Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 FILSAFAT KOMUNIKASI

Oleh:
Marlita Nursanti
173112351650147

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Ilmu Komunikasi
Universitas Nasional
2020
Analisis Filsafat Komunikasi

Filsafat Komunikasi menurut A.M. Hoeta Soehoet dan Dani Verdiansyah suatu ilmu
yang mempelajari dan mencari hakikat yang sedalam-dalamnya mengapa manusia
menyampaikan pesan kepada manusia lain. Sedangkan, menurut Menurut Prof. Onong Uchjana
Effendy, filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah secara fundamental,
metodologis, analitis, kritis, dan holistis teori. Jadi, filsafat komunikasi merupakan kajian yang
menjadi pondasi atau dasar bagi berdirinya ilmu komunikasi secara utuh yang meliputi hakikat
secara mendalam termasuk metodologi, analitis, teori, dan segala bentuk dimensinya.

Dalam membangun sebuah perspektif dalam ilmu dalam filsafat komunikasi memerlukan
tiga elemen dasar, antara lain ontology, epistemology, dan aksiologi. Berdasarkan pernyataan
diastase, berikut penjelasan terkait ketiga elemen dasar filsafat komunikasi, yaitu:

1. Ontology

Ontology berasal dari bahasa Latin, yaitu Onto artinya ada, dan logos artinya ilmu. Ontology
diartikan sebagai ada yang dipelajari oleh ilmu yang bersangkutan, ada yang dikaji oleh ilmu,
ada yang ditelaah oleh ilmu. Dengan kata lain, Ontology itu sama dengan objektif pada syarat
ilmu. Ontology inilah yang membedakan kajian atau yang dipelajari oleh satu ilmu dengan ilmu
yang lain. Artinya, setiap ilmu memiliki kajian yang berbeda satu sama lain. Tidak ada satu ilmu
pun yang memiliki objek kajian yang sama dengan ilmu yang lain.

Menurut pemikiran Stephen W. Littlejohn ontology memiliki fungsi positif perspektif dapat
menyusun teori-teori komunikasi sehingga memudahkan didalam penggunaan teori-teori
komunikasi sesuai dengan fokus dan landasan pikiran. Ilmu komunikasi tentu saja tidak terlepas
dari pertanyaan tentang apa sebenarnya ilmu komunikasi itu, apa yang dibahas didalam ilmu
komunikasi, objek apa yang masuk dalam kajian ilmu komunikasi.

Obyek tela’ah ontology adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontology
membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap
kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. Setelah menjelajahi segala
bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat manusia, alam dunia, pengetahuan, kehutanan,
moral dan sosial, kemudian disusunlah uraian ontology. Maka ontology sangat sulit dipahami
jika terlepas dari bagian-bagian dan bidang filsafat lainnya. Dan ontologi adalah bidang filsafat
yang paling sukar.

Objek penela’ah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera
manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan
manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris,
sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris. Berdasarkan
objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam:

1) Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau
bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.

2) Obyek formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang
terhadap obyek material.

Dalam pandangan ontology, ilmu komunikasi dipahami melalui objek materil dan objek
formilnya. Objek materil dalam kacamata ontology dimaknai bahwa komunikasi sebagai sesuatu
yang berada pada tingkat paling abstrak. Sementara itu, objek formal dalam kacamata ontology
memandang bahwa komunikasi merupakan sebuah sudut pandang (point of view) yang kemudian
memberikan kerangka bagi dimensi studi itu sendiri.

Misalnya, dalam ilmu komunikasi massa berfokus pada berita yang mempengaruhi minat
masyarakat untuk mengetahui berita tersebut. Ilmu komunikasi antarpribadi berfokus pada pesan
yang akan disampaikan pada orang lain, apakah pesan tersebut dapat memberikan efek yang
sesuai dengan tujuan atau tidak, dll. Dari banyaknya fenomena komunikasi massa yang sering
terjadi dan sering menjadi topic hangat adalah contohnya adanya berita hoax (berita bohong)
yang beredar begitu cepat. Salah satunya, saat ada isu tentang penganiayaan yang dialami oleh
Ratna Sarumpaet dengan cepat menyebar dimedia sosial dan mendapat banyak tanggapan dari
berbagai netizen. Padahal kenyataan, itu adalah berita yang dibuat-buat sendiri oleh Ratna
Sarumpet untuk menarik perhatian publik.
2. Epistemology

Epistemology berasal dari kata epistem artinya metode, dan logos artinya ilmu. epistemology
diartikan sebagai adanya metode, adanya prosedur, adanya mekanisme, adanya tata cara
bagaimana menggali, dan untuk menguji kebenaran suatu ilmu. Pada hakikatnya, menyangkut
asumsi mengenai hubungan antara peneliti denga napa yang diteliti dalam proses untuk
memperoleh pengetahuan mengenai objek yang diteliti. Epistemology pada dasarnya adalah cara
bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan
metode ilmiyah

Landasan pemikiran dalam ilmu komunikasi dapat dibedakan melalui standar epistemiology
teori-teori komunikasi berpusat pada paradigma positivisme akan berberda dengan landasan
kritis dan konstruktivis. Objek kajian ilmu pengetahuan haruslah objek-objek yang empiris sebab
bukti-bukti yang harus ia temukan adalah bukti-bukti yang empiris. Bukti empiris ini diperlukan
untuk menguji bukti rasional yang telah dirumuskan dalam hipotesis. Hal ini seperti yang
dilakukan mahasiswa saat menulis skripsi, dimana mahasiswa menguji teori yang digunakan, dan
dengan mengikuti prosedur yang benar secara metodologis.

