Pendahuluan
Ilmu komunikasi bersifat multidisiplin. Artinya, sebagai ilmu, ilmu komunikasi dapat dilihat
dari sejumlah perspektif (sudut pandang). Ilmu Komunikasi itu sendiri, dalam sejarah
perkembangan keilmuannya dipengaruhi oleh disiplin ilmu-ilmu lain seperti sosiologi,
linguistik, psikologi, budaya bahkan termasuk matematika dan teknik. Kenyataan ini
membuat ilmu komunikasi memiliki pendekatan-pendekatan tertentu, lokus perhatian,
definisi yang luas dan beragam serta analisis-analisis yang bervariasi. Melalui inisiasi ke-1
mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan pokok-pokok pikiran yang ada di dalam
Modul 1 dalam Mata Kuliah Teori Komunikasi. yakni upaya memahami Teori Komunikasi
dari sisi Pendekatan, Pengertian, Kerangka Analisis dan Perspektif yang ada.
Konsep merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk merepresentasikan suatu gagasan
tertentu. Teori dengan demikian merupakan abstraksi dari realitas sosial yang kompleks dan
dengan demikian merupakan hasil konstruksi yang dilakukan oleh para ahli. Jadi, ilmu
komunikasi terbangun dari teori-teori komunikasi. Teori-teori komunikasi terbangun dari
konsep-konsep. Sedangkan konsep-konsep tersebut digunakan untuk mewakili suatu
gagasan tertentu. Ilmu komunikasi itu sendiri diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang produksi, proses dan pengaruhnya dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui
pengembangan-pengembangan teori yang dapat diuji dan digeneralisasi dengan tujuan
menjelaskan fenomena yang didalami.
5. Teori berfungsi memprediksi. Karena teori memberi penjelasan dari suatu kausalitas,
sebab dan akibat, hubungan-hubungan antara konsep satu terhadap konsep yang
lain dalam menggambarkan suatu realitas, maka dengan sendirinya, teori
mempunyai kemampuan untuk memprediksi terhadap gejala-gejala tertentu
sehingga bisa melakukan tindakan preventif atau antisipatif.
6. Teori berfungsi heuristics. Arti dari heuristics adalah kemampuan menghasilkan yang
baru. Dengan perkataan lain, bahwa teori seharusnya menjadi pijakan bagi
ditemukannnya atau ditelusurinya teori-teori yang baru. Teori yang lama menjadi
lahirnya sebuah teori yang baru
8. Teori berfungsi sebagai kontrol. Teori mampu mengendalikan dan mengontrol sesat
pikir, asumsi-asumsi yang dibangun tidak didasarkan pada landasan ilmiah. Teori
juga mampu digunakan untuk mengendalikan penyimpangan-penyimpangan dalam
berpikir, membangun argumen, hipotesa dan penarikan kesimpulan.
Dengan mencermati paparan itu, kita dapat melihat kegunaan teori berhubungan langsung
dengan kepentingan akademik dan kegunaan teori bagi kepentingan kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat.
Mengembangkan Teori
Bagaimana mengembangkan suatu teori? Apakah suatu teori dapat berubah dan dapat
salah? Pertama, mari kita cermati dahulu pertanyaan pertama. Bagaimana mengembangkan
suatu teori? Teori dapat dikembangkan dari dua sumber pengetahuan, yakni dari realitas
empiris dan dari pemikiran. Namun pada umumnya, teori dikembangkan berasal dari
realitas empiris. Misalnya, fenomena tentang cara-cara seseorang yang tidak saling
mengenal berusaha mengenal dan kemudian menjadi seorang sahabat. Melalui fenomena
tersebut muncullah Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory).
Dari realitas sosial yang terjadi, seseorang mengalami kejadian atau berada di dalam realitas
sosial itu, kemudian ia mengamatinya fenomena ini, menentukan gejala-gejala utama yang
dapat ditangkap, membangun hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain.
Dibangun kesimpulan. Diuji kembali untuk menguatkan pemikiran-pemikiran yang dibangun,
apakah kesimpulan yang telah disusun tersebut sudah benar, valid dan reliabel. Gambaran
seperti itulah bagaimana suatu teori dibangun dan dikembangkan. Dalam Modul 1 Mata
Kuliah Teori Komunikasi disebutkan bahwa Pengembangan suatu teori dapat dilakukan
melalui empat tahap:
1. Mengembangkan pertanyaan
2. Membangun hipotesis
3. Melakukan pengujian hipotesis
4. Merumuskan teori
Begitu luasnya teori-teori komunikasi, beberapa ahli mengusulkan cara-cara tertentu untuk
mengelompokkannya. Ada ahli yang mengelompokkan teori-teori komunikasi berdasarkan
level komunikasi seperti Teori-teori Komunikasi Interpersonal, Teori-teori Komunikasi
Kelompok, Teori- teori Komunikasi Organisasi dan Teori teori Komunikasi Massa. Ada pula
ahli yang lain mengelompokkan teori-teori komunikasi dengan cara yang lain. Misalnya
memasukkan teori-teori komunikasi dalam kelompok teori struktural fungsional, teori-teori
komunikasi kognitif dan behavioral, teori-teori komunikasi interaktif dan teori-teori
komunikasi yang bersifat Kritis dan Interpretif. Semua itu adalah cara-cara pengelompokkan
teori-teori komunikasi agar mudah dipahami dan dibedakan antara satu dengan yang lain
Ada pula yang mengembangkan teori berdasarkan pada rules-aturan-aturan yang ada.
Perilaku komunikasi dapat diamati karena perilaku tersebut mengikuti aturan-aturan yang
ada. Ada pula ahli mengembangkan teori berdasarkan pada pendekatan sistem. Bahwa
antara satu dengan yang lain saling berhubungan satu sama lain. Di samping segi-segi
tersebut ada pula yang mengembangkannya berdasarkan pada hubungan interaksi dan
penggunaan simbol.