Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Mahmud, H., Prof., Dr., M.Si.
Hasan Basri, H., Dr., M.Ag.

Disusun oleh:
HAIDIR ALI
NIM. 2170040046

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya. Amin.

Bandung, September 2017


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Hakikat Ilmu ........................................................................................... 2
B. Hakikat Pendidikan Islam ....................................................................... 5
C. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam .................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13
A. Simpulan ................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam dengan segala kesempurnaannya, telah memberi petunjuk
tentang seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan sebagai salah satu
aspek terpenting bagi manusia. Agama Islam sangat menjunjung tinggi akan ilmu
Pengetahuan. Orang-orang yang beriman serta berilmu akan ditinggikan
derajatnya oleh Allah. Karena iman tanpa ilmu akan sia-sia dan ilmu tanpa iman
akan tersesat. Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya pendidikan bagi
kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan kian dan terus berkembang, sehingga muncul berbagai
klasisifasi ilmu itu sendiri. Diantaranya adalah Ilmu Pendidikan Islam. Suatu
cabang ilmu yang menarik untuk dikaji. Ilmu yang membahas tentang pendidikan
dari sudut pandang ajaran Agama Islam. Namun sebenarnya, apa yang dimaksud
dengan Ilmu Pendidikan Islam itu? Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi
penyusun untuk menyususn makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
3. Bagaimana konsep dasar Ilmu Pendidikan Islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ILMU
Apa yang dimaksud dengan ilmu? Ilmu merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk pengetahuan sains. Sebenarnya penggunaan istilah ilmu ini
masih sangat membingungkan. Kata “ilmu” berasal dari Bahasa Arab, “alima
ya’lamu” yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya
pengetahuan. Sedangkan kata ilmu itu sendiri seringkali disandingkan dengan kata
pengetahuan, menjadi kata majemuk “ilmu pengetahuan” sebagai istilah yang
merujuk kepada kata sains, padahal sesungguhnya ilmu adalah bagian dari
pengetahuan.1
Untuk mengetahui hakikat ilmu, perlu diketahui terlebih dahulu tentang
macam-macam pengetahuan. Ahmad Tafsir membagi pengetahuan manusia
menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan sains (ilmu atau ilmu pengetahuan),
pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.2 Sains atau ilmu atau ilmu
pengetahuan dikatakan sebagai kesimpulan sesuatu yang didapatkan seseorang
melalui panca indera, baik dengan melihat, mendengar, mengucap, menyentuh,
mencium, merasa, dan sebagainya.3 Dengan kata lain ilmu merupakan
pengetahuan inderawi dengan dasar penalaran yang bersifat logis. Sederhananya,
ilmu itu haruslah logis dan empiris. Jika hanya menggunakan penalaran logis yang
tidak empiris, maka disebut dengan filsafat. Jika hanya empiris tetapi tidak logis,
maka disebut takhayul. Jika hanya mengandalkan rasa atau keyakinan semata,
maka hal itulah yang disebut dengan pengetahuan mistik.
Ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang dilaksanakan dengan
metode tertentu yang akhirnya metode itu menghasilkan pengetahuan ilmiah. Jadi,
ilmu merupakan pengetahuan dari proses yang telah memenuhi persyaratan-

1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 5.
2
Ibid, h. 7.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 4.

2
persyaratan keilmiahan. Ilmu dalam pengertian di atas adalah pengertian ilmu
dalam konteks ilmu pengetahuan ilmiah.
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang dapat diandalkan dan berguna
bagi kita dalam menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala-gejala alam.
Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata “science”, yang secara etimologis
berasal dari kata latin “scinre”, artinya “to know”. Namun, pengertian science ini
sering salah diartikan, dan direduksi berkaitan dengan ilmu alam semata padahal
tidak demikian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu merupakan
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu. Pendapat lain menerangkan bahwa ilmu merupakan
pengetahuan yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturan mainnya
dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhannya.4 Melalui pendapat tersebut
dipahami bahwa ilmu merupakan pengembangan dari pengetahuan yang memiliki
aturan tertentu dan dapat diuji kebenarannya karena berkaitan dengan penafsiran
suatu hal yang pada umumnya berlaku secara umum.
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal
tertentu (obyek/ lapangan), yang merupakan kesatuan yang sistematis dan
memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan menunjukkan sebab-sebab hal atau kejadian itu.5 Berdasarkan pengertian
yang telah diuraikan, maka ilmu menunjukan perkembangan pengetahuan
manusia yang telah tersusun secara lebih terstruktur dan dapat diuji kebenarannya
oleh semua orang. Pada akhirnya alam semesta dapat diterjemahkan oleh manusia
menggunakan cara-cara yang lebih sesuai dengan dinamika alam apa adanya.
Berdasarkan kajian-kajian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu sebagai
bagian dari pengetahuan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari
pengetahuan lain, yaitu: logis, sistematis, universal dan empiris. Logis

4
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2009), h. 35.
5
Ibid, h. 14.

3
menunjukan bahwa ilmu dapat dijangkau dan diterima oleh nalar manusia. Karena
sifatnya dapat teramati oleh indera manusia atau dapat dijangkau oleh alat-alat
yang mampu membantu indera manusia dalam menafsirkan gejala alam.
Sistematis menunjukkan pada sebuah hal yang runut, memiliki tahapan-tahapan
yang jelas dalam memahaminya. Universal, bersifat menyeluruh yang berarti ilmu
pengetahuan berlaku secara umum. Sedangkan empiris menunjukan bahwa semua
orang dapat mengalami ilmu pengetahuan itu atau dapat mengembangkan ilmu
tersebut. Cerita tentang tanaman padi kita tadi yang tiba-tiba mengering secara
tidak terprediksikan, pada akhirnya dapat dijelaskan secara lebih ilmiah oleh
keilmuan. Fenomena tersebut dapat dijelaskan oleh biologi misalnya, karena padi
yang tiba-tiba mengering sebelum masanya dapat terjadi karena adanya fenomena
pemanasan global yang menyebabkan musim menjadi tidak menentu dan
meningkatnya suhu bumi sehingga menjadi lebih panas akibat kerusakan ozon.
Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab yang lebih ilmiah dan berlaku
secara umum untuk menjelaskan faktor penyebab fenomena padi kita.
Ilmu merupakan hasil dari peradaban manusia yang semata-mata membantu
memudahkan pekerjaan manusia. Dalam hal ini pekerjaan manusia bukan hanya
aspek praktis semata melainkan ilmu berhasil menerjemahkan alam semesta yang
berlaku secara umum. Sehingga setiap orang dapat memahami gejala-gejala alam
secara serentak dan ilmu itu juga dapat digunakan oleh semua orang tanpa batas
apapun. Maka, di akhir pembahasan mengenai hakikat ilmu ini dapatlah kita
mengutip pernyataan berikut ini, “Ilmu itu ibarat bis kota, memang tidak
senyaman Mercy Tiger, tapi rutenya jelas dan jadwalnya dapat dipercaya. Jelas
bukan tunggangannya Nabi yang diberkahi wahyu atau seniman besar yang penuh
ilham, namun kendaraan orang-orang biasa seperti kita”.6

6
Ibid, h. 56.

4
B. HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian pendidikan akan sangat beragam, bergantung pada sudut
pandang yang digunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.7
Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 8
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, “paedagogie” yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.9 Menurut Hasan Langgulung,
pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan
untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang-
orang yang sedang dididik.10 Menurut Muhibbin Syah, pendidikan diartikan
sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya alam
melalui kegiatan pengajaran (Muhibbin Syah, 2008:1).11
Pendidikan secara terminologi dapat diartikan sebagai pembinaan,
pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang diajukan kepada semua
anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan membentuk anak
didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu
sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara formal, pendidikan
adalah pengajaran.12

7
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002).
8
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 1.
10
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), h. 32.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda
Karya, 2008), h. 1.
12
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 53.

5
Di dalam konteks keislaman, terdapat beberapa istilah yang sering
digunakan sebagai arti pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
1. Tarbiyah
Secara umum, tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda,
yakni:
o Rabaa-yarbuu yang bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
o Rabiya-yarbaa yang bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.
o Rabba-yarubbu yang bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu,
wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki,
mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Tarbiyah merupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang
dilakukan secara setahap demi setahap. Tarbiyah sebagai proses
menumbuhkan sesuatu secara setahap dan dilakukan sesuai pada batas
kemampuan. Menurut pengertian tersebut, tarbiyah diperuntukkan khusus
bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah
yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan
memenuhi segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya.
Kata tarbiyah secara semantik tidak khusus ditunjukkan kepada manusia,
tetapi dapat dipakai untuk spesies lain, hewan dan tumbuhan misalnya. Kata
tarbiyah mengandung arti mengasuh, menanggung, memberi makan,
mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah
pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang,
dan menjinakkan.13
2. Ta’lim
Pendidikan di dalam Islam sering pula disebut dengan istilah ta’lim. Ta’lim
bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berpikir yang
sifatnya mengacu pada domain kognitif saja.14 Ta’lim secara bahasa berarti
pengajaran (mashdar dari a’lama-yu’alimu-ta’liman), secara istilah berarti
pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian, pengetahuan

13
Ramayulis, Op.Cit. h. 2.
14
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung, 2014), 4.

6
dan ketrampilan. Ta’lim merupakan proses pemberian pengatahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi
suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan
mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya (ketrampilan).
Mengacu pada definisi ini, ta’lim, berarti adalah usaha terus menerus manusia
sejak lahir hingga mati untuk menuju mengetahui apa yang sebelumnya
mereka tidak tahu.
3. Ta’dib
Sebagian para ahli berpendapat bahwa sebenarnya kata ta’dib inilah yang
paling tepat untuk menunjukkan arti pendidikan perspektif Islam. 15 Hal ini
karena konsep ta’dib meliputi aspek material dan spiritual seseorang.16 Ta’dib,
merupakan bentuk mashdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti
mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah, ta’dib diartikan
sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar. Ta’dib merupakan
pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-
Nya. Fakta bahwa pendidikan Nabi Muhammad saw dijadikan Allah sebagai
pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur’an yang menunjukkan
kedudukan Rasulullah SAW yang mulia, suri tauladan yang baik serta hadits
yang menyatakan bahwa Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia.
Pengertian pendidikan dalam arti kata tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib dapatlah
diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik
perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur
kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni
dalam hal memelihara dan mendidik anak.

15
Ramayulis Op Cit 2
16
Heri Gunawan, Op.Cit. h 6.

7
Selanjutnya jika kata pendidikan dikaitkan dengan kata Islam, maka akan
memberikan warna tersendiri dalam pemaknaannya. Ramayulis mengemukakan
bahwa Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang yang mengarah kepada
pembentukan akhlak atau kepribadian.17 Pendidikan Islam menurut Muzayin
Arifin adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang
untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita–cita Islam, karena nilai–nilai
Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.18 Kemudian menurut
Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam secara menyeluruh,
serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life)
demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.19
Menurut Muhaimin, istilah “pendidikan Islam” dapat dikatakan sebagai
pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami, yakni pendidikan yang
dipahami dan dikembangkan, dan diajarkan dalam nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu, al-Qur’an dan as-sunah. Dalam
pengertian ini, pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan
yang mendasarkan diri atau dibangun dan dikembangkan dari sumber-sumber
dasar tersebut.20
Pendidikan Islam merupakan sebuah proses dalam membentuk manusia-
manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk
mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT
baik kepada Tuhannya, sesama manusia, sesama makhluk lainnya. Dengan istilah
lain, manusia muslim yang telah mendapatkan Pendidikan Islam itu harus mampu
hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-
cita Islam. Pengertian Pendidikan Islam dengan sendirinya bermuara pada
pengertian sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

17
Ramayulis, Op.Cit. 4.
18
Muzayin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasar-
kan Pendekatan Indisipliner, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hal. 10.
19
Zakiah Daradjat, et.all, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit. hal. 117.
20
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,
2002, hal. 29.