Selain itu, dalam kajian epistemology ilmu komunikasi dititik beratkan pada berita atau kabar
yang sesuai dengan bukti atau fakta untuk menjadikan berita tersebut bernilai tinggi dan
berkualitas. Sehingga pesan yang ditujukan kepada masyarakat bersifat umum dan tidak
memihak. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui metode dari ketepatan waktu dalam memberikan
informasi, akurat, seimbang, jelas, dan padat terpercaya.

Objek tela’ah epistemology adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang,


bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan
dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal. Jadi yang menjadi landasan
dalam epistemology ini adalah proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan
logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan
moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan
kebaikan moral.
3. Axiologi

Axiologi, berasal dari kata axion artinya manfaat atau faedah atau guna dan logos artinya
ilmu. Axiologi diartikan adanya manfaat dari ilmu yang kita pelajari. Pada Axiologi,
membicarakan tiga hal, pertama kegunaan ilmu, kedua cara ilmu menyelesaian masalah, dan
ketiga netralitas pengetahuan. Setidaknya ada beberapa manfaat dari ilmu yang kita pelajari,
yaitu :

a. Dengan memiliki ilmu memudahkan kita mencapai tujuan. Dengan adanya ilmu yang
memadai, dapat membuat kita bekerja sesuai dengan kompetensi yang kita miliki dan
karenanya kita memperoleh imbalan yang sesuai. Artinya, tujuan kita untuk memenuhi
kebutuhan hidup pun tercapai.

b. Dengan memiliki ilmu dapat memudahkan kita dalam memcahkan masalah yang kita
hadapi. Bagi orang-orang yang memiliki ilmu, rasanya tidak sulit untuk memecahkan
masalah. Jika terdapat masalah, tentu ada penyebab terjadinya masalah. Kalau ada
masalah, bagi mereka tentu ada solusi masalah.

c. Dengan pesatnya kemajuan ilmu, maka aspek kehidupan lainnya ikut berkembang juga,
terutama pada bidang teknologi. Artinya, dengan berkembangnya ilmu, teknologi pun
berkembang pesat dan semakin canggih. Misalnya, karena perkembangan teknologi
transportasi sepeda motor yang begitu pesat, maka bertambah banyak pula bengkel-
bengkel sepeda motor, maka tumbuhlah jasa-jasa penyucian sepeda motor yang begitu
banyak, dan tak kalah pentingnya tumbuh juga jasa penambalan ban motor yang bocor.
Misal lain adalah karena pesatnya perkembangan hand phone atau gadget maka banyak
sekali toko-toko penjual handphone, banyak yang menjual pulsa untuk handphone,
adanya jasa untuk servis handphone yang rusak, dan ada yang menjual cashing
handphone dan aksesorisnya.

Ilmu komunikasi jika dipandang secara aksiologi berfokus pada fungsi komunikasi. Apabila
komunikasi massa maka yang dilihat dari fungsi media yaitu hiburan, informasi, mempengaruhi,
dan mendidik. Sehingga para praktisi media harus memiliki kemampuan untuk membuat ide agar
bisa menarik para komunikan atau audiens dalam menerima pesan yang akan disampaikan oleh
media tersebut.
Sebagai contoh lainnya, selain dua contoh diatas, yaitu pembahasan tentang berita hoax
Ratna Sarumpet. Jika ditelah dengan aksiologi maka pemeritaan yang telah dibuat merupakan
sesuatu yang tidak mmemiliki manfaat bagi komunikan. Karena dengan menyebarkan berita
hoax maka sama halnya dengan membohongi banyak pihak. Dan aka nada beberapa pihak yang
merasa dirugikan dengan penyebaran berita hoax tersebut. Sehingga sangat perlu untuk
komunikan menyaring sebuah pesan dalam menerima berita yang tersebar dimedia sosial.
Daftar Pustaka

PPT Filsafat Komunikasi Pertemuan Ke-7

Muhammad Mufid, 2009, Etika dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Prenadamedia Group

Uchjana Onong Effendy, 1990, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Tafsir Ahmad, 2004, Filsafat Ilmu, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bahrum, SE, M.Ak, Akt, Jurnal: ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI, Yayasan
Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

https://tambahpinter.com/filsafat-komunikasi/#Filsafat_komunikasi

https://pakarkomunikasi.com/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/pustaka _unpad_aplikasi_ filsafat_


dalam_ilmu_komunikasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai