Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONTEN IPS

Untuk Memenuhin Tugas Mata Kuliah Masalah dalam Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Johan Setiawan ,M.Pd

Disusun Oleh:

Afriza Dwi Maulida 23350064

Desi Anggraeni 23350084

Lutfiana Prasysia Ningrum 23350096

Lia Agustin 23350128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Yang paling utama kita panjatkan puji dan syukur atas kepad Allah SWT.
Karna rahmat dan karunianya kami dpat menyelesaikan tugas makalah kami
tentang “KONTEN IPS” ini dengan tepat waktu. Sholawat beriring salam tidak
lupa senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Habibana Wanabiyana Wa
Maulana Muhhamad SAW. Yang selalu kita nantikan shafaatnya di yaumul akhir
nanti.

Penulis sangat bersyukur karna dapat menyelesaikan tugas makalah


inidengan tepat waktu. Disamping itu,kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak yang membantu kami dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi kita semua. Kami mengharapkan saran dan kritik terhadap
makalah ini.

Metro, 5 September 2023

Disusun Oleh, Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................2

DAFTAR ISI ...............................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................4

A. Latar Belakang.............................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................4
C. Tujuan Penulisan .........................................................4

BAB II PEMBHASAN.................................................................5

A. Fakta dalam Konten IPS..............................................5


B. Konsep dalam Konten IPS...........................................6
C. Generalisasi DalmKonten IPS.....................................9
D. Teori Dalam Konten IPS..............................................11

BAB III PENUTUP......................................................................13

A. Kesimpulan..................................................................13
B. Saran............................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu program pendidikan yang


mengintegrasikan konsep- konsep terpilih dari ilmu- ilmu sosial dan humaniora
untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui pendidikan IPS sekolah
dasar peserta didik diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang
konsep dasar ilmu sosial yang memberikan pengenalan tentang ilmu sosial yang
meliputi pengertian, dan contoh contoh fakta, konsep,generalisasi, dan teori
dimana setiap ilmu sosial dibangun dari empat hal tersebut.

Ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan suatu batang tubuh
atau struktur ilmu pengetahuan (Body of knowlage) atau tubuh dalam ilmu
pengetahuan. Setiap ilmu sosial (sejarah,geografi, ilmu politik, ekonomi,
sosiologi, antropologi, serta psikologi sosial) memandang manusia dari berbagai
sudut pandang dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh
struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan manusia ini membentuk suatu
dasar bagi matri ilmu pengetahuan.

Sebagai calon guru hrus mengerti dan memahami dengan benar fakta, konsep,
generalisasi, dan teori ilmu sosial untuk diajarkan ke peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah

Apa dan bagaimana fakta, konsep, generalisasi, dan teori dalam konten IPS

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui fakta, konsep, generalisasi, dan teori dalam konten IPS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fakta dalam Konten IPS

Fakta adalah suatu pernyataan atau informasi yang dapat dipastikan


kebenarannya berdasarkan bukti yang objektif dan dapat diverifikasi. Fakta
biasanya didasarkan pada pengamatan, penelitian, atau data yang dapat diuji dan
diakui secara umum. Fakta tidak tergantung pada pendapat atau interpretasi
subjektif seseorang, melainkan merupakan kenyataan yang dapat diterima oleh
semua pihak yang terlibat. Fakta juga bersifat tidak berubah dan tetap
kebenarannya meskipun ada perubahan dalam persepsi atau opini individu.

Fakta dalam konten IPS merujuk pada informasi yang benar, dapat diverifikasi,
dan didukung oleh bukti atau data yang valid. Fakta-fakta ini penting dalam studi
ilmu pengetahuan sosial (IPS) karena mereka membantu membangun pemahaman
yang akurat tentang fenomena sosial, politik, ekonomi, dan budaya di dunia.

Berikut adalah beberapa contoh fakta dalam konten IPS:

1. Fakta sejarah: Misalnya, Perang Dunia II dimulai pada tahun 1939 dan
berakhir pada tahun 1945. Ini adalah fakta sejarah yang dapat diverifikasi melalui
sumber-sumber seperti buku teks sejarah, dokumen resmi, dan laporan sejarah.

2. Fakta geografis: Contohnya adalah bahwa Sungai Amazon adalah sungai


terpanjang di dunia, mengalir melalui Amerika Selatan. Ini adalah fakta yang
dapat diverifikasi melalui peta, buku geografi, atau sumber-sumber geografis
lainnya.

3. Fakta demografis: Misalnya, populasi Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan


mencapai sekitar 276 juta jiwa. Data ini dapat ditemukan dalam sumber-sumber
seperti laporan sensus atau statistik pemerintah.

4. Fakta ekonomi: Contohnya adalah bahwa negara-negara dengan ekonomi


terbesar di dunia saat ini adalah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang. Data ini
dapat diverifikasi melalui laporan lembaga keuangan internasional seperti Dana
Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia.
5. Fakta politik: Misalnya, sistem pemerintahan di Indonesia adalah demokrasi.
Ini adalah fakta yang dapat ditemukan dalam konstitusi negara atau sumber-
sumber hukum lainnya.

6. Fakta budaya: Contohnya adalah bahwa masyarakat Jepang memiliki tradisi


minum teh yang kuat dan sering melibatkan upacara teh. Ini adalah fakta yang
dapat ditemukan dalam buku-buku antropologi atau sumber-sumber budaya
lainnya.

Beberapa fakta yang dapat membantu peserta didik untuk mampu memahami
konsep menggenaralisasikan. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat
dilihat dari ilustrasi berikut.

1. Bangsa Indonesia berperang melawan penjajah


2. Bangsa Indonesia dan dunia berjuang melawan terorisme
3. Bangsan dan negara Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri.

Fakta di atas tampak saling berkaitan dan suatu gagasan membentuk konsep
“Kemerdekaan”.

Fakta meliputi semua aktivitas individu, peristiwa, lokasi tempat, objek dan
peraturan tentang prosedur tertentu. Ciri pokok fakta adalah kekhasnya dan
sifatnya yang tidak berulang- ulang, oleh karna itu sering dikatakan bahwa fakta
itu bersifat buntu.

Fakta bersama dengan konsep merupakan bangunan utama pengetahuan. Hal ini
berarti mempunyai arti bahwa untuk mempelajari ilmu pengetahuan di perlukan
fakta- fakta. Karna sulit untuk mempelajari ilmu tanpa fakta.

Dalam hubungannya dengan pembentukan konsep, fakta juga harus dipilih secara
selektif , agar tidak banyak fakta usang, sehingga sistem berfikir menjadi kurang.

Pemilihan fakta penting itu cukup sulit karna secara logika apa yang penting
menurut pakar ilmu pengetahuan belum tentu sejalan dengan pemahaman siswa.
Setiap guru atau calon guru sebaiknya mampu melihat dua kepentingan tersebut.
Dengan demikian fakta dapat disimpulkan memiliki ciri sebagai berikut.

1. Bersifat Khas
2. Bersifat Konkrit
3. Tidak berulang – ulang

Penting untuk mencatat bahwa fakta dalam konten IPS dapat berubah seiring
berjalannya waktu dengan adanya penemuan baru atau perubahan dalam situasi
sosial dan politik. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperbarui pengetahuan
kita dengan mengacu pada sumber-sumber terpercaya dan terkini.

B. Konsep dalam Konten IPS

Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk


sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu
tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan
merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan
masalah. Ada sebuah benda padat yang besar, benda itu terbuat dari besi atau
kayu, digerakkan dengan mesin atau layar, berjalan diatas air, digunakan untuk
mengangkut penumpang dan barang; maka kemudian, dengan kemampuan
mental kita, informasi atau fakta itu dapat kita sederhanakan dengan memberi
label atau nama "kapal laut".
Konsep menurut Moore (Skeel,1995:30) adalah "sesuatu yang tersimpan
dalam pikiran suatu pemikiran, suatu ide atau gagasan". Sedangkan Parker
menyatakan bahwa "Konsep/gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah
suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya". Dalam definisi yang kedua
tergambar bahwa seseorang mesti terlibat dalam proses berpikir, yakni
menyadari contoh-contoh konsep.
Konsep dalam konten IPS, yang merupakan singkatan dari Ilmu
Pengetahuan Sosial, merujuk pada prinsip-prinsip dan ide-ide dasar yang
menjadi dasar pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Konsep ini digunakan
untuk membantu siswa memahami berbagai aspek kehidupan sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.

Beberapa ciri-ciri konsep dalam konten IPS antara lain:


1. Terintegrasi
Konsep dalam konten IPS tidak berdiri sendiri, melainkan saling terhubung
satu sama lain. Misalnya, konsep tentang kehidupan sosial dapat terkait dengan
konsep tentang sistem politik atau ekonomi.

2. Relevan
Konsep dalam konten IPS harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Konsep-konsep ini dirancang untuk membantu siswa memahami realitas sosial
di sekitar mereka, sehingga mereka dapat mengaitkan pembelajaran dengan
pengalaman pribadi mereka.

4. Holistik
Konsep dalam konten IPS melibatkan pemahaman yang komprehensif tentang
berbagai aspek kehidupan manusia. Ini mencakup aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya yang saling terkait.

5. Kontekstual
Konsep dalam konten IPS harus dipahami dalam konteks yang tepat. Siswa
perlu memahami bagaimana konsep-konsep ini berlaku dalam situasi nyata
dan bagaimana mereka saling mempengaruhi.

6. Berkelanjutan
Konsep dalam konten IPS tidak hanya berlaku untuk situasi tertentu, tetapi
juga berlaku secara umum. Misalnya, konsep tentang demokrasi tidak hanya
berlaku di negara tertentu, tetapi juga dapat diterapkan di berbagai konteks
sosial dan politik.

Beberapa karakteristik konsep dalam konten IPS antara lain:


1. Abstrak: Konsep dalam konten IPS seringkali bersifat abstrak dan sulit
dipahami secara langsung. Oleh karena itu, siswa perlu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan analitis untuk memahami dan menerapkan
konsep-konsep ini.

2. Kompleks: Konsep dalam konten IPS seringkali kompleks dan melibatkan


banyak faktor yang saling terkait. Siswa perlu memahami hubungan antara
berbagai konsep dan bagaimana mereka mempengaruhi satu sama lain.

3. Dinamis: Konsep dalam konten IPS dapat berubah seiring waktu dan
perkembangan masyarakat. Siswa perlu memahami bahwa konsep-konsep ini
tidak statis, melainkan terus berkembang sejalan dengan perubahan sosial dan
politik.

4. Universal: Beberapa konsep dalam konten IPS bersifat universal, artinya


mereka berlaku di berbagai budaya dan masyarakat. Misalnya, konsep tentang
hak asasi manusia atau keadilan sosial berlaku di seluruh dunia.

Proses berpikir ini disebut konseptualisasi, yaitu suatu proses yang terus
menerus yang berlangsung ketika seseorang menghadapi contoh-contoh baru
dari suatu konsep yang dihadapi akan berbeda tergantung pada latar belakang
atau pengalaman orang yang melakukan konseptualisasi.
Beberapa konsep adalah konsep konkrit, misalnya yang berkaitan dengan
tempat, objek, lembaga, atau kejadian seperti manusia, gunung, pulau, lautan,
daratan, rumah, negara, pantai, politik, barang konsumsi, produsen, pabrik,
gempa bumi, kemarau dan sebagainya.
Selain itu konsep yang bersifat abstrak, misalnya: demokrasi, toleransi,
adaptasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan,
saling ketergantungan, tanggung jawab, kerja sama, hak, pertentangan, system
hukum dan sebagainya.
Konsep diberi label atau nama berupa kata-kata, karakteristik atau ciri-ciri
konsep disebut atribut. Misalnya konsep "mobil" dapat dijelaskan dengan
atribut-atribut berikut:
1.) Kendaraan beroda empat
2.) Digerakkan dengan mesin
3.) Berbahan bakar bensin, solar, atau gas
4.) Digunakan untuk transportasi
5.) Memiliki tempat duduk
Atribut adalah sifat yang membedakan suatu konsep, sehingga
menimbulkan bermacam-macam konsep (De Cocco dalam Husem
Achmad,dkk. 1982:3). Setiap konsep mempunyai atribut dan tidak selalalu
sama jumlah dan kualitasnya.
Jenis jenis Konsep
De Cocco mebagi konsep menjadi tuga jenis ( dalam Husein
Achmad,1982:5),yaitu konsep konjungtif,konsep disjungtif,dan konsep
relasional. Suatu konsep dinamakan konjungtif apabila nilai nilai yang sesuai
dan atribut-atributnya terdapat dalam seklompok benda secara bersama-sama.
Dengan demikian konsep konjungtif ini sangat cocok untuk keperluan tingkat
pendidikan rendah seperti kelas-kelas pemulaan SD. Konsep disjungtif
merupakan konsep lebih sukar karena hams menarik kesimpulan atau mencari
abstraksi persamaan antara benda-benda yang tidak sama.
Pentingnya Konsep menurut De Cocco (dalam Husein Achmad,1982),
adanya Konsel akan membantu kita untuk:
1). Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi
kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
2.) Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada
disekeliling kita. Apabila seseorang mengidentifikasikan sesuatu benda,benda
tersebut dimasukkan dalam kelas tertentu.
3.) Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal barn yang sebenarnya
merupakan atribut dan nilai atribut yang smaa dengan konsep yang sudah
diketahui. Dengan kata lain hal yang baru itu sudah termasuk dalam konsep
tertentu.
4.) Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam
klasifikasi yang benar.
5.) Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan
menerangkan secara lebih jelas.
6.) Menggambar kenyataan dan dunia.

Menurut kardiyono (1980:13) dalam memiliki konsep yang akan diberikan


kepada siswa bentuknya pendidikan mendasarkan pada prinsip prinsip sebagai
berikut:
1.) Keperluan
2.) Ketepatan
3.) Mudah dipelajari
4.) Kegunaan

Pembinaan Konsep dalam IPS


Pembinaan konsep, berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep
sampai membentuk suatu abstraksi pada diri siswa,merupakan proses yang
memakan waktu. Pembinaan konsep ini berlangsung mulai dari keadaanya
yang konrit yang secara berangsur-angsur mengarah kepada pengertian abstrak.

Agar anak didik dapat memahami pengertian Konsep IPS dengan memadai
lebih jelas dan memudai muka seorang guru hendaknya memperlihatkan hal-
hal penting dalam mengajarkan konsep konsep IPS. Dalam hal ini yelon (dalam
Husein Achmad,1982) mengemukakan bagiamana mengajar konsep yang baik
sebagai berikut:
1.) Merumuskan tujuan
2.) Menyadari adanya pengetahuan persyaratan yang akan membantu
pemahaman konsep
3.) Menyajikan definisi dan contoh-contoh;
- Aspek yang rekvan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak relevan
dengan stimulus kurang jelas atau kurang tajam
- Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangi
- Banyak menggunakan contoh contoh yang positif
- Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari
4.) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memproses dan memberikan
feedbacks.
C. Generalisasi dalam Konten IPS
Generalisasi yaitu Suatu hubungan antara beberapa konsep hingga
terbentuk suatu pola hubungan yang menggambarkan sesuatu yang lebih
luas.Artinya dalam pikiran kita adalah generalisasi yang menghubungan
beberapa konsep menjadi lebih luas.Dari beberapa sumber yang saya dapat
salah satunya Menurut Nursid Sumaatmadja ” generalisasi adalah hubungan
dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan
pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam
IPS. “
Jadi dapat kita simpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun
generalisasi, yaitu dengan menghubungkan antara dua atau lebih suatu kosep
dan menjadikannya secara luas. Untuk lebih jelasnya sebagai contoh kita
ambil ungkapan berikut. "Semakin primitif suatu masyarakat, lingkungan
hidupnya itu akan semakin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu” Ada
tiga konsep yang dapat kita kemukakan, yaitu:
1.) Masyarakat primitive
2.) Lingkungan hidup
3.) Cara hidup

Dari tiga konsep tersebut mereka saling berhubungan dan memberi


keseimbangan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan mereka sangat erat,
Jika salah satu berubah maka akan mengubah yang lain. Bila tingkat keprimitifan
suatu masyarakat itu berubah, maka kita akan melihat bahwa lingkungan akan
kurang berpengaruh terhadap cara hidup masyarakat itu, karena masyarakat itu
akan mengatur sendiri secara baik lingkungan hidupnya.

Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut objek,subjek


ataupun tempat apapun. Alasannya, jika kita menyebutkan objek subjek atau
tempat , berarti generalisasi yang kita buat memiliki tingkat abstraksi yang
rendah,dan tingkat keberlakuannya yang juga sempitatau rendah. Generalisasi
harus ditulis dan dijabarkan dengan sederhana dan baik agar siswa mudah
memahami.

Generalisasi dalam konten IPS berfokus pada proses mengidentifikasi pola


atau karakteristik umum yang berlaku untuk sekelompok fenomena atau situasi
yang serupa. Generalisasi ini membantu siswa untuk memahami dan
menganalisis berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya
secara lebih luas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta itu konkret, dan dapat
diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan. Fakta bersifat khusus dan
terjadi di tempat kita melakukan peneelitian. Sebaliknya generalisasi lebih
abstrak, tidak dapat ditelaah secara langsung. Dengan fakta dapat memberi
penjelasan, kemudian melalui penjelasan itulah kita dapat menyusun
generalisasi.

D. Teori dalam konten IPS


Teori adalah suatu kerangka pemikiran atau konsep yang digunakan untuk
menjelaskan, memprediksi, atau memahami suatu fenomena atau peristiwa.
Teori sering kali berfungsi sebagai panduan atau landasan bagi penelitian
ilmiah dan dapat digunakan untuk mengembangkan hipotesis yang dapat diuji
dan diverifikasi.
Teori yang mehubungkan tentang fakta merupakan teori yang lebih mudah
dari pada proposi yang menghubungkan tentang konsep.selanjutnya proposi
tentang konsep lebih mudah dari pada proposi tentang generalisasai.
Kriteria proposi tentang generalisasi sebagai berikut:
1. Bagaimana luasnya proposi yang dihubungkan (breath)
2. Seperti apa kompleksnya proposi yang dihubungkan (complexity)
3. Sejauh mana teori tersebut dapat di terapkan pada daerah/ desa dengan objek
tertentu (applicabilit)
4. Seluas mana hubungan dari proposi menggambarkan atau menjelaskan unsur
penting dari laku manusia serta menerangkan segi segi yang penting
(explanatory power)
5. Sampai sejauh mana teori membimbing ke arah pedalaman/plosok (depth)
6. Berapa banyak konsep yang di hatapkan pada kenyataan yang terkandung
dalam teori ( conceptual strengt)
7. Sampai sejauh mana terbuktinya hipotesisnya dapat kita ambil dari proposis
yang di gabungkan dengan teori tsbt ( testability)
Menurut, Davit easton (Djodjo Suradisastra,19991/1992), mengungkapkan
terdapat 3 tingkatan teori yaitu genenealisasi singular, teori berdimensi sempit
dan berdimensi luas, generalisasi singilar dapat menghubungkan 2 konsep, oleh
karena itu masih disebut generalisasi biasa agar termasuk dalam teori maka
harus mengacu kepada pemikiran teoritis, agar jangkauan lebih lebar/luas dan
dapat digunakan untuk meramalkan gejala yang dapat dihadapi.
Teori berdimensi sempit tebentuk oleh berbagai pernyataan yang
sedemikian rupa hingga data yang belum tertata dapat tertuangkan pada
pernyataan umum.pernyataan umum dapat digunakan untuk menjelaskan
tentang informasi yang tercatat didalamnya.teori bersimensi sempit memiliki
jangkauan yang terbatas dalam 1 cabang ilmu saja.
Teori berdimensi luas menjangkau sesuatu yeng lebih luas daripada teori
teori berdimensi sempit,jangkauannya mencakup keselurihan dalam suatu
disiplin ilmu. Teori ini menghubungkan keaatuan yang utuh. Dalam bidang IPS
teori berdimensi luas jarang ditemui, sebab gejala-gejala dalam berkehidupan
masyarakat sangat luas dan rumit.
Setelah memahami teori memahami teori tersebut kita dapat lebih melihat
tertatanya gejala-gejala dalam masyarakat, tertatanya masyarakat ini lah yang
akan memberi makna terhadap apa yang di amati.
Dalam bidang IPS teori juga dapat di gunakan untuk menjelaskan suatu
gejala dalam kehidupan di masyarakat dan teori juga terus berkembang seiring
dengan penemuan baru dan perkembangan pengetahuan yang lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta adalah sesuatu yang betul- betul ada dan bersifat khas, konkret, dan
tidak berulang. Dalam IPS, fakta berhubungan dengan masyarakat dan
lingkungannya,olehkarna itu jumlahnya tidak terbatas. Konsep adalah sekelompok
fakta yang mempunyai ciri- cirisama dan dapat dimasukan dalam suatu nama
label. Konsep satu dengan lainnya berbeda karna masing- masing konsep
mempunyai atribut dan nilai atribut yang berbeda.Konsep dibedakan menjadi tiga
jenis , yaitu konsep konjungtif, disjungtif ,dan relasional. Tanpa fakta dan konsep
kita tidak dapat mempelajari ilmu pengetahuan, maka dalam memilih konsep yang
akan diajarkan kepada siswa hendaknya disadarkan pada keperluan, ketepatan,
kegunaan, kegunaan, dan kemudahan. Pembinaan konsep dimulai daralami
konkret berangsur-angsur ke keadaan abstrak. Oleh karna itu guru ips harus
menggunakan berbagai metode dan media dalam pengajaran untuk menyusun
generalisasi dipelukan fakta dan konsep karena fakta dan konsep dapat memberika
penjelasan. Dengan penjelasan berubah dapat disusun suatu generalisasi. Dilihat
dari tingkat keberlakuannya generalisasi dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat
terbatas dan bersifat umur.
Teori adalah sepasang proposisi yang menghubungkan antara beberapa
generalisasi. Kekuatan teori ada pada kemampuan menerangkan meramalkan
fenomena. Teori itu ada tiga tingkatan, yaitu generalisasi singular, teori
berdimensi luas.
Untuk membina konsep dan mengembangkan generalisasi diperlukan
keterampilan- keterampilan khusus. Dalam pengajaran IPS, keterampilan yang
akan dipertimbangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektuan,
dan keterampilan sosial.

B. Saran
Sebagai calon guru harus memahami dan mengetahui dengan benar fakta,
konsep, generalisasi, dan teori yang diajarkan kepada peseta didik, karena
mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari dasar IPS.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrazaq, N. (2021). Anslisis konten materi IPS SD/MI pada buku


Bandung Purba karya T bachtia Syafriani ( Doctoral dissertation, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung).

Hidayati. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIP


Universitas Negri Yogyakarta.

Hidayati dkk 2006. Pengembangan Pendidikan IPS SD. UPI Pres. Bandung

Rudy Gunawan. 2016. Pendidikan IPS, Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung
Alfebeta.

Supriya.2017. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya

Taneo. S. P.(2016). Unit 3 KONTEN IPS . Kupang Undana FKIP

Anda mungkin juga menyukai