8
dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam memberi pedoman seluruh
aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.
Islam sebagai agama bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang dapat
membimbing manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk
itu, Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga hubungan
dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Berdasarkan hal tersebut,
pendidikan Islam berfungsi untuk menghasilkan manusia yang dapat menempuh
kehidupan yang indah di dunia dan di akhirat. Berbeda dengan pendidikan Barat
yang bertitik tolak dari filsafat fragmatisme, yaitu yang mengukur kebenaran
menurut kepentingan waktu, tempat, dan situasi. Fungsi pendidikan tidaklah
sampai untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah
di dunia dan di akhirat, akan tetapi terbatas pada kehidupan dunia semata.21

C. KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM


Menurut Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam adalah kumpulan teori
pendidikan berdasarkan ajaran Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah
kumpulan teori tentang bumi. Isi ilmu alam adalah kumpulan teori tentang alam.
Maka ilmu pendidikan adalah ilmu yang berisi tentang teori-teori pendidikan.
Kemudian penambahan kata “Islam” di belakangnya memberikan corak tersendiri
yang mengandung makna Islami yakni sesuai dengan ketentuan atau ajaran-ajaran
umat Islam. 22
Secara esensial memang benar bahwa isi ilmu adalah teori, tetapi
sebenarnya secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Isi lainnya adalah
penjelasan terntang teori itu dan terkadang ada juga data yang mendukung
penjelasan itu. Dengan demikian isi ilmu secara lengkap adalah teori, penjelasan
teori, dan data yang mendukung penjelasan tersebut. Maka ilmu pendidikan Islam
berisi teori pendidikan Islam, penjelasan teori tersebut, dan data yang mendukung
penjelasan itu.

21
Ramayulis, Op.Cit. h. 10.
22
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2007), 12.

9
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Apa yang
dimaksud dengan Islam? Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dengan berpedoman kepada sumber hukumnya yaitu Al-Qur’an dan Hadits
serta akal. Jika demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan
yang berdasarkan pada Al-Qur’an, Hadits, dan akal. Penggunaan dasar hokum ini
pun harus berurutan, Al-Qur’an, lalu Hadits, dan barulah akal. Bila tidak ada atau
kurang jelas di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam hadits, jika masih
belum ada atau belum jelas, maka boleh menggunakan akal (pemikiran), tetapi
tentu saja tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Oleh
karenanya, teori dalam ilmu pendidikan Islam haruslah dilengkapi dengan ayat-
ayat Al-Qur’an, Hadits, serta argument akal yang menjamin teori tersebut.23
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji
coba dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pandangan tersebut
dapat dipahami bahwa secara epistemologis, pengembangan pendidikan Islam
akan berkaitan secara langsung dengan sumber ilmu pengetahuan dan metodologi
pengembangannya. Sumber ilmu pengetahuan dalam Islam adalah seluruh firman
Allah yang bersifat qauliyah, yakni mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
shahih, juga firman Allah yang bersifat kauniyah, yaitu semua ciptaan-Nya yang
diyakini sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.24
Ilmu pendidikan Islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan
yang berdasarkan nilai-nilai filosofis ajaran Islam dengan sebagai dasarnya adalah
sumber hukum Islam yakni Al-Quran dan Sunnah. Dengan kata lain, ilmu
pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam atau ilmu
pendidikan yang berkarakter Islam.
Moh. Roqib menjelaskan, Ilmu pendidikan Islam merupakan sekumpulan
teori kependidikan yang berdasarkan konsep dasar agama Islam yang berasal dari
hasil telaah secara mendalam terhadap Al-Quran, hadits, serta teori-teori dari

23
Ibid
24
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (CV. Pustaka Setia:
Bandung, 2010), 29.

10
bidang keilmuan lain yang selanjutnya diramu secara integratif oleh para pemikir
dan tokoh intelektual Islam sehingga menjadi suatu kontruksi teori-teori
pendidikan baru yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa ilmu pendidikan Islam merupakan suatu kajian keilmuan yang
di dalamnya berisi sekumpulan teori dan data yang telah terintegrasi yang telah
mengalami didialogkan dan dijelaskan dengan perspektif Islam. Teori-teori dan
konsep dalam ilmu pendidikan Islam tidak hanya harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara akademik-ilmiah, namun juga harus bisa dipraktekkan atau
diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Oleh karena itu ilmu
pendidikan Islam tidak hanya berkutat pada tataran teoritis, namun juga pada
tataran praktis. 25
Sebagai konsep pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman,
maka tujuan pendidikan islam tidak lepas dari tuntunan yang berasal dari Al-
Quran dan sunnah. Tujuan itulah sasaran yang ingin kita capai. Menurut Imam Al-
Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah membentuk insan paripurna baik di dunia
maupun di akhirat. Pendidikan ditujukan untuk menjadikan manusia semakin
dekat dengan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali, tujuan dari belajar atau mencari
ilmu adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah. Selanjutnya, buah dari ilmu yang
dipelajari tersebut akan membawa kedekatan kepada Allah dan meraih
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Al-Ghazali, manusia akan
sampai kepada tingkat kesempurnaan apabila ia menguasai sifat-sifat keutamaan
melalui ilmu yang dipelajari. Keutamaan itulah yang pada akhirnya akan
membahagiakan di dunia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. sehingga
menjadi bahagia di akhrat kelak. Sedangkan menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan
Islam harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki
seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna meliputi fisik, intelektual,
dan budi pekerti.26

25
M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (LKIS: Yogyakarta. 2009).
26
Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam, (Dari:
http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html,
Diakses pada tanggal 21 September 2017)

11
Pendidikan Islam merupakan bagian penting dari dinamika pendidikan di
Indonesia, mengingat agama Islam merupakan agama mayoritas di negara ini dan
bahkan di tingkat Internasional. Islam menaruh perhatian yang sangat besar dalam
bidang pendidikan. Sejak zaman Rasulullah SAW sampai saat ini, pendidikan
Islam telah mengalami dinamika dan perkembangan yang sangat pesat. Secara
umum, Pendidikan Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani ajaran
agama islam yang disertai dengan tuntunan saling menghormati penganut agama
lain dalam konteks kerukunan antar umat beragama guna mewujudkan kesatuan
dan persatuan bangsa.

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Ilmu atau sains atau ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan
manusia. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia.
Pengetahuan manusia terbagi tiga, yaitu sains, filsafat, dan mistik. Sains atau ilmu
harus bersifat logis (masuk akal) dan empiris (dapat dibuktikan oleh panca
indera). Jika hanya logis dengan tanpa empiris maka hal tersebut adalah filsafat.
Jika ada sesuatu yang hanya empiris namun tidak logis, maka itu adalah
pengetahuan yang takhayul. Dengan demikian sesuatu dapat dikatakan layak
untuk disebut suatu ilmu, adalah hal yang logis dan empiris.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata
tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan
sebagainya, sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya
menyentuh sisi material seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan
kata ta’lim mengandung arti pembelajaran. Kata ta’lim lebih menunjuk kepada
penekanan pada transfer ilmu pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran
yang hanya menyentuh aspek kognitif peserta didik. Sedangkan kata ta’dib
mengandung arti membimbing, dan diangggap kata ini mencakup sisi material dan
spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap bahwa kata ta’dib lah
yang peling tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.
Ilmu pendidikan Islam berisi teori-teori pendidikan berdasarkan Islam.
Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu pendidikan Islam adalah
kumpulan teori pendidikan yang didasarkan pada ajaran agama Islam yang
berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, dan akal (pemikiran) yang tidak bertentangan
dengan Al-Qur’an dan Hadits. Maka teori dalam ilmu pendidikan Islam harus
disertai dengan ketiga hal tersebut.

13
B. Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih banyak
hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi
kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca
melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan
Ilmu Pendidikan Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-
referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mujib, 2006, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu


Pendidikan Islam, (Dari: http://www.wikipendidikan.com/2016/03/
pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html, Diakses pada
tanggal 21 September 2017)
Ahmad Tafsir, 2007, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pers.
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, 2010, Ilmu Pendidikan Islam,
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hasan Basri, 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hasan Langgulung, 1986, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Heri Gunawan, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran
Tokoh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jujun Suriasumantri, 2009, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
M. Roqib, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, LKIS: Yogyakarta.
Muhaimin, 2002, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya,
Muhibbin Syah, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muzayin Arifin, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan
Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat Bahasa Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ketiga), Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: KALAM MULIA.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Zakiah Daradjat, 2014, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai