Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR EPISTIMOLOGI ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Struktur Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Ubaidillah, MH.I.

Disusun Oleh:

1. Minchatul Hasna Asy’ari (1908202080)


2. Dea Dwiana (1908202068)
3. Siti Misylah Wardah (1908202117)

KELAS HES C

PROGRAM STUDIHUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM 2019/2020
Jalan Perjuangan, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45131

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Swt., yang atas berkah dan rahmat-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TEORI HUKUM DAN
SEJARAH HUKUM”.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan kepada penulis. Oleh karena itu, Kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
Selain itu, telah menjadi tekad Kami sejak awal untuk menyelasaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, Kami mengerjakan makalah ini dengan
sungguh-sungguh.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Cirebon,13 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3

BAB I.......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5

C. Tujuan ......................................................................................................................................... 5

BAB II ........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6

1. Pengertian Epistimologi .............................................................................................................. 6

2. Sumber Pengetahuan Islam .......................................................................................................... 6

2. Peran dan Fungsi pengetahuan dalam Islam Ditinjau Dari Segi Aksiologis ............................. 10

BAB III ..................................................................................................................................... 12

PENUTUP ................................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12

B. Saran ......................................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu keistimewaan Islam adalah sikapnya terhadap akal dan menghargai
dinamikanya dalam pencapaian ilmu pengetahuan. Manusia yang diciptakan oleh Allah
swt mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Manusia
diciptakan begitu sempurna, yaitu dilengkapi dengan daya berpikir, dan dengan daya itu
pula manusia dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Berpikir adalah aktivitas
berdialog dengan diri sendiri dan dengan manifestasinya, yaitu mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu,
menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu
jalan pikiran, mencari kualitas dan lain sebagainya.

Pikiran mempunyai potensi untuk berkembang,merenung, menganalisa dan


menyingkap misteri yang tersembunyi tanpa adanya ikatan yang membelenggu, sesuai
dengan apa yang diinginkan. Di samping ketinggian ajaran Islam yang datang dari sisi
Allah dan apa-apa yang datang dari sisi Allah selalu benar. Maka sesungguhnya,
penghargaan Islam terhadap akal, juga merupakan salah satu aspek yang menjadikan
Islam itu benar mempunyai ketinggian.
Oleh karena itu, pengetahuan adalah merupakan salah satu tujuan akal, meskipun bukan
tujuan paling mendasar. Akibat dari kerja akal, akhirnya manusia tidak pernah berhenti
untuk berpikir dalam menginterprestasikan suatu objek, sehingga berdirilah arus-arus
filsafat yang berbeda-beda juga.
Agar manusia tidak sesat menggunakan energi akalnya dalam memperoleh pengetahuan,
maka Allah swt menurunkan wahyu sebagai sumber yang paling valid untuk dijadikan
sebagai penjaga dan pengarah kebebasan akal. Sehingga meskipun manusia berpikir luar
biasa, namun dia akan tetap kembali kepada pengakuan kekuasaan Tuhan.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian epistimologi?
2. Apa saja sumber pengetahuan islam?
3. Bagaimanakah peran pengetahuan islam?
4. Seperti apakah fungsi pengetahuan islam

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian epistimologi.
2. Mengetahui sumber pengetahuan islam.
3. Mengetahui peran pengetahuan islam.
4. Mengetahui fungsi pengetahuan islam.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Epistimologi

Upaya untuk memperoleh pengetahuan disebut dengan epistemology. Kata epistemologi


berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu Episteme yang berarti Knowledgeatau
pengetahuan dan logy yang berarti theory. Dengan demikian epistemologi berarti teori
pengetahuan (theory of knowledge). Secara etimologi, epistemologi dimaksudkan
sebagai filsafat pengetahuan yang berusaha mencari, mempelajari, melacak dan
menentukan kodrat dan skope pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya
serta pertanggungjawabannya atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

Selanjutnya, Drs. R.B.S. Furdyartanto memberikan pengertian epistemologi sebagai


berikut Epistemologi berarti : ilmu filsafat tentang pengetahuan atau pendek kata, filsafat
pengetahuan.
Dari pengertian diatas Nampak bahwa epistemologi bersangkutan dengan masalah-
masalah yang meliputi:
1) Filsafat yaitu sebagai ilmu berusaha mencari hakekat dan kebenaran pengetahuan.
2) Metode yaitu sebagai metode bertujuan mengantarkan manusia untuk memperoleh
realitas kebenaran pengetahuan.
3) Sistem yaitu sebagai suatu sistem bertujuan memperoleh realitas kebenaran
pengetahuan.

