Anda di halaman 1dari 16

Struktur ilmu-ilmu sosial

By: Siti Uswatun Hasanah, M. Pd.


1. Fakta
Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan
yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya. atau
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta sosial adalah cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu
dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu
tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk
datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat
kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam
sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggarFakta
dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi
alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat
mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada.
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan
pernyataan positif dan rumusannya sederhana.
Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS.
Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu
atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan
titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa
konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu
generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan
kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami
siswa.
Beberapa contoh fakta ,seperti dibawah ini :

a) Gunung Galunggung meletus tahun 1982.

b) Pada tahun 1997 banyak hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar.

c) Jakarta adalah ibukota Indonesia.

d) Jawa Barat mempunyai penduduk lebih banyak dari pada Irian Jaya.

e) Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.

f) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

g) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.

h) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.

i) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.


B. Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), pengertian
konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang
ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide
abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah
atau rangkaian kata
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan
sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan
berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut dapat
ditarik sebuah ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut
adalah ciri yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses
dari obyek, peristiwa atau proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas
fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui laporan
seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-
gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk
Berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya:
1.Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental
tentang benda, peristiwa, atau kegiatan. Misalnya, kita
mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa
kelompok itu.
2.Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang
memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
3.Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang
konsep “kelompok” misalnya mungkin berbeda dengan
pemahaman orang lain.
4.Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5.Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus.
Kamus memiliki makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotative berkenaan dengan arti kata, seperti
pada kamus, misalnya arti kata Revolusi adalah perubahan cepat
dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, dan seterusnya.
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka
memahami makna konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1.Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada
kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari suatu
istilah atau kata.
2.Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada
pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan
bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka
mendeskripsikan sendiri.
3.Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan,
dan segera menuliskan makna konsep segera setelah
Kegunaan Konsep
1. Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi
kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
2. Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang
ada di sekeliling kita. Apabila seseorang mengidentifikasikan
sesuatu benda, benda tersebut dimasukkan dalam kelas tertentu.
3. Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang
sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan
konsep yang sudah diketahui. Dengan kata lain hal yang baru itu
sudah termasuk dalam konsep tertentu.
4. Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah
dalam klasifikasi yang benar. Dengan demikian kita memperoleh
pemecahan bagaimana memproses masalah yang ada di hadapan
kita.
5. Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks
dan menerangkan secara lebih jelas.
Pembinaan Konsep IPS
1) Merumuskan tujuan.
2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan
membantu pemahaman konsep.
3) Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus
menyajikan definisi contoh-contoh.

(Yelon (dalam Husein Achmad, 1982) mengemukakan


bagaimana mengajar konsep yang baik)
C. Generalisasi
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Generalisasi menghubungkan
beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola
hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas.
Artinya, dalam pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang
lebih luas (Djodjo Suradisastra 1991/1992:39). Menurut Nursid
Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau
lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan
deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun
generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan
sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk
lebih jelasnya kita ambil contoh berikut. Ada ungkapan : “Makin primitif
suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara
hidup masyarakat itu” kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu:
(1) Masyarakat primitif; (2) Lingkungan hidup; (3) Cara hidup.
Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak
menyebut orang, tempat atau benda. Alasannya, apabila kita
menyebutkannya berarti generalisasj yang kita buat memiliki
tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga
sempit atau rendah. Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa
sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam berbagai
situasi yang bagaimanapun juga.
Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan
generalisasi dalam disiplin ilmu sosial lainnya. Generalisasi
dalam sejarah merupakan contradiction in terminis karena
sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah
itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah ada juga
kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia
yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomi,
kecenderungan psikologis, dan selanjutnya, menurut Rochiati
Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya
empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah
dalam IPS, yaitu:
1.Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat
kerajaan terletak di tepi sungai.
2.Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila
golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan
berlangsung pementahan teror.
3.Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah,
raja lalim raja disanggah.
4.Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah
bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi
sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai
para pelaku sejarahnya.
D. Teori
Sebuah teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan
menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi.
Kekuatan teori terletak pada kemampuannya menerangkan dan
meramalkan fenomena. Menurut Skager dan Weinberg, makin
bersemangat lapangan inquiry makin mendekati kenyataan
teori-teori tersebut (Husein Achmad, 1982:9). Proposisi yang
menghubungkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari
pada proposisi yang menghubungkan konsep. Selanjutnya
proposisi yang menghubungkan konsep, lebih mudah dari
proposisi yang menghubungkan generalisasi. Sedangkan teori
yang lebih tinggi akan mengembangkan bentuk konsep yang
lebih umum.
Seperti halnya generalisasi, teori dapat juga disusun berdasarkan
kekuatan-kekuatan yang ada pada teori- teori tersebut. Kriterianya
adalah sebagai berikut (Fraenkel dalam Husein Achmad. 1982).
1.Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan (breath).
2.Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan (complexity).
3.Sampai sejauh mana teori tersebut dapat diterapkan pada daerah,
kejadian, orang, dan objek yang dikenal teori tertentu (Applicabilit).
4.Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi melukiskan dan
menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia serta
menerangkan segi-segi yang penting dewasa ini (explanatory power).
5.Sampai sejauh mana teori membimbing ke arah pendalaman yang lain
(depth).
6.Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada
dalam teori (conceptual strengt).
7.Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari
proposisi yang dihubungkan dengan teori tersebut dapat teruji
(testability).
E. Hubungan Antara Fakta, Konsep, dan
Generalisasi
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa
merupakan dasar darimana kegiatan belajar mengajar IPS
dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini
dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran.
Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah
berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi itulah guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari
alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi,
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebagai
bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai