Oleh:
DESI RATNASARI
861082023022
AHMAD RIADI
861082023016
Dosen Pengajar:
Dr. WARDANA, S.Ag, M. Pd.I.
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2024
KATA PENGANTAR
Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya. Amin.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Hakikat Ilmu 4
B. Hakikat Pendidikan Islam 7
C. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam 12
BAB III PENUTUP 16
A. Simpulan 16
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1
2
1. Tujuan penulisan
2. Kegunaan Penulisan
A. Hakikat Ilmu
Apa yang dimaksud dengan ilmu? Ilmu merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk pengetahuan sains. Sebenarnya penggunaan istilah ilmu ini
masih sangat membingungkan. Kata “ilmu” berasal dari Bahasa Arab, “alima
ya‟lamu” yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya
pengetahuan. Sedangkan kata ilmu itu sendiri seringkali disandingkan dengan kata
pengetahuan, menjadi kata majemuk “ilmu pengetahuan” sebagai istilah yang
merujuk kepada kata sains, padahal sesungguhnya ilmu adalah bagian dari
pengetahuan.1
Untuk mengetahui hakikat ilmu, perlu diketahui terlebih dahulu tentang
macam-macam pengetahuan. Ahmad Tafsir membagi pengetahuan manusia
menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan sains (ilmu atau ilmu pengetahuan),
pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.2 Sains atau ilmu atau ilmu
pengetahuan dikatakan sebagai kesimpulan sesuatu yang didapatkan seseorang
melalui panca indera, baik dengan melihat, mendengar, mengucap, menyentuh,
mencium, merasa, dan sebagainya.3 Dengan kata lain ilmu merupakan
pengetahuan inderawi dengan dasar penalaran yang bersifat logis. Sederhananya,
ilmu itu haruslah logis dan empiris. Jika hanya menggunakan penalaran logis yang
tidak empiris, maka disebut dengan filsafat. Jika hanya empiris tetapi tidak logis,
maka disebut takhayul. Jika hanya mengandalkan rasa atau keyakinan semata,
maka hal itulah yang disebut dengan pengetahuan mistik.
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 5.
2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 7.
3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. (Jakarta: Ciputat
Pers,2002), h. 4.
4
5
4
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta:
PustakaSinar Harapan, 2009), h. 35.
5
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta:
PustakaSinar Harapan, 2009), h. 14.
6
gejala-gejala alam secara serentak dan ilmu itu juga dapat digunakan oleh semua
orang tanpa batas apapun. Maka, di akhir pembahasan mengenai hakikat ilmu ini
dapatlah kitamengutip pernyataan berikut ini, “Ilmu itu ibarat bis kota, memang
tidak senyaman Mercy Tiger, tapi rutenya jelas dan jadwalnya dapat dipercaya.
Jelas bukan tunggangannya Nabi yang diberkahi wahyu atau seniman besar yang
penuhilham, namun kendaraan orang-orang biasa seperti kita”.6
B. Hakikat Pendidikan Islam
6
Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta:
PustakaSinar Harapan, 2009), h. 56.
7
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), (Jakarta:
BalaiPustaka, 2002).
8
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 1.
8
atau orang- orang yang sedang dididik. 10 Menurut Muhibbin Syah, pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
alammelalui kegiatan pengajaran.11
Pendidikan secara terminologi dapat diartikan sebagai pembinaan,
pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang diajukan kepada semua
anak didik secara formal maupun non formal dengan tujuan membentuk anak
didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu
sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara formal, pendidikan
adalah pengajaran.12
Di dalam konteks keislaman, terdapat beberapa istilah yang sering
digunakan sebagai arti pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib.
1. Tarbiyah
10
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), h. 32.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda
Karya, 2008), h. 1.
12
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h. 53.
9
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 2.
14
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT.
RemajaRosdakarya: Bandung, 2014), h. 4.
10
yang paling tepat untuk menunjukkan arti pendidikan perspektif Islam. 15 Hal
ini karena konsep ta‟dib meliputi aspek material dan spiritual seseorang. 16
Ta‟dib,merupakan bentuk mashdar dari kata addaba-yuaddibu-ta‟diban,
yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah, ta‟dib
diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar. Ta‟dib merupakan
pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-
Nya. Fakta bahwa pendidikan Nabi Muhammad saw dijadikan Allah sebagai
pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur’an yang menunjukkan
kedudukan Rasulullah SAW yang mulia, suri tauladan yang baik serta hadits
yang menyatakan bahwa Rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia.
Pengertian pendidikan dalam arti kata tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib
dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik
perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur
kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni
dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Selanjutnya jika kata pendidikan dikaitkan dengan kata Islam, maka akan
memberikan warna tersendiri dalam pemaknaannya. Ramayulis mengemukakan
bahwa Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang yang mengarah kepada
pembentukan akhlak atau kepribadian.17 Pendidikan Islam menurut Muzayin
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 2.
16
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT.
RemajaRosdakarya: Bandung, 2014), h. 6.
17
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 4.
11
18
Muzayin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasar-
kan Pendekatan Indisipliner, (Bumi Aksara, Jakarta, 1994), h. 10.
19
Zakiah Daradjat, et.all, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit. h. 117.
20
Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam, ( PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung,2002), h. 29.
12
dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena Islam memberi pedoman seluruh
aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.
Islam sebagai agama bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang dapat
membimbing manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk
itu, Islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga hubungan
dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Berdasarkan hal tersebut,
pendidikan Islam berfungsi untuk menghasilkan manusia yang dapat menempuh
kehidupan yang indah di dunia dan di akhirat. Berbeda dengan pendidikan Barat
yang bertitik tolak dari filsafat fragmatisme, yaitu yang mengukur kebenaran
menurut kepentingan waktu, tempat, dan situasi. Fungsi pendidikan tidaklah
sampai untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah
di dunia dan di akhirat, akan tetapi terbatas pada kehidupan dunia semata.21
C. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam
21
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 10
22
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2007), h. 12.
13
teori, dan data yang mendukung penjelasan tersebut. Maka ilmu pendidikan Islam
berisi teori pendidikan Islam, penjelasan teori tersebut, dan data yang mendukung
penjelasan itu.
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam. Apa yang
dimaksud dengan Islam? Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dengan berpedoman kepada sumber hukumnya yaitu Al-Qur’an dan Hadits
serta akal. Jika demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan
yang berdasarkan pada Al-Qur’an, Hadits, dan akal. Penggunaan dasar hokum ini
pun harus berurutan, Al-Qur’an, lalu Hadits, dan barulah akal. Bila tidak ada atau
kurang jelas di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam hadits, jika masih
belum ada atau belum jelas, maka boleh menggunakan akal (pemikiran), tetapi
tentu saja tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Oleh
karenanya, teori dalam ilmu pendidikan Islam haruslah dilengkapi dengan ayat-
ayat Al-Qur’an, Hadits, serta argument akal yang menjamin teori tersebut.23
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji
coba dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pandangan tersebut
dapat dipahami bahwa secara epistemologis, pengembangan pendidikan Islam
akan berkaitan secara langsung dengan sumber ilmu pengetahuan dan metodologi
pengembangannya. Sumber ilmu pengetahuan dalam Islam adalah seluruh firman
Allah yang bersifat qauliyah, yakni mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
shahih, juga firman Allah yang bersifat kauniyah, yaitu semua ciptaan-Nya yang
diyakini sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.24
Ilmu pendidikan Islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan
23
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2007), h. 13.
24
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (CV. Pustaka
Setia:Bandung, 2010), 29.
14
yang berdasarkan nilai-nilai filosofis ajaran Islam dengan sebagai dasarnya adalah
sumber hukum Islam yakni Al-Quran dan Sunnah. Dengan kata lain, ilmu
pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam atau ilmu
pendidikan yang berkarakter Islam.
Moh. Roqib menjelaskan, Ilmu pendidikan Islam merupakan sekumpulan
teori kependidikan yang berdasarkan konsep dasar agama Islam yang berasal dari
hasil telaah secara mendalam terhadap Al-Quran, hadits, serta teori-teori dari
bidang keilmuan lain yang selanjutnya diramu secara integratif oleh para pemikir
dan tokoh intelektual Islam sehingga menjadi suatu kontruksi teori-teori
pendidikan baru yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa ilmu pendidikan Islam merupakan suatu kajian keilmuan yang
di dalamnya berisi sekumpulan teori dan data yang telah terintegrasi yang telah
mengalami didialogkan dan dijelaskan dengan perspektif Islam. Teori-teori dan
konsep dalam ilmu pendidikan Islam tidak hanya harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara akademik-ilmiah, namun juga harus bisa dipraktekkan atau
diaplikasikan secara operasional dalam pendidikan. Oleh karena itu ilmu
pendidikan Islam tidak hanya berkutat pada tataran teoritis, namun juga pada
tataran praktis.25
Sebagai konsep pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman,
maka tujuan pendidikan islam tidak lepas dari tuntunan yang berasal dari Al-
Quran dan sunnah. Tujuan itulah sasaran yang ingin kita capai. Menurut Imam Al-
Ghazali, tujuan pendidikan Islam adalah membentuk insan paripurna baik di dunia
maupun di akhirat. Pendidikan ditujukan untuk menjadikan manusia semakin
dekat dengan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali, tujuan dari belajar atau mencari
ilmu adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah. Selanjutnya, buah dari ilmu yang
25
M. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (LKIS: Yogyakarta. 2009).
15
26
Ahmad Mujib, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam,
(Dari:http://www.wikipendidikan.com/2016/03/pengertian-dan-tujuan-ilmu-pendidikanislam.html,
Diakses pada tanggal 23 Maret 2024).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ilmu atau sains atau ilmu pengetahuan adalah bagian dari pengetahuan
manusia. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia.
Pengetahuan manusia terbagi tiga, yaitu sains, filsafat, dan mistik. Sains
atau ilmu harus bersifat logis (masuk akal) dan empiris (dapat dibuktikan
oleh panca indera). Jika hanya logis dengan tanpa empiris maka hal
tersebut adalah filsafat. Jika ada sesuatu yang hanya empiris namun tidak
logis, maka itu adalah pengetahuan yang takhayul. Dengan demikian
sesuatu dapat dikatakan layak untuk disebut suatu ilmu, adalah hal yang
logis dan empiris.
2. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat
disandarkan pada kata tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib. Tarbiyah mengandung
arti mengasuh, merawat, dan sebagainya, sehingga beberapa ahli
menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi material
seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata ta‟lim
mengandung arti pembelajaran. Kata ta‟lim lebih menunjuk kepada
penekanan pada transfer ilmu pengetahuan dengan menekankan pada
pengajaran yang hanya menyentuh aspek kognitif peserta didik.
Sedangkan kata ta‟dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata
ini mencakup sisi material danspiritual seseorang, sehingga beberapa ahli
menganggap bahwa kata ta‟dib lah yang peling tepat untuk mengartikan
pendidikan dalam Islam.
3. Ilmu pendidikan Islam berisi teori-teori pendidikan berdasarkan Islam.
16
17
Ahmad Mujib, 2006, Pengertian, Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Pendidikan
Islam, (Dari: http://www.wikipendidikan.com/2016/03/ pengertian-dan-
tujuan-ilmu-pendidikan-islam.html, Diakses padatanggal 23 Maret 2024).
Ahmad Tafsir, 2007, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Armai Arief, 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers.
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, 2010, Ilmu Pendidikan Islam,
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hasan Basri, 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hasan Langgulung, 1986, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologidan
Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Heri Gunawan, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jujun Suriasumantri, 2009, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah PengantarPopuler,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
M. Roqib, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, LKIS: Yogyakarta.
Muhaimin, 2002, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya,
Muhibbin Syah, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muzayin Arifin, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan
Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat Bahasa Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga),
Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: KALAM MULIA. Republik
Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Zakiah Daradjat, 2014, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.