Sementara itu , Azyumardi Azra menambahkan,bahwa epistemologi sebagai ilmu yang


membahas tentang keaslian,pengertian,struktur,metode dan validitas ilmu
pengetahuan.Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan merupakan kajian yang berguna,
karena ia membahas aspek kehidupan manusia yang amat fundamental yaitu ilmu
pengetahuan. Epistemologi mengkaji secara filosofis tentang asal, struktur, metode,
validitas dan tujuan ilmu pengetahuan. Ia menjelaskan apa yang disebut kebenaran serta
kriterianya dan menjelaskan cara yang dapat membantu diperolehnya kebenaran itu

2. Sumber Pengetahuan Islam


Sumber artinya tempat asal digalinya sesuatu. Jika disebut sumber air, maksudnya
adalah tempat asal air mengalir atau mata air. Maka ungkapan yang menyebutkan sumber
pengetahuan bermakna sebagai sumber asal dari satu pengetahuan tersebut.
Sumber harus dapat berdiri sendiri, baik dari sisi asal-usul dan kemurnian nilai-nilai yang
dikandungnya yang dapat diterjemahkan menjadi petunjuk-petunjuk praktis untuk
dipraktekkan.

Dalam epistemologi ilmu, disebutkan ada sumber pengetahuan manusia:

a) Empirisme merupakan aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat
diperoleh melalui pengalaman, observasi atau pengindraan.
b) Rasionalisme, menyebutkan bahwa sumber satu-satunya dari pengetahuan manusia
adalah rasionya ( pikiran manusia ).
c) Intuisionisme, merupakan metode yang tidak terikat pada penalaran tetapi kepada intuisi
manusia.
d) Wahyu Allah, adalah pengetahuan yang disampaikan Tuhan kepada para Nabi-Nya yang
terkandung di dalam kitab suci seperti : Taurat, Injil, Zabur dan Alquran.

A. Wahyu

Wahyu dalam bentuk pertama merupakanpengetahuan yang muncul secara tiba-tiba


sebagai suatu cahaya yang menerangi jiwanya. Wahyu bentuk kedua bisa
didefenisikan sebagai pengalaman dan penglihatan didalam keadaan tidur atau
didalam keadaan ru’ya. Sedangkan wahyu bentuk ialah yang diberikan melalui
utusan, atau malaikat yaitu Jibril dan wahyu serupa ini disampaikan dalam bentuk
kata-kata.1

Wahyu sebagai sumber asli seluruh pengetahuan memberi kekuatan yang sangat
besar terhadap bangunan pengetahuan bila mampu mentransformasikan berbagai
bentuk ajaran normatif menjadi teori-teori yang bisa diandalkan. Disamping itu,
wahyu memberikan bantuan intelektual yang tidak terjangkau oleh kekuatan
rasional dan empiris, sehingga pengetahuan yang berdasarkan wahyu memiliki
khazanah intelektual yang lebih lengkap dari pada sains. Wahyu bisa dijadikan
rujukan pencarian pengetahuan kapan saja dibutuhkan, baik bersifat inspiratif
maupun terkadang ada juga yang bersifat eksplisit. Dengan begitu, pengetahuan
yang bersumber dari wahyu memilki sambungan vertikal, yakni Allah sebagai
pemilik ilmu di seluruh alam ini.

B. Al Quran

Quraish Shihab menerangkan pada kutipan buku Abdul Adzim Al


Zarqani,secara lughawial Quran adalah akar dari kata qara’a yang berarti

1Harun Nasution.Op.Cit.,h.25
membaca, sesuatu yang dibaca. Membaca yang dimaksud adalah huruf-huruf dan
kata-kata antara satu dengan yang lainnya.Sedangkan secara istilah al Quran
didefinisikan dalam ragam pandangan yang dilatarbelakangi oleh bidang ilmu
masing-masing. Salah satunya al quran yaitu wahyu Allah yang diturunkan kepada
nabi Muhammas saw, yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penulisan
secara mutawatir.Wahyu Allah yang sudah ditulis dan ditrunkan kepada Nabi
Muhammad saw adalah al Quran. Wahyu Allah yang tidak tertulis bukan Al
Quran. Demikian pula wahyu Allah yang turun kepada nabi-nabi lain bukanlah Al
Quran. Demikian juga, wahyu Allah yang turun kepada makhluk lainnya tidak juga
disebut dengan Al Quran.

Al Quran dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dikarenakan segala interprestasi


dalam segala bidang pengetahuan ada didalam Al Quran, mulai dari ilmu yang ada
pada kehidupan maupun diluar kehidupan (akhirat). Segala macam hukum
mempunyai sumber utama yaitu Al Quran, segala bukti tentang terciptanya alam,
manusia, dan segala perintah Allah swt.Oleh sebab itu, tidak ada perselisihan
pendapat diantara kaum muslimin tentang Al quran itu sebagai argumentasi yang
kuat serta hukum-hukum yang wajib ditaati.

C. Sunnah

Seperti halnya Al Quran, sunna juga mengandung informasi tentang beberapa


hakikat yang berkaitan dengan masalah-masalah ghaib. Sunnah juga memuat
informasi tentang kejadian masa lalu, tentang awal penciptaan, tentang rasul dan
nabi. Sunnah juga mengandung peristiwa yang berkaitan dengan masa lalu dan
masa depan.

Sebagai sumber ilmu pengetahuan kedua, hadits atau sunnah telah menjadi
faktor pendukung utama kemajuan ilmu pendidikan. Banyak hadits yang berbicara
tentang ilmu terutama ilmu pengetahuan. Landasan hadits sebagai sumber ilmu
adalah firman Allah pada QS. An Najm ayat 3-4:

Artinya : “. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan


hawa nafsunya.(ayat 3)
“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya (ayat
4)).
D.Akal

Selanjutnya pandangan islam mengenai akal manusia mendapat kedudukan


yang lebih tinggi, hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Quran, pengetahuan
lewat akal disebut pengetahuan aqli akal dengan indera dalam indra yang
berkaitan dengan pengetahuan satu dengan yang lainnya. akal berbeda dengan
otak, akal dalam pandangan islam bukan otak, melainkan daya berpikir yang
terdapat dalam jiwa manusia.2

Meskipun islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, tetapi tidak


menyerahkan segala sesuatu kepada akal, bahkan islam membatasi ruang lingkup
akal sesuai dengan kemampuannya, karena akal terbatas jangkauannya, tidak
akan mungkin bisa menggapai hakikat segala sesuatu. Maka Islam
memerintahkan akal agar tunduk dan melaksanakan perintah syar’i walaupun
belum sampai kepada hikmah dan sebab dari perintah itu. Kemaksiatan yang
pertama kali dilakukan oleh makhluk adalah ketika Iblis menolak perintah Allah
untuk sujud kepada Adam karena lebih mengutamakan akalnya yang belum bisa
menjangkau hikmah perintah Allah tersebut dengan membandingkan
penciptaannya dengan penciptaan Adam, Iblis berkata: ”Aku lebih baik dari
padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan
dari tanah..” (QS.Shaad ; 76).

Karena inilah islam melarang akal menggeluti bidang-bidang yang diluar


jangkauannya seperti pembicaraan tentang Dzat Allah, hakekat ruh, dan yang
semacamnya, Rasulullah bersabda: ”Pikirkanlah nikmat-nikmat Allah, janganlah
memikirkan tentang Dzat Allah. Firman Allah didalam surah Al Isra’:

Allah berfirman, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.


Katakanlah,”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. al Isra’ : 85).3

E. Panca Indra

Setelah memahami akal, sebagai alat aktif yang ada pada diri manusia panca
indra merupakan alat (lain) untuk memperoleh pengetahuan dan segala
kenikmatan Allah di dunia serta segala pengetahuan yang dapat diperoleh
manusia lewat kelima indranya (panca indra). Pengetahuan tersebut ialah
pengetahuan indra (naqli) atau pengetahuan empiris. Pengetahuan indra
terwujud sentuhan indrawi manusia dengan alam, dari sentuhan itu manusia

2Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, h.106-110


3http://bit.ly/1pFOOSddiakses pada: 08 September 2014 11.37 wib.
memperoleh pengetahuan. Dalam pandangan Islam, tubuh memiliki
karakteristik yang fundamental bagi manusia. Tubuh adalah tempat
beroperasinya panca indera, sehingga dengan manusia dapat melihat, meraba,
mencium, mendengar dan merasa. Oleh sebab itulah, manusia dapat melihat dan
membaca ayat-ayat dan tanda-tanda yang tertabur di alam semesta.

2. Peran dan Fungsi pengetahuan dalam Islam Ditinjau Dari Segi Aksiologis
Aksiologi berasal dari perkataan Yunani “axios” yang artinya nilai dan “logos”
yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Aksiologi adalah
suatu cabang filsafat yang pemikirannya tentang nilai-nilai termasuk nilai-nilai
tinggi dari Allah swt, misalnya nilai moral, nilai agama atau nilai estetika (
keindahan ). Aksiologi mengandung pengertian yang lebih luas dari etika.

Pengetahuan berasal dari bahasa arab yaitu ‘ilm. Dan pengetahuan itu sendiri
terdiri dari dua jenis yaitu: pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan Pengetahuan biasa diperoleh dari keseluruhan bentuk upaya
kemanusiaan, seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pancaindera, untuk
mengetahui sesuatu tanpa memperhatikan objek dan cara kegunaannya.
Pengetahuan ilmiah juga merupakan keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan
untuk mengetahui sesuatu, tetapi dengan memperhatikan objek yang ditelaah,
cara yang digunakan, dan kegunaan pengethuan tersebut. Pengetahuan ilmiah
memperhatikan objek ontologis, landasan epistemologis, dan landasan
epistemologi, dan landasan aksiologis dari pengetahuan itu sendiri.

Dalam konteks Islam, sains tidak menghasilkan kebenaran yang absolut


(nyata). Istilah yang paling tepat untuk mendefenisikan pengetahuan adalah
al’ilm, karena memiliki dua komponen. Pertama, bahwa sumber asli seluruh
pengetahuan adalah wahyu atau Al Qur’an yang mengandung kebenaran
absolut. Kedua, bahwa metode mempelajari pengetahuan yang sistematis dan
koheren sumanya sam-sama valid, semuanya menghasilkan bagian dari sutu
kebenaran dan realitas.4

Menurut Nur Cholis Madjid, ilmu merupakan hasil pelaksanaan perintah


Tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam, sebagai manifestasi atau
penyingkapan tabir akan rahasia-Nya. Peran dan fungsi pengetahuan dalam
Islam ini dapat kita lihat dari 5 ayat pada surat Al-Alaq. Pada ayat tersebut
terdapat kata iqra’, selain dapat diartikan membaca juga berarti menelaah,

4 Ziauddin Sardar, Dimensi Ilmiah Al-‘Ilm, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. h. 25


mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisa,
dan penyimpulan secara induktif.5

Secara rinci dapat digambarkan empat fungsi ilmu pengetahuan :

1. Fungsi Deskriptif yaitu menggambarkan, melukiskan dan memaparkan atau


masalah sehingga mudah dipelajari.
2. Fungsi pengembangan yaitu melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan
menemukan hasil penemuan yang baru.
3. Fungsi fredeksi yaitu meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan
terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu usaha
untuk menghadapinya.
4. Fungsi kontrol yaitu berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwayang tidak
dikehendaki.

Sedangkan sebagian lagi cenderung menjadikan pengetahuan sebagai alat untuk


meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umat manusia secara
keseluruhan.Menurut Ali-Attas, ilmu pengetahuan dikatakan bermanfaat apabila
:

1. Mendekatkan pada kebenaran Allah, bukan menjauhkannya.


2. Dapat membantu umat dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
3. Dapat memberi pedoman bagi sesama.
4. Dapat memberikan solusi.6

Demikianlah pentingnya ilmu, sehingga Islam memandang memandang bahwa


orang menuntut ilmu sama nilainya dengan berjuang di jalan Allah. Islam
menempuh cara demikian, karena dengan ilmu pengetahuan seseorang dapat
meningkatkan kualitas dirinya, ibadahnya, serta kualitas imannya.

5 Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Study Islam, Bandung: PT.Rosda Karya,
2000. h.18
6 Syed Muhammad Naqib Al Attas, Islam dan filsafat sains, terj. Saiful Muzanmi, Penerbit Mizan,
Bandung, 1995, h. 53-55
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai
bentuk kemudahan bagi manusia dalam kehidupan, tidak ada satu pun makhluk
ciptaan Allah swt yang dapat mencapai kesempurnaan dan kematangan hidup
tanpa melalui sesuatu proses. Pendidikan adalah salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk membina dan mengembangkan pribadi muslim dari aspek
rohaniah dan jasmaniah.Sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, maka manfaat atau kegunaan dari pendidikan Islam
akan dapat dirasakan oleh pribadi manusia itu sendiri dalam rangka untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt dan kemaslahatan bagi sesama manusia
dalam hubungan kemasyarakatan
Alquran sebagai inspirasi dan wawasan serta pandangan hidup universal,
memberikan dorongan motivatif bagi manusia untuk selalu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan sistem pendidikan melalui rasio ( akal pikiran ). Dengan
ontologi, epistemologi dan aksiologi yang ada dalam pendidikan Islam,
diharapkan pendidikan Islam dapat mengantisipasi kebutuhan dan tantangan
untuk umat Islam di masa mendatang karena tanpa pendidikan manusia dapat
menjadi makhluk yang senatiasa didorong oleh nafsu jahat, ingkar dan kafir
kepada Tuhannya.

B. Saran
Kami hanyalah manusia biasa yang tidak pernah sirna dari kekhilafan l, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Karena dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka selayaknya kami mengharapkan kritik
ataupun saran yang membangun kepada para pembaca agar kami bisa
memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya supaya bisa menjadi lebih
baik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai