Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TAUHID SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU DALAM ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kuliah Islam dan Sains


Yang Diampu oleh Bapak Mahrus, M.Pd.I

MOH. USMAN ARIF: 23383051064


NOVIROH:23383052071
RENITA DWI HASANAH: 23383052077

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala Rahmat-nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak tyanga telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Atas bimbingan dosen pengampu pembinaan Bahasa
Indonesia yanga telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga
kelompok kami bisa menyelesaikan makalah inidengan baik sesuai kemampuan
kami.
Makalah ini dibuat akan dasar kenyamanan pembaca dalam
memahaminya, sehingga makalah ini kami buat dengan kata-kata yang mudah
dimengerti dan dipahami oleh pembaca.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ledepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar dapt lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 30 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Definisi Tauhid.............................................................................................3
B. Peran Tauhid Dalam Pengembangan Ilmu Islam.........................................5
C. Tujuan Mempelajari Tuahid.........................................................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................9
A. Simpulan.......................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam yang memiliki pondasi berupa tauhid (mengesakan Allah) dan ilmu
pengetahuan adalah dua hal yang seharusnya tidak boleh dipisahkan oleh umat
Nabi Muhammad SAW. Islam adalah agama yang akan membawa manusia
menuju akhir yang baik dari perjalan seorang manusia. Sedangkan ilmu
pengetahuan sebagai sarana untuk menjelajahi, menggali kekayaan yang
tersembunyi di bumi ini. Para pemikir islam, telah mengambil sikap untuk
memadukan antara islam dan ilmu pengetahuan modern dengan cara Menyusun
dan membangun ulang sains sastra, dan sains-sains pasti alam dengan
memberikan dasar dan tujuan-tujuan yang konsisten dengan islam. Setiap disiplin
harus dituangkan Kembali sehingga mewujudkan prinsip-prinsip islam dalam
metodologinya.
Gagasan untuk memadukan islam dengan ilmu pengetahuan telah tertuangkan
secara sistematis dalam sebuah proyek besar yang disebut sebagai “islamisasi
ilmu pengetahuan”. Islamisasi ilmu pengetahuan (Islamization of knoeledge)
merupakan sebuah ide atau gagasan yang muncul pada sekitar awal tahun 80-an.
Ide atau gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh Syed Naquib al-Attas dan
dipopulerkan oleh Ismail R. al-Faruqi.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi tauhid?

2. Apa peran tauhid dalam pengembangan ilmu islam?

3. Apa tujuan mempelajari tauhid?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui definisi tauhid.

2. Untuk mengetahui peran tauhid dalam pengembangan ilmu islam.

1
3. Untuk mengetahui tujuan mempelajari tauhid.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tauhid

Secara makna Bahasa, maka tauhid berarti: “menjadiakan sesuatu jadi satu

saja”. Berarti bertauhid berarti menjadikan sesuatu itu menjadi satu. Berdasarkan

arti dari kata tersebut, tauhid berate menjadikan hanya Allah saja sebagahi tuhan.

Tauhid juga diartikan menyifati segala sesuatu dengan satu saja. Dalam hal

ini, berarti menjadikan Allah saja untuk segala sifat ketuhanan yang ada.

Dalam ilmu Bahasa Arab, tauhid adalah bentuk Masdar dari fi’il wahhada-

yuwahhidu. Masdar merupakan kata yang menunjukkan arti suatu kejadian.

Maksudnya merujuk pada suatu kejadian saja. Dengan demikian tidak ada

kejadian selainnya.

Dapat juga diartikan bahwa “Masdar” berarti kata nama yang

menunjukkan perbuatan. Kata itu, tidak terkait dengan yang lain seperti siapa

yang melakukan, dan kapan ia melakukan. Yang jadi poinnya adalah apa yang

dilakukan.

Denagan demikian, tauhid berarti suatu perbuatan yang tidak

mementingkan siapa dan kapan itu dilakukan. oleh karena itu, ia bebas dari waktu.

Setisp orang bisa bertauhid tanpa memandang jenis kelamin dan warna kulit.

Setisp orsng bisa brtsuhid kapan saja, tak terikat waktu spre, pagi dan malam.

Inilah arti kata tauhid dalam Bahasa arab. Sebagaimana kita ketahui Al-

Qur’an ditulis dalam Bahasa arab. Sehingga memahami makna dari Bahasa arab

3
sangat penting dalam berusaha mempelajari agama islam. Karena dasar hukum

agama islam itu adalah Al-Qur’an dan sunnah.

Selanjutnya, makna tauhid meluas menjadi “ilmu yang mempelajari

tentang sifat keesaan Allah”. Sebagai ilmu agama maka hukum mempelajarinya

adalah wajib bagi setiap kaum muslimin baik laki-laki atau Perempuan.

Dalam hal ini, ilmu tauhid merupakan salah satu dari ilmu akidah. Oleh

sebab itu, ilmu tauhid tak bisa lepas dari ilmu akidah dan keduanya berada dalam

dienul islam. Bukan terpisah antara ilmu tauhid dengan ilmu lainnya didalam

agama islam.tapi cara mempelajarinya saja yang dipisah untuk mencapai satu

kesatuan yang utuh dalam hal bersyariah dengan benar1.

Makna dasar tauhid adalah pengtahuan bahwa sesuatu itu satu. Adapun

dalam kaca pandang agama, tauhid ialah ilmu yang mengaji tentang penetapan

Aqidah keagamaan dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan.

Syekh Ibrahim ibn Muhammad al-Baijuri dalam Tuhfatul Murid ‘ala

Jawarati Tauhid mendefinisikannya sebagai:

“ilmu tauhid adalah ilmu yang dengannya mampu menetapkan Aqidah-aqidah

keagamaan yang diperoleh dari dalil-dalil meyakinkan.”

Dinamakan ilmu tauhid karena bagian utama ilmu ini adalah mengenai

keesaan Allah yang menjadi dasar ajaran islam. Ilmu ini disebut juga sebagai ilmu

ushul (fundament agama) atau ilmu Aqidah. Terkait penggunaan dalil aqliyah

1
Buya Yunhandri Danhas Sultan Kyo dan Azwiman, Ilmu Tauhid (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2021), hal. 98.

4
(akal) dan dalil naqliyah (Al-Qur’an dan Hadits), ilmu ini jugs disebut ilmu

kalam2.

B. Peran Tauhid Dalam Pengembangan Ilmu Islam

Menurut S.I. Poeradisastra, bahwa pengembangan ilmu pengetahuan

dalam islam berdasar pada tauhid. Menurutnya, sarjana-sarjana muslim bertolak

dari tauhid (yang) menganggap hukum-hukum alam sebagai sunnatullah yang

objektif, tertib dan teratur. Mereka tidak merancukan kepercayaan dengan metode

pembahasan ilmiah atau oleh memutar balikkan fakta-fakta, sedangkan khurafat

memang dilarang oleh islam. Mereka tidak dibelenggu oleh kedunguan-

kedunguan gambaran alam semesta.

Sejalan sengan itu, Raghib as-Sirjani, selain menyebutkan aspek

universalitas, adil, moderat, dan sentuhan akhlak, juga menyebutkan tauhid

sebagai karakteristik dan dasar pengembangan ilmu dan peradaban islam.

Pemikiran bahwa tauhid perlu dijadikan sebagai pradikma Pendidikan

islam bukan tanpa dasar dan alasan logis. Sebab, tauhid sebagai pandanagn dunia

(weltanschauung) berisi nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan sebagai

dasar bangunan Pendidikan islam. Dari pespektif ini dapat diambil formulasai

bahwa fungsi tauhid adalah menstranformasikan setiap individu yang

meyakininya menjadi “manusia tauhid” yang memiliki sifat-sifat mulia yang

2
Ahmad Hawassy, Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja (Jakarta: PT Naraya Elaborium Optima,
2020), hal. 2.

5
membesaskan dirinya dari setisp belenggu yang akan memasung dirinya kedalam

situasi Nista, yang tidak manusiawi3.

Diantara berbagai atribut manusia tauhid yang diharapkan lahir dari Rahim

Pendidikan adalah: pertama, memiliki komitmen utuh pada tuhannya. Ia berusaha

secara maksimal menjalankan pesan dan perintah tuhan sesuai dengan kadar

kemampuannya. Kedua, menolak pedoman hidup yang bukan datanhg dari Allah

menjadi utuh dan kokoh. Ketiga, bersikap progresif dengan selalu melakukan

penilaian terhadap kualitas hidupnya, tradisi, dan faham hidupnya. Bila dalam

penilaiannya ternyata terdapat unsur-unsur syirik (dalam arti luas), makai a

bersedia merubah dan mengubahnya agar sesuai dengan pesan-pesan Ilahi.

Manusia tauhid adalah manusia progresif karena ia tidak pernah menolak setiap

perubahan yang bersifai positif. Keempat, tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya,

kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata. Inilah yang

dideklarasikan berkali-kali setiap sholatnya “Inna shalati, wa nusuki, wa

mahyaya wa mamati li Allahi Rabb al-Alamin”. Dampaknya ia tidak akan pernah

terjerat kedalam nilai-nilai palsu dan hal-hal yang yang tanpa nilai4.

C. Tujuan Mempelajari Ilmu Tauhid

Agama islam menuntut umatnya untuk selalu mempelajari ilmu

pengetahuan. Semenjak dari buaiyan hingga akhir hayat terutama ilmu tauhid.

Sebagai seorang muslim semestinya ilmu tauhid telah ditanamkan sejak usia belia.

Walaupun demikian, Sebagian besar kaum muslimin tidak memahami makna

3
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Islam Dan Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Prenadamedia Group.
2018), hal. 100.
4
Latifatul Hasanah “Tauhid:Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, hal. 101.

6
mempelajari tauhid yang sesungguhnya. Perlu diketahui beberapa diantara tujuan

mempelajari ilmu tauhid, sebagai berikut:

a. Terpelihara dari perbuatan syirik

Diantara tujuan paling utama mempelajari ilmu tauhid adalah terpelihara

dari perbuatan syirik. Orang muslim yang tidak mempelajari ilmu tauhid

akan mudah tergelincir kedalam perbuatan syirik. Apalagi ibadah dan atau

perbuatan dikaitkan dengan ajaran leluhur.amalan perbuatan yang

bercampur dalam syirik sebagai bukti tidak tidak mempelajari ilmu tauhid

dengan benar.

b. Menegakkan amar tuhan

Rasulullah SAW bersabda: aku diperintahkan untuk memrangi manusia

hingga mereka mengatakan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah,

manakala mereka mengatakannya maka telah menjaga darah dan harta

mereka dariku, dan hisab mereka tanggungjawab Allah (HR. Bukhari dan

Muslim).

c. Menjaga akidah dari kerancuan akidah dari kerancuan pemikiran ahli

bid’ah

Mempelajari ilmu tauhid dengan betul membawa orang yang

mempelajarinya berakidah yang benar. Memiliki akidah yang kokoh akan

menghantarkan seorang berperilaku moderat dan tidak berlebih-lebihan.

Memahami ilmu tauhid mampu menolak seluruh godaan dari dalam diri,

misalnya syaitan5.

5
Miswar Saputra, S.Pd.I. dkk, Teori Studi Keislaman (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammadiyah,
2022). Hal. 44.

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

8
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tauhid juga diartikan menyifati segala sesuatu dengan satu saja. Dalam hal

ini, berarti menjadikan Allah saja untuk segala sifat ketuhanan yang ada.

2. Fungsi tauhid adalah menstranformasikan setiap individu yang meyakininya

menjadi “manusia tauhid” yang memiliki sifat-sifat mulia yang membesaskan

dirinya dari setisp belenggu yang akan memasung dirinya kedalam situasi

Nista, yang tidak manusiawi.

3. tujuan mempelajari ilmu tauhid: a) Terpelihara dari perbuatan syirik. b)

Menegakkan amar tuhan. c) Menjaga akidah dari kerancuan akidah dari

kerancuan pemikiran ahli bid’ah.

B. Saran

1. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami juga

menyarankan kepada para pembaca terutama mahasiswa untuk memahami

tentang ketauhidan secara detail yang nantinya dapat diimplementasikan

pada kehidupan dengan baik dan benar.

2. Bagi pembaca dan Masyarakat lainnya, dimasa sekarang nilai ketauhidan

dapat dirasakan kekurangannya, yang mana tidak tertanamnya suatu nilai

ketauhidan dalam diri para pelaku, sehingga perlu kiranya ada

penaggulangan dalam hal ini. Yang mana aspek yang paling intinya adalah

keyakinan, hal ini karena apabila keyakinan seseorang hilang, maka akan

mudah terjerumus dalam pengaruh hawa nafsu. Namun sebaliknya apabila

9
keyakina seseorang itu kuat, terjaga, terpenuhi kebutuhannya, maka akan

senantiasa berpegang teguh pada keyakinan yang diyakininya, meskipun

banyak rintangan yang menghalangnya. Dari sinilah peranan tauhid

supaya bisa tertanam dalam hati setiap manusia untuk mencegah jatuhnya

nilai keimanan manusia.

DAFTAR RUJUKAN

Kyo, Buya Yunhandri Danhas Sultan dan Azwiman. 2021. Ilmu Tauhid. Yogyakarta: CV Budi
Utama.

Hawassy, Ahmad. 2020. Kajian Tauhid Dalam Bingkai Aswaja. Jakarta: PT Naraya Elaborium
Optima.

10
Prof. Dr. H. Nata, Abuddin M.A. 2018. Islam Dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia
Group.

Hasanah, Latifatul. “Tauhid:Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, hal. 101.

Saputra, Miswar, S.Pd.I. dkk, 2022. Teori Studi Keislaman. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammadiyah.

11

Anda mungkin juga menyukai