Anda di halaman 1dari 25

FAKTA , KONSEP , GENERALISASI, DAN TEORI DALAM

IPS SERTA MENERAPKAN NILAI DAN SIKAP DALAM IPS

Dosen Pengampu:
Deni Puji Hartono M.Pd

Di susun oleh kelompok 1 :


1. IKA MARISKA (2022143441)
2. SELLA ANGGITA SARI (2022143442)
3. ALYA HUTRIANA SAPUTRI (2022143443)
4. PUTRI PEGGY (2022143444)
5. PUTRI RAMAYANTI (2022143445)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa


terhinggakekuasaan dan kekuasaan-Nya, sumber segala kebenaran sejati,
yangmembimbing dan mempermudah pembuatan makalah ini.

Makalah ini mengkaji tentang “Fakta, Konsep, Generalisasi, dan Teori dalam
IPS secara khusus makalah ini ditulis untk memenuhi Mata Kuliah KonsepDasar
IPS yang dibimbing oleh bapak Deni Puji Hartono M.Pd.Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua teman-teman khusunya di kelas 2Lsemester 2 yang
telah memberi motivasi serta semangat kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan kepada para
pembaca. Namun terlepas dari itu semua kami memahami bahwa makalah
inimasih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
sertasaran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik.

Palembang, Mei 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................3
B. Rumusan Masalah ......................................................................3
C. Tujuan .........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................4

A. Pengertian Fakta .........................................................................4


B. Pengertian Konsep.......................................................................6
C. Pengertian Generalisasi...............................................................14
D. Pengertian Teori .........................................................................18
E. Menerapkan Nilai dan Sikap.......................................................21

BAB III PENUTUP...............................................................................22

A. Kesimpulan..................................................................................23
B. Saran............................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................24

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsungdalam
proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapamanusia
berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosialmerupakan
suatu disiplin ilmu yang memiliki materi dan metodologitertentu, batang
tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledgeatau structure of
knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmusosial seperti sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologisosial, dan ilmu politik
memandang manusia dari sudut pandangnyamasing-masing dan menggunakan
metode kerja yang berbeda untukmemperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan
tentang tindakan atau perilakumanusia ini memberikan suatu dasar bagi materi
ilmu pengetahuan sosial(IPS). Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan,
termasuk di dalamnya ilmusosial, tersusun dalam 3 tingkatan materi, dimulai
dari yang paling sempitsampai kepada yang paling luas yaitu : Fakta, Konsep,
Generalisasi danTeori.
A. Rumus Masalah
1. Apa pengertian Fakta , Konsep , Generalisasi,Teori, Nilai Dan Sikap ?
2. Bagaimana hubungan Fakta , Konsep , Generalisasi, Teori, Nilai Dan
Sikap?
B. Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui pengertian Fakta , Konsep,
Generalisasi,Teori, Nilai Dan Sikap.
2. Untuk mengetahui hubungan Fakta , Konsep , Generalisasi, Teori,
Nilai Dan Sikap.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fakta

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia fakta : hal atau keadaan


peristiwa,yang merupakan kenyataan, susuatu yang benar-benar ada atau
terjadi. Fakta berasal dari bahasa latin yaitu factus adalah segala sesuatu yang
tertangkapoleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah
menjadisuatu kenyataan.

Jadi Fakta adalah informasi atau data yang ada atau terjadi dalam
kehidupan. Ciri pokok fakta adalah ke khasannya dan sifatnya yang tidak
berulang-ulang.

Fakta Sosial adalah cara bertindak, berfikir Contohnya : gunung


berapi,gunung merbabu, candi borobudur, candi perambanan, perang
diponegoro, perang padri, lain-lain.

Melihat fakta yang khas dan buntu, banyak pakar pendidikan menganggap
bahwa fakta tidak menghasilkan ide atau pengetahuan baru. Akan tetapi
bagaimanapun fakta tetap mempunyai manfaat. Fakta menjadi dasar untuk
pembentukan konsep (pengertian dan gambaran).

Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalahkeadaan,


peristiwa yang merupakan kenyataan yang sungguh-sunggguh terjadidan
terjamin kebenarannya dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan
sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi, yangdimana fakta
merupakan titik awal untuk membentuk konsep dan dari beberapa konsep
dapat membentuk sebuah Generalisasi. Fakta, Konsep danGeneralisasi
merupakan sutu kajian dalam IPS yang harus dipahami olehsiswa.

Fakta dapat dipahami secara umum dalam tiga bentuk:

1. Fakta yang berupa benda seperti batu, pohon, orang, dan sebagainya.

4
2. Fakta yang berupa situasi atau kondisi seperti panas, kotor, bising
dansebagainya.
3. Fakta yang berupa peristiwa atau kejadian seperti kebakaran,
perkelahiandan proses lainnya.

Berdasarkan penjelasan Fakta di atas memiliki berbagai macam sesuaidengan


kondisi saat seseorang menyimpulkan fakta tersebut. Seperti fakta itu berupa
benda, situasi, kejadian.

Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang beradadi luar
individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikanindividu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datangtepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.Kewajiban-kewajiban
tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan danmemiliki sanksi tertentu jika
dilanggar Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi
alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori yang sudahada.

Fakta yang sama bisa mengahasilkan makna yang berbeda karena


setiapmanusia memiliki persepsi sendiri. Fakta disiplin ilmu sejarah: nama
pelaku,tempat peristiwa, tanggal, bulan, dan tahun kejadian. Fakta geografi:
namadaerah, letak daerah, pantai, dataran, atau daerah pegunungan,
bagaimanatingkat kesuburan tanahnya, dan lain-lain. Fakta diperlukan untuk
menentukan mana yang masuk atribut, dari atribut-atribut tersebut akan
membentukkonsep.

Berdasarkan penjelasan diatas fakta itu menghasilkan makna yang berbeda-


beda tergantung bagaimana seseorang mempersepsi fakta itu sendiri,karena
persepsi orang berbeda-beda dalam mengartikan suatu makna.Beberapa contoh
fakta ,seperti dibawah ini :

a) Gunung Galung agung meletus tahun 1982.

b) Pada tahun 1997 banyak hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar.

c) Jakarta adalah ibukota Indonesia.

5
d) Jawa Barat mempunyai penduduk lebih banyak dari pada Irian Jaya.

e) Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945

f) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.

g) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.

h) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.

i) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

Berdasarkan contoh fakta yang pernah terjadi di masa lalu seperti contohfakta
diatas maka banyak sekali contoh-contoh fakta yang dapat diambil dandijadikan
sebagai tambahan materi dari definisi fakta tersebut.

B. Konsep
1. Pengertian Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian konsep
adalah gambaranmental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di
luar bahasa, yang digunakanoleh akal budi untuk memahami hal-hal
lain. Menurut Soedjadi pengertiankonsep adalah ide abstrak yang
dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasiatau penggolongan yang
pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah ataurangkaian kata.
Tanwifi menjelaskan bahwa konsep adalah suatu ide yang
menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta seperti “konsep
kebutuhan manusia” yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya
pakaian, keselamatan, pendidikan, cita-cita, dan harga diri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan konsep adalah
suatukesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan
alat intelektualyang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan
masalah. Dari pengertiantersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa konsep mengandung atribut.Atribut adalah cirri atau
karakteristikyang dimiliki suatu konsep yangmembedakan tabel objek
atau peristiwa atau proses dari objek, peristiwa atau proses lainnya.
Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret

6
yangdapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan
langsung.Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data dapat
digunakan untukmengkomunikasikan atribut. Contoh dari atribut ini:
meja memiliki atributukuran, bentuk. Ukuran meja bisa kecil atau
besar, bentuknya bisa persegi, oval, persegi panjang, atau persegi
empat. Untuk membedakan atribut danau dari kolamrenang digunakan
atribut bentuk, ukuran dan juga letak. Tapi untuk membedakandanau,
laut dan kolam maka atribut ukuran lebih mengenak.

Dengan demikian konsep Ilmu Pengetahuan sosial mengandung


pengertian :ilmu pengetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu dari disiplin
ilmu-ilmusosial, disiplin ilmu itu diajarkan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan pembelajaran disekolah dan pendidikan tinggi, meskipun disiplin
ilmu dari dasar-dasar ilmu sosial berdiri sendiri, namun dapat ditarik aspek-aspek
nilai yangdikembangkan tiap-tiap ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Pada kajian-
kajiantertentu yang relevan. Konsep abstraksi atau pengertian abstrak karena
merupakanide tentang sesuatu (benda, peristiwa, hal-hal) yang dalam pikiran. Ia
mengandung pengertian dan penafsiran (bukan berwujud fakta konkret) konsep
membantu kitadalam mengadakan pembedaan, penggolongan atau penggabungan
faktadisekeliling kita. Contoh kita mengenal banyak data perang seperti
perangdiponegoro, perang paderi, perang aceh, perang dunia, dan
sebagainya.Dengandemikian pengertian perang merupakan konsep.Jumlah atribut
yang dimiliki setiap konsep berbeda, ada yang memiliki satuatribut ada juga yang
lima, enam bahkan lebih. Semakin banyak jumlah atribut berarti semakin banyak
kesamaan yang dituntut kepada sebuah benda atau sifatyang menjadi anggota
konsep. Dengan demikian ia semakin membatasi jumlah benda atau sifat yang
menjadi anggotanya. Contoh untuk konsep kambing lebih banyak dibandingkan
dengan atribut untuk konsep binatang. Atribut untuk konsepkambing terdiri atas
bentuk,bau, cara hidup, ekor, janggut kaki, kuku. Atas dasaritu seekor binatang
dinamakan kambing dan yang lainnya tidak. Sedangkan untukkonsep binatang
dimana kambing, gajah, ular dan sebagainya menjadi anggotayang diperlukan
adalah atribut, bentuk dan cara hidup.

7
Berdasarkan penjelasan diatas ilmu pengetahuan sosial yang
merupakandisiplin ilmu dari disiplin ilmu-ilmu sosial, disiplin ilmu itu diajarkan
untukmemenuhi kebutuhan pendidikan dan pembelajaran disekolah dan
pendidikantinggi, meskipun disiplin ilmu dari dasar-dasar ilmu sosial berdiri
sediri, namundapat ditarik aspek-aspek nilai yang dikembangkan tiap-tiap ilmu
dengan disiplinilmu lainnya.

Menurut Womack, selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan


pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga
pentingmemahami tingkat arti (level of meaning ) dari sebuah konsep. Ia
berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial merupakan kata atau sekumpulan
kata (prosa)yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan
bersifat tetap(Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak dapat
dicabut). Untuklebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini
dikemukakan beberapasifatnya.

1. Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang


benda peristiwa atau kegiatan. Misalnya , kita mendengarkan
“kelompok” kita bisa membayangkan apa kelompok itu.
2. Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang
memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep
“kelompok” misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang
lain.
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas seperti halnya fakta memiliki berbagaimacam


bentuk, konsep juga memiliki beberapa sifat diantara bersifat abstrak,yang
memiliki kumpulan-kumpulan yang dijadikan sebagai karakteristik
untukmenyimpulkan kualitas benda secara umum, juga bersifat personal,
konseptentang pengalaman belajar.

Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Maknadenotative


berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kataRevolusi adalah

8
perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, danseterusnya. Revolusi
juga mempunyai makna konotatif antara lain sebagai berikut.

1. Makna refolusi merangkum makna denotatife


2. Refolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian
yang penting yang telah direncanakan dan diatur secara sungguh-
sungguh.
3. Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok
maupun perseorangan.
4. Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang
atau lembaga, lebih jauh bukan hanya menentang tetapi melawan
juga dengan kekuatan.

Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahamanyang


benar tentang arti konsep dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara
berkembang, pertumbuhan ekonomi republik, kabinet, dan seterusnya. Jikamereka
tidak memperoleh arti yang benar tentang makna yang terkandungdidalam
konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelik.Pengajaran
konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami maknakonotatif, karena
itu pengajaran konsep harus:

1. Diberikan dalam suatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan


dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau
kata.
2. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya
sendiritentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru
misalnya, gurumenyuruh mereka mendeskripsikan sendiri.
3. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan
segeramenuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.

Berdasarkan penjelasan diatas konsep itu mempunyai makna denotatif


dankonotatif maksudnya denotatif adalah makna yang sebenarnya atau makna
yangsesuatu dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut, sedangkan

9
maknakonotatif adalah bukan makna sebenarnya dengan kata lain makna kias
ataumakna tambahan.Untuk lebih rincinya berikut pembagian dari konsep yaitu:

a. Konsep Konjungtif adalah konsep yang paling rendah, benda atau


sifat yangmenjadi anggota konsep memiliki persamaan yang tinggi
dalam nilaiatributnya. Biasanya memiliki jumlah atribut yang
banyak contoh kalau orang bicara tentang buku ilmiah dengan
atribut isi buku, warna sampul, ketebalan buku serta pembaca buku
maka apabila ada sejumlah buku yang memiliki isi,semuanya
mengenai ekonomi makro karena sampulnya merah, ketebalan
bukusemuanya berkisar sekitar 300 halaman serta semua buku
ditulis untukmahasiswa yang baru belajar ilmu ekonomi.
b. Konsep disjuntif adalah konsep yang anggota atau atributnya
memiliki nilaiyang beragam. Contoh alat kantor.
c. Konsep relasional adalah kebersamaan antara anggotanya dalam
suatu atributhanyalah berdasarkan kriteria yang abstrak dan selalu
dalam hubungan danselalu dalam hubungan kriteria tertentu.
Contoh : konsep jarak yangdikembangkan berdasarkan dua titik.

Sedangkan konsep-konsep yang ada pada Ilmu sosial yang telah


terangkumdalam IPS yaitu.

a. Konsep-konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep seperti


migrasi,feodalisme, inperalisme, rasionalisme, sosialisme, perang,
liberalisme, perdamaian, perjanjian, persetujuan, persekutuaan,
candi, area, uang tunai, perdagangan, pahlawan, dan sebagainya.
b. Konsep-konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep seperti
tukarmenukar, uang, pasar, bursa, liberalisme, kapitalisme,
imperalisme,koperasi, pajak, cukai, untung, rugi, harga, industri,
produksi, distribusi,konsumen, pabrik, pengusaha, pendapatan,
kerja, tenaga, jasa dansebagainya.
c. Konsep-konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep seperti
tanah, air,udara, sungai dan sebagainya.

10
d. Konsep-konsep antropologi mengenal beberapa konsep seperti
kebudayaan, peradaban, kepercayaan, induk bangsa (ras), bahasa,
kekerabatan dansebagainya.
e. Konsep-konsep sosiologi mengenal beberapa konsep seperti norma
sosial,kerjasama sosial, kelompok sosial, organisasi sosial, status
sosial dansebagainya.
f. Konsep-konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep seperti
norma perilaku sosial, interaksi sosial, perilaku politik, budaya
masyarakat, perilaku menyimpang dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa konsep-konsep antara ilmu sosial itu


berbeda-beda baik itu konsep sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi
sosial,geografi dan ekonomi, karena ilmu-ilmu sosial ini memiliki kajian ilmu
yang berbeda maka dari itu konsepnya juga berbeda.

2. Kegunaan Konsep

Konsep merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari karena


akanmembantu dalam beberapa hal seperti yang diungkapkan oleh De Cecco,

1) Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi


kesulitandalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
2) Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang
ada disekeliling kita. Apabila seseorang mengidentifikasikan
sesuatu benda, bendatersebut dimasukkan dalam kelas tertentu.
3) Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang
sebenarnyamerupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan
konsep yang sudahdiketahui. Dengan kata lain hal yang baru itu
sudah termasuk dalam konseptertentu.
4) Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah
dalamklasifikasi yang benar. Dengan demikian kita memperoleh
pemecahan bagaimanamemproses masalah yang ada di hadapan
kita.

11
5) Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks
danmenerangkan secara lebih jelas.
6) Menggambarkan kenyataan dan dunia. Dengan melalui konsep
seseorangdiharapkan bisa berpikir atau melihat sesuatu yang
berhubungan, menciptakan,dan melaksanakan segala sesuatu.
Namun demikian kita harus berhati-hatiterhadap konsep stereotipe,
yaitu konsep yang didasarkan atas pengalaman- pengalaman yang
keliru.
3. Pembinaan Konsep IPS

Agar anak didik dapat memahami pengertian konsep-konsep IPS


denganlebih jelas dan memadai maka seorang guru hendaknya memperhatikan
hal-hal penting dalam mengajarkan konsep-konsep IPS. Dalam hal ini
Yelonmengemukakan bagaimana mengajar konsep yang baik sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan.Guru harus menetapkan tujuan tertentu untuk


masing-masing mata pelajaran.Dalam mengajar konsep, guru
hendaknya memberi kesempatan kepada siswauntuk menggunakan
kemampuannya dalam memberikan atau memilih contoh-contoh
tentang konsep.
2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu
pemahamankonsep.Syarat utama untuk mempelajari konsep adalah
memilah-milah, yaitumembedakan antara obyek yang satu dengan
obyek lainnya, antara symbol yangsatu dengan simbol yang lain.
Selanjutnya guru harus mengetahui pengetahuan prasyarat, yaitu
bahwa siswa harus mampu menunjukkan atribut definisi
danmemahami konsep.
3) Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus menyajikan
definisicontoh-contoh. Sebab konsep akan mudah dipahami
apabila:
a. Aspek yang relevan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak
relevandengan stimulus kurang jelas atau kurang tajam.

