yang kompleks, maka refleksi komunikasi diperlukan untuk
mendapatkan perspektif yang lebih luas. Refleksi proses komunikasi ini sering disangkut-pautkan
dengan disiplin filsafat komunikasi. Pemikiran filsafat selalu menyatu dengan pemikiran teori
komunikasi. Ada beberapa tokoh pemikir filsafat komunikasi, yaitu :

Jurnal Filsafat Kelompok 7 3


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

1. Richard L. Lanigan
Richard L. Lanigan membahas secara khusus “analisis filsafat mengenai komunikasi”
(philosophical analysis on communication). Beliau berkata bahwa filsafat sebagai disiplin
biasanya dikategorikan menjadi sub bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat
diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan pokok berikut ini :
● Apa yang aku ketahui? (masalah ontologi atau metafisika)
● Bagaimana aku mengetahuinya? (masalah epistemologi)
● Apakah aku yakin? (masalah aksiologi)
● Apakah aku benar? (masalah logika)

a. Ontologi
Menurut Lanigan ontologi adalah suatu studi tentang sifat, dan fungsi teori tentang
realita. ontologi adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.
Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam
alam semesta.
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan.
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

b. Epistemologi (Pertanyaan mengenai pengetahuan)


Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan
batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature,
methods and limits of human knowledge). Epistemologi pada dasarnya adalah cara
bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya
menggunakan metode ilmiah. Metode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan
perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi:
• Kerangka pemikiran yang logis
• Penjabaran hipotesis
• Verifikasi

4 Jurnal Filsafat Kelompok 7


Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

Sehingga Lanigan mengatakan bahwa, prosesnya yang progresif dari kognisi menuju
afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemology berpijak adalah salah satu atau lebih
teori kebenaran.

c. Aksiologi
Aksiologi adalah asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang
secara epistemologis diperoleh dan disusun itu. Lanigan berpendapat bahwa aksiologi adalah
studi etika dan estetika, aksiologi merupakan suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai
manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya.
Sehingga ketika seorang komunikator akan menyampaikan pemikirannya menjadi
sebuah pesan, perlulah untuk melakukan pertimbangan terlebih dahulu apakah pesan itu eti
dan estetis ketika disampaikan.

d. Logika
Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara
benar (Deals with the study of the principles and methods of correct reasoning). Logika
sangat penting dalam komunikasi, karena apa yang dipikirkan harus dikomunikasikan dan
apa yang dikomunikasikan harus merupakan keputusan dari proses berpikir.

2. Stephen Littlejohn
Stephen Littlejohn dalam bukunya “Theories of Human Communication” menyajikan suatu
sub bab yang berjudul “Philosophical issues in the Study of Communication”. Littlejohn
menelaah teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema, yaitu
:

a. Tahap metateoritikal
Meta mempunyai beberapa pengertian : berubah dalam posisi (changed in position)
diseberang, di luar atau melebihi (beyond); diluar pengertian dan pengalaman manusia
(transcending) lebih tinggi (higher).
Teori menurut Wilbur Schramm adalah “suatu perangkat pernyataan yang saling
berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat
dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi
mengenai tingkah laku”.

Jurnal Filsafat Kelompok 7 5


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

b. Tahap hipotetikal
Ini adalah tahap teori dimana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja
pengetahuan.

c. Tahap deskriptif
Tahap ini meliputi pernyataan-pertanyaan aktual mengenai kegiatan penemuan-
penemuan yang berkaitan dengannya.

Keempat tema yang telah disebutkan tadi dalam arus peristiwa-peristiwa (flow of events) yang
berlangsung adalah :

a. Tema Epistemologikal
Tema epistemologikal dikaji dari tahap hipotetikal bersangkutan dengan metode dan
prosedur dalam menguji dugaan-dugaan sementara. Tema epistemologikal dilihat dari tahap
deskriptif menyangkut instrumen dan teknik dalam rangka melakukan verifikasi sebagai
penilaian yang objektif. Little John mengajukan pertanyaan : Dengan proses bagaimana
timbulnya pengetahuan? terdapat empat posisi :
1) Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari
kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.
2) Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Melihat dunia
apa yang sedang terjadi.
3) Konstruktivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar
berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Percaya bahwa fenomena di dunia
dapat dikonsepsikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk
merekayasa dunia.
4) Konstruktivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi
simbolik dalam kelompok sosial. Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk
kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

6 Jurnal Filsafat Kelompok 7


Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

b. Tema Ontological
Ontologi adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud (nature of being), atau lebih
sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Littlejohn mengatakan bahwa dalam teori
komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, dapat dikelompokkan menjadi dua posisi
dasariah yang saling berlawanan.

1) Teori aksional (actional theory)


Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan
pilihan nyata. Berpijak pada landasan teologis yang menyatakan bahwa orang
mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

2) Teori non aksional (non-actional theory)


Bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsif terhadap tekanan-
tekanan yang lalu. Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat, interpretasi
aktif seseorang dilihat dengan sebelah mata.

c. Tema Aksiologikal
Bagi cendekiawan komunikasi, ada tiga persoalan aksiologis itu :
• Apakah teori bebas nilai ?
Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak
dalam dunia nyata. Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, karena karya
peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan
penyelidikan. Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai
dalam metode dan substansinya. Para ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari, dan
pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-nilai baik personal maupun institusional.

• Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap objek yang dipelajari?


Titik pandang ilmiah secara tradisional menunjukkan bahwa para ilmuwan
melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa interferensi dengan tetap
memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi tetap berpendapat bahwa teori dan
pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

Jurnal Filsafat Kelompok 7 7


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

• Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?


Apakah para ilmuwan akan tetap objektif atau akan berupaya membantu perubahan
sosial dengan cara-cara yang positif ? Peranan ilmuwan adalah menghasilkan ilmu,
sarjana bertanggung jawab berkewajiban mengembangkan perubahan yang positif.

Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum, yaitu :

1) Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan
teori secara bersama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai kepada tujuan positif.
2) Ilmu yang bernilai netral (value-neutral) percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-
nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol efek nilai-nilai.

Paradigma Filsafat Ilmu komunikasi


Paradigma lama komunikasi ini dibangun atas dasar premis-premis berikut:
1) Komunikasi pembangunan dipandang sebagai penyampaian informasi searah dari pengirim
kepada penerima
2) Kebijakan operasional komunikasi pembangunan dibuat secara terpusat.
3) Media massa merupakan komponen pokok dalam menggerakkan pembangunan kepada
masyarakat sebanyak mungkin.
4) Modernisasi dipandang sebagai proses difusi informasi dimana masyarakat meninggalkan nilai-
nilai tradisional dan mengadopsi nilai-nilai modern (barat) agar memiliki pola hidup modern.
5) Kebutuhan aspirasi pembuat kebijakan dan usahawan sangat diperhatikan dalam pembuatan
kebijakan pembangunan.

Paradigma kontemporer banyak diadopsi oleh para pengambil keputusan di berbagai negara
dalam membuat kebijakan bidang informasi. Menurut Hogan hal tersebut terjadi karena tumbuhnya
kesadaran yang dalam tentang hakikat komunikasi yang mesti menempatkan komunikasi masyarakat
sebagai sentrum, adanya pengertian baru bahwa komunikasi pembangunan harus bertimbal balik,
(information exchange), adanya trend ke arah demokrasi partisipatif, kemajuan teknologi dan
globalisasi yang membuat informasi berlimpah sehingga akses informasi bagi masyarakat sangat

8 Jurnal Filsafat Kelompok 7


Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

terbuka, adanya kesadaran pentingnya menerapkan sistem komunikasi pembangunan yang terpadu
baik dari segi isi pesan, media, teknik komunikasi yang diterapkan, sumber pesan dan perancangan
kebutuhan masyarakat.
Paradigma baru dalam materi dan isi pesan informasi yang efektif mengacu pada tingkat
relevansi dengan karakteristik kebutuhan masing-masing daerah. Dalam arti faktor etnis, potensi
wilayah dan hambatan yang dimiliki setiap daerah akan mempengaruhi isi atau materi yang
diperlukan masyarakat setempat. Dalam kajian Rachmat Kriyantono paradigma filsafat komunikasi
yaitu:

1) Positif/Objektif
Ada realitas yang nyata yang diatur oleh kaidah kaidah tertentu yang berlaku universal,
walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu mungkin hanya dapat diperoleh secara probabilistik.
Realitas dianggap berada di luar dunia subjektif ilmuwan Dapat diukur dengan standar tertentu,
digeneralisasi dan bebas dari konteks dan waktu. Pandangan ini disebut realisme.

2) Subjektif – Konstruktivis
Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai
konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial, Realitas adalah hasil konstruksi mental
dari individu pelaku sosial sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi oleh
pengalaman, konteks dan waktu

3) Subjektif-Kritis
Realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh
proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik.

4) Positif/Objektif
Ada realitas objektif sebagai suatu realitas yang eksternal di luar diri ilmuwan. Ilmuwan harus
sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitian. Jangan ada penilaian yang subjektif atau
bias pribadi. Disebut dualist-objektivist

5) Subjektif-Konstruktif
Pemahaman terhadap suatu realitas atau temuan penelitian merupakan produk interaksi antara
peneliti dengan yang diteliti Ilmuwan dan objek atau realitas yang diteliti merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan Disebut transactionalist.

Jurnal Filsafat Kelompok 7 9


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

6) Subjektif-Kritis
Hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai
tertentu. Pemahaman tentang suatu realitas merupakan value-mediated findings.

7) Positif/Objektif
Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar penelitian, Peneliti berperan sebagai
disinterested scientist , Tujuannya untuk eksplanasi, prediksi dan control realitas.

8) Subjektif-Konstruktif
Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian Peneliti
sebagai passionate-participant, fasilitator, yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku
sosial Tujuannya untuk rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku
sosial yang diteliti.

9) Subjektif-Kritis
Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian Peneliti
menempatkan diri sebagai intelektual transformasi, advokat dan aktivis Tujuannya untuk kritik
sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment.

10 Jurnal Filsafat Kelompok 7


Jurnal Filsafat Kelompok 7 Maret 2022

Penutup

● Kesimpulan
Dari uraian singkat di atas pemakalah menyimpulkan bahwa hakikat filsafat
komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan
pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan yang mendasar, utuh, dan
sistematis seputar komunikasi.
Menurut pemikiran Richard L. Lanigan, ia berkata bahwa filsafat sebagai disiplin
biasanya dikategorikan menjadi sub bidang utama yaitu metafisika, epistemologi, aksiologi
dan logika.
Menurut pemikiran Littlejohn menelaah teori dan proses komunikasi dengan membagi
menjadi tiga tahap dan empat tema, yaitu Tema epistemologikal, tema ontologikal, tema
perspektif, dan tema aksiologikal.

Jurnal Filsafat Kelompok 7 11


Digra Murtaza Izham, Muhammad Aqmal Khafidz Pratama Hakikat Filsafat……..

Daftar Pustaka

Suriasumantri, Jujun S. 2005. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Ar Ruzz.


Efendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya.
Suhartono, Suparlan. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada.
http://rachmatkriyantono.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/2.-Kajian-Filsafati-pada-Ilmu-Komunikasi-
baru.pdf
Fisipol. 2022. “Filsafat Komunikasi”. https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/02/26/filsafat-
komunikasi/

12 Jurnal Filsafat Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai