Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODE STUDI ISLAM

TENTANG

ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH

Dosen Pengampu : Saprin, M.Si

Disusun Oleh :

Razita Salsabila (220305050)


Muhammad Hasyim (220305072)
Syalwa Aulia Wahyuni (220305067)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan, segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita

nikmat, terutama nikmat Iman, Islam, dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi Studi Islam”. Semoga

selanjutnya kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Sholawat dan salam selalu tecurah limpahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW, Rahmat dan Tauladan bagi ummat Islam diseluruh alam. Yang telah

menunjukkan jalan yang benar kepada kita semua.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Saprin, M.Si. selaku

Dosen mata kuliah Pancasila yang tak pernah lelah membimbing kami. Selanjutnya,

kami menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik yang telah menyumbangkan tenaga,

maupun fikarnnya hingga terselesaikanlah makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan

makalah ini. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca,

terutama kami para penulis.

Mataram, 26 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3

A. Pengertian Dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, Dan Filsafat...........................................3

B. Pengertian Metode Ilmiah ...............................................................................................5

C. Klasifikasi Pengetahuan ..................................................................................................7

a. Ilmu Alam .................................................................................................................7

b. Ilmu Sosial ................................................................................................................8

c. Ilmu Terapan..............................................................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

A. Kesimpulan .....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan didalam agama islam sangatlah diutamakan. Para pemuda

sarjana muslim, berpandangan bahwa yang dikatakan ilmu itu tidak hanya terbatas

pada aspek pengetahuan dan ilmu teori saja. Melainkan, justru dibuka oleh ilmu Allah

yang dirumuskan dalam lauhul mahfudz yang dikatakan pada kita melalui media

Alquran dan hadits. Ilmu Allah yaitu meliputi ilmu dan pengetahuan manusia tentang

alam semesta dan manusia itu sendiri. Jadi, jika kita menelusuri jalan fikiran ini, maka

kita akan dapat memahami bahwa Al-quran merupakan sumber pengetahuan manusia

terutama umat muslim.1

Aristoteles memulai metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia dari

kodratnya ingin tahu”. Pernyataan ini tampak berbenturan dengan generasi

sebelumnya, Sokrates, yang menganggap “dia tahu bahwa dia tidak tahu”,

sehingga Delphi menginterpretasikan tidak ada manusia yang lebih bijaksana dari

pada Sokrates dengan pernyataan: “tidak ada manusia yang mempunyai

pengetahuan, tetapi sementara orang lain mengira bahwa mereka mempunyai

pengetahuan, Sokrates sendiri yang mengetahui bahwa dia tidak tahu”. 2

Pandangan Aristoteles tentang keingintahuan manusia dan pandangan Sokrates

yang menganggap bahwa ketidaktahuan merupakan kenyataan kodrati manusia,

sesungguhnya bukan merupakan pandangan yang secara essensial harus

dipertentangkan satu sama lain. Akan tetapi pada prinsipnya dapat ditemukan

1
Lutfi Mey, Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah dalam
http://lutfi-ciut.blogspot.com/2016/12/islam -sebagai-pengetahuan-ilmiah.html, diunggah pada pada
tanggal 07 Desember 2016
2
Protasius Hardono Hadi, Kenneth T. Gallaghe, Epistimologi : Filsafat Pengetahuan,
(Yogyakarta: Kanisius,1994), hlm 13.

1
relasi dari keduanya. Langkah pertama menuju pengetahuan yang dibayangkan

Aristoteles sejatinya merupakan kesadaran Socratik bahwa manusia tahu bahwa ia

tidak tahu, sehingga ada keinginan untuk tahu dan keinginan tersebut dapat

diwujudkan. Titik temu yang dapat ditarik dari keduanya adalah eksistensi

pengetahuan sebagai bagian penting yang pasti ada pada diri manusia.

Dalam islam pendidikan itu sangat penting dan harus mengetahui secara

keseluruhan, karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang jika ia menutut

ilmu. Pada hakekatnya, yang mempunyai pengetahuan  adalah subjek. Sementara

objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian itu sama sekali tidak

memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak akan berubah hanya karena

kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya. Oleh karena itu, islam sangat

berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan. Masyarakat indonesia khususnya yang

beragama Islam sudah banyak yang mengetahui dan mengerti bahwa betapa

pentingnya ilmu pengetahuan, tetapi apakah mereka sudah tahu apakah ilmu dan 

pengetahuan itu? Dalam makalah yang sederhana ini akan diulas apakah ilmu dan

pengetahuan itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat?

2. Apakah pengertian metode ilmiah?

3. Apakah klasifikasi pengetahuan itu?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat.

2. Untuk mengetahui apa aitu metode ilmiah.

3. Untuk mengetahui klasifikasi pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat

a. Ilmu

Ilmu adalah sebuah kata yang asalnya dari bahasa Arab, yaitu ‘Ilmun yang

mempunyai arti tahu atau mengetahui.

Secara bahasa ilmu adalah mengetahui sesuatu berdasarkan hakekatnya

sehingga melahirkan keyakinan dan pengetahuan. Ilm merupakan kumpulan

pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara empiris.3

Dari kutipan diatas tersebut, kita dapat memahami bahwasannya yang

dikatakan ilmu adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diserap dengan cara

yang sistematis, disusun dengan rapi dan diatur menurut metode dan sistematika

khusus agar dapat dipertanggung jawabkan.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu pengetahuan yang

menggunakan metode atau cara-cara sistematika sehingga bisa sangat

memungkinkan untuk memperoleh kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan

oleh semua pihak.

b. Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata dasar “tahu”, mendapatkan awalan dan akhiran

pe dan an. Imbuhan pe-an bearti menunjukkan adanya sebuah proses. Jadi,

3
Ali Mudzakkir, Pengantar Studi Islam Edisi Revisi, (Semarang: Wahid Hasyim University Press,
2014), hlm. 55

3
menurut susunan katanya, pengetahuan berarti proses mengetahui, dan

menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan.4

Menurut epistemologi Islam, pengetahuan adalah sebagai sebuah pohon,

sedang berbagai sains itu adalah cabang-cabangnya yang tumbuh dan

mengeluarkan dedaunan beserta buah-buahan sesuai dengan sifat pohon itu

sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sains atau pengetahuan adalah sebuah induk

dari berbagai macam pengetahuan yang ada saat ini. Contoh adalah ilmu

kesehatan yang mempunyai cabang ilmu keperawatan, ilmu farmasi, dan lain

sebagainya.

c. Filsafat

Kata ‘filsafat’ berpadanan dengan kata philosophy dalam bahasa Inggris,

berpadanan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab. Kata ‘filsafat’ secara

etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang terdiri atas dua kata, yakni

philein yang berarti ‘cinta’ dan kata ‘sophia’ yang berarti ‘bijaksana’. Jadi, kata

philosophia bermakna ‘cinta kebijaksanaan’. Orang yang senantiasa berfilsafat

disebut filsuf.Seorang pecinta kebijaksanaan atau seorang yang merupakan pencari

kebijaksanaan.5

Maka dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cara atau bentuk berpikirnya

seseorang, proses berpikir, dan hasil berpikir manusia tentang Tuhan, alam, dan

manusia.

4
Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat Ilmu
Pengetahuan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2005), hlm. 48-49

5
Aripin Banasuru, Filsafat dan Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung Jawab, (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm. 2

4
Suriasumantri (2003:20-25) mengemukakan tiga karakteristik berpikir filsafat.

Pertama, sifat menyeluruh. Karakteristik ini, dimaksudkan bahwa berpikir

dilakukan dengan menghubungkan anta berbagai unsur atau bagian sebagai

sebuah unsur yang aling berkaitan. Kedua, sifat mendasar. Berpikir yang

bercirikan mendasar adalah proses berpikir yang tidak serta merta menerima

sesuatu yang benar, melainkan harus berpikir suatu masalah sampai pada

masalahnya yang paling mendasar. Bertanya dan terus bertanya tentang sesuatu

yang dipikirkan. Ketiga, sifat spekulatif. Dalam berpikir banyak kemungkinan-

kemungkinan yang berpeluang benar adanya. Namun, kita akan menetapkan

sebuah pemikiran yang memiliki kemungkinan yang lebih besar. Berkeputusan

dengan menyadarkan pemikiran pada kemungkinan yang lebih besar inilah yang

disebut berpikir spekulatif.

Sebagai kesimpulan dari perbedaan antara arti pengetahuan, ilmu, dan  filsafat

adalah bahwasannya pengetahuan itu berada pada tahap yang pertama atau diawal.

Yaitu, hanya sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar

sampai kedalam, sedangkan ilmu telah sampai pada tahapan yang ke dua. Yaitu,

pengenalan secara rasional. Artinya adalah keberadaan manusia (manusia sebagai

objek penelitian) dengan segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal,

sehingga tidak timbul pertanyaan dan keragu-raguan. Kemudian, filsafat adalah

suatu pengenalan yang mecari tahu sampai ke akarnya. Perbedaan ilmu,

pengetahuan, dan filsafat adalah: filsafat objeknya universal atau berifat umum

mencakup seluruh objek, sementara ilmu bersifat khusus atau hanya satu bidang

saja.

B. Pengertian Metode Ilmiah

5
Metode adalah prosedur atau cara seseorang dalam melakukan sebuah

kegiatan untuk mempermudah memecahkan berbagai masalah secara teratur,

sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah suatu keilmuan untuk memperoleh

pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.6

Seorang ilmuan melakukan observasi serta membuat hipotesis dalam usahanya

untuk menjelaskan suatu fenomena alam. Metode ilmiah boleh disebut suatu

pengejaran terhadap kebenaran yang sudah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan

yang masuk akal. Karena idealnya dari sebuah ilmu adalah untuk memperoleh info

atau pendekatan yang sistematis dari fakta-fakta yang ada. Maka metode ilmiahlah

yang digunakan untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta tersebut dan dengan

menggunakan pendekatan secara sistematis.

Metode ilmiah boleh juga disebut suatu pengajaran kepada kebenaran yang

diatur oleh petimbangan logis. Metode ilmiah pun bisa berarti sebagai prosedur yang

mencakup berbagai macam tindakan pikiran, kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk

mendapatkan pengetahuan yang baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah

ada. Secara singkat, metode ilmiah adalah cara para ilmuwan untuk memecahan

sebuah permasalahan yang dihadapi melalui tahapan tertentu7

Dengan adanya metode ilmiah ini, pertanyaan-pertanyaan yang mendasar

dalam mencari kebenaran seperti 5W+1H bagaimanakah yang dimaksud, benarkah

demikian, bagaimana bisa begini/begitu, seberapa jauh itu, bagaimanakah hal tersebut

terjadi dan lain sebagainya, akan dengan lebih mudah dijawab.

6
Latif Mukhatar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 129

7
Abu Ahmadi, Ilmu alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 2

6
C. Klasifikasi Pengetahuan

a. Ilmu Alam

Pada awalnya, pengetahuan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu ilmu

dasar dan ilmu terapan. Kemudian, dikelompokkan lagi kedalam ilmu alam, ilmu

sosial, dan ilmu terapan.

Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk menuju ke ilmu pengetahuan

yang objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum atau teori-teori

yang pasti dan umum, berlaku sampai kapanpun dan dimanapun ilmu ini berada.

Ilmu alam yaitu sebuah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fsik dan nonfisik

manusia tentang bumi, alam, dan sekitarnya. Ilmu alam memberi landasan dasar

kepada ilmu terapan lainnya. Seperti, ilmu sosial, seni, dan lainnya. Ilmu alam

mempunyai cabang cabang lagi, yaitu ilmu astronomi, biologi, fisika, kimia,

geografi, dan lain lain.

Bisa disimpulkan bahwa ilmu alam alam adalah salah satu cabang ilmu dari

berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan benda

benda disekitarnya. Seperti pohon, air, sungai, dan lain sebagainya adalah

lingkungan biotik. Sedangkan batu, pasir, dan lain-lain adalah lingkungan abiotik.

Ayat yang berkaitan dengan ilmu alam dan sekiarnya adalah surah as-Shaad

yang berbunyi :

‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما بَا ِطاًل   ٰۗ ذلِكَ ظَ ُّن الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا ۚ فَ َو ْي ٌل لِّلَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا ِمنَ النَّا ِر‬
َ ْ‫  َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َمٓا َء َوا اْل َ ر‬

Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir
maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.” (QS.
Saad: 27)

7
b. Ilmu Sosial

Ilmu sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari hal-

hal yang berhubungan langsung dengan sifat manusia dan lingkungan sosial

disekitarnya. Ilmu ini, sebelumnya dianggap kurang ilmiah dibandingkan dengan

ilmu alam. Namun, sekarang penelitian yang dipakai dalam penelitian sosial

terhadap perilaku sosial, faktor dan lingkungan yang mempengaruhinya, dapat

membuat para peneliti ilmu alam berminat pada beberapa hal dalam metodologi

ilmu sosial. Beberapa cabang dalam ilmu sosial, yaitu : antropologi, sejarah,

hukum, sosiologi, politik, dan lain-lain.

Dalam ajaran Agama Islam, juga mempelajari hal yang berhubungan dengan

ilmu ilmu sosial yang langsung mengarah ke perilaku sosial manusia. Seperti

toleransi, gotong royong, sebuah konflik, dan lain sebagainya. Dalam al-Qur’an

salah satunya juga disebut dalam surah al Hujurat ayat 13 yang berbunyi :

ِ , ِ‫يَا َأيُّ َها النَّاس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِم ْن ذَ َك ٍر وُأْنثَى و َج َعْلنَا ُكم ُش ُعوبًا و َقبَاِئل لَِت َعارفُوا ِإ َّن َأ ْكر َم ُكم ِعْن َد اللَّ ِه َأْت َقا ُكم ِإ َّن اللَّهَ َعل‬
ٌ‫يم َخبري‬
ٌ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ

Artinya :“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS. Al-Hujurat: 13)
c. Ilmu Terapan

Ilmu terapan adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan dari satu atau beberapa

bidang-bidang seperti matematika, fsika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu

biologi untuk permasalahan praktis yang secara langsung berpengaruh ke

kehidupan sehari-hari. Cabang-cabang dari ilmu terapan antara lain arsitektur,

8
bisnis dan industri, hokum,informatika, komunikasi, otomotif, pendidikan,

pertanian, dan teknik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan perbedaan antara pengetahuan, ilmu dan  filsafat adalah

pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu sekedar mengetahui secara umum

dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah sampai pada tahapan yang ke dua

yaitu pengenalan secara rasio, artinya keberadaan manusia (manusia sebagai objek)

dengan segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak bertanya-

tanya dan ragu-ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat objeknya

universal atau berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmadi, D. (2011). Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


Aripin Banasuru, (2013). Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung Jawab.
Bandung: Alfabeta.

Mudzakkir Ali, (2014). Pengantar Studi Islam Edisi Revisi. Semarang:

Protasius Hardono Hadi, K. T. (1994). Epistimologi : filsafat pengetahuan.

Yogyakarta: Kanisius.
Suhartono, S. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan
Hakikat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

10

Anda mungkin juga menyukai