Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ILMU DALAM PERSEPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KONSEP

DASAR PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Zainul Arifin, M. S.I

Disusun Oleh:
Anis Nur Amanah (11022003)
Muhammad Idris Djazuli (11022016)
Riana Andam Dewi (11022023)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Konsep
Ilmu Dalam Filsafat Pendidikan Islam Dan Konsep dasar Pendidikan”. Adapun tujuan dari
penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Filsafat Pendidikan Islam”.
Sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW karena hadirnya telah
menjadikan kita umatnya yang mendapatkan rahmat Allah SWT berupa iman dan islam sejak
hadir dalam keluarga yang beriman dan islam.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”. Penyusun sudah berusaha semaksimal
mungkin dalam penyusunan makalah ini, dan penyusun juga menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua di dalam
dunia Pendidikan serta semoga mampu menjadikan pendidik yang patut di tauladani oleh anak
didik.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pati, 20 Maret 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan Masalah ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5

A. Konsep Ilmu dalam Falsafah Pendidikan Islam............................................... 5


B. Konsep Dasar Pendidikan Islam ....................................................................... 6
C. Karakteristik Ilmuan Muslim ........................................................................... 8
D. Sumber Ilmu Pengetahuan ................................................................................ 10
E. Validitas Ilmu .................................................................................................... 11
F. Klasifikasi Pembidangan Ilmu Pengetahuan .................................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep ilmu dalam perspektif falsafah Pendidikan Islam dan konsep dasar Pendidikan
Islam terkait dengan cara mengaplikasikan ilmu dan konsep-konsep filosofi dalam
pendidikan. Konsep dasar Pendidikan Islam mencakup obyek pendidikan, materi pendidikan,
metode pengajaran, nilai atau manfaat pendidikan, dan kewajiban belajar. Konsep ilmu dalam
falsafah Pendidikan Islam membahas bagaimana ilmu harus digunakan dan dimengerti dalam
konteks pendidikan Islam. Konsep ilmu dalam falsafah Pendidikan Islam dijelaskan dalam al-
Quran, Hadis, filosofi, yuridis formal, psikologi, dan sosial. Tujuan pendidikan Islam adalah
pembentukan akhlak yang mulia, dan pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
Pendidikan Islam juga memiliki payung hukum yang kuat yang dilindungi oleh negara.

Konsep ilmu dalam falsafah Pendidikan Islam juga membahas bagaimana ilmu harus
digunakan untuk mengembangkan diri dan membantu individu beradaptasi dalam kehidupan.
Konsep ilmu dalam falsafah Pendidikan Islam juga tidak hanya mengenai ilmu pengetahuan
tetapi juga ilmu hukum, ilmu sosial, ilmu psikologi, dan lain-lain.

Konsep ilmu dalam falsafah Pendidikan Islam juga menyangkut bagaimana ilmu harus
diaplikasikan dalam pendidikan, seperti dalam sistem dan metode pengajaran, peradaban
Islam, dan manajemen pendidikan. Konsep ilmu dalam falsafah Pendidikan Islam juga
membahas bagaimana ilmu harus digunakan untuk membentuk seorang individu yang siap
bertanggung jawab dan memiliki karakter yang baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ilmu dalam perspektif falsafah pendidikan Islam?


2. Bagaimana konsep dasar pendidikan Islam berbeda dengan konsep dasar pendidikan
secara umum?
3. Bagaimana konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam dapat digunakan untuk
mengembangkan pendidikan yang efektif dan efisien?

3
C. Tujuan Masalah

1. Memahami konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam.


2. Mengetahui bagaimana konsep dasar pendidikan Islam berbeda dengan konsep dasar
pendidikan secara umum.
3. Mengenal cara menggunakan konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam untuk
mengembangkan pendidikan yang efektif dan efisien.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Ilmu dalam Falsafah Pendidikan Islam

Istilah “ilmu” sering dipahami sebagai sesuatu yang sama dengan sciencedalam bahasa
Inggris, wissenschaft (Jerman) dan etenschap (Belanda), yang bermakna “tahu”. Term “ilmu”
berasal dari kata ‘alima’ (Arab) yang berakna mengetahui. Dengan demikian secara bahasa
ilmu kata ilmu berakna pengetahuan. Namun demikian secara istilahi terdapat perbedaan yang
cukup jelas antara pengertian atau definisi yang dikemukakan oleh para ilmuwan pada
umumnya a, dengan pengertian yang dikemukakan oleh saintis muslim khususnya. ilmu
adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, code, dan persyaratan tertentu, yaitu:
“sistematik, rasional, empiris, umum, dan kumulatif (bersusun timbun)”. Dengan istilah lain,
ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui langkah-
langkan metodologi ilmiah, baik tentang perilaku sosial, budaya, maupun gejala-gajala alam
yang dapat diamati dan diukur. Konsep ilmu dalam definisinya memiliki kandungan makna
sebagai berikut1 :

1. Pencapaian ilmu melibatkan Allah dan manusia Uraian di atas mengandung makna
bahwa perolehan ilmu selalu melibatkan dua pihak yakni yang memberi dan yang
menerima.. Allah adalah pemberi ilmu dan manusia sebagai yang merimanya. Jadi,
sumber ilmu yang sebenarnya adalah Allah, dan manusia adalah penerima anugerah
ilmu dan kefahaman.

2. Proses epistemologis melibatkan segi aktif dan pasif Secara epistemologis pencapaian
ilmu terdiri atas dua segi yaitu, segi pasif dan segi aktif. Segi pasif nampak dalam
kalimat “the arrival in the soul of the meaning of a thing or an object of knowledge”;
dan segi aktif mengarah kepada manusia sebagai penimba ilmudengan kehendak yang
kuat.

3. Informasi sebagai sarana utama pencapaian ilmu Informasi pada hakikatnya


merupakan apaapa yang hadir kepada kita baik melalui instrumen indrawi seperti

1
https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/fikri/article/download/3208/2341

5
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan perabaan, maupun akali.
Informasi mempunyai berbagai macam bentuk yakni: angka, data, warna, corak,
gambar, bunyi, suara, lambang, teks, dan sebagainya. Artinya seseorang tidak bisa
mendapatkan ilmu tanpa adanya informai yang hadir kepadanya. karenanya
transformasi ilmu selalu menggunakan wasilah informasi.

Falsafah pendidikan Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang teori dan praktik
pendidikan yang berbasis pada agama Islam. Konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam
berbeda dengan konsep ilmu dalam falsafah pendidikan secara umum. Konsep ilmu dalam
falsafah pendidikan Islam terdiri dari :

1. Agama Islam: Konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam berbasis pada agama
Islam, yang memiliki teori, praktik, dan nilai-nilai yang berbeda dengan agama
lainnya.
2. Ilmu Pengetahuan: Konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam menggunakan ilmu
pengetahuan yang telah diuji dan disahkan, yang memiliki kesan yang positif pada
pendidikan.
3. Pendidikan Islam: Konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam menggunakan
pendidikan Islam sebagai dasar, yang memiliki teori, praktik, dan nilai-nilai yang
berbasis pada agama Islam.

Untuk itu dapat dikatakan, bahwa konsep ilmu dalam Islam landasannya adalah iman
yang kokoh, dan dari keimanan tersebut akan melahirkan amal yang didasarkan kepada ilmu
dan iman. Dalam Islam tidak dikenal ilmu untuk ilmu, tetapi ilmu yang dibingkai hanya
dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT. Secara singkat dapat dikatakan, bahwa dalam
Islam iman, ilmu dan amal tidak dapat diceraikan dan dipisahkan.

B. Konsep Dasar Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam terdapat tiga konsep dasar pendidikan dalam Islam, yaitu
Ta’lim,Tarbiyah dan Ta’dib. Untuk lebih jelasnya ketiga konsep tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :

6
1. Ta’lim, Kata ta‟lim berasal dari kata dasar “allama” yang berarti mengajar,
mengetahui. 2 Pengajaran (ta‟lim) lebih mengarah pada aspek kognitif, ta‟lim
mencakup aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang
dalam hidupnya serta pedoman perilaku yang baik. Muhammad Rasyid Ridha
mengartikan ta‟lim dengan: “Proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu”. Definisi ta‟lim menurut Abdul
Fattah Jalal, yaitu sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah, sehingga penyucian diri manusia itu berada
dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima Al-hikmah serta
mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. 3
Mengacu pada definisi ini, ta‟lim berarti adalah usaha terus menerus manusia
sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi “tidak tahu” ke posisi “tahu” seperti
yang digambarkan dalam surat An Nahl ayat 78, yang Artinya : Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.(AnNahl:78). Dari pengertian diatas, ta‟lim mencakup aspek-aspek
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta
pedoman perilaku yang baik, sebagai upaya untuk mengembangkan, mendorong dan
mengajak manusia lebih maju dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi
yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan
karena seseorang dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi ia
dibekali dengan berbagai potensi untuk mengembangkan keterampilannya tersebut
agar dapat memahami ilmu serta memanfaatkannya dalam kehidupan.
2. Tarbiyah (pendidikan) merupakan transformasi pengetahuan dari satu generasi
kegenerasi, atau dari orang tua kepada anaknya. Transformasi pengetahuan ini
dilakukan dengan penuh keseriusan agar peserta didik memiliki sikap dan semangat
yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk
ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur. Dengan terbentuknya individu
seperti itu maka suatu pendidikan dapat terealisasikan tujuannya. Dalam pendidikan

2
Abdul Mujib.Ilmu Pendidikan Islam.(Kencana Prenada Media, Jakarta : 2006),hal.18
3
Ridwan Nasir.Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal.(Pustaka Belajar, Yogyakarta: 2005), hal.47.

7
(tarbiyah) ini mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik, ketiga ranah tersebut
harus dimiliki peserta didik, agar apa yang jadi visi misi lembaga institusi tertentu bisa
terwujud tujuan pendidikannya, untuk itu maka pendidik dalam mendidik harus
memiliki rasa keseriusan, keikhlasan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Agar peserta
didik menjadi sosok yang diharapkan dan bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
juga masyarakat.
Dalam pengertian tarbiyah ini menunjukkan bahwa pendidikan islam tidak
sekedar menitik beratkan pada kebutuhan jasmani, tetapi diperlukan juga
pengembangan kebutuhan psikis, sosial, etika dan agama untuk kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Pendidikan Islam yang dilakukan harus mencakup proses
transformasi kebudayaan, nilai dan ilmu pengetahuan dan aktualisasi terhadap seluruh
potensi yang dimiliki oleh peserta didik, agar mencetak peserta didik ke arah insan
kamil, yaitu insan sempurna yang tahu dan sadar akan diri dan lingkungan.
3. Ta’dib, Kata ta‟dib secara etimologis adalah bentuk masdar yang berasal dari kata
“addaba”, yang artinya membuat makanan, melatih dengan akhlak yang baik, sopan
santun, dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik. Dalam pengertian ta‟dib di atas
bahwasannya pendidikan dalam pespektif Islam adalah usaha agar orang mengenali
dan mengetahui sesuatu sistem pengajaran tertentu. Seperti halnya dengan cara
mengajar, dengan mengajar tersebut individu mampu untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya, misalnya seorang pendidik memberikan teladan
atau contoh yang baik agar ditiru, memberikan pujian, dan hadiah, mendidik dengan
cara membiasakan, dengan adanya konsep ta‟dib tersebut maka terbentuklah seorang
Individu yang muslim dan berakhlak. Pendidikan ini dalam sistem pendidikan dinilai
sangat penting fungsinya, karena bagaimanapun sederhananya komunitas suatu
masyarakat pasti membutuhkan atau memerlukan pendidikan ini terutama dalam
pendidikan akhlak.

C. Karakteristik Ilmuan Muslim

Standarisasi konsep manusia muslim adalah nilai Islam sedangkan sebagai ilmuwan dan
sebagai insan sosial adalah variabel yang harus dijadikan standar dalam membimbing diri.
Sebagai ilmuwan merupakan pemahaman diri yang efeknya memberikan ketenangan karena

8
memahami siapa diri sebagai pribadi. Ilmuwan sebagai insan sosial memberikan rasa
penerimaan, apakah aktivitas (baik dalam riset maupun pengembangan ilmu sebagai basic
research) dapat diterima dalam kehidupan sosial atau tidak. ilmuwan sebagai sosok ideal
adalah bagaimana dengan ilmu yang dimilikinya menjadi benar. Konsep semacam ini harus
dipahami oleh para ilmuwan. Dengan memahami konsep diri yang jelas akan mengetahui
secara fokus apa yang akan dikontribusikan. Dengan konsep diri yang jelas akan mengetahui
sejauh mana manusia mempunyai arah.

Ilmuwan muslim merupakan aset yang sangat berharga bagi umat dan ini adalah hal yang
harus dipikirkan secara serius bagi keberlangsungan peradaban umat. Hasil dari suatu
pekerjaan sangat ditentukan oleh siapa pelakunya. Identitas diri sebagai muslim bukan hanya
sekedar identitas simbol atau label semua umat yang mengaku Islam, tapi dia harus
terinternalisasi dalam ruang-ruang kepribadian yang tercermin dalam value and action-nya
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut al-Rasyidin ilmuan Muslim
itu memiliki 4 karakteristik sebagai berikut 4:

1. Ilmuan muslim dicirikan sebagai orang-orang yang berada dekat dengan Allah Swt.
Kedekatanya kepada Allah sebagai indikator kedekatannya penghampirannya kepada
sumber asasi ilmu pengetahuan , yakni Allah Swt.
2. Ilmuan muslim adalah pembelajar seumur hidup, karena menyadari ilmu Allah sangat
luas sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah Swt dalam Q.S al-Kahfi (18): 109
3. Ilmuan muslim merupakan pribadi-pribadi yang meneladani Allah Swt. Sebagai al-
‘Alim. Allah Swt pada hakekatnya adalah Muallim, Murabbi, dan Muaddib yang
menta’lim, mentarbiyah dan menta’dibkan ilmu-Nya kepada manusia, baik melalui
ayat-ayat Qauliyah mapun Kauniyah. Seperti itulah ilmuan muslim harus senantiasa
melaksanakan tugas menyebarkan setiap ilmu yang dimiliki kepada seluruh umat
manusia.
4. Ilmuan muslim itu adalah pewaris para Nabi, kosekwensinya adalah ia akan
mendisiplinkan dirinya dengan sifat-sfat siddiq, tabligh, amanah, dan fathanah. Ilmuan
muslim sadar betul dengan esensi firman Allah Swt dalam Q.S al-Anfal (8): 27.

4
https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/article/view/10747/4981

9
D. Sumber Ilmu Pengetahuan

Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan Sebagai pemaham awal mari kita telusuri uraian Al-
Rasyidin untuk mendudukan secara filosofis tentang makna realitas ditambah dari keterangan
Wan Daud. Sebagai berikut ini: Dalam falsafah Islam, secara ontologis dipahami bahwa
esensi realitas adalah yang maha Tunggal, yakni Allah Swt adalah sumber dari segala yang
ada (being), yang ada dan berada dengan sendirinya, tiada berawal dan tiada berakhir, yang
kepada-Nya semua realitas tunduk dan patuh. Manusia, Malaikat, Jin dan alam semesta
dengan segala isinya adalah realitas relatif yang ada (being) dan keberadaanya (existence)
karena kreasi Allah Swt. Karena merupakan kreasi, maka realitas relatif, ada dan
keberadaanya bersifat dinamis dan selalu berkesinambungan.

Dinamis karena realitas relatif memiliki perjalanan wujud, seperti dari kecil kemudian
menjadi besar dan kemudian musnah, dari tidak memiliki pengetahuan menjadi
berpengetahuan, atau dari kondisi yang tidak sempurna menuju sesuatu yang dianggap atau
dipandang sempurna. Sedangkan berkesinambungan karena realitas relatif keberadaannya
melalui suatu proses ada dan keberadaanya terus dalam proses menjadi (becoming), tak
kunjung usai. Konsep tentang realitas memiliki implikasi ontologis terhadap ilmu
pengetahuan yang akan ditransformasi melalui pendidikan Islami. Dalam kerangka ini pada
hakekatnya Allah Swt adalah Al’Alim, yakni yang Maha Mengetahui seluruh Perbendaharaan
Ilmu Pengetahuan, Bahkan, dalam konteks yang lebih luas, sebagai Al-’Alim, Allah Swt
adalah pencipta, pemilik, dan pemelihara Ilmu Pengetahuan. Pengetahuan-Nya meliputi
segala sesuatu, baik yang ghaib maupun yang nyata. Dialah yang menta’limkan sebagian
pengetahuan itu kepada Adam, mendatangkan kepada Daud dan Sulaiman, mengilhamkannya
kepada Ibrahim dan menta’dibkannya kepada Muhammad Saw. Sebagian pengetahuan
diwahyukan Alllah Swt kepada hamba-hamba yang dipilih-Nya melalui ayat-ayat Qauliyah
atau Quraniyah dan sebagian lagi melalui ayat-ayat Kauniyah yang dapat diperoleh manusia
dengan mendayagunakan indera, akal, dan hatinya karena itu, dalam Islam Al-Qur’an
merupakan sumber ilmu pengetahuan. Bila disimak dari apa yang diuraikan Al Rasyidin
menurut beliau sumbersumber imu pengetahuan adalah Al-Qur’an, Alam Semesta dan
Sejarah.

10
Omar Hasan Kasule Sr. mengatakan bahwa sumber-sumber Ilmu pengetahuan adalah
sebagai berikut: ” Wahyu,kesimpulan, akal, dan pengamatan empirik dari alam semesta, kaun,
adalah sumber-sumber umum dari pengetahuan yang diterima oleh orang-orang beriman.
Dalam pengertian kuantitas, yang pertama adalah pengetahuan empirik, ‘ilm tajriibi. Dalam
pengertian kualitas, yang pertama adalah ilmu yang diwahyukan ilmu dan wahyu,. Ada
hubungan erat dan ketergantungan antara wahyu, pengamatan empiris, dan kesimpulan. Akal
dibutuhkan untuk memahami wahyu dan mencapai kesimpulan dari pengamatan empiris.
Wahyu melindungi akal dari kesalahan dan menyediakan informasi tentang suatu hal yang
tidak kasat mata. Akal tidak bisa memahami secara penuh dunia yang empiris tanpa
bantuan.”.

Dari uraian diatas sumber-sumber ilmu pengetahuan itu adalah wahyu, akal dan alam.
Tiga elemen ini adalah menjadi penting bila disinergikan dalam implementasinya. Sehingga
salah satu tugas manusia dimuka bumi ini sebagai khalifah dapat terwujud dengan baik.
Sebagai pemimpin bumi, memanfaatkan bumi sekaligus memeliharanya. Sementara menurut
Mulyadhi Kertanegara sumber-sumber Ilmu pengetahuan untuk mengkaji berbagai obyek
ilmu – baik yang bersifat fisik mupun non fisik para filosof Muslim mengakui empat sumber
Ilmu yang saling melengkapi yaitu indra, akal, hati dan Kitab Suci ( dalam hal ini Al-Qur’an).
Keempat sumber ilmu ini telah membentuk satu kesatuan ilmu yang diakui manfaat dan
keabsahannya. Mereka tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain tanpa menimbulkan
disintegrasi pada sumber ilmu pengetahuan manusia.

E. Validitas Ilmu

pengetahuan Wan Daud dalam al-Rasyidin menjelaskan bahwa berdasarkan al-Qur’an


dan Hadis ada beberapa karakteristik Ilmu pengetahuan dalam islam yaitu :

(1) Ilmu pengetahuan mengakar dan berhubungan dengan Tuhan.


(2) Ilmu pengetahuan mendorong atau mengarahkan kepada kebenaran ( al-haqq ) dan
keyakinan (al-yaqin.
(3) lmu pengetahuan bersifat integral.
(4) Ilmu pengetahuan berhubungan dengan pengalaman.

11
(5) Ilmu pengetahuan bersifat tidak terbatas (unlimited nature), dalam arti tidak hanya
pengetahuan manusia, tapi juga mencakup pengetahuan wahyu.

Dalam Islam, kebenaran (validitas ) dan keyakinan adalah antitesis adari kesalahan dan
kebatilan, kebodohan dan keragu-raguan. Kesalahan dan kebatian adalah segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran dan keyakinan.

F. Klasifikasi Pembidangan Ilmu Pengetahuan

Menurut kajian Wan Daud dalam al-Rasyidin bahwa dalam Islam , Ilmu pengetahuan
adalah kesatuan yang integral tentang kebenaran. Pada hakekatnya, kebenaran itu bersifat
Tunggal, yakni Allah Swt. Karenanya dalam Islam tidak ada dikhotomi ilmu pengetahuan.
Apa yang disebut sebagai ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum pada dasarnya merupakan
satu kesatuan integral yang dapat mengantarkan manusia untuk sampai pada syahadah
primordialnya kepada Allah Swt. Semua ilmu pengetahuan adalah penting dan wajib
dipelajari jika ilmu pengetahuan itu memudahkan manusia berkemampuan menunaikan
fungsinya sebagai abd Allah dan melaksanakan tugas-tugasnya sebagai khalifah.

Ibnu Khaldun dalam muqaddimah membagi ilmu pengetahuan dalam dua kategori yaitu
ulum al-aqliyah yaitu ilmu yang bersifat alami (thabi’i) yang diperoleh manusia melalui
kemampuan berfikirnya. Inilah ilmu-ilmu hikmah falsafi yang menjadi milik semua
peradaban manusia. Ilmu-ilmu ini mencakup empat ilmu pokok, yaitu logika, fisika,
metafisikadan matematika. Selanjutnya alulum al-naqliyah bersifat wad’i berdasarkan otoritas
syari’at yang dalam batasbatas tertentu, akal tidak mendapat tempat. Ilmu-ilmu ini mencakup
:ilmu tafsir, hadis, tasawuf, qiraat, ushul fiqh dan qiqh, ilmu kalam dan berbagai ilmu alat
yang menyertainya seperti ilmu bahasa, nahwu, balaghah dan lain-lain.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep ilmu dalam perspektif falsafah Pendidikan Islam dan konsep dasar Pendidikan
Islam terkait dengan cara mengaplikasikan ilmu dan konsep-konsep filosofi dalam
pendidikan. Konsep dasar Pendidikan Islam mencakup obyek pendidikan, materi pendidikan,
metode pengajaran, nilai atau manfaat pendidikan, dan kewajiban belajar. Falsafah pendidikan
Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang teori dan praktik pendidikan yang berbasis pada
agama Islam. Konsep ilmu dalam falsafah pendidikan Islam berbeda dengan konsep ilmu
dalam falsafah pendidikan secara umum.

Pencapaian ilmu melibatkan Allah dan manusia Uraian di atas mengandung makna
bahwa perolehan ilmu selalu melibatkan dua pihak yakni yang memberi dan yang menerima
Allah adalah pemberi ilmu dan manusia sebagai yang merimanya. Jadi, sumber ilmu yang
sebenarnya adalah Allah, dan manusia adalah penerima anugerah ilmu dan kefahaman. .
Proses epistemologis melibatkan segi aktif dan pasif. Secara epistemologis pencapaian ilmu
terdiri atas dua segi yaitu, segi pasif dan segi aktif. Segi pasif nampak dalam kalimat “the
arrival in the soul of the meaning of a thing or an object of knowledge”; dan segi aktif
mengarah kepada manusia sebagai penimba ilmudengan kehendak yang kuat. Informasi
sebagai sarana utama pencapaian ilmu Informasi pada hakikatnya merupakan apaapa yang
hadir kepada kita baik melalui instrumen indrawi seperti penglihatan, pendengaran, perasaan,
penciuman dan perabaan, maupun akali. Informasi mempunyai berbagai macam bentuk yakni:
angka, data, warna, corak, gambar, bunyi, suara, lambang, teks, dan sebagainya. Artinya
seseorang tidak bisa mendapatkan ilmu tanpa adanya informai yang hadir kepadanya.
karenanya transformasi ilmu selalu menggunakan wasilah informasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/fikri/article/download/3208/2341
Abdul Mujib.Ilmu Pendidikan Islam.(Kencana Prenada Media, Jakarta : 2006),hal.18
Ridwan Nasir.Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal.(Pustaka Belajar, Yogyakarta: 2005),
hal.4
https://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/article/view/10747/4981

14

Anda mungkin juga menyukai