Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia serta kesempatan
dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Esensi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah”. Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi, pelajaran dan ilmu yang bermanfaat serta
diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi kaula umum.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW karena atas pengabdian beliau kepada seluruh umat manusia membawa
kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang.Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna oleh karna itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................01
DAFTAR ISI...................................................................................................................02
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................03
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................04
C. Tujuan.........................................................................................................................04
BAB II ESENSI KURIKULUM KTSP IPS SD KELAS RENDAH
2.1 PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI ILMU SOSIAL DALAM KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH
2.2 NILAI,SIKAP DAN KETRAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL)
DALAM KTSP IPS SD KELAS RENDAH
B. Keterampilan intelektual personal dan sosial dalam ktsp ips sd kelas rendah………11
……………..……………………………………………………………………………………..14
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Menjadi salah satu pelajaran yang dapat
menghantarkan murid untuk dapat menjawab masalah-masalah mendasar tentang
individu,masyarakat,prantara social dan kehidupan masyarakat berbangsa, dari
waktu ke waktu.
IpS Merupakan bidang studi disekolah yang pada dasarnya bertujuan untuk
memberi bekal kemampuan dasar pada murid untuk mengembangkan diri sesuai
dengan bakat,minat dan kemampuan, serta berbagai bekal bagi murid untuk
melanjutkan Pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Sejalan dengan itu dalam KTSP (2006:575) Tercantum bahwa tujuan IPS
adalah
a. Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu dan
ketrampilan dalam kehidupan social
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan
Pelajaran IPS tidak akan dapat cepat dikuasai hanya dengan mendengarkan dan
mencatat saja, masih perlu lagi berpartisipasi murid dalam kegitan lain seperti
bertanya,mengerjakan Latihan mengadakan diskusi ,mengekuarkan ide atau
gagasan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka diiperlukan model model
pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan peran aktif murid dalam
proses pembelajaran.
3
.
A. Rumusan Masalah.
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas ,tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
BAB II
2.1 PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI ILMU SOSIAL DALAM KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH
Pengertian IPS SD dalam KTSP 2006 bahwa IPS itu merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD sampai SMA Mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS adalah
mata pelajaran yang memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi yang disajikan secara
terpadu Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
A. PERISTIWA
Secara sederhana peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi. Peristiwa atau
kejadian ada yang bersifat alamiah, seperti gunung meletus, banjir, tsunami, gempa bumi, gerhana
matahari, dan sebagainya. Juga terdapat peristiwa yang bersifat insaniak, yakni peristiwa yang
berkaitan dengan aktivitas umat manusia, sepeni pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu,
krisis moneter, inflasi, reformasi dis sebagainya. Sungguhpun peristiwa merupakan suatu kejadian
yang benar-benar dan pernah terjadi, tetapi masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hal ini dikarenakan
peristiwa biasanya sudah menjadi sejarah, yakni kejadian yang sudah terjadi di masa lala Peristiwa
yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut fakta.
B. FAKTA
Secara harfiah kata “fakta” berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi benar, ada.
Bisa juga diartikan bahwa itu adalah sesuatu yang dipercaya atau apa yang benar dan merupakan
kenyataan, realitas yang rail, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata.Di dalam sains, fakta
mempunyai makna tersendiri. Fakta merupakan hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris
karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi dan berkaitan dengan
teori. Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Studi Sosial atau IPS, terjadi karena adanya
interaksi antara fakta dan teori. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga dapat
5
merupakan alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori yang telah ada. Di pihak lain, teori dapat membatasi fakta dalam rangka
mengarahkan penelitian, teori merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip prinsip agar
fakta lebih mudah dapat dipahami.
Menurut Banks (1985) fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya Sederhana Fakta juga
adalah data aktual, contohnya
1. Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesia
2. Jarak antara kota A ke kota B adalah 150 Km
3. Bumi berputar mengelilingi matahari.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu kelompok dari suatu benda atau gagasan atau
peristiwa Misalnya, kita sebutkan kata “keluarga” maka ke dalam konsep keluarga itu termasuk
bapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Membentuk konsep merupakan tugas intelektual dan itu tidak mudah.hal itu disebabkan bahwa
untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi
berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan dan membuat
generalisasi Dengan singkat dapat didefinisikan bahwa konseptualisasi adalah proses
mengkategorisasikan, mengklasifikasikan, dan memberi nama pada sekelompok objek. Konsep
dapat dipelajari dengan efektif jika disertai dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif
Misalnya, kita mengemukakan konsep kota akan segera dapat dipahami jika pada siswa disebutkan
contoh-contohnya seperti: Jakarta, Bandung, Medan, dan sebagainya. Di samping itu ada juga
yang disebut noncontoh, misalnya jika kita ingin mengembangkan pengertian "kebebasan". Contoh
positif dapat kita kemukakan tentang kebebasan manusia untuk menentukan pilihannya misalnya
yang sederhana memilih sekolah, warna pakaian, makanan dan sebagainya.
D. GENERALISASI
Schuncke (1988) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstrakan dan sangat
terkait dengan konsep. Generalisasi adalah Proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara
umum dari suatu gejala, kejadian, hal, atau konsep yang didukung oleh data dan fakta. Cara yang
paling mudah untuk memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan
cara menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu, diperlukan paling sedikit dua konsep,
bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau dan disiplin ilmu sosial yang berbeda. Generalisasinya, yaitu
setiap grup atau kelompok memiliki sistem norma yang membimbing perilaku anggotanya Contoh
di atas menujukan terbentuknya generalisasi dari dua konsep dalam sosiologi, yaitu konsep grup
6
(kelompok) dan konsep norma. Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat memahami
atau mengert tentang “dunia di mana kita hidup” Secara singkat telah kita kemukakan pengertian
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi.
Edgar B, Wesley (1952:9) menegaskan bahwa materi yang disajikan dalam IPS itu merupakan
“penyederhanaan” dari ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk tujuan pedagogis di sekolah.
Memperhatikan penjelasan ini maka dapat dikemukakan bahwa pengungkapan peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi dalam kurikulum IPS SD dalam KTSP di kelas rendah.
7
c. Kerja sama dan konflik
d. Nasionalisme
Dalam pengembangan materi bahan pembelajaran diperlukan seleksi terhada konsep-konsep yang
dapat menunjang tercapainya kompetensi peserta didik.Bank (1985 43) menegaskan bahwa
pertama-tama perlu mengaitkannya dengan pengalaman belajar peserta didik (entry behaviour),
kemudian perlu mengembangkan das memperluasnya supaya semakin memperkaya wawasannya
dan dapat menentukan keputusan dengan lebih baik.
Taba dalam Banks (1985 43) menyebutkan kriteria Pemilihan konsep sebagai berikut:
1. Validity: konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu yang terkait
2. Significance konsep yang bermakna
3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan atau kepantasan.
4. Durability tahan lama
5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop atau kedalamannya
Kepada peserta didik di kelas rendah juga diperkenalkan cara membuat generalisasi walaupun
bentuk sederhana. Dimulai generalisasi yang diambil dari kehidupannya sehari-hari, misalnya
1 sesama anggota keluarga harus saling membantu
2 penduduk desa banyak yang masih memeluk adat tradisi,
3 kehidupan di kota lebih sibuk dari pada kehidupan di desa,
4 dan lain sebagainya
8
2. Denah dan Peta Lingkungan Rumah
Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat kita kembangkan, yaitu menjadi bahan Pengembangan
materi, yaitu
Konsep-konsep yang dapat dikembangkan, antara lain rumah, jalan, denah, peta, letak, desa,
kelurahan, dusun, kampung, RW/RI, kecamatan, jenis-jenis pekerjaan keluarga, seperti ABRI,
pegawai negeri karyawan, pedagang, petani, danPelajar, dan lain-lain.
Jadi, konsep-konsep yang dapat dikembangkan, antara lain berikut ini ABRI, karyawan, pegawai
negeri, pelajar, mahasiswa, pedagang, petani, dokter, waktu (tanggal, bulan, tahun), pemenuhan
kebutuhan hidup, tanggung jawab, tugas, dan Lain lain
Generalisasi yang dapat digunakan, misalnya
a. Setiap manusia perlu bekerja untuk dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya,
b. keinginan dan kebutuhan hidup hanya dapat dipengaruhi melalui usaha dan bekerja keras
9
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
jumlah objek dan terhadap orang lain. Naiali(values) itu tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus.
Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Sikap biasanya berkenaan dengan yang khusus. Suatu nilai
merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan
seseorang.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan sistem
dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indikator-indikatornya saja
yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang
ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran yang
dikemukakan. (Kosasih Djahiri, 1985: 18).
Dalam pendidikan kita menyakini bahwa nilai yang menyangkut ranah afektif perlu diajarkan
pada peserta didik, agar peserta didik mampu menerima nilai dengan sadar, mantap, dan dengan nalar
yang sehat.
1. Arti Sikap
Menurut Thursone (dalam Rocchiyati, 1985) sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan dan
perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal. Menurut RochmanRZ Natawidjaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan kecenderungan
bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-
beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bisa berubah-ubah.
Nilai merupakan konsep dalam ekonomi, filosofi, pendidikan, dan bimbingan juga didalam
sosiologi dan geografi, serta sejarah. Dapat dinyatakan bahwa nilai itu merupakan konsep tentang
kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau
kelompok memilih cara, tujuan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa
pilihannya adalah yang terbaik.
10
a. Ada hubungan timbal balik antara nilai dengan kognitif.
c. Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada terwujudnya
perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap "belief" ( keyakinan).
Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari materi IPS di kelas rendah banyak
sekali, dan hal itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai pengembang
kurikulum di kelas.
Kelas 1
Topik:
Kasih sayang antar keluarga dan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga inti.
Kelas 2
Kelas 3
b. Sikap, misalnya sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, sikap simpatik, berdisiplin, menaati
peraturan, menyenangi keindahan dan kebersihankebersihan.
b. Sikap misalnya menghormati peraturan, semangat persatuan, semangat gotong royong, suka
bermusyawarah dan sebagainya.
3. Jenis-jenis pekerjaan
a. Nilai-nilai hemat, rajin, tekun, kerja keras, kesederhanaan, manfaat dan sebagainya
11
b. Sikap, misalnya efektif dan efisien, menghargai waktu, sikap bersungguh-sungguh dalam
menghadapi pekerjaan/garapan, menikmati hidup dan sebagainya.
KTSP IPS SD dikelas rendah dirancang untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, pengertian, nilai dan sikap keterampilan serta
kemampuan untuk kecakapan yang diperlukan siswa untuk mempersiapkan dirinya dalam
menghadapi kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kemampuan analisis adalah merupakan bagian dari keterampilan intelektual dimana kemampuan
analisis merupakan kemampuan/kecakapan seseorang/peserta didik untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Di lain pihak
keterampilan intelektual ini berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan untuk mewujudkan
pengetahuan dan pengertiannya kedalam perbuatan untuk menyelidiki suatu
peristiwa/masalah.keterampilan dan kemampuan atau kecakapan ini antara lain meliputi hal hal
berikut ini.
f. Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik, tabel, dan sebagainya sesuai dengan
keterampilan berpikirnya.
12
Untuk memperoleh keterampilan intelektual/kemampuan analisis tersebut, peserta didik perlu
dilatih dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Di sinilah pentingnya pendekatan PAIKEM dilakukan
guru dan diterapkan secara sungguh-sungguh dalam strategi dan metode belajar yang dikembangkan.
Guru perlu mengembangkan metode mengajar yang dapat menunjang pengembangan potensi
intelektual peserta didik, disamping potensi lain.
2. Keterampilan personal
a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti
keterampilan berbuat, berlatih serta mengkoordinasikan indra dengan anggota badan. Keterampilan
praktis ini tampak dalam hal kemampuan peseta didik menggambar, membuat peta, membuat model
dan sebagainya.
b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja. Misalnya, keterampilan menentukan lokasi kerja,
mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan lain-lain.
1) keterampilan fisik
2) keterampilan politik agar "melek politik" Sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan
berpikirnya.
3) keterampilan mengembangkan emosional (emotional growth) sebagai saran utama salam rangka
kemampuan untuk mengendalikan diri.
2. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab,
menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial.
Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses pembelajaran antara lain: mampuelaksanakan
dengan baik:
13
a. Berdiskusi dengan teman
e. Membuat laporan
f. Memerankan sesuatu
Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, ada satu hal lagi
yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong peserta didik untuk lebih gemar
membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuannya.
Peristiwa,fakta,konsep dan generalisasi tidak dapat dikembangkan jika tidak dalam kaitan isi
bahan pembelajaran.
Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dan bahkan pengajaran yang disampaikan
guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Hubungan antara peristiwa,fakta,konsep,generalisasi
dan bahan pembelajaran tersebut bersifat timbal balik. Hal yg memberikan makna makkna kepada
Peristiwa,fakta,konsep dan generalisasi yaitu guru didalam bahan pengajaran mempersiapkan isi
materi yang bersifat terperinci,contoh-contoh dan gambar-gambaran yang memberikan
dukungan ,serta aneka ragam pengalaman.
IPS Baru bisa memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh Peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang meaningful dapat dipertangggung jawabkan etika,logika,ada gunanya
(pragmatically) dan disusun/diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan
nilai-nilai).
Berikut ini akan dikemukakan contoh yang menggambarkan adanya keterkaitan antara
peristiwa,fakta,konsep,generalisasi,nilai,sikap dan ketrampilan intelektual kemampuan
analisis,personal dan social.
Contoh nya dapat kita lihat dalam halaman 2.40 sampai 2.42
14
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat berbatas kearah
waktu,tepat,dan ruang atau kejadian lain.sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan
dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan
memahami suatu generalisasi.
Nilai itu bersifat umum dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek dan
terhadap orang lain ,Sedangkan sikap berkenaan dengan hak hak yang khusus.
Sikap memiliki rumusan yang berbeda-beda karena sifat nya yang kompleks
Pada pembelajaran peristiwa,fakta,konsep,dan generalisasi terdapat hubungan timbal
balik
Artinya,Materi IPS harus berlandaskan nilai,menggungkapkan fakta dan materi secara
keseluruhan yang esensial ,terpadu.
B. Saran
Suatu Pembelajaran yang efektif harus dimulai dengan perencanaan yang matang serta
peran guru dalam memilih metode pembelajaran agar para siswa mampu memahami
materi yang disampaikan oleh guru sehingga para siswa mendapatkan hasil yang maksimal
15