Anda di halaman 1dari 40

Sasaran

Pembelajaran/Learning
objective
Mahasiswa mampu menjelaskan proses
pembentukan konsep dan proposisi serta membandingkan
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dengan
contoh-contoh.
Manfaat Pokok Bahasan
mampu mengkonseptualisasikan konsep dengan
memahami tentang teori, proposisi dan konsep,
merumuskan masalah, serta mengetahui varibel
dan skala pengukuran yang akan digunakan
dalam mendesain penelitiannya
1. Konsep, Proposisi dan
Teori
Penelitian melibatkan 2 proses yang tidak terpisahkan
yakni proses teoritisasi dan proses empirisai
pengetahuan

Pada proses teoritisasi: konsep, proposisi dan


teori

Pada proses empirisasi : hipotesis dan variabel


Konsep
istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak suatu kejadian,
keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi
pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun dan Effendi,
1987).

Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat


menyederhanakan pemikirannya dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan
lainnya. Istilah tersebut digunakan untuk mewakili
realitas yang kompleks.
Jenis Konsep
1. Konsep yg jelas hubungannya dengan fakta atau
realitas. Misalnya meja dapat digunakan untuk
mewakili semua bentuk meja yang diwakilinya
dgn ciri ciri tertentu. Proses ini disebut abstraksi
yakni mengabstraki berbagai realitas dengan
menggunakan istilah yang dapat diukur dan
diamati. Contoh lain: kurikulum, semester, skripsi,
makalah
Jenis Konsep
2. Konsep kedua leboih abstrak dari fakta atau realitas
yang diwakili, misalnya interaksi sosial, dominasi,
dinamika, produktifitas, dll. Konsep ini lebih
abstrak untuk menggambarkan atau mengilustrasi
realitas sosial.
Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena atau
peristiwa yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari
sejumlah karakterisktik kejadian, keadaan, kelompok,
atau individu tertentu (Rahardjo M, 2010).
Migrasi, misalnya adalah sebuah konsep yang dirumuskan
atas dasar generalisasi dari perilaku mobilitas tertentu
manusia. Perilaku ini berkaitan dengan perpindahan dari
satu tempat ke tempat lain pada waktu tertentu untuk
tujuan tertentu pula.
Peranan konsep sangat penting dalam penelitian
karena dia menghubungkan dunia teori dan dunia
observasi, antara abstraksi dan realitas, baik realitas
konkrit maupun abstrak.
Konsep
Konsep merupakan bahan dasar dari suatu ilmu
pengetahuan. Konsep membentuk proposisi dan
selanjutnya menyusun teori. Konsep dapat diartikan
sebagai sebuah symbol atau istilah yang menunjuk pada
sebuah pengertian. Konsep merupakan sesuatu yang
abstrak tetapi menujuk pada sesuatu yang konkrit.
Abstraksi dari suatu konsep bervariasi mulai dari
rendah sampai tinggi
Proposisi
Hubungan yang logis antara dua
konsep.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 36) dalam penelitian
sosial biasanya dikenal dua tipe proposisi, yakni aksioma atau
postulat dan teorem.
Aksioma atau postulat ialah proposisi yang kebenarannya tidak
dipertanyakan lagi oleh peneliti, sehingga tidak perlu diuji
dalam penelitian. Misalnya, “perilaku manusia selalu terikat
dengan norma sosial” ialah contoh sebuah proposisi yang
kebenarannya tidak dipertanyakan.
Sedangkan teorem ialah proposisi yang dideduksikan dari
aksioma. Sebagai contoh “perilaku seseorang dipengaruhi oleh
niatnya untuk melakukan perilaku tersebut”.
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat
pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini
berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.
Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-
hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur
yakni:
Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari
orang, benda, tempat, atau perkara.

Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam


subjek.
Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan
predikat.
Teori itu apa?
• Ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu tersusun atas
sejumlah teori. Berdasarkan teori yang diketahuinya,
seseorang dapat membaca dan memahami fakta-fakta
empiris yang dilihat atau ditemuinya.
• Sesuatu fakta empiris tertentu dapat saja di ceritakan atau
diinterpretasikan secara berbeda oleh orang yang berbeda,
tergantung pada kaca mata teori yang digunakan untuk
melihat fakta yang bersangkutan.
• Tanpa teori seseorang akan menjadi buta dan tidak bisa
melihat fakta-fakta yang dijumpainya. Sebaliknya teori yang
diketahui seseorang akan menjadi lumpuh (tidak bermakna)
jika tidak diperhadapkan pada fakta-fakta empiris.
Unsur penelitian yang paling besar peranannya ialah
teori, karena dengan unsur ini penelitian mencoba
menerangkan fenomena sosial atau alam yang menjadi
pusat perhatiannya agar lebih mudah dipahami
masyarakat awam. Teori diartikan sebagai serangkaian
asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep
Teori mempunyai beberapa
fungsi
(1) fungsi ekplanatif (menjelaskan),

(2) fungsi prediktif, dan

(3) fungsi kontrol.


Suatu teori harus mampu menjelaskan hubungan
antara fakta-fakta empiris yang ada. Kenyataan
tentang kerusakan sumberdaya hutan, pada
satu pihak dan kemiskinan masyarakat pada
pihak lain, seharusnya dapat dihubungkan oleh
suatu teori.
Kemampuan teori dalam menjelaskan hubungan
diantara fakta-fakta yang dicontohkan di atas akan
tergantung, anatara lain, pada :
(1) kesederhanaan struktur teorinya,
(2) kecermatan penjelasannya, dan
(3) relevansi teori yang digunakan dengan fakta-fakta atau
fenomena-fenomena yang ingin dijelaskan hubungannya.
2. Perumusan Masalah
Masalah itu Apa?
Masalah:

Kesenjangan antara harapan


dan kenyataan
Masalah sebagai kesenjangan yang ada di antara
kenyataan dan harapan perlu dirumuskan secara
eksplisit. Masalah tersebut dapat ditangkap dari
keluhan-keluhan yang ada dalam lingkungan sosial
yang bersangkutan. Gejala-gejala khusus dari
masalah ini diungkapkan secara jelas untuk
kemudian konsepnya dirumuskan secara
operasional
Konsep bersifat abstrak, sedangkan gejala bersifat
konkret.

Konsep berada dalam bidang logika (teoritis),


sedangkan gejala berada dalam dunia empiris
(faktual). Memberikan konsep pada gejala itulah
yang disebut dengan konseptualisasi.
Konseptualisasi penelitian tidak hanya
merumuskan masalah, tetapi juga
mengungkapkan cara-cara tentang
bagaimana masalah tersebut akan diteliti.
Mengapa perlu merumuskan
masalah?
Silahkan berdiskusi pada menu forum di SIKOLA
mengapa perlu merumuskan suatu masalah dalam
memulai suatu penelitian.

Deadline diskusi sesuai dengan jadwal


perkuliahan.
https://slideplayer.com/slide/7402730/
3. Variabel
variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa
saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk
memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu
kesimpulan

Pengertian lain bahwa variabel adalah sesuatu yang


digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep tertentu.
Pengukuran variabel adalah proses menentukan
jumlah atau intensitas informasi mengenai orang,
peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta
hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis.
Agar konsep dapat diteliti secara empiris ia harus
dirumuskan secara operasional dengan mengubahnya
menjadi variabel. Caranya adalah dengan memilih
dimensi tertentu konsep yang memiliki variasi nilai.
Misalnya, konsep badan.
Untuk menjadi variabel ... yang dapat diukur ialah
tinggi, berat, dan bentuknya.
4. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan
menghasilkan data kuantitatif
Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang akan
diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan
dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien
dan komunikatif. Misalnya berat emas 20 gram, berat
besi 200 kg, suhu badan orang yang sehat 370, EQ
seorang 210.

Anda mungkin juga menyukai