Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS

FAKTA, KONSEP, dan GENERALISASI

OLEH:

1. NUR AZIZAH
2. ELRETA KANA MANGNGI
3. DIANA KRISTINA DIMA
4. OPSIANA ANACI BAKO
5. SATRIA KAY LAU

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan, Karena


atas segala limpahan karunia serta hidayatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “FAKTA,KONSEP,& GENERALISASI” ini kami


susun untuk memenuhi tugas Konsep dasar IPS. Tentunya tak lupa kami
sampaikan terimahkasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyele saikan tugas ini Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh
karena itu kritik dan saran yang ada relevannya penyempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan dan pembaca kritik dan saran sekecil
apapun akan kami perhatikan dan pertimbangan guna perbaikan
dimasa mendatang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak trimahkasih


kepada seluruh pihak yang lebih membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan nilai tambah
kepada pemainnya.

2
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
C. TUJUAN.....................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN...........................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. SARAN.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari
hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan.
Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi
tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau struktur of
knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut
pandangnya masing-masing dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh
struktur ilmunya.

Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi materi
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 (tiga)
tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu fakta, konsep,
dan generalisasi (Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998:4).

B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan fakta, konsep, dan generalisasi?

2. Sejauhmana kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS?

3. Bagaimana model pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi.

2.Mengetahui sejauh mana kedudukan fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.

3. Mengetahui bagaimana model pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi


dalam IPS.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia memberikan suatu pola dasar bagi
materi ilmu pengetahuan sosial. Struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial tersusun
dalam 3 tingkatan, yaitu fakta, konsep dan generalisasi. Di bawah ini akan dijelaskan
pengertian dari ketiganya.

1. FAKTA
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan dan dikajin oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin
kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki kekuatan yang terbatas unutk
menjelaskan suatu masalah. Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan
keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). Di bawah ini dikemukakan beberapa
contoh fakta sebagai berikut:

a) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.


b) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
c) Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.
d) Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
e) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat.
f) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk
suatu konsep dan generalisasi.

Menurut Savage dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa: "Konsep tidak dapat
dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-
fakta yang khusus". Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain,
maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian. Karena begitu banyaknya fakta
dalam kehidupan sosial manusia, maka tidak mungkin seorang guru dapat mengajarkan
semua fakta tersebut. Oleh karena itu, guru harus memilih fakta yang dapat membantu para
siswa untuk mampu memahami konsep dan generalisasi.

Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat pada ilustrasi berikut. Sebagai
contoh:

Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah
Dasar sudah berjuang keras untuk menyelesaikan studinya. Waktu di SD ia pernah
berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya yang tidak
memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran dan di SLTA ia pernah
bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di Perguruan Tinggi ia
bekerja di sebuah perusahaan garment. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan
tekun sehingga dapat menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.

5
Fakta di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep tentang
cita-cita. Suatu cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan pengorbanan.
Siapa pun yang ingin mencapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban apakah itu
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas
terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu
cita-cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.

Dari contoh di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling
berkaitan dapat membentuk suatu konsep.

Contoh lain dari beberapa fakta yang saling berkaitan untuk membentuk konsep adalah
sebagai berikut:

Indonesia selama tiga setengah abad dijajah oleh bangsa Belanda. Sejak tahun 1908
bangsa Indonesia mulai berjuang untuk melawan penjajahan yang dikenal dengan hari
Kebangkitan Nasional. Dengan melalui perjalanan yang panjang dengan pengorbanan tang
tidak sedikit, bangsa Indonesia menyatakan bebas dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus
1945. Setelah 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia terus berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaannya. Setelah merdeka bangsa Indonesia merasa kedudukannya sejajar
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia ingin menentukan
nasib dan masa depannya sendiri.

Fakta-fakta tersebut di atas tampak saling berhubungan untuk membentuk suatu konsep
atau gagasan berupa kemerdekaan. Suatu bangsa dan Negara yang ingin merdeka berani
berkorban untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya, bebas
menentukan nasibnya sendiri, kedudukan sederajat dengan bangsa lain. Jika siswa
membaca keadaan suatu bangsa lain seperti itu, maka dalam pikirannya akan terbentuk
suatu pengertian atau konsep tentang "kemerdekaan".

Dari beberapa contoh dan ilustrasi di atas dapat dikatakan bahwa fakta merupakan suatu
kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi atau pernah ada dan memberikan informasi
yang bermakna bagi manusia, sehingga dapat membentuk sebuah konsep.

2. KONSEP
Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau kata "konsep".
Untuk membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat dicontohkan dengan dua
kalimat berikut: Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai

membuat konsep laporan praktek mengajar. Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep
IPS yang diterangkan oleh dosen.

Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti "rancangan" atau draff.
Sedangkan pengertian atau makna kata konsep pada kalimat kedua berarti gagasan atau
ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS. Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini
adalah pengertian konsep pada kalimat kedua.

Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai penamaan (pemberian label) untuk
sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu
tersebut.

6
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan
alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Apabila
diperoleh sejumlah informasi misalnya; ada sebuah benda yang dibuat dari kayu, memiliki
empat buah kaki, ada bidang datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis;
maka dengan kemampuan mental kita, informasi atau fakta tersebut kita sederhanakan
dengan cara memberi nama atau label yaitu "meja tulis".

Menurut S. Hamid Husen (1995)

Mengemukakan bahwa: "Konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang


memiliki karakteristik yang sama". Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi
dan kayu, memiliki bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan penumpang dan
barang, maka benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau
diabstraksian sebagai "mobil".

Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: "Konsep itu adalah sesuatu yang tersimpan
dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah ide atau sebuah gagasan". Sedangkan
Parker menyatakan bahwa: "Konsep itu adalah gagasan gagasan tentang sesuatu". Konsep
dapat dikatakan sebagai gagasan yang ada melalui contoh-contoh. Dari contoh di atas
menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir, karena ia sedang
memikirkan tentang contoh - contoh konsep. Proses berpikir itu sering disebut dengan istilah
"konseptualisasi", yaitu suatu yang terus menerus yang berlangsung apabila seseorang
sedang memikirkan contoh-contoh baru dari suatu konsep. Oleh karena itu, kesan mental
(mental Image) dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung
kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki dan budaya orang melakukan
konseptualisasi.

Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit,
satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung,
lautan, daratan, rumah, Negara, barang konsumsi, pakaian, pabrik, dan sebagainya.

Kata-kata tersebut di atas merupakan benda-benda konkrit yang dapat dilihat, diraba, dan
dirasakan. Sementara itu konsep yang bersifat abstrak adalah; demokrasi, kejujuran,
kesetiaan, keadilan, kebebasan, tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dann
lain-lain.

Terdapat beberapa konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga sulit untuk
dirumuskan. Oleh karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami, misalnya saja konsep
tentang kebudayaan, kasih sayang, dan lain-lain. Sementara itu ada konsep yang sangat
sempit, mudah dipahami, dapat dilihat dan dirasakan dan penggunaannya pun terbatas,
misal; "rumah". Konsep dapat pula terdiri dari satu kata, misalnya "kerja.

7
3. GENERALISASI
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena
itu, generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.

Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep


yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan
diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu
generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima
hari ini, mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-
bukti yang baru pula.

Savage dan Armstrong (1996:26) dalam menyatakan: “Ketika angka pengangguran di suatu
negara meningkat, maka kejahatan dan kriminal pun meningkat pula.”

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat di ambil beberapa kesimpulan. Yaitu:

1. Fakta adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya serta memiliki
kemampuan yang berbatas untuk menjelaskan sesuatu. Konsep adalah penamaan
(pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu manusia mengenal dan memahami
sesuatu tersebut. Sedangkan generalisasi adalah sejumlah konsnep yang memiliki
keterkaitan dan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

2. Fakta, konsep, dan generalisasi memiliki keterkaitan antara satu sama lain dan tidak
dapat dipisah untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan.

3. Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi dapat


menggunakan strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:

· Strategi

Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan ilustrasi kepada
kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahami tentang apa itu fakta,
konsep dan generalisasi.

· Metode

Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi dapat diterima
oleh siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien.

· Media

Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta,
konsep, dan generalisasi serta masing-masing contohnya

· Evaluasi

Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakan secara tertulis
setelah proses pembelajaran selesai (tes akhir).

B. SARAN
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami fakta, konsep, dan
generalisasi dengan baik. Agar pengajaran IPS dapat berjalan dengan lancar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1998/1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Dekdikbud.
Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Savage, V.T. dan Armstrong, G.D. (1996). Effective Teaching in Elementary Social Studies.
(Third Edition). Englewood Cliffs, New Yersey: Prentice-Hall, Inc.

Skeel, Dorothy J. (1995), Elementery Sosial Studies: Challenges for Tomorrow’s World.
Orlando, Florida : Harcourt Brace & Company

10

Anda mungkin juga menyukai