12
b. Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangic.
Banyak menggunakan contoh-contoh yang positif
4) Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari.
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan
memberikan.

Berdasarkan paparan diatas kegunaan konsep adalah bertujuan


untukmenjelaskan sesuatu benda, gagasan atau peristiwa. Fakta sangat penting
dalamstruktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut membantu membentuk
konsep.Menurut savage dan Amstrong konsep dicapai dalam suatu proses
yangmelibatkan fakta-fakta yang khusus.

Fakta Ciri / sifat Konsep


Gunung Merapi Kegunungan Gunung
Gunung Semeru
Candi Borobudur Kecandian Candi
Candi Prambanan
Kota Banjar Negara Ke Kotaan Kota
Kota Yogyakarta

Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu social diatas


yangmembangun bahan kajian IPS maka jelas bahwa kedudukan konsep
dalamIPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah
sosialyang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyelesaikan
masalahkita harus menggunakan berbagai konsep ilmu social yang telah
dipaparkandiatas, seperti konsep, kelompok, konflik, perilaku, peran, dan lain-
lain. Tanpamenggunakan konsep itu akan sulit untuk memberikan solusi terbaik
terhadapmasalah yang dihadapi. Untuk menarik suatu kesimpulan atau
keputusantertentu maka kita tidak akan terlepas dari proses generalisasian, oleh
sebab itudibawah ini akan diarahkan bagaimana kedudukan atau peran
generalisasidalam ilmu pengetahuan sosial (IPS).

13
C. Generalisasi

Schuneke mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi


dansangat terikat konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep
sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna
danmenggambarkan hal yang lebih luas. Artinya, dalam pikiran kita terbentuk
pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja,
generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimatlengkap,
yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau
ketentuan dalam IPS.

Generalisasi dalam IPS merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep
misalnya hubungan antara konsep “uang, kebutuhan dan keinginan.”
Ketigakonsep tersebut dihubungkan untuk mengeneralisasi bahwa “kita
menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun


generalisasi,apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian
rupasehingga saling berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya
kitaambil contoh berikut. Ada ungkapan: “Makin primitif suatu
masyarakat,lingkungan hidupnyaakan makin mempengaruhi cara hidup
masyarakat itu”kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu:

1. Masyarakat primitive
2. Lingkungan hidup
3. 3.Cara hidup.

Terdapat dua macam generalisasi yang dijelaskan Tanwiti yaitu.

a. Generalisasi sempurna, yaitu generalisasi yang menempatkan


seluruhfenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Misalnya, setelah kitamemperhatikan jumlah hari pada setiap bulan
pada tahun Masehi kemudianmenyimpulkan bahwa: semua bulan
Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31hari. Dalam penyimpulan
ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari padasetiap bulan, kita

14
selediki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi semacamini
memberikan kesimpulan yang kuat dan tidak dapat diserang, tetapi
tidak praktis dan tidak ekonomis.
b. Generalisasi yang tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan
sebagianfenomena yang dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan
yang berlaku bagifenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya,
setelah kita menyelidiki sebagian bangsa indonesia kita menemukan
bahwa mereka adalah suka bergotongroyong. Atas dasar temuan ini,
kita menyimpulkan bahwa bangsa Indonesiaadalah suka bergotong
royong. Penyimpulan ini termasuk kedalam generalisasitidak
sempurna.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa generalisasi dibagi menjadi dua


yaitugeneralisasi sempurna dan tidak sempurna dimana perbedaan diantara
duageneralisasi itu dimana untuk menarik kesimpulan kita harus menyelidiki
apakah benar semua keseluruhan yang kita selidiki itu dengan satu persatu
sehinggadikatakan generalisasi sempurna sedangkan kalau kita menyelidiki disatu
sisi sajasedangkan disatu sisi lain tidak kita selidiki maka itu generalisasi tidak
sempurna.

Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang,


tempatatau benda. Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasj
yang kita buat memiliki tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya
juga sempitatau rendah. Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga siswa
dapatmengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang bagaimanapun
juga.Perbandingan generalisasi dengan konsep, menurut Rochiat.

15
Generalisasi Konsep
Generalisasi adalah prinsip- Konsep bukan merupakan prinsip
prinsipatau rules (aturan) yang dandinyatakan tidak di dalam
dinyatakandalam kalimat sempurna kalimat yangsempurna.
Generalisasi memiliki dalil. Konsep tidak memiliki dalil
Generalisasi adalah objektif Konsep subjektif dan personal.
danimpersonal
Generalis memiliki aplikasi Konsep terbatas pada orang
universal tertentu.

Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi


dalamdisiplin ilmu sosial lainnya. Generalisasi dalam sejarah
merupakancontradiction in terminis karena sifatnya yang unik yang menunjukkan
bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah ada
jugakemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-
halyang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai,
sistemsosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan
selanjutnya,menurut Rochiati dalam Jarotimec.

Rochiati dalam Jarotimec mengungkapkan adanya empat jenis


generalisasiyang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:

1. Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat


kerajaanterletak di tepi sungai.
2. Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila
golonganekstrim berhasil merebut kekuasaan maka akan
berlangsung pementahan teror.
3. Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah, raja
lalim rajadisanggah.
4. Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah bangsa
untukmemodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya
alamnya, kualitasmanusianya dan orientasi nilai para pelaku
sejarahnya.

16
Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan
melainkanuntuk dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi.
Untukmeningkatkan kemampuan uitu diperkenalkan gagasan-gagasan dan
pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa
sehinggamereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
sejarah.Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan
belajarmengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan
sertakemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari
danmengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya
berjalan lancar.

Berdasarkan paparan diatas pengertian generalisasi adalah penalaran


yangmembentuk kesimpulan secara umum melalui sesuatu kejadian hal
dansebagainya.

D. Teori

Teori adalah prinsip umum yang menjelaskan hakikat gejalah


atauhubungan gejala berupa rumus, aturan, kaidah dan sebagainya. Teori
merupakanrangkaian fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisa, serta
perkiraantentang implikasi (akibat) dan rangkaian fakta-fakta, konsep-konsep
dangeneralisasi tersebut yang satu sama lainnya sangat berhubungan. Kekuatan
teoriterletak pada kemampuannya menerangkan dan meramalkan fenomena.

Berdasarkan paparan diatas bahwa teori ini rangkaian antara fakta, konsepdan
generalisasi karena saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Teori menunjuk
pada hubungan antara fakta dalam beberapa cara yang berarti. oleh karna itu, teori
harus datang pertama, selanjutnya diikuti oleh penelitian. Ini sering menunjuk
kepada strategi teori kemudian penelitian(theory-then-research strategy) seperti di
kembangkan oleh karl popper. Sementara itu,suatu fakta adalah mengenai hasi
observasi yang dapat diuji secara empiris(mpirically verifiable observation).
Berlawan dengan teori kemudian penelitian,robert merton mengganjurkan
penelitian kemudian teori (research-then theory).Apakah teori kemudian fakta

17
atau fakta kemudian teori, untuk mengembangkanilmu dapat di pertimbangkan
sebagai saling memengaruhi secara konstan antarateori dan fakta.

Teori adalah sarana ilmu berhubungan dengan fakta dalam cara-cara berikut:

1. Teori sebagai orientas. Mengenal fakta melalui pembatasan jenis


datayang diabstraksi.
2. Teori sebagai konseptualisasi dan di saling hubungkan.
3. Teori meringkas fakta kedalam generalisasi empiris. Sistem
hubunganantara-antara proposisi-proposisi merupakan di
generalisasikan fakta.
4. Teori memprediksi fakta. Teori mengatakan di bawah kondisi X
makaY akan dapat di observasi.
5. Teori digunakan untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan kita.
Faktadapat dikenali dengan menggunakan teori.

