Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EPISTIMOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Muthoin, M. Ag

Disusun Oleh:

M. Gilang Ramadhan (20122074)

Muhammad Ikhlasul Amal (20122092)

KELAS H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kehendak-Nya kami sebagai kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Epistimologi Filsafat Pendidikan” Kelompok kami menyadari bahwa
dalam penulisan, maupun isi materi makalah ini masih memiliki kekurangan.
Sehingga kami sebagai tim penulis mengharapkan bagi setiap pembaca untuk
menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
makalah ke depannya. Akhir kami menyampaikan terima kasih kepada semua
anggota kelompok yang sudah bekerja sama dengan baik, mengeluarkan ide,
pikiran, waktu maupun materil untuk menyelesaikan tugas makalah sehingga bisa
dipersentasikan untuk kita semua. Terimakasih dan semoga bermanfaat.

Pekalongan, 9 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5

A. Hakikat Pengetahuan .............................................................................................. 5

B. Identifikasi teori teori ilmu pengetahuan............................................................... 6

C. Pendekatan dan metode memperoleh ilmu pengetahuan ..................................... 8

BAB III ............................................................................................................................. 11

PENUTUP ........................................................................................................................ 11

A. Simpulan ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan aspek integral dari perkembangan dan
pemahaman agama Islam. Dalam konteks ini, epistemologi filsafat pendidikan Islam
menjadi hal yang begitu urgent. Epistemologi ialah cabang filsafat yang
mempertimbangkan sifat pengetahuan, cara memperolehnya, dan apa yang dapat
diketahui. Oleh sebab itu, pemahaman yang mendalam tentang epistemologi sangat
relevan dalam konteks pendidikan Islam.

Epistemologi filsafat pendidikan Islam yaitu studi yang membahas sumber,


struktur, metode, dan validitas pengetahuan dalam pendidikan Islam. Studi ini
penting untuk dijalankan supaya pendidikan Islam dapat menjawab tantangan dan
persoalan-persoalan di era modern, serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
mampu bersaing di dunia global dan masa depan.

Dengan memahami epistimologi filsafat pendidikan Islam, diharapkan


pendidikan Islam dapat menjawab tantangan dan persoalan-persoalan di era modern,
serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia global.

2) Rumusan Masalah

1. Apa hakikat pengetahuan?


2. Bagaimana mengidentifikasi teori teori ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana mengidentifikasi
3) Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan.


2. Untuk memahami teori teori ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui pendekatan dan metode memperoleh ilmu pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengetahuan

Kata Epistemologi didapatkan dari Bahasa Yunani, episteme dan logos.


Episteme yakni pengetahuan, sedangkan logos yakni teori, uraian atau ulasan.
Karena terkait dengan definisi filsafat pengetahuan, logos lebih tepat
diterjemahkan dalam arti teori. Jadi, epistemologi bisa dimaknai sebagai teori
tentang pengetahuan, pada bahasa Inggris dipakai istilah theory of knowledge.
Epistemologi yang dimaksud adalah the branch of philosophy which
investigates the origin, structure, methods and validity of knowledge.
Epistemologi sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat pengetahuan,
sumber pengetahuan, dan cara memperoleh pengetahuan.1

Epistemologi ialah ilmu tentang pengetahuan dan keyakinan yang dapat


dibenarkan. Epistemologi berhubungan dengan pertanyaan berikut: Apa
kondisi pengetahuan yang diperlukan dan memadai? Apa sumbernya? Apa
strukturnya, dan apa batasnya? Sebagai kajian terkait keyakinan yang
dibenarkan, epistemologi bertujuan untuk menjawab pertanyaan seperti:
Bagaimana kita memahami konsep pembenaran? Apa yang membuat
keyakinan dibenarkan? Apakah pembenaran internal atau eksternal terhadap
pikiran seseorang? Dipahami secara lebih luas.

Epistimologi filsafat Pendidikan islam adalah suatu ilmu yang menganalisis


tentang cara,usaha memperoleh filsafat Pendidikan islam dengan cara
riset/kajian terhadap wahyu dan fenomena alam semesta. Epistimologi ini
berorientasikan sebagai cara pandang personal agar dalam menjalankan
Pendidikan islam bisa sesuai dengan syariat antara lain al quran dan hadits.
Dengan perkara tersebut, diharapkan sesoarang dalam menjalani kehidupan

1
Andi Fitriani Djollong, “Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam,” Istiqra` : Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam 3, no. 1 (2015): 8–17,
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/240.
dimasa depannya menjadi insan yang agamis,sprirual serta mampu menjawab
permasalahan atau tantangan zaman dengan landasan yang sudah dipelajarinya.

Pembahasan mengenai hakikat sebenarnya itu sangat sulit, terlebih lagi


berbicara terkait hakikat epistimologi. Sebab menguraikan hakikat adalah
bagaimana metode kita dalam mengekspresikan pemahaman kita pada suatu
hal yang bisa meliputi atau mencangkup dari keseluruhan. 2 Epistemologi
ilmiah pada dasarnya merupakan kombinasi dari berpikir rasional dan berpikir
empiris. Kedua cara berpikir ini (deduktif dan induktif) dipadukan dalam
kajian fenomena alam untuk menemukan kebenaran, karena epistemologi
ilmiah menggunakan kemampuan manusia untuk mempelajari alam, yaitu
pikiran dan indra. Jenis pengetahuan/knowledge itu ada empat:pengetahuan
biasa. pengetahuan ilmu. pengetahuan filsafat & pengetahuan agama.

Hakikat pengetahuan dengan ilmu dalam bahasa arab sebenarnya sama.


Namun, dalam Bahasa Indonesia sedikit berbeda hakikat makna dari ilmu itu
adalah bersifat kajian ilmiah yang bersifat universal,sudah dikaji dan diuji
secara metodologis sistematis berdasarkan teori teori yang telah disepakati
serta kebenarannya pun sudah diuji. Sedangkan hakikat dari pengetahuan
cakupannya lebih kecil yakni individual atau kelompok kecil contoh kita
mengetahui buah tertentu bisa menyembuahkan suatu penyakit tetapi orang
lain tidak melakaukannya karena belum ada kajian yang lain terkait hal tersebut
maka itu disebut pengetahuan.

B. Identifikasi teori teori ilmu pengetahuan

Nama atau istilah teori disini dikenal sebagai "pendapat" yang berdasarkan
penelitian dan diskusi, atau "sesuatu" yang didukung oleh bukti dan argument.3
Pendapat atas pernyataan seseorang itu bisa dinamakan teori apabila kalimat

2
Hani Zahrani, Anwar Dhobith, and Rubini, “Kajian Teoritis Epistemologi Pendidikan
Islam,” Al-Manar : Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam 11, no. 2 (2022): 58–68.
3
Husnul Abdi, “Teori Adalah Asas Yang Menjadi Dasar Suatu Ilmu Pengetahuan, Kenali
Bagian-Bagiannya,” Liputan6.Com.
yang dilontarkannya disertai alasan berdasarkan fakta terhadap realitas yang
ada sebagai penguat hal tersebut.

Setelah kita memahami definisi dan tujuan epistimologi diatas, lalu


pengetahuan perlu ada sebuah konsep pembenaran. Karena fungsi atau tujuan
pengetahuan itu bisa divalidasi kebenarannya. Mengapa kita perlu
diperkenalkan dengan berbagai teori ilmu pengetahuan? Tentunya tidak lain
untuk Memahami Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan, Menghargai Proses Ilmiah,
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, Mengapresiasi Keragaman
Pengetahuan, Mendorong Pengambilan Keputusan, Mensuport Pendidikan dan
Karier, serta Meminimalisir Pseudosains dan Penipuan,

Dalam sains, teori kebenaran digunakan untuk mengevaluasi hipotesis dan


teori. Apabila suatu hipotesis atau teori terbukti kebenarannya, maka hipotesis
atau teori tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena alam.
kebenaran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan terhadap
objek. Sedangkan pengetahuan berasal mula dari banyak sumber Sumber-
sumber itu lalu sekaligus berfungsi sebagai takaran/tolak ukur kebenaran. 4
Berikut merupakan teori kebenaran antara lain:

1. Teori Korespondensi, berarti teori ini adanya dua realitas yang berada
dihadapan manusia, pernyataan dan kenyataan Menurut teori ini,
kebenaran adalah kesesuaian antra pernyataan Menurut teori ini,
kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu
dengan kenyataan sesuatu itu sendiri.
2. Teori Koherensi, Teori ini mengatakan bahwa kebenaran adalah
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lain yang
telah diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya.
3. Teori Pragmatisme, adalah sebuah teori berpendapat bahwa makna
gagasan dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, pribadi,
atau sosial. Benar atau tidaknya suatu proposisi atau teori tergantung

Ahmad Atabik, “Teori Kebenaran Perspektif Filsafat Ilmu,” Fikrah, Vol. 2, No. 1, Juni
4

2014 2, no. 1 (2014): 253–271.


pada apakah dalil atau teori tersebut berguna bagi manusia dalam
kehidupan atau tidak. Kebenaran suatu pernyataan harus mempunyai
penerapan dalam kehidupan praktis.
4. Teori Performatif menjelaskan bahwa suatu pernyataan
dipersepsikan sebagai benar jika itu menciptakan kenyataan. Jadi,
pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mewakili realitas,
melainkan justru dengan pernyataan itulah terciptalah realitas
sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan tersebut.
5. Agama sebagai Teori Kebenaran
Pada hakikatnya seorang insan hidup di alam dunia ini seperti
makhluk yang senang mencari kebenaran. Agama adalah cara untuk
menemukan kebenaran

C. Pendekatan dan metode memperoleh ilmu pengetahuan

Sebelum kita beranjak pada pendekatan dan metode memperoleh ilmu


pengetahuan kita perlu paham apa itu pendekatan dan metode. Keduanya
berjalan beriringan dalam proses pembelajaran. Yang menjadi pembeda antara
keduanya adalah terletak pada Pendekatan mengidentifikasi perspektif teoritis
dan kerangka konseptual yang akan digunakan, sedangkan metodologi
mengacu pada langkah-langkah praktis yang harus diikuti untuk
mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan pendekatan tersebut.
Misal seorang Pendidi dalam mendidik siswanya menggunakan pendekatan
emosional untuk membangung suasana dan semangat didalam kelas sehingga
metode yang diterapkan guru tersebut menggunakan metode interaktif yaitu
tanya jawab.

Metode dalam meraih ilmu pengetahuan kali ini sangat variatif namun
menurut Hujjatul Islam Imam Ghazali, menuturkan bahwa ilmu bisa
didapatkan melalui dua cara: daruri(apriori)& bukan daruri.5 Walaupun ada
dua cara namun ada pula yang mengatakan bahwa imam Ghazali mengenal tiga
macam sara perolehan ilmu pertama,didasarkan pada panca Indera terutama
memaksimalkan fungsi empirik. Kedua, berorientasikan pada akal manusia dan
ketiga, intusi.6Pada intinya sama saja namun pendapat kedua memisahkan akal
sebagai bagian dari daruri yakni suatu usaha memperoleh ilmu dengan
mengoptimalkan fungsi Indera pendengaran untuk mendengarkan
penyampaian ilmu-ilmu misalnya.

Ada juga keterangan lain,menjelaskan Metode epistemologi Pendidikan


islam kali ini ada 6 poin: Metode Rasional (Manhaj ‘Aqli), merupakan Metode
akal pikiran adalah metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
dengan memakai pertimbangan atau kriteria kebenaran yang dapat diterima
secara masuk akal/logis. Metode Intuitif (Manhaj Zauqi), ialah yang sering kita
sebut dengan firasat, Sumber pengetahuan tersebut dinamakan al-nubuwwat,
yang pada nabi-nabi berbentuk wahyu dan pada manusia biasa berbentuk ilham
keduanya sama sama merupakan petunjuk langsung dari Allah.

Metode Dialogis (Manhaj Jadali), yaitu Upaya memperoleh ilmu Pendidikan


Islam dikerjakan melalui karya tulis yang ditampilkan sebagai percakapan
antara dua orang ahli atau lebih berdasarkan argumentasi yang dapat dibuktikan
secara ilmiah. Metode Komparatif (Manhaj Muqāran), yakni sebagai salah satu
metode epistemologi pendidikan Islam objek yang beragam untuk
diperbandingkan. Contoh: membanding hadis satu dengan hadits lain yang
sejenis. Metode Kritik (Manhaj Naqdi),maksudnya adalah kritik bukan karena
kebencian melainkan karena kesalahan dan kelemahan yang perlu

5
Abidin Nurdin, Sri Astuti A. Samad, and Munawwarah A. Samad, “Dasar Epistemologi
Dalam Filsafat Pendidikan Islam,” Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan
Agama Islam 9, no. 2 (2019): 454.
6
Saeful Anwar, FILSAFAT ILMU Al-Ghazali Dimensi Ontologi Dan Aksiologi, ed. Maman
Abd. Djaliel, 1st ed. (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2007).
diperbaiki.dan Metode ‘Ibrah ini bertujuan memberikan pengajaran/hikmah
atas kisah kisah masalalu yang termaktub maupun tidak.7

Sedangkan pendekatan sendiri itu juga terdapat berbagai macam bentuknya.


Menurut Armai Arief, menyebutkan bahwa ada beberapa pendekatan yang
ditempuh islam maupun barat dalam dunia Pendidikan:

1) Pendekatan filosofis, dimaknai sebagai studi terkait proses kependidikan


yang berlandasarkan kultur syariat islam yakni Al quran dan Hadits berbeda
dengan barat yang cenderung pada nilai nilai dari hasil pemikir filusuf, hasil
riset atau temuan ahli dan ada/ kebiasaan yang berlaku.
2) Pendekatan Induksi-Deduksi, ialah sebuah usaha melalui analisis terhadap
suatu yang khusus kepada yang lebih umun dan dedutif sebaliknya. Metode
deduksi ini merupakan metode yang paling familiar digunakan dalam logika
klasik Aristoteles, khususnya dalam bentuk silogisme yang menarik suatu
kesimpulan berdasarkan premis-premis sebelumnya.
3) Pendekatan Sosio-Kultural, Pendekatan ini dinilai sangat berhasil dalam
menciptakan sifat ramah siswa pada lingkungannya.
4) Pendekatan Fungsional, seperti dengan memberikan materi sejenis
“pemberdayaan mahasiswa PAI dalam trasformasi Pendidikan islam dalam
dunia nyata menuju Indonesia emas 2045”
5) Pendekatan Emosional, lewat pendekatan emosionalnya, masing-masing
Para pendidik selalu berusaha “menciptakan” semangat (ghirah) pada diri
peserta didiknya dalam melaksanakan ajaran agama yang berpedoman pada
Al-Qur’an dan Assunnah8

7
Makki Makki, “Epistemologi Pendidikan Islam: Memutus Dominasi Barat Terhadap
Pendidikan Islam,” Al-Musannif 1, no. 2 (2019): 110–124.
8
Suhelayanti Rahmi Ramadhani, Masrul, Dicky Nofriansyah Mustofa Abi Ahmid, I Ketut
Sudarsana, Sahri Janner Simarmata, Meilani Safitri, “Belajar Dan Pembelajaran Dan Konsep
Dan Pengembangan,” Yayasan Kita Menulis 1, no. 1 (2015): 166.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam makalah ini telah dibahas berbagai aspek penting


epistemologi, yaitu cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan.
berbagai teori teori ilmu pengetahuan serta pendekatan dan metode
memperoleh ilmu pengetahuan. Beberapa kesimpulan utama yang dapat
diambil dari artikel ini adalah sebagai berikut: hakikat pengetahuan:
Pengetahuan adalah konsep yang kompleks dan beragam, tidak ada definisi
tunggal yang dapat mencakup semua bentuk pengetahuan. Lalu kita
mengenal istilah konsep kebenaran yang didalamnya mencakup teori
koherensi, pragmatisme, korespondensi, performatif dan agama sebagai
teori. kemungkinan besar masih ada teori lain mungkin bahkan banyak
teori teori yang belum kita bicarakan namun itu sudah cukup untuk kita
sebagai wawasan baru. seterusnya kita bisa mengetahui berbagai
pendekatan pendekatan dan metode dalam meriah ilmu seperti pendekatan
emosional, fungsional dll. Lalu metode pembelajaran kita bisa mengetahui
metode seperti rasional, intuitif dan lain semacamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Husnul. “Teori Adalah Asas Yang Menjadi Dasar Suatu Ilmu Pengetahuan,
Kenali Bagian-Bagiannya.” Liputan6.Com.
Anwar, Saeful. FILSAFAT ILMU Al-Ghazali Dimensi Ontologi Dan Aksiologi.
Edited by Maman Abd. Djaliel. 1st ed. Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2007.
Atabik, Ahmad. “Teori Kebenaran Perspektif Filsafat Ilmu.” Fikrah, Vol. 2, No. 1,
Juni 2014 2, no. 1 (2014): 253–271.
Djollong, Andi Fitriani. “Epistemologi Filsafat Pendidikan Islam.” Istiqra` : Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam 3, no. 1 (2015): 8–17.
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/240.
Makki, Makki. “Epistemologi Pendidikan Islam: Memutus Dominasi Barat
Terhadap Pendidikan Islam.” Al-Musannif 1, no. 2 (2019): 110–124.
Nurdin, Abidin, Sri Astuti A. Samad, and Munawwarah A. Samad. “Dasar
Epistemologi Dalam Filsafat Pendidikan Islam.” Jurnal MUDARRISUNA:
Media Kajian Pendidikan Agama Islam 9, no. 2 (2019): 454.
Rahmi Ramadhani, Masrul, Dicky Nofriansyah Mustofa Abi Ahmid, I Ketut
Sudarsana, Sahri Janner Simarmata, Meilani Safitri, Suhelayanti. “Belajar Dan
Pembelajaran Dan Konsep Dan Pengembangan.” Yayasan Kita Menulis 1, no.
1 (2015): 166.
Zahrani, Hani, Anwar Dhobith, and Rubini. “Kajian Teoritis Epistemologi
Pendidikan Islam.” Al-Manar : Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam 11,
no. 2 (2022): 58–68.

Anda mungkin juga menyukai