Sebaliknya, fakta berhubungan dengan teori dalam cara-cara berikut ini:

1. Fakta membantu menginisiasi teori-teori. Fakta memainkan bagian


yangsignifikan untuk membantu mengembangkan teori. Teori di
kembangkandari fakta.
2. Fakta mempengaruhi penolakan dan reformulasi teori yang ada.
Melaluifakta dapat di tentukan apakah teori yang ada di tolak atau
diformulasikembali.
3. Fakta menjernihkan dan mendefinisikan teori, fakta di gunakan
sebagaisarana untuk membenarkan atau mendefinisikan kembali
teori.

Oleh karena hubungan antara teori dan fakta terjalin seperti itu, tidak
tepatkalau memikirkan teori yang digunakan untuk menjelaskan fakta dan
kemudiandiuji secara empiris sebagai benar atau salah.

Berdasarkan paparan diatas teori adalah model atau kerangka pikiran


yangmenjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu yang mana
fenomenaitu dikembangkan dan dievaluasi menurut metode ilmiah dan teori itu

18
benar-benartelah terbukti kebenarannya sesuai dengan fakta-fakta yang
terjadi.Pengertian teori dalam ilmu sosial adalah model atau kerangka pikiran
yangmenjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu teori terdiri
darisekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara
konseptualmengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Teori
berfungsimemberikan prediksi-prediksi berkenaan saling terlibatnya aspek-aspek.

Berdasarkan paparan diatas teori dalam ilmu sosial itu menerangkan suatu
peristiwa atau fenomena yang terjadi baik fenomena sosial dan alami.Contoh
teori:Mulai hari ini, sabtu tanggal 22 juni 2013 jam 00.00, bertepatan denganulang
tahun jakarta, pemerintah menaikkan harga BBM yang berlaku di
seluruhindonesia. Bensin premium naik dari Rp 4.500/ liter menjadi Rp
6.500/liter, solarnaik dari Rp. 4.500/liter menjadi Rp 5.500/liter.

Kenaikan BBM ini berdampak luas bagi seluruh lapisan masyarakat,


demoturun ke jalan yang dilakukan oleh mahasiswa, buruh dan ibu-ibu rumah
tanggatak terelakan, antrian di SPBU menjelang kenaikan harga BBM tak
terhindarkan,kritikan kepada pemerintah, khususnya SBY yang dianggap tidak
pro rakyat, tapi pro neolib pun disampaikan secara keras PDIP, Hanura, Gerindra
dan PKS ataskekonsistenan sikapnya menolak kenaikan BBM terus mengalir.

Berdasarkan penjelasan diatas Dalam IPS teori berdimensi luas


jarangditemukan, karena gejala-gejala dalam kehidupan masyarakat sangat luas
dansangat rumit. Setelah memahami teori, kita dapat lebih melihat keteraturan
tentanggejala-gejala dalam masyarakat dengan lebih sempurna. Dan juga
berdasarkancontoh diatas menunjukkan bahwa teori itu teruji kebenaranya karena
ada faktayang menunjukkan bahwa teori itu terbukti.

Pembagian Teori menurut Goetz dan Le Compte teori dapat dibagimenjadi


tiga:

a. Grand Theory: sistem yang secara ketat mengkaitkan preposisi


dankonsep-konsep yang abstrak sehingga digunakan,
menguraikan,menjelaskan, dan memprediksi secara komprehensif
sejumlah fenomena besar secara non probabilitas. Contoh teori

19
Challenge dan response olehToynbee menjelaskan bahwa
peradaban manusia melalui empat masa yaitukelahiran,
pertumbuhan, kemunduran dan kehancuran peradaban.
b. Theorical models:menjelaskan keterhubungan yang longgar
antarasejumlah asumsi, konsep dan preposiss yang membentuk
pandanganilmuan tentang dunia. Teori ini dipakai sebagai
pendekatan dalam melihat,mengembangkan dan memecahkan
masalah yang diungkapkan, selain ituteori ini digunakan bukan
hanya untuk menjelaskan tetapi secaraoperasional diapakai dalam
mengembangkan berbagai aktifitas ilmiah.
c. Formal dan Middle-range theory : menjelaskan preposisi yang
berhubungan yang dikembangkan dari beberapa kelompok
tingkah lakumanusia yang abstrak. Teori ini terbatas ruang
lingkupnya dibandingkandengan kedua teori diatas. Generalisasi
yang dijadikan dasar untukmengembangkan teori sudah bersifat
universal tetapi keterkaitannyadengan data empirik masih sangat
kuat. Para ilmuan sosialmengembangkan tentang modelitas sosial
yang memiliki tingkatgeneralisasi yang luas. Tetapi
bagaiamanapun universalitas generalisasi yang dijadikan dasar
masih terbatas dibandingkan denganrekonstruksionisme sejarah
atau fungsionalisme.

Berdasarkan penjelasan diatas pembagian teori berbeda-beda ada Grand


theory, theorical models, dan formal dan Middle range Theory.

E. Nilai dan Sikap


1. Nilai
Nilai adalah keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-
kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun kelompok masyarakat
tentang sesuatu (Kosasih Djauhari, 1980:5). Sedangkan menurut
Fraenkel (Husein Achmad, 1981:87) nilai menggambarkan suatu
penghargaaan atau semangat yang diberikan seseorang atas
pengalaman- pengalamannya. Selanjutnya, ia mengatakan nilai itu

20
merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau
penghargaan yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang
berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia
mempertahankannya. Selanjutnya, Koentjaraningrat (1974),
mengemukakan bahwa suatu system nilai-budaya terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga
masyarakat. Nilai bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji
hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang
dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan
atau tampak, perasaan yang diutarakan, perbuatan yang dilakukan serta
kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18). Mengenai
hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Oleh
karena itu, sitem nilai-budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi
dalam kelakuan manusia. System-sistem tata kelakuan manusia lain
yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan-aturan khusus, hukum
dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada system nilai-
budaya tersebut.
2. Sikap
Menurut Bimo Walgio, sikap adalah keadaan yang ada pada diri
manusia yang menggerakkan untuk bertindak dan menyertai manusia
dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menanggapi objek dan semua
itu terbentuk atas pengalaman(1983:52-55). Sedangkan menurut Siti
Partini Suardiman (1894:76), sikap merupakan kesiapan merespon
yang bersikap positif atau negative terhadap objek atau situasi secara
konsisten. Selanjutnya, Koentjaraningrat (1974), menjelaskan bahwa
sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri
individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik lingkungan
manusia atau lingkungan masyarakatnya, baik lingkungan alamiah
mupun lingkungan fisiknya). Walaupun brada di dalam diri individu,
sikap biasanya juga dipengaruhi oleh nilai budaya dan sering pula
bersumber pada system nilai-budaya.

21
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan sikap adanya
pada diri seseorang, jadi sikap bukan ada pada alam pikiran orang
sebagai anggota masyarakat. Sikap merupakan reaksi emosional
seseorang terhadap lingkungannya baik secara positif maupun
negative, baik berkenaan dengan tjuan maupun penolakan tentang
kondisi social yang dialaminya. Walaupun sikap mental ini ada pada
diri seseorang tetapi sangat dipengaruhi oleh system nilai, pengalaman,
dan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan khususnya pengajaran
IPS, dapat digunakan sebagai sarana untuk membina sikap mental anak
didik.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fakta merupakan suatu informasi atau data yang ada yang pernah
terjadidalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli
ilmusosial untuk menjamin kebenarannya.Konsep adalah suatu kesepakatan
bersama untuk penamaan sesuatu danmerupakan alat intelektual yang
membantu kegiatan unruk berfikir danmemecahkan masalah.

Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau


menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan
kesimpulansecara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima
yang didukung olehdata dan fakta yang ada

Fakta, konsep dan generalisasi merupakan bahan kajian materi utama yang
dipelajari dalam ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga
dariketiga unsur tersebut akan lahir lah teori-teori ilmu pengetahuan yang
perludipelajari dan dikaji oleh peserta didik di dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh
darikata sempurna, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca,dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan bersosialisasi di
lingkunganmasyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni, N. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial . Bandung: Penerbit


Alumni.

Gunawan, Rudy. 2016. Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep dan Aplikasi,


Bandung:Penerbit Alfabeta.

Kaulan, Muhammad Karima, 2019.Ilmu Pengetahuan Sosial: Pengentar dan


Konsep Dasar, Medan: PERDANA PUBLISHING.

Nurochim. 2013.Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta:


PTRAJAGRAFINDO PERSADA.

Senen, Anwar. 2003. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.

Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.

Siska, Yulia. 2016 Konsep Dasar IPS . Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.

Wuisman. 1996.Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta: Lembaga Penerbit


FakultasEkonomi UI.

24

Anda mungkin juga